BERAT BADAN PASIEN DIALISIS

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ginjal dengan cepat sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS TRAINING EFIKASI DIRI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN TERHADAP INTAKE CAIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN PASIEN HEMODIALISA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

PENAMBAHAN BERAT BADAN ANTARA DUA WAKTU HEMODIALISAPADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RSD MARDI WALUYO KOTA BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. Hemodialisis (HD) Adalah pengobatan dengan alat yaitu Dialyzer, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia menginginkan kondisi yang sehat, baik secara

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

GAMBARAN KEPATUHAN DIET PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang beredar dalam darah). Penderita GGK harus menjalani terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

HUBUNGAN PENAMPILAN PERAN DENGAN STRES PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI UNIT HEMODIALISA RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL.

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit renal tahap akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular mengalami penurunan tetapi terjadi peningkatan jumlah

DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

Rifka Hanum 1, Sofiana Nurchayati 2, Yesi Hasneli N 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

PGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya polusi lingkungan, tanpa disadari dapat mempengaruhi terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) dalam jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan dengan segera. Keadaan dimana ginjal lamban laun mulai tidak. Salah satu terapi pengganti ginjal adalah hemodialisis.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH PRE HEMODIALISIS DAN LAMA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN INTERDIALITIK DI RUANG HEMODIALISIS RS

Setiawan Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Siti Khadijah Palembang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) (Centers For Diseae Control and Prevention, ginjal (Foote & Manley, 2008; Haryono, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pada manusia, fungsi ini sebagian besar dijalankan oleh ginjal (Brenner,

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

Hubungan Health Belief dengan Perilaku Compliance pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di RSUD Al Ihsan

PENERAPAN EDUKASI TERSTRUKTUR MENINGKATKAN SELF EFFICACY DAN MENURUNKAN IDWG PASIEN HEMODIALISA DI RSUD INDRAMAYU


GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

PROFESI Volume 10 / September 2013 Februari 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Unit II

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang.

PERILAKU PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK STADIUM V DALAM MEMPERTAHANKAN KADAR NORMAL BUN DAN KREATININ. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan berakhir dengan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan cukup lanjut. Penyakit gagal ginjal kronis mengakibatkan laju filtrasi

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga diperlukan penanganan dan pencegahan yang tepat untuk

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN INTERDIALITIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HEMODIALISIS DI RSUD WATES KULON PROGO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan ireversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam jangka waktu yang lama (Noer, Soemyarso, 2006). Menurut (Brunner

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

HUBUNGAN BESARNYA ULTRAFILTRASI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL DENGAN HEMODIALISA RUTIN 1. Kusnanto 2, Syaifudin 3 INTISARI

: DYANA CITRA MOKODOMPIT NIM

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

Kata kunci : Dukungan Sosial Keluarga, Hemodialisis, Penyakit Ginjal Kronis

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

Transkripsi:

BERAT BADAN PASIEN DIALISIS Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh. Berat badan menjadi indikator terpenting pada pasien yang menjalani dialisis. Peningkatan berat badan secara signifikan dalam rentang beberapa hari mengindikasikan adanya kelebihan cairan dalam tubuh pasien. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan begitu pentingnya pengukuran berat badan secara rutin oleh pasien yang menjalani dialisis. Perawat memantau peningkatan berat badan tersebut untuk menentukan berat badan terendah yang dapat ditoleransi oleh pasien, yang disebut dengan berat badan kering. Peningkatan berat badan didasarkan pada berat badan kering. Untuk menghindari peningkatan berat badan secara simultan, perawat mengedukasikan kepada pasien dan keluarga melakukan pembatasan intake cairan. Pembatasan intake cairan merupakan hal yang sangat penting bagi pasien yang menjalani dialisis. Pada keadaan normal manusia tidak dapat bertahan lebih lama tanpa intake cairan dibandingkan dengan makanan. Lain halnya bagi penderita penyakit ginjal kronik harus melakukan pembatasan intake cairan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Fungsi Ginjal sehat untuk menyaring, membuang limbah, racun, dan zat sisa hasil metabolisme dari tubuh. Pada penderita penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal sehingga memerlukan terapi dialisis untuk menggantikan fungsi ginjal tersebut. Proses dialisis tidak terjadi secara terus menerus seperti halnya fungsi ginjal

normal sehingga pasien dengan penyakit ginjal kronik harus melakukan pembatasan intake cairan. Penderita penyakit ginjal kronik pada umumnya menjalani terapi dialisis (khususnya hemodialisis) tiap 2 atau 3 kali perminggu dengan durasi 4-5 jam setiap sesi. Oleh karena itu tubuh harus menanggung kelebihan cairan diantara dua waktu dialisis yang disebut berat badan interdialitik/interdialitic Weigh Gain (IDWG).

