BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi telah mengakibatkan. kehidupan yang menuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dadan Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATERI PEDAGOGIK GURU KELAS PAUD/TK BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pasal 28 menyatakan bahwa: (1) Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

Tinjauan Mata Kuliah. nak adalah anugerah tertinggi dari Tuhan Yang Maha Kuasa, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup (life is education,

BAB I PENDAHULUAN. yang sederajat) dan jalur pendidikan informal yang berbentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 sebagai Bibit Perkembangan PAUD di Indonesia. Mela Nugradini

2015 MINAT SISWA SMA KELAS XII KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG TERHADAP PROGRAM STUDI S1 PGPAUD FIP UPI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berlangsung di tempat-tempat kursus, masyarakat

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk mengarahkan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan (Uno, 2009: 11) pendidikan adalah proses pemberdayaan, yang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PERSEPSI TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DESA GEMOLONG KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini telah mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi

PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitas yang

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

PROFIL KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK ANAK USIA DINI. Indra Zultiar Dosen Pendidikan Guru PAUD FKIP UMMI

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI KEGIATAN MENGURUTKAN POLA WARNA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA BATANG ANAI.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nida Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan kepemimpinan saat ini adalah menghadapi perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

MONITORING DAN EVALUASI

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maya Juariah, 2013

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

CALISTUNG UNTUK PAUD * Ika Budi Maryatun, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan formal pertama dan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam. manusia (human development index) yang dikembangkan oleh United Nations

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

Makna dan Implikasi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional terhadap PAUD

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bijaou (Hurlock, 1980: 5) menjelaskan bahwa usia 2-5 tahun merupakan

KONSEPSI, KEBIJAKAN, DAN PROGRAM KERJA FORUM PAUD JAWA BARAT SUNARYO KARTADINATA KETUA FORUM PAUD JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dari periode anak (childhood), remaja (adolescence), dan dewasa (adulthood). adalah kehidupan sekolah khususnya sekolah dasar (SD).

I. PENDAHULUAN. yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi telah mengakibatkan terjadinya perubahan kehidupan yang menuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah yang siap menghadapi situasi international competition (kompetisi internasional) sesuai dengan tuntutan zaman. Hal tersebut menuntut pemerintah untuk berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam berbagai sektor. Salah satu sektor pembangunan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui bidang pendidikan. Pernyataan di atas selaras dengan yang dikemukakan oleh Nurihsan (2005: 1), secara tegas ia mengatakan bahwa pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Untuk mencapai pendidikan yang bermutu tidak cukup hanya dilaksanakan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus didukung oleh peningkatan profesionalisasi dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal 1

dan informal. PAUD pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sejenis. PAUD jalur nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat, sedangkan PAUD jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Terkait dengan pendidik pada PAUD, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 29 ayat 2 menyebutkan bahwa pendidik PAUD wajib memiliki latar belakang pendidikan S1 atau D4. Sementara itu Undang-undang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Jadi guru wajib memiliki pendidikan S1/D4 ditambah Pendidikan Profesi Guru. Kebutuhan terhadap pendidik PAUD cukup banyak, seiring dengan pertumbuhan lembaganya. Data di Balitbang Diknas (DIKTI, 2007), menyebutkan bahwa di Indonesia tercatat tidak kurang dari 47.937 dengan jumlah siswa 3.448.704 orang. Jumlah tersebut belum termasuk RA, KB dan TPA. Jumlah tersebut diduga kuat akan terus bertambah seiring dengan berkembangnya minat masyarakat untuk memasukkan anaknya ke KB dan TK/RA. Dengan demikian, kebutuhan guru/pendidik PAUD akan terus bertambah. Layanan-layanan PAUD sebaiknya dilakukan oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dengan kemampuan dasar, agar dapat mempermudah di dalam proses penyampaian materi dan isi pembelajaran. Apabila pengetahuan yang mendukung terhadap perkembangan anak terutama anak di usia dini kurang 2

memadai, maka sedikitnya dapat menjadi kendala pengajar di dalam upaya pembelajaran terhadap para siswa didik. Menurut Jalal (2003 : 15-16) permasalahan mendasar dalam pelaksanaan dan pengembangan PAUD di Indonesia, antara lain adalah : (1) masih banyaknya anak usia dini yang belum tersentuh oleh layanan pendidikan dini apapun. Sampai tahun 2001 jumlah mereka (anak usia 0-6 tahun) yang belum terlayani diperkirakan sebanyak 19 juta anak atau 73% (EFA Indonesia, 2001); (2) masih sangat rendahnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya pendidikan sejak dini; (3) belum adanya sistem yang menjamin keterpaduan dalam penanganan anak usia dini yang bersifat holistik; (4) masih sangat terbatasnya jumlah tenaga pendidik dan kependidikan untuk anak usia dini, serta masih relatif rendahnya kualitas tenaga yang sudah ada; (5) sangat terpencarnya keberadaan anak-anak usia dini yang harus dilayani terutama yang ada di daerah-daerah yang sulit dijangkau karena kendala geografis dan transportasi; (6) masih minimnya ketersediaan prasarana dan sarana pendidikan bagi anak usia dini, terutama mereka yang berusia di bawah 4 tahun; dan (7) masih terbatasnya jumlah perguruan tinggi yang memiliki jurusan khusus untuk PAUD dan terbatasnya penelitian di bidang PAUD. Terkait dengan aktifitas para guru TK yang harus profesional dan menunjukkan kinerja yