BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara maka persaingan pasar tidak dapat dihindari dan akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Profesi auditor tidak terlepas dari perkembangan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. secara wajar sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Prinsip. Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang dihadapi dunia pengauditan global beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang disajikan oleh manajeman dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan auditor yang demikian penting dan strategis dalam berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, profesi akuntan publik menjadi sorotan dan perhatian di masyarakat. Profesi ini memang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan bersaing untuk menjadi yang terbaik di antara. dan tidak menyesatkan pemakainya dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN. relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit dianggap penting bagi para pengguna laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas

BAB I PENDAHULUAN. (KAP) untuk mengaudit laporan keuangannya. untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. FASB (Financial Accounting Standard Board) mengungkapkan ada

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas yang dapat menjamin bahwa laporan (informasi) yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

Bab I. Pendahuluan. baik, jujur, bertanggung jawab, dan memiliki integritas yang tinggi. manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kualitas audit adalah tingkat/derajat (baik buruknya) nilai mutu atas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. meyakini kualitas pekerjaannya. Dalam penyelenggaraanya good governance

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dihasilkan oleh organisasi jasa profesi akuntan. Pihak - pihak yang

Etika Bisnis & Profesi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP

BAB I PENDAHULUAN. Praktek penyelenggaraan pemerintah dewasa ini menjadi potret. buram kekecewaan masyarakat yang terjadi di semua tempat dan di

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Akuntan publik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). tanggungjawab profesionalnya. Standar-standar ini meliputi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. terlihat lebih baik dibandingkan pesaing-pesaingnnya, salah satunya dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, audit terhadap laporan keuangan sangatlah diperlukan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan selain digunakan untuk memberikan informasi tentang keadaan perusahan juga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Untuk mencegah pengambilan keputusan yang salah, laporan keuangan harus diaudit oleh sebuah lembaga independen untuk memastikan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Seorang auditor dalam melaksanakan auditnya, bukan hanya memiliki kepentingan terhadap pengguna jasanya, yaitu perusahaan, melainkan juga terhadap pihak yang berkepentingan atas laporan hasil audit (stakeholder) perusahaan. Stakeholder perusahaan dapat berupa investor, masyarakat, pemerintah, karyawan, dan lain-lain. Karena hal tersebut, auditor harus memastikan bahwa audit yang dihasilkan berkualitas agar tidak menyesatkan para pemangku kepentingan. Menurut Badjuri (2011), kualitas audit sampai saat ini belum dapat didiefinisikan secara pasti. Hal tersebut dikarenakan tidak ada pemahaman umum mengenai faktor penyusun kualitas audit dan sering menjadi konflik peran antara berbagai pengguna laporan audit. Kualitas audit yang baik pada prinsipnya dapat dicapai jika auditor menerapkan standar-standar dan prinsip-prinsip audit, bersikap bebas tanpa memihak, patuh kepada hukum serta mentaati kode etik profesi. 1

2 Menurut De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien. Sedangkan kemampuan teknis auditor mempengaruhi probabilitas untuk menemukan pelanggaran dan independensi auditor memenetukan probabilitas melaporkan pelanggaran. Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (2013) menyatakan bahwa kualitas audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas apabila memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Standar auditing yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia menyatakan bahwa: 1. Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya degan cermat dan seksama Standar umum dan standar audit tersebut harus dimiliki oleh semua auditor ketika menjalankan tugasnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas audit, diantaranya kompetensi, independensi, akuntabilitas, objektivitas, integritas, dan kompleksitas tugas. Kompetensi mengacu pada kewajiban untuk memelihara pengetahuan dan keterampilan profesional secara berkelanjutan. Banyak hal yang dapat meningkatkan kompetensi auditor, diantaranya mengikuti pendidikan dan pelatihan serta memperbarui informasi di bidang audit. Selain itu, kompetensi juga dapat

3 ditingkatkan melalui pengalaman audit. Pengalaman akan membantu seorang auditor dalam menentukan keputusan pada masalah yang timbul saat audit. Dalam melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai ahli di bidang akuntansi dan auditing. Independensi mengacu pada sikap tidak mudah dipengaruhi dan tidak memihak kepada siapapun. Akuntan publik tidak dibenarkan untuk memihak kepentingan siapapun. Selain berkewajiban untuk bertindak jujur kepada manajemen dan pemegang saham, akuntan publik juga harus jujur terhadap kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik. Auditor tidak berkewajiban mempertahankan sikap independen dan menghindari hal-hal yang menyebabkan independensinya diragukan olem masyarakat. Menurut Mulyadi (2013), berkualitas atau tidaknya pekerjaan auditor akan mempengaruhi kesimpulan akhir auditor dan secara tidak langsung juga akan mempengaruhi ketepatan keputusan yang diambil oleh pihak luar perusahaan. Oleh sebab itu, auditor dituntut harus memliki rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) dalam setiap melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat mencegah penyimpangan yang dapat terjadi pada proses pengauditan, sehingga akuntabilitas dan profesionalisme merupakan aspek penting yang wajib dimiliki oleh auditor. Kualitas audit dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban berpengaruh terhadap kualitas audit menunjukkan suatu fenomena bahwa suatu sikap auditor yang profesional dalam melaksanakan tugasnya akan mampu memberikan nilai tambah untuk dapat meningkatkan kualitas audit.

4 Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (2017), objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan oleh anggota. Auditor harus memiliki prinsip objektivitas seperti bersifat adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka serta bebas dari benturan kepentingan, atau berada di bawah pengaruh pihak lain. Menurut prinsip etika yang dikeluarkan IAI, integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Seorang auditor harus memiliki sifat integritas karena integritas akan menjadi landasan kepercayaan publik. Selain itu, integritas merupakan patokan bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa mengorbankan rahasia penerima jasa. Selain itu, integritas diukur dalam bentuk yang benar dan adil. Kualitas dari audit juga dipengaruhi oleh kompleksitas tugas. Kompleksitas tugas mengacu pada kesulitan yang dialami oleh seorang auditor dalam menyeleasaikan tugasnya. Kesulitan tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya kurangnya pengalaman. Sebagai contoh, auditor yang telah bekerja selama 5 tahun akan lebih mengerti tentang materi audit yang kompleks dibandingkan dengan auditor yang baru bekerja selama 3 tahun. Hal ini disebabkan karena auditor yang telah bekerja selama 5 tahun telah lebih banyak mengaudit perusahaan dan memiliki pengalaman yang lebih. Selain itu, kompleksitas audit membuat seorang auditor membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikannya, sedangkan dalam melakukan audit terdapat batasan waktu. Oleh karena itu, kompleksitas tugas

5 dapat mengurangi kualitas audit. Kompleksitas audit juga dipercaya dapat mengurangi keberhasilan auditor dalam menjalankan tugasnya. Karena sering terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh auditor, sebaiknya dalam menjalankan tugasnya mematuhi etika auditor. Etika auditor akan membantu auditor meningkatkan kompetensi, independensi, akuntabilitas, objektivitas, integritas, dan kompleksitas tugas. Selain itu, dengan mematuhi etika auditor, auditor dapat mengetahui hal yang dilarang dan hal yang diperbolehkan dalam menjalankan praktiknya. Selain itu, auditor juga dapat bersikap ketika dihadapkan pada isu etika. Etika auditor penting untuk diterapkan karena auditor juga mempunyai kewajiban menjaga perilaku etis mereka terhadap organisasi, profesi, masyarakat, dan diri sendiri. Dengan demikian, dengan adanya etika auditor diharapkan dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Menurut Pedoman Etika IFAC, syaratsyarat etika suatu organisasi akuntan sebaiknya didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang mengatur perilaku akuntan dalam menjalankan tugasnya. Prinsip yang dimaksud meliputi (1) integritas, (2) objektifitas, (3) independen, (5) kepercayaan, (6) kemampuan profesional, dan (7) perilaku etika. Saat ini kepercayaan masyarakat terhadap auditor mulai berkurang. Hal ini disebabkan adanya masalah penurunan kualitas audit yang melibatkan Badan Pemeriksa Keuangan. Salah satu kasus tersebut terkait dengan pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras. Menurut Ahok, pembelian lahan tersebut sudah sesuai dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Namun,hasil audit BPK menyatakan hal yang sebaliknya. BPK mengatakan adanya kejanggalan pada nilai transfer tunai sebesar Rp 755,69 miliar. Selain itu terdapata kejanggalan lain berupa waktu transfer yang

6 dilakukan secara mendadak, yaitu pada 31 Desember 2014 pukul 19.00. Hasil audit BPK menyebut adanya indikasi kerugian negara sebesar Rp 191 miliar. Sedangkan menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan bahwa pembelian lahan itu telah sesuai dengan prosedur dan menguntungkan Pemprov DKI. Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Harjanto (2014) dan Jamilah, dkk (2007). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Harjanto (2014) adalah sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini, jenis variabel independen yang digunakan adalah kompetensi, independensi, akuntabilitas, objektivitas, integritas, dan kompleksitas tugas. Sedangkan pada penelitian sebelumnya variabel independen yang digunakan adalah kompetensi, independensi, objektivitas, akuntabilitas, dan integritas. Pada penelitian ini menambahkan variabel kompleksitas tugas. 2. Pada penelitian ini, objek penelitian diganti menjadi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan pada penelitian sebelumnya, objek penelitian yang digunakan adalah Kantor Akuntan Publik di Semarang. Alasan penulis memilih judul kualitas audit karena auditor sebagai penyedia assurance service seharusnya dapat memberikan perlindungan kepada para pemakai laporan audit. Oleh sebab itu, maka auditor harus memiliki kualitas audit yang tinggi agar laporan yang dihasilkan tidak menyesatkan para pemakai laporan audit. Penulis juga ingin mengetahui bagaimana kompetensi, independensi, akuntabilitas, objektivitas, integritas, dan kompleksitas tugas mempengaruhi kualitas audit. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui seberapa kuat etika profesi sebagai variabel

