ANALISIS KESALAHAN PADA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMBAGIAN KELAS IV SD

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: analisis kesalahan, perbandingan

Nailul Asrof ( /8/A2) S1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMBAGIAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Hera Deswita 1)

Analisis Kesalahan Siswa Kelas V Dalam Menyelesaikan Soal Essay UKK 2017 Materi Pecahan Desimal di SDN Tenggulunan

ANALISIS KESALAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHANBILANGAN CACAH

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG CAMPURAN KELAS II DI SDN PUCANGANOM SIDOARJO

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Operasi Hitung Campuran (Perkalian dan Pembagian) di Kelas II SDN Ngaban

Analisis Kesalahan Siswa Kelas III SDN MOJOSARI dalam Menyelesaikan Soal Perbandingan Pecahan

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI DAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mengembangkan cara berfikir. Sehingga matematika sangat diperlukan baik

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Menurut Abidin (2016:

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung Campuran Kelas III SD Muhammadiyah Wringinanom

Analisis Kesalahan Siswa Kelas V SDN Ngerong dalam Mengerjakan Soal Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN LATIHAN SOAL MATEMATIKA MENCARI LUAS BANGUN DATAR SEGITIGA PADA SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

Analisis Kesalahan Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berpotensi. Melalui pendidikan akan terjadi proses

Analisis Kesalahan Siswa kelas IV dalam Menyelesaikan Soal cerita Materi Pecahan di SDN Kolursari 2 Bangil

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA BENTUK PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA SD KELAS IV DI SDN PUCANGNOM SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. belajar matematika. Kesalahan terjadi ketika apa yang diketahui secara struktural

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Kesalahan Siswa Sekolah Dasar Dalam Menghitung Berat Benda Menggunakan Tangga Konversi Satuan Berat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau

Analisis Kesalahan Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Bangil dalam Mengerjakn Soal Materi Pecahan

Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IV SD DALAM MENYELESAIKAN SOAL BILANGAN PECAHAN SENILAI DAN MENYEDERHANAKAN BILANGAN PECAHAN

BAB V PEMBAHASAN. peneliti memberikan masalah tentang matriks, siswa menemui kesulitan-kesulitan

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IV DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI PENCERMINAN BANGUN DATAR DI SDN KARANG TANJUNG

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak Sumber Daya Manusia

Analisis Kesalahan Siswa dalam Pemahaman Konsep Bangun Ruang Limas dan Bangun Ruang Prisma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

Kata Kunci: pemecahan masalah, masalah nonrutin, kesalahan siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan. Auliya

ANALISA KESULITAN SISWA KELAS DUA SDN WONOPLINTAHAN II DALAM PEMECAHAN MASALAH PEMBAGIAN BILANGAN DUA ANGKA

PENERAPAN CTL DENGAN METODE JARIMATIKA UNTUK PENYELESAIAN SOAL PERKALIAN DASAR DI SD NEGERI 1 NGERONG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan ilmu yang

PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MI AL HIDAYAH SUMBERSUKO PANDAAN

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang. persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut:

Abstrak. Kata Kunci: Analisis Kesalahan, Prosedur Newman

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR KELAS IV

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR KELAS X SMK TI PELITA NUSANTARA TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS V SDN POPOH DALAM MENYELESAIAKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH MATERI PERBANDINGAN

Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS II SD WATESNEGORO II DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IV SDN KRIAN 2 DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sulit (Mulyono, 1999:25). Meskipun demikian, semua orang

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkup persekolahan. Suherman mendefinisikan pembelajaran adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. seluruh cabang matematika seperti Aljabar, Aritmatika, Analisis dan

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IV A SDN URANGAGUNG SIDOARJO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMBULATAN DAN PENAKSIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS 1 MI HAYIM ASY ARI JAMBANGAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan. Menurut Sutawijaya bahwa matematika mengkaji

BAB II KAJIAN TEORI. bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup

MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

Pi: Mathematics Education Journal 34

DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 GORONTALO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. pada materi garis dan sudut kelas VII-I di SMPN 1 Ngantru dilakukan dengan

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IV UPT SD NEGERI SAMBIBULU DALAM MENYELESAIKAN SOAL SKALA

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa adalah keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Analisis Kesulitan Belajar Perkalian Jarimatika Siswa SDIT El-Haq Buduran Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

Kata kunci: manik-manik, kontekstual, konvensional.

