BAB I PENDAHULUAN. milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survey Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. dengan berlakunya kesepakatan Internasional mengenai pasar bebas. Profesi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu bidang pengetahuan dalam akuntansi, pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang besar sekaligus memberikan tantangan yang semakin. mengancam eksistensi profesi akuntan indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perubahan pada sendi-sendinya. Salah satu bidang yang juga mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR (Survey pada Auditor di Surakarta dan Yogyakarta)

PENGARUH PENGALAMAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KEAHLIAN AUDITOR DALAM BIDANG AUDITING (Study Survei di KAP wilayah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi

ANALISIS PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA (SURVEY DI PERGURUAN TINGGI WILAYAH SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. global. Profesi akuntan di Indonesia di era globalisasi ini semakin berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

PENGARUH KOMITMEN AUDITOR TERHADAP KEPUASAN KERJA: MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP UJIAN SERTIFIKASI AKUNTAN PUBLIK (USAP)

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan profesionalismenya. Profesionalisme suatu profesi mensyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (SAK). Opini tersebut menunjukkan kualitas atas laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

aktivitas-aktivitas investasi, perbankan dan capital raising, jasa perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajiban laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak. memberikan informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

BAB I PENDAHULUAN. diminat oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Tengker dan Morasa (2007)

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak ( absolute assurance) mengenai. hasil akhir proses audit yaitu laporan auditor.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA (Survey Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas yang dapat menjamin bahwa laporan (informasi) yang

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan bersaing untuk menjadi yang terbaik di antara. dan tidak menyesatkan pemakainya dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntansi dalam mengaudit laporan keuangan. (Daljono dan Fitriani,

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

ARUM KUSUMAWATI B

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di dunia maju sekarang ini. Namun, selain kemampuan dan keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sendiri telah memiliki peraturan-peraturan yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ekonomi suatu perusahaan memacu profesi akuntan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. auditor sebagai pihak yang dianggap independen dan memiliki profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya (profitmaking)

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

BAB? PENDAHULUAN. Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang. oleh suatu organisasi profesi dalam bentuk kode etik. Kode etik bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak (absolute assurance)

PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ADVERTENSI JASA AKUNTAN PUBLIK (SURVEY DI UNIVERSITAS SE- SURAKARTA)

KARAKTERISTIK RESPONDEN. Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3 Lainnya. Jabatan di KAP : Senior Auditor Manajer Supervisor Partner.

Perpsepsi terhadap etika bisnis antara akuntan pendidik, akuntan publik dan mahasiswa akuntansi (studi kasus di Surakarta dan Yogyakarta) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey pada Auditor pada KAP Wilayah Jawa Tengah)

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. satunya disebabkan karena mereka ingin menjadi seorang akuntan yang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan dunia teknologi dan informasi dan juga adanya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI (Survei di UNS, UMS, dan STIE SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada prakteknya di lapangan, keahlian khusus tidak menjamin. menunjang keberhasilan yaitu menerapkan suatu etika.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan. Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda, jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya hampir tidak dikenal. Perusahaanperusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku dinegaranya. Situasi seperti itu berlangsung hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah tahun limapuluhan, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi. Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsipprinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan tersebut hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat. Penerapan prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan menjual sahamnya di pasar modal untuk memiliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu perkembangan yang terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukanya audit atas 1

2 laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kridit ke bank. Pada tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan terbatas untuk menyusun yaitu laporan keuangan jika perseroan merupakan perusahaan publik, maka laporan keuangan wajib diaudit oleh akuntan publik pada tahun yang sama lahir pula undang-undang pasar modal yang semakin meningkatkan peran akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan sahamnya dijual di pasar modal (perusahaan publik). Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia telah berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan akuntan agar dapat mengakomodasi perkembangan yang sangat pesat dalam dunia usaha, dengan tetap mengacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan profesi akuntansi internasional. Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi dan standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Profesi Akuntan Indonesia pada masa yang akan datang menghadapi tantangan yang semakin berat, untuk itu kesiapan yang menyangkut profesi mutlak diperlukan (Ludigdo dan Machfoedz, 1999). Profesionalisme suatu profesi mensyaratkan tiga hal utama yang harus dimiliki oleh setiap anggota profesi tersebut Machfoed (1997) dalam Sudaryana dan Kuspiputri (2004) yaitu keahlian (skill), pengetahuan (knowledge), dan karakter (character).

3 Karakter menunjukkan personality seorang profesional, yang diantaranya diwujudkan dalam sikap dan tindakan etisnya. Sikap dan tindakan etis akuntan akan sangat menentukan posisinya di masyarakat pemakai jasa profesionalnya. Bagi profesi akuntan di Indonesia, hal tersebut bersama-sama dengan kemampuan profesionalnya yang lain, akan menentukan keberadaannya dalam peta persaingan diantara rekan profesi, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Proses pembentukan profesionalisme profesi berawal dari pendidikan profesi, dalam hal ini pendidikan akuntansi di perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan, bertujuan menyediakan sumber pengetahuan dan pengalaman belajar bagi mahasiswanya yang dicapai melalui bentuk kegiatan belajar mengajar yang disebut kuliah. Kuliah merupakan bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa dengan pengetahuan/ketrampilan. Pendidikan tinggi akuntansi seharusnya tidak hanya menekankan pada kebutuhan keahlian dan pengetahuan yang bersifat teoritis, tetapi juga harus mampu mensosialisasikan kepada mahasiswanya hal-hal yang berhubungan dengan dunia praktik dan lingkungan kerja profesi akuntansi. Auditor yang ditugaskan untuk mengaudit tindakan ekonomi atau kejadian untuk entitas individual atau entitas pada umumnya diklasifikasikan kedalam tiga kelompok yaitu: (1) auditor independent atau akuntan publik, adalah praktisi individual atau anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing professional kepada klien; (2) auditor internal merupakan karyawan suatu perusahaan tempat mereka melakukan audit, yang

4 tujuannya untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif; (3) auditor pemerintah, adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam pemerintahan. Peneliti bermaksud melakukan replikasi atas penelitian yang dilakukan oleh (1). DeZoort, Lord dan Cargile (1997) yang melakukan studi cross sectional untuk menghubungkan persepsi antara akuntan pendidik dan mahasiswa terhadap lingkungan kerja akuntan publik dengan membandingkan persepsi mahasiswa akuntansi yunior, mahasiswa akuntansi senior dan persepsi akuntan pendidik; (2). Eko Arif Sudaryono dan Rulan Kuspiputri (2004) yang membandingkan persepsi antara mahasiswa akuntansi yunior dan mahasiswa akuntansi senior mengenai lingkungan kerja akuntan publik, penelitian tersebut mengadopsi penelitian yang telah dilakukan oleh DeZoort, Lord dan Cargile (1997); (3). Indah Widiastuti (2002) yang meneliti pengaruh perbedaan level hierarkis auditor dalam Kantor Akuntan Publik terhadap persepsi tentang kode etik akuntan Indonesia. Dengan melakukan replikasi atas penelitian diatas, peneliti mengambil judul ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI LEVEL HIERARKIS AUDITOR TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survey pada KAP di Solo dan Semarang). Karena sebagian besar KAP di Jawa, khususnya jawa tengah (kota Solo dan Semarang) sebagai daerah penelitian hanya berskala kecil dan belum memilah jabatan auditor kedalam banyak jenjang (berdasarkan hasil pengamatan

5 peneliti terdahulu), maka guna mempermudah dalam perolehan data dari responden, peneliti membagi level hierarkhis menjadi tiga yaitu: (1) Partner atau Manajer, (2) Auditor Senior atau Supervisor, dan (3) Auditor Yunior atau Staf. Perbedaan level hierarkis karena tanggung jawab dan wewenang yang terangkum dalam job diskription masing-masing level berbeda, maka perlu adanya persepsi yang positif terhadap lingkungan kerja akuntan publik diantara masing-masing level hierarkis. Untuk mencermati hal tersebut perlu kiranya mengetahui tentang persepsi masing-masing level hierarkis auditor terhadap lingkungan kerja akuntan publik. B. Perumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dimuka, permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh level hierarkis auditor dalam KAP terhadap persepsi tentang lingkungan kerja akuntan publik di Indonesia? C. Pembatasan Masalah. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana persepsi responden yang dalam hal ini adalah auditor yang telah dikelompokkan dalam tiga level hierarkis yaitu: partner atau manajer, auditor senior atau supervisor, dan auditor yunior atau staf dalam KAP terhadap lingkungan kerja akuntan publik di Indonesia.

6 D. Tujuan Penelitian. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: Mengetahui perbedaan persepsi di antara level hierarkis auditor dalam KAP terhadap lingkungan kerja akuntan publik di Indonesia. E. Manfaat Penelitian. Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti dan mahasiswa akuntansi pada umumnya, untuk memahami lebih dalam mengenai lingkungan kerja akuntan publik sebagai bekal jika telah berprofesi sebagai akuntan. 2. Bagi akademisi dan pihak-pihak lain, sebagai masukan dalam mendiskusikan dan meneliti masalah lingkungan kerja akuntan publik. F. Sistematika Penulisan Pembahasan ini disajikan dalam lima bab yaitu sebagai berikut ini. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan dalam skripsi ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menguraikan berbagai landasan teori dan penelitian sebelumnya yang relevan, rerangka pemikiran, dan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini.

7 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini membahas tentang desain penelitian, populasi, sampel, teknik sampel, pengukuran variabel, sumber data, metode pengumpulan data, dan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan menguraikan tentang data yang digunakan, pengolahan data tersebut, hasil dari analisis data, dan pembahasan. BAB V PENUTUP Pada bab ini memuat hasil akhir penelitian yang merupakan kesimpulan, keterbatasan penelitian, saran dan implikasi dari analisis yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya.