I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minuman yang dikonsumsi sebagian besar terbuang keluar karena tidak dapat

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. darah disebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan fakta menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker terus meningkat. etnik, paling sering menyebabkan kematian pada wanita Hispanik dan

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa datang. Diabetes sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit atau. gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin. Insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme. dalam tubuh menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan efektif, sehingga menyebabkan kondisi hiperglikemia (World. Health Organization (WHO), 2009). Insulin adalah hormon yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan World Health Organization (WHO) bahwa diabetes mellitus

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan daerah pedesaan, DM menduduki ranking keenam yaitu 5,8%. 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-21, Diabetes Melitus menjadi salah satu ancaman utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan telepon seluler atau biasa disebut handphone hampir

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan dalam bidang kesehatan di beberapa negara (Chen et al., 2011).

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya terjadi peningkatan penyakit metabolik. Penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolisme berupa suatu

Daun Yakon Studi Efek Antidiabetes

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB I. PENDAHULUAN. ahli medis, bahkan orang awam diseluruh penjuru dunia. Sesuai dengan kata yang

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. baik secara mutlak maupun relatif (Schoenfelder, et al., 2006). Terapi insulin dan

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 300 juta. Jumlah tertinggi penderita diabetes mellitus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan makhluk hidup karbohidrat memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. fast food atau makanan cepat saji. Makanan ini telah populer di masyarakat karena

BAB I. Pendahuluan. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit. kronis yang paling sering dijumpai dan merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorlan, 2012). disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat gangguan sel pankreas (kelenjar getah perut) yang berakibat kelenjar tersebut tidak cukup mengeluarkan fermen pencernaan (insulin), maka glukosa pada makanan dan minuman yang dikonsumsi sebagian besar terbuang keluar karena tidak dapat diubah menjadi glikogen. Diabetes melitus ini menjadi ancaman serius bagi umat manusia di dunia. Global status report on NCD World Health Organization (WHO) tahun 2010 melaporkan bahwa 60% penyebab kematian semua umur di dunia adalah karena penyakit tidak menular (PTM). Diabetes melitus merupakan salah satu PTM yang menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian. Sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat diabetes dan 4 persen meninggal sebelum usia 70 tahun. Pada Tahun 2030 diperkirakan DM menempati urutan ke-7 penyebab kematian dunia. Sedangkan untuk di Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 akan memiliki penyandang diabetes melitus (diabetisi) sebanyak 21,3 juta jiwa (Anonim, 2013) Menurut data dari International Diabetes Federation, di tahun 2014 ada 382 juta penderita diabetes di seluruh dunia dengan angka kematian mencapai 5,1 juta orang artinya setiap enam detik, ada satu penderita diabetes yang meninggal. Diperkirakan pada tahun 2035, angka tersebut mencapai dua kali lipat, hingga 592 juta jiwa. Indonesia berada di nomor tujuh dengan jumlah penderita sebanyak 8,5 juta orang. Di posisi teratas, ada Cina (98,4 juta jiwa), India (65,1 juta jiwa), dan 1

2 Amerika (24,4 juta jiwa) (Anonim, 2014). Infeksi pada diabetes melitus khususnya pada mereka dengan kendali glikemik yang buruk, dan pada penderita usia lanjut sering mempunyai perlangsungan klinik yang berat, misalnya infeksi saluran nafas dan saluran kemih, sehingga membutuhkan perawatan rumah sakit dan penggunaan antibiotik yang spektrum luas (Johnston, 1997). Meningkatnya kepekaan terhadap infeksi pada diabetes melitus disebabkan oleh berbagai faktor (multifaktorial), baik yang disebabkan oleh hiperglikemi maupun gangguan immunitas. Salah satu bukti bahwa hiperglikemi sebagai salah satu penyebab rentannya infeksi pada diabetes melitus ialah pada penderita dengan ketoasidosis dimana ditemukan hiperglikemi berat sering ditemukan komplikasi infeksi (Wilson, 1994). Pengobatan penyakit diabetes melitus selama ini banyak menggunakan obat-obat sintetik yang sudah diproduksi, namun biaya yang dibutuhkan relatif tinggi (Evy, 2008). Pengobatan tersebut menimbulkan kontraindikasi dan beberapa di antaranya mungkin menimbulkan efek toksik. Hingga saat ini penelitian mengenai agen anti diabetik baru menghadirkan sebuah perubahan ke pengobatan profesional (Oraby et al., 2008). Beberapa tahun ini banyak produk herbal dan tanaman yang memiliki aksi hipoglikemik (Oraby et al., 2008). Saat ini telah dikenal banyak jenis tanaman yang mengandung bahan aktif yang berkhasiat sebagai obat anti-diabetik, salah satunya adalah tuberose) (Nirmala, 2006).

3 Tanaman Sarang bukanlah sarang yang dibuat oleh semut-semut, melainkan tanaman dari famili Rubiaceae yang mempunyai umbi berduri tajam. Di dalam umbinya tersebut, terdapat lorong-lorong labirin yang dihuni oleh semut. Tanaman epifit (menumpang pada tanaman lain tanpa merugikan induk semangnya) ini banyak ditemui di kawasan Asia Tenggara. Di Papua tanaman Sarang tumbuh di pegunungan Jaya Wijaya pada ketinggian 1.100-2.500 m (Syamsir, 2006) Tanaman Sarang telah lama dipercaya oleh masyarakat papua sebagai obat penyakit dalam seperti penyakit kanker dan tumor, penyakit gangguan jantung, stroke berat dan ringan, rheumatik, asam urat, gangguan ginjal, usus buntu, hernia, hipertensi, ambeien, dan diabetes melitus (Anonim, 2005). Pengolahan secara tradisional cukup mudah, hanya dengan merebus daging umbi yang sudah dikeringkan sampai mendidih kemudian disaring dan diminum airnya (Anonim, 2006). Pada penelitian ini akan diuji pengaruh anti-hiperglikemik pada tanaman Sarang sediaan serbuk melalui kajian hematologik, imunologik dan histopatologik organ tikus Wistar yang diinduksi diabetes melitus dengan streptozotocin. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang timbul adalah 1. Apakah umbi tuberose) dalam sediaan serbuk memiliki potensi dalam menurunkan kadar gula dalam

4 darah pada tikus Wistar yang diinduksi diabetes melitus dengan streptozotocin? 2. Apakah umbi tuberose) dalam sediaan serbuk dapat memperbaiki berat badan dan gambaran darah pada 3. Apakah umbi tuberose) dalam sediaan serbuk dapat meningkatkan imunitas terhadap infeksi bakteri pada 4. Apakah umbi tuberose) dalam sediaan serbuk dapat memperbaiki kerusakan organ pada tikus Wistar yang diinduksi diabetes melitus dengan streptozotocin? 5. Berapakah dosis umbi tuberose) dalam sediaan serbuk yang efektif dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah dan memperbaiki kerusakan organ pada tikus Wistar yang diinduksi diabetes melitus dengan streptozotocin? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui potensi umbi tuberose) sediaan serbuk dalam menurunkan kadar gula dalam darah pada tikus Wistar yang diinduksi streptozotocin.

5 2. Mengetahui potensi umbi tuberose) sediaan serbuk dalam memperbaiki berat badan dan gambaran darah pada 3. Mengetahui potensi umbi tuberose) sediaan serbuk dalam meningkatkan imunitas terhadap infeksi bakteri pada 4. Mengetahui potensi umbi tuberose) sediaan serbuk dalam memperbaiki kerusakan organ pada tikus Wistar yang diinduksi diabetes melitus dengan streptozotocin? 5. Mengetahui dosis serbuk umbi tuberose) yang efektif dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah dan memperbaiki kerusakan organ pada tikus Wistar yang diinduksi streptozotocin. Manfaat Penelitian 1. Efek kesembuhan dari pengaruh terhadap tikus percobaan normal maupun yang telah dibuat menderita diabetes melitus akan dapat diketahui sehingga akan menunjang data potensi dan pengaruh pada tikus percobaan. 2. Tahapan proses penyembuhan pada serbuk umbi yang dimonitor melalui pengamatan/analisis parameter gambaran hematologik rutin, kadar gula darah dan gambaran histopatologik pankreas, hati dan ginjal akan menjadi referensi bagi peneliti, baik dari

6 bidang ilmu medis veteriner, biologi, maupun bidang ilmu lain untuk memanfaatkan umbi sebagai obat herbal diabetes melitus. 3. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang daya kerja dan khasiat atau potensi tanaman herbal Sarang. Keaslian Penelitian Penelitian induksi diabetes melitus pada hewan coba tikus Wistar yang diterapi dengan menggunakan obat herbal sudah banyak dilakukan, namun terapi dengan obat herbal serbuk umbi guna melihat potensi anti diabetes melitus melalui kajian hematologik, imunitas dan histopatologi organ hati, ginjal dan pankreas belum pernah dilaporkan. Berikut perbedaan dan persamaan dengan penelitian lain disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Persamaan dan perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu No Peneliti/Tahun/Judul Persamaan Perbedaan 1 Mutiana Puspita Jeli (2011) Pengaruh pemberian infusa (Hydnophytum formicarum) terhadap gambaran histologi pankreas pada tikus (Rattus norvegicus) diabetes terinduksi aloksan 2 Burhanudin Taebe (2012) Uji efek hipoglikemik kombinasi ekstrak etanol propolis dan ekstrak etanol pendans Merr & Perry) pada mencit (Mus musculus) Gambaran histologi pankreas pengukuran pulau Langerhans dan sel β Pengukuran kadar glukosa darah, perlakuan dengan per oral Umbi tanaman Sarang, histologi pankreas tidak dengan immunihistokimia namun dengan teknik Gomori, induksi diabetes dengan aloksan Mencit, induksi dengan hewan dipuasakan, kombinasi dengan ekstrak propolis

7 No Peneliti/Tahun/Judul Persamaan Perbedaan 3 Adam et al., (2012) Extraction, identification and quantitative HPLC analysis of flavonoids from Sarang 4 Triana et al., (2013) Ant Plant tuberosa) hypocotyl extract modulates tcd4+ and tcd8+ cell profile of doxorubicin-induced immune-suppressed Sprague dawley rats In vivo 5 Adam et al., (2014) Analysis of major antioxidants from extracts of Myrmecodia pendans by UV/visible spectrophotometer, liquid chromatography/tandem mass spectrometry, and highperformance liquid chromatography 6 Rebecca et al. (2014) Investigation on supercritical co2 extraction of phenolic- phytochemicals from an epiphytic plant tuber 7 Djuna/2014/Mekanisme antioksidan tanaman sarang semut menurunkan gangguan spermatogenesis tikus putih (Rattus novergicus) yang terpapar Plumbum tuberose) tikus putih, Tidak menggunakan hewan coba, Tikus Sprague Dawley, Induksi Doxorubicin, melihat aktivitas imunomodulator dalam tanaman Sarang Tidak menggunakan hewan coba Pengujian aktivitas kelator terhadap radikal bebas 2,2- diphenyl-1- picrylhydrazyl (DPPH) Induksi plumbum, gangguan spermatozoa