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI PECAHAN CAMPURAN KELAS V SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

ANALISIS KESALAHAN PADA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMBAGIAN KELAS IV SD Ahmad Fathurrozi (148620600187/6/A3) ahmadfathurrozi99@gmail.com Abstrak Pembelajaran matematika tentang penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian merupakan keterampilan dasar bagi siswa SD. Pada kenyataanya banyak siswa SD melakukan kesalahan dalam pembagian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal pembagian dan mendeskripsikan faktor kesalahan siswa dalam mengerjakan soal pembagian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti mengeksplorasi dan menggambarkan jenis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal pembagian dan faktor yang mempengaruhi siswa dalam mengerjakan soal pembagian matematika. Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SDN Keboan Anom yang terdiri dari 3 siswa yang meiliki perbedaan kemampuan kognitif tinggi, sedang, dan rendah. Kata Kunci: Analisis, Kesalahan Siswa, Pembagian. PENDAHULUAN Pendidikan sekolah dasar merupakan pendidikan awal yang harus ditempuh siswa sebelum melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Cara berfikir siswa SD masih bersifat logis dan konkret. Hal ini sesuai dengan teori Pieget (dalam Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, 2009;1.15), siswa usia 7 11 tahun cara berfikirnya masih tingkat operasional konkret. Pada tingkat operasional konkret, siswa dapat berfikir secara logis dan mampu berfikir secara sistematis untuk menyelasaikan suatu masalah yang bersifat konkret. Teori Pieget sesuai dengan karakteristik matematika di SD, dimana matematika dapat dipelajari siswa dengan hal hal yang bersifat konkret. Ciri Matematika adalah berkenaan dengan ide-ide yang bersifat abstrak dan tersusun secara hierarkis dan menggunakan penalaran deduktif. Belajar matematika merupakan proses yang berkelanjutan dan berksinambungan untuk memperoleh suatu konsep, ide, atau pengetahuan yang baru berdasarkan pengalaman yang dialami sebelumnya. Oleh karena itu, siswa diharapkan benar 1

benar memahami dan menguasai konsep yang diberikan karena konsep tersebut berguna untuk mempelajari materi selanjutnya. Pada kelas IV SD diajara salah satu konsep matematika yaitu tentang konsep pembagian. Siswa dapat mengetahui tentang konsep pembagian melalui konsep perkalian. Konsep pembagian dan perkalian merupakan suatu modal awal bagi siswa untuk mempelajari konsep di jenjang berikutnya sampai ke perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan hakikat matematika sebagai ilmu terstruktur dimana siswa harus mempelajari konsep pembagian dan perkalian dengan baik dan benar, agar memperoleh hasil belajar yang baik. Ada beberapa metode atau cara dalam mengajarkan operasi dalam pembagian, cara ini dibagi menjadi tiga tahap, yakni tahap pengenalan operasi pembagian, tahap operasi pembagian tradisional, dan tahap operasi pembagian mental. 1. Tahap Pengenalan Operasi Pembagian Pada tahap ini, dikenalkan lebih dulu tentang cara atau konsep pembagian sebagai konsep pengurangan beruntun atau berturut turut pada kehidupan sehari-hari, contohnya dengan penggunaan wadah telur atau wadah yang lainnya yang memiliki sekat sekat (rongga) didalamnya, dan menggunakan biji kelengkeng untuk mengajarkan operasi pembagian, contohnya 8/2. Langkah awal yaitu ambil 8 buah biji kelengkeng, lalu meminta siswa untuk membilang biji kelengkeng tersebut. Kemudian ambil 2 (dua) dan di masukkan ke wadah telur tersebut, lalu ulangi terus hal tersebut di taruh pada wadah telur yang berbeda sampai ke delapan biji kelengkeng tersebut habis (8 2 2 2 2 = 0). Apabila hal tersebut sudah selesai lalu hitung wadah telur yang terisi 2 buah biji kelengkeng tersebut, yaitu sebanyak 4 buah wadah. Nah, kemudian pada akhirnya siswa dijelaskan bahwa jumlah wadah yang berisi kelengkeng tersebut adalah jawaban dari soal pembagian 8 dibagi 2, yang hasilnya sama dengan 4. 2. Tahap Pembagian Tradisional Tahap ini berisi tentang penulisan operasi pada pembagian. Pada dasarnya yang menjadi masalah penting pada pengajaran operasi pembagian ialah pengajaran pembagian dasar dengan angka bilangan penyebut 1 sampai dengan 9 dengan Tanpa Residu terlebih dahulu. Kemudian pembagian dasar dengan 2