BERAT BADAN KERING (DRY WEIGHT) a. Definisi Konsep berat badan kering pada pasien yang menjalani dialisis adalah berat badan yang dapat ditoleransi oleh pasien tanpa cairan berlebih, hipotensi atau gejala lain seperti pusing, mual, atau kram otot baik pada salah satu kaki maupun keduanya. Saat pasien dalam posisi berdiri maka tanda dan gejala hipotensi postural akan tampak. Berat badan kering adalah berat badan tanpa kelebihan cairan yang terbentuk setelah tindakan dialisis atau berat terendah yang aman dicapai pasien setelah dilakukan dialisis. b. Pengukuran Berat Badan Kering Penentuan berat badan kering harus berdasarkan hasil pemeriksaan perawat, dokter, dan ahli gizi. Berat badan pasien harus diukur secara rutin sebelum dan sesudah dialisis. Berat kering diukur dalam satuan kilogram. Pada umumnya besar pasien yang menjalani dialisis disarankan untuk membatasi kenaikan berat badan dengan membatasi konsumsi cairan diantara dua waktu dialisis. Berat badan kering tiap pasien dapat ditetapkan berdasarkan trial and error dan secara ideal dapat dievaluasi tiap dua minggu sekali. c. Tanda Berat Badan kering Tercapai Tekanan darah berada dalam kisaran normal setelah dialisis atau sebelum sesi dialisis berikutnya. Tiidak terdapat gangguan ringan seperti kram di antara sesi dialisis.

Tidak tampak adanya pembengkakan di daerah kaki, lengan, tangan, atau di daerah sekitar mata. Pernapasan terasa nyaman dan mudah. d. Cara mempertahankan Berat Badan Kering Pasien Perhatikan asupan cairan pasien Berikan edukai ke pasien mengenai pembatasan cairan Anjurkan untuk menghindari makanan asin. Garam membuat tubuh menempel pada cairan ekstra. Ini juga akan membuat pasien merasa sering haus, sehingga mereka sulit mengendalikan asupan cairan. Anjurkan pasien untuk mencatat berat badan harian. Menjaga berat badan penting antara sesi dialisis.

BERAT BADAN INTERDIALITIK (INTERDIALITIC WEIGHT GAIN) a. Definisi IDWG adalah peningkatan volume cairan yang dimanifestasikan dengan peningkatan berat badan sebagai dasar untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk selama periode interdialitik (diantara dua sesi dialisis). b. Klasifikasi Menurut Neumann (2013) IDWG yang dapat ditoleransi oleh tubuh adalah tidak lebih dari 3% dari berat kering. Menurut Yetti (2001 dalam Istanti, 2009), IDWG dapat diklasifikasin berdasarkan persentase kenaikan berat badan pasien, dimana IDWG dikatakan ringan bila penambahan berat badan <4%, IDWG sedang bila penambahan berat badan 4-6%, dan IDWG berat jika penambahan berat badan >6%. Kozier (2004) mengklasifikasikan penambahan berat badan menjadi 3 kelompok, yaitu ringan 2 %, sedang 5 %, dan berat 8 %. c. Pengukuran IDWG IDWG merupakan indikator kepatuhan pasien terhadap pengaturan cairan. IDWG diukur berdasarkan dry weight (berat badan kering) pasien dan pengukuran kondisi klinis pasien. Berat badan pasien ditimbang secara rutin sebelum dan sesudah hemodialisis. IDWG diukur dengan cara menghitung berat badan pasien setelah (post) HD pada periode hemodialisis pertama (pengukuran I). Periode hemodialisis kedua, berat badan pasien ditimbang