7 moderasi memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Objek penelitian yang dipilih oleh penulis adalah BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan. Alasan penulis memilih BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan adalah mengikuti saran jurnal sebelumnya untuk mengganti wilayah cakupan BPK. Etika auditor pada BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan juga harus ditingkatkan, apalagi dengan adanya kasus RS Sumber Waras. Selain itu, BPK yang memiliki kualitas audit yang baik dianggap telah mengikuti kode etik dengan benar sehingga dapat mengurangi kesalahan ketika melakukan audit. Berdasarkan uraian diatas dan adanya kesenjangan antara gap maupun beberapa hasil penelitian terdahulu, maka penulis akan mengajukan penelitian dengan judul: Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, Objektivitas, Integritas, dan Kompleksitas Tugas terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada BPK Perwakilan Sulawesi Selatan) 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalahmasalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh positif antara kompetensi terhadap kualitas audit? 2. Apakah terdapat pengaruh positif antara independensi terhadap

8 3. Apakah terdapat pengaruh positif antara akuntabilitas terhadap 4. Apakah terdapat pengaruh positif antara objektivitas terhadap kualitas audit? 5. Apakah terdapat pengaruh positif antara integritas terhadap kualitas audit? 6. Apakah terdapat pengaruh negatif antara kompleksitas tugas terhadap 7. Apakah etika auditor memoderasi interaksi kompetensi terhadap 8. Apakah etika auditor memoderasi interaksi independensi terhadap 9. Apakah etika auditor memoderasi interaksi akuntabilitas terhadap 10. Apakah etika auditor memoderasi interaksi objektivitas terhadap 11. Apakah etika auditor memoderasi interaksi integritas terhadap kualitas audit? 12. Apakah etika auditor memoderasi interaksi kompleksitas tugas terhadap 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan diatas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk:

9 1. Untuk menganalisis dan memberikan bukti secara empiris pengaruh positif antara kompetensi terhadap kualitas audit. 2. Untuk menganalisis dan memberikan bukti secara empiris pengaruh positif antara independensi terhadap kualitas audit. 3. Untuk menganalisis dan memberikan bukti secara empiris pengaruh positif antara akuntabilitas terhadap kualitas audit. 4. Untuk menganalisis dan memberikan bukti secara empiris pengaruh positif antara objektivitas terhadap kualitas audit. 5. Untuk menganalisis dan memberikan bukti secara empiris pengaruh positif antara integritas terhadap kualitas audit. 6. Untuk menganalisis dan memberikan bukti secara empiris pengaruh negatif antara kompleksitas tugas terhadap kualitas audit. 7. Untuk menganalisis dan memberikan bukti secara empiris etika auditor memoderasi interaksi kompetensi terhadap kualitas audit. 8. Untuk menganalisis dan memberikan bukti secara empiris etika auditor memoderasi interaksi independensi terhadap kualitas audit. 9. Untuk menganalisis dan memberikan bukti secara empiris etika auditor memoderasi interaksi akuntabilitas terhadap kualitas audit. 10. Untuk menganalisis dan memberikan bukti secara empiris etika auditor memoderasi interaksi objektivitas terhadap kualitas audit. 11. Untuk menganalisis dan memberikan bukti secara empiris etika auditor memoderasi interaksi integritas terhadap kualitas audit.

10 12. Untuk menganalisis dan memberikan bukti secara empiris etika auditor memoderasi interaksi kompleksitas tugas terhadap kualitas audit. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kontribusi Praktisi a. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan untuk bekal ketika berada dalam dunia kerja akuntan publik di lapangan sesungguhnya. b. Bagi auditor, dapat digunakan sebagai masukan dalam melaksanakan praktik audit atas laporan. c. Bagi institusi pendidikan, sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan kurikulum pendidikan akuntansi guna meningkatkan kualitas calon akuntan. d. Bagi pimpinan Kantor Akuntan Publik, sebagai masukan dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas auditnya. 2. Kontribusi Akademisi a. Penelitian ini dapat menambah informasi dan bahan kajian dalam penelitian selanjutnya. b. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya bidang akuntansi.

11 c. Penelitian ini memberikan bukti mengenai pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, Objektivitas, Integritas, dan Kompleksitas Tugas terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. 3. Kontribusi Teoritis a. Sebagai sarana untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bangku kuliah dengan yang ada dalam dunia kerja. b. Dapat memberikan tambahan informasi bagi para pembaca yang ingin menambah wacana pengetahuan khususnya di bidang auditing. 1.5. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam skripsi ini, sistematika pembahasan terdiri atas lima bab, masingmasing urutan yang secara garis besar dapat diterangkan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah penelitian, yang meliputi teori dasar yang digunakan, pengertian kualitas audit, pengertian kompetensi, pengertian independensi, pengertian akuntabilitas, pengertian objektivitas, pengertian integritas, pengertian kompleksitas usaha, pengertian etika auditor, tinjauan penelitian terdahulu, kerangka konseptual, dan pengembangan hipotesis. BAB III METODA PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai pendekatan dan metode penelitian yang digunakan, definisi variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, dan metode pengumpulan data. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan hasil-hasil pengolahan data penelitian sekaligus pembahasannya.

13 BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI Pada bab ini menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, keterbatasan dalam penelitian, dan saran yang berkaitan dengan penelitian sejenis di masa yang akan datang.