penyebut 1 sampai dengan 9 dengan Residu. 3. Tahap Pembagian Mental Tahap Pembagian Mental adalah metode atau cara berhitung dengan hanya menggunakan otak manusia, tanpa menggunakan bantuan peralatan yang lain. Pada penelitian ini diperoleh sebuah kesimpulan bahwasannya perhitungan mental ini bisa meningkatkan rasa kepercayaan diri, rasa kecepatan merespon, ingatan dan daya konsentrasi pada respondennya. Salah satu pokok yang terpenting dalam pembagian mental ialah daya ingat atau memori dalam mengoperasikan perkalian mental yang sudah diluar kepala. dan juga pemvisualisasian atau dalam bahasa inggris yaitu vizualization dari proses manipulasi operasi pembagian. Pada kenyataannya yang dijumpai di lapangan, masih banyak siswa yang memiliki nilai matematika yang kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan dalam penyelasaian soal terdapat kesalahan kesalahan diantaranya kesalahan operasi hitung yaitu pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan pembagian. Konsep matematika yang digunakan siswa dalam menyelesaikan soal sudah benar namun siswa masih mengalami kesalahan terutama pada operasi pembagian sehingga hal tersebut menyebabkan jawaban yang dikerjakan siswa salah. Hal ini juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa jika dilakukan sebuah tes dengan cara pilihan ganda Adapun kesalahan yang terjadi pada penyelesaian soal matematika, yakni diantaranya: a. Kesalahan pemahaman soal, yang terjadi apabila peserta didik salah dalam menemukan hal - hal yang mereka ketahui, mereka tanyakan dan tidak bisa menuliskan apa yang mereka kehendaki. b. Kesalahan penggunaan rumus, yang akan terjadi apabila siswa tidak bisa mengidentifikasi suatu rumus atau suatu metode yang akan digunakan atau diperlukan dalam mengerjakan atau menyelesaikan soal. c. Kesalahan pada operasi penyelesaiannya, yang akan terjadi apabila siswa atau peserta didik salah dalam melakukan perhitungan. d. Kesalahan pada penyimpulan, yang akan terjadi apabila siswa atau peserta didik tidak melihat ulang apa yang ditanyakan dari soal dan tidak membikin sebuah kesimpulan dari 3

hasil yang dihitungnya, karena siswa atau peserta didik berandai bahwa hasil dari perhitungannya merupakan penyelesaian dari masalah yang dihadapi atau masalah yang ada. Amir (2015) megatakan bahwa faktor penyebab kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika dapat dilihat sebagai faktor-faktor kesulitan yang dialami mahasiswa. Menurut Karim Naki membagi tiga jenis kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika yakni: (a) Kesalahan konsep, yang dilakukan oleh siswa karena pemahaman konsep atau metode, salah rumus, salah pengoperasian atau salah dalam penggunaanya atau penerapannya, (b) Kesalahan operasi, yang di lakukan siswa karena salah dalam menerapkan operasi hitung atau aljabar dan sifatsifatnya, (c) Kesalahan ceroboh, yang dilakukan siswa atau peserta didik karena kealpaan atau salah dalam penulisan, tapi pada dasarnya siswa tersebut mengetahui cara penyelesaian soalnya. Sedangkan menurut Ashlock, membagi kesalahan perhitungan dalam menyelesaikan soal matematika pada 3 klasifikasi dasar, yaitu: (a) operasi yang tidak benar (salah), di mana siswa atau peserta didik melakukan atau menggunakan operasi yang kurang sesuai saat mencoba menyelesaikan masalah pada soal matematika, (b) salah dalam komputasi atau fakta, di mana siswa atau peserta didik melakukan operasi yang sudah sesuai namun membuat suatu kesalahan - kesalahan yang melibatkan beberapa fakta yang mendasar, dan (c) salah dalam algoritma, di mana siswa salah menerapkan konsep operasi. Yang menjadi faktor penyebab kesalahan dalam pembagian, apabila diliat dari kesukaran atau kesulitan dan kemampuan siswa dalam belajar dijabarkan sebagai berikut ini: (a) penguasaan bahas kurang akibatnya siswa terlihat kurang memahami soal tersebut. Maksudnya siswa kurang tahu apa yang akan dia kerjakan atau selesaikan sesudah dia mendapatkan informasi dari soal tersebut, tetapi juga biasanya siswa juga kurang tahu apa informasi yang bisa berguna dari soal tersebut karena terjadi salah dalam penafsiran soal tersebut, (b) Kurangnya siswa memahami terhadap pemahaman materi prasyarat baik sifat, rumus dan proses pengerjaan, (c) Kebiasaan siswa pada penyelesaian soal cerita misal siswa kurang bisa berfikir kembali jawaban model menjadi jawaban 4