lagi sebelum (pre) HD (pengukuran II), selanjutnya menghitung selisih antara pengukuran II dikurangi pengukuran I dibagi pengukuran II dikalikan 100%. d. Komplikasi Peningkatan berat badan selama periode interdialitik mengakibatkan berbagai macam komplikasi. Komplikasi ini sangat membahayakan pasien kerena pada saat periode interdialitik pasien berada dirumah tanpa pengawasan dari petugas kesehatan. Sebanyak 60%-80% pasien meninggal akibat kelebihan intake cairan dan makanan pada periode interdialitik (Istanti, 2009). Adanya kelebihan cairan yang melebihi IDWG dapat dimanifestasikan dengan : tekanan darah meningkat, nadi meningkat, dispnea, rales basah, batuk, dan edema. IDWG yang berlebihan pada pasien dapat menimbulkan masalah, diantaranya yaitu : hipertensi yang semakin berat, gangguan fungsi fisik, sesak nafas, edema pulmonal yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kegawatdaruratan hemodialisis, meningkatnya resiko dilatasi, hipertropi ventrikuler dan gagal jantung (Smeltzer & Bare, 2002). e. Faktor yang mempengaruhi IDWG Berbagai faktor yang mempengaruhi IDWG antara lain faktor dari pasien itu sendiri (internal) dan faktor eksternal seperti faktor fisik dan psikososial. Faktor-faktor yang berpengaruh pada kenaikan berat badan interdialitik antara lain (Arnold, 2008) :

1. Intake Cairan Asupan cairan sangat berperan penting terhadap peningkatan berat badan interdialitik dimana asupan cairan yang berlebihan akan meningkatkan kelebihan cairan dalam tubuh. Hasil penelitian yang dilakukan Istanti (2009) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara intake cairan dan penambahan berat badan dimana semakin banyak masukan cairan maka berat badan interdialitik semakin meningkat. Faktor yang paling berpengaruh dalam peningkatan berat badan iterdialitik tersebut adalah intake cairan Persentase air di dalam tubuh manusia sebanyak 60%, dimana ginjal yang sehat akan mengekskresi dan mereabsorpsi air untuk menyeimbangkan osmolalitas darah. Sedangkan pada pasien dengan penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis mengalami kerusakan dalam pembentukan urin sehingga dapat menyebabkan kelebihan volume cairan dalam tubuh (Smeltzer & Bare, 2008). 2. Rasa Haus Pasien PGK meskipun dengan kondisi hipervolemia, sering mengalami rasa haus yang berlebihan yang merupakan salah satu stimulus timbulnya sensasi haus. Merespon rasa haus normalnya adalah dengan minum, tetapi pasien-pasien PGK tidak diijinkan untuk berespon dengan cara yang normal terhadap rasa haus yang mereka rasakan. Rasa haus atau keinginan untuk minum disebabkan oleh berbagai faktor diantaraya

masukan sodium, kadar sodium yang tinggi, penurunan kadar posatium, angiotensin II, peningkatan urea plasma, hipovolemia post dialisis dan faktor psikologis (Istanti, 2009). 3. Dukungan sosial dan keluarga Tindakan hemodialisis pada pasien PGK dapat menimbulkan stress bagi pasien. Dukungan keluarga dan sosial sangat dibutuhkan untuk pasien. Dukungan keluarga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan berhubungan dengan kepatuhan pasien untuk menjalankan terapi. 4. Self Efficacy Self Efficacy yaitu kekuatan yang berasal dari seseorang yang bisa mengeluarkan energi positif melalui kognitif, motivasional, afektif, dan proses seleksi. Self Efficacy dapat mempengaruhi rasa percaya diri pasien dalam menjalani terapinya (hemodialisis). Self Efficacy yang tinggi dibutuhkan untuk memunculkan motivasi dari dalam diri agar dapat mematuhi terapi dan pengendalian cairan dengan baik, sehingga dapat mencegah peningkatan IDWG, (Bandura, 2000 dalam Istanti, 2009). 5. Stress Stress dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit didalam tubuh. Stress meningkatkan kadar aldosteron dan glukokortikoid, menyebabkan retensi natrium dan garam. Respon stress dapat meningkatkan volume cairan akibatnya curah jantung, tekanan darah, dan perfusi jaringan menurun. Cairan merupakan salah satu stressor utama

yang dialami oleh pasien yang menjalani hemodialisis (Potter & Perry, 2006). Penyesuaian diri terhadap kondisi sakit juga menimbulkan stress pada pasien, sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan dalam kehidupan pasien. Dampak psikologis pasien PGK yang menjalani HD dapat dimanifestasikan dalam serangkaian perubahan perilaku antara lain menjadi pasif, ketergantungan, merasa tidak aman, bingung, dan menderita. Pasien merasa mengalami kehilangan kebebasan, harapan umur panjang, dan fungsi seksual sehingga dapat menimbulkan kemarahan yang akhirnya timbul suatu keadaan depresi. Menurut Istanti (2009) stress pada pasien HD dapat menyebabkan pasien berhenti memonitoring asupan cairan, bahkan ada juga yang berhenti melakukan terapi hemodialisis, kejadian ini secara langsung dapat berakibat pada IDWG.

DAFTAR PUSTAKA Arnold. 2008. Predicting Fluid Adherence In Hemodialisis Patients Via The Illness Perception Questionare Revided Counselling And Psychologikal Services Dissertations Fahmi FY & Hidayati T. 2016. Gambaran Self Care Status Cairan pada Pasien Hemodialisa (Literatur review). Diakses tanggal 05 Agustus 2017 di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/465/460. Yogyakarta : Jurnal Care Vol. 4, No.2 Hidayati S, Sitorus R, dan Masfuri. 2014. Efektifitas Konseling Analisis Transaksional tentang Diet cairan Terhadap Penurunan Interdialytic Weigh Gain (IDWG) Pasien gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah. Diakses pada hari Kamis, 03 Agustus 2017 di http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1225 Istanti, Yuni Permatasari. 2011. Faktor-faktor yang Berkontribusi terhadap Interdialytic Weight Gains pada Pasien Chronic Kidney Diseases yang Menjalani Hemodialisis. Diakses pada tanggal 05 Agustus 2017 di http://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/view/938. Yogjakarta : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mutiara Medika Vol.11 No.2 Istanti, Yuni Permatasari.. 2013. Hubungan Antara Masukan Cairan dengan Interdialytiic Weight gains (IDWG) pada Pasien Chronic Kidney Disease di Unit Hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Diakses pada tanggal 05 Agustus 20177 di http://ejournal.stikespku.ac.id/index.php/mpp/article/view/60. Yogyakarta : PROFESI (Profesional Islam) Media Publikasi Penelitian Vol. 10 No. 01 Maher, John F. 1989. Replacement Renal Function by Dialysis : A Textbook Of Dialysis. Holland : Kluwer Aacademic Publisher Mustikasari, I & Noorratri, ED. 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai interdialytic Weight Gain Pasien Hemodialisa di RSUD Panembahan Diakses tanggal 05 Agustus 2017 di http://jurnal.stikesaisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/139. SENOPATI BANTUL : GASTER Vol. XV No. 1 Februari 2017 Neumann, C. (2013). Body Weight Telemetry is Useful to Reduce Interdialytic weight Gain in Patients with End- Stange Renal Failure on Hemodialysis. diakses tanggal 10 Agustus 2017 di http://www.ncbi.nlm.nih.gov/.pdf. Amerika : Journal of the American Telemedicine Vol.1

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC. Siregar, Parlindungan. 2013. Abdominal Circumference in Relation to Body Weight Gain/Loss in Patients on Chronic Hemodialysis. Diakses tanggal 05 Agustus 2017 di http://www.inaactamedica.org/archives/2013/24448332.pdf. Jakarta : Acta Medica Indonesiana - The Indonesian Journal of Internal Medicine Vol.45 No. 4 Smeltzer, S.C,. Bare,B.G., (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Volume 2 (Ed 8). Jakarta: EGC. Smeltzer S.C,. Bare,B.G., Hinkle,J.L & Cheever,K.H. 2008. Brunner & Suddarth's Textbook of medical surgical nursing (11 Ed). Philadelphia: Lippincott William & Wilkins. Wayunah, Saefulloh M, & Nuraeni W. 2016. Penerapan Edukasi Terstuktur Meningkatkan Self Efficacy dan Menurunkan IDWG Pasien Hemodialisa di RSUD Indramayu. Diakses pada 05 Agustus 2017 di http://ejournal.upi.edu/index.php/jpki/article/view/2941/1972. Indramayu : Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia Vol.2 No. 1 Juli 2016