sebuah permasalahan, (d) Minat siswa dalam pelajaran matematika kurang diminati, (e) Siswa kurang atau bahkan tidak belajar meskipun ada ujian atau ulangan harian, (f) Lupa tentang rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan atau mengerjakan soal, (g) Salah memasukkan angka atau data, (g) Terburu - buru dalam menyelesaikan atau mengerjakan soal, dan (h) Kurang jeli dan teliti dalam menyelesaikan atau mengerjakan soal. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal pembagian dan mendeskripsikan faktor yang mempengaruhinya. kemampuan yang berbeda yakni siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Metode yang digunakan berupa tes dan wawancara. Instrumen yang digunakan yakni terdiri dari instrumen utama yaitu peneliti itu sendiri dan instrumen pendukung yakni soal dan wawancara. Analisis data yakni: 1) Reduksi data yakni pemilihan data dan penyederhanaan data, 2) Penyajian data yakni data berupa jenis jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pembagian serta faktor penyebabnya berdasarkan hasil tes dan wawancara, 3) Verifikasi (pengecekan) data dan penarikan kesimpulan yakni membandingkan hasil tes dan wawancara untuk mengambil kesimpulan akhir. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini dijelaskan jenis dan penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pembagian. Jadi penelitian menggunakan penelitian yang berbentuk eksploratif. Sesudah ditemukan apa yang menjadi permasalahan siswa dalam mengerjakan atau menyelesaikan soal pembagian maka akan dideskripsikan dengan jelas. Subjek penelitian yaitu siswa kelas IV SDN Keboan Anom yang terdiri dari tiga siswa yang memiliki HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal pembagian tersebut dijumpai beberapa kesalahan kesalahan yang dilakukan siswa. Hasil tes siswa adalah sebagai berikut. 1. Siswa Berkemampuan rendah (RM) Siswa yang berkemampuan rendah yakni RM dari sepuluh soal yang diberikan RM bisa menjawab 5 soal yang benar yakni soal nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Dan soal nomor 6 salah. Berdasarkan 5

hasil analisis pada jawaban yang dikerjakan oleh RM terlihat bahwa pada soal nomor 7, 8, 9, dan 10, RM tidak mengerjakannya. 2. Siswa Berkemampuan Sedang (MR) Siswa yang berkemampuan sedang yakni MR dari sepuluh soal yang diberikan MR dapat menjawab 7 soal yang benar yakni nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8. Sedangkan 2 soal yang salah yakni nomor 7, dan 9 dan soal nomor 10, MR tidak mengerjakannya. 3. Siswa Berkemampuan Tinggi (BE) Siswa yang berkemampuan tinggi yakni BE, dari sepuluh soal yang diberikan BE dapat menjawab 10 soal dengan benar yakni soal nomor 1 sampai 10. 1. Analisis Hasil Tes Soal Nomor 1 Berdasarkan hasil tes soal nomor 1, ketiga siswa dapat mengerjakan soal dengan benar. Hal ini karena pada soal hanya menerapkan pembagian dua angka. Untuk mengerjakan soal tersebut siswa dapat menerapkan metode perkalian atau penjumlahan secara berulang. 2. Analisis Hasil Tes Soal Nomor 2 Berdasarkan hasil tes soal nomor 2, ketiga siswa juga dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Siswa dapat mengerjakan soal ini dengan mengingat perkalian atau penjumlahan secara berulang. 3. Analisis Hasil Tes Soal Nomor 3 Berdasarkan hasil tes soal nomor 3, ketiga siswa juga dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Siswa dapat mengerjakan soal ini dengan menerapkan cara bersusun panjang atau porogapit. 4. Analisis Hasil Tes Soal Nomor 4 Berdasarkan hasil tes soal nomor 4, ketiga siswa juga dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Meskipun soal tersebut adalah pembagian tiga angka. Siswa dapat menerapkan cara bersusun panjang atau porogapit 5. Analisis Hasil Tes Soal Nomor 5 Berdasarkan hasil tes soal nomor 5, ketiga siswa juga dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Siswa dapat mengerjakan soal ini dengan menerapkan cara bersusun panjang atau porogapit. 6. Analisis Hasil Tes Soal Nomor 6 Berdasarkan hasil tes soal nomor 6, dua siswa dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Namun siswa berkemampuan rendah (RM) salah dalam hasil akhir. Hasil yang diperoleh RM adalah 36 padahal hasil yang sebenarnya adalah 35. RM salah menulis angka hasil jawaban soal tersebut padahal caranya sudah benar. 6

7. Analisis Hasil Tes Soal Nomor 7 Berdasarkan hasil tes soal nomor 7, hanya (BE) yang dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar. MR mengerjakan soal tersebut namun jawaban akhirnya salah. Dan RM tidak mengerjakan soal tersebut. 8. Analisis Hasil Tes Soal Nomor 8 Berdasarkan hasil tes soal nomor 8, dua siswa dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Sedangkan RM tidak mengerjakan. 9. Analisis Hasil Tes Soal Nomor 9 Berdasarkan hasil tes soal nomor 9, hanya (BE) yang dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar. MR mengerjakan soal tersebut namun jawaban akhirnya salah. Dan RM tidak mengerjakan soal tersebut. 10. Analisis Hasil Tes Soal Nomor 10 Berdasarkan hasil tes soal nomor 10, hanya siswa yang berkemampuan tinggi (BE) yang dapat menyelesaikan soal tersebut dengan benar. RM dan MR tidak mengerjakan soal tersebut. Secara umum kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pembagian adalah kesalahan perhitungan dan kesalahan penerapan pembagian. Kesalahan siswa belum memahami atau lupa tentang perkalian 1 sampai 10. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan bahwa RM dan MR masih lupa perkalian 1 samapai 10. Namun hanya BE yang dapat menyelesaikan soal dengan benar semua. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada siswa berkemampuan rendah (RM) menjelaskan bahwa soal yang diberikan cukup sulit. RM menjelaskan bahwa belum menghafal perkalian 1 sampai 20. Dia Cuma menghafal perkalian 1 sampai 10 itu pun kadang lupa. Dan juga RM mengatakan bahwa ia juga tidak suka dengan pelajaran matematika. Hal ini menyebabkan RM sulit mengerjakan soal matematika. Berdasarkan penjelasannya RM kadang tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru di kelas. Sedangkan faktor yang menyebabkan RM tidak bisa mengerjakan soal matematika yakni karena RM kurang minat terhadap pelajaran matematka. Hala tersebut yang menyebabkan soal nomor 7 sampai 10 tidak dikerjakan dan dibiarkan kosong. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap MR, ia sedikit mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal tersebut. Sebenarnya MR sudah berusaha mengerjakan namun masih ada soal yang salah, dikarenakan MR masih 7

terkadang lupa dengan perkalian 10 sampai 20. Dalam hal pelajaran di kelas MR masih dapat mengerti penjelasan dari guru. Berdasarkan lembar jawaban BE terlihat bahwa BE mengerjakan dengan teliti dan menggunakan cara bersusun atau porogapit untuk mengerjakan soal tersebut. BE merupakan siswa pandai di kelasnya sehingga ia dapat menyelesaikan soal dengan benar semua. Dalam hal pelajaran BE mendengarkan dan memahami pelajaran matematika yang di jelaskan oleh guru. Dan juga ia mengatakan bahwa ia suka dengan pelajaran matematika. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis baik dari soal maupun wawancara maka dapat disimpulkan bahwa jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal pembagian adalah kesalahan penerapan konsep strategi dan kesalahan hitung. Sedangkan faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pembagian adalah faktor psikologis yaitu minat atau keinginan siswa terhadap pelajaran matematika. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti mempunyai saran agar orang tua dan guru saling bekerjasama dalam membantu siswa memahami konsep pembagian dengan baik dan benar. Karena konsep pembagian akan berguna dan akan digunakan dari SD sampai jenjang perguruan tinggi dan dalam kehidupan sehari hari. Dan juga sebaiknya guru dan orang tua dapat membimbing siswa menghafal perkalian dengan baik dan benar. DAFTAR PUSTAKA Amir, M. F. (2015). Analisis Kesalahan Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan Linier. Jurnal Edukasi, 1(2), 131-146. Arliani, Elly. Kesalahan Siswa dalam menyelesaikan soal pembagian. Hal 34. Basuki, Rachmat. (2000). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika. Bandung: UPI. Deswita, Hera.(2015). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pembagian di Kelas IV Sekolah Dasar.Jurnal Ilmiah Edu Research, Vol.4(2). Hudojo, Herman. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Hal.5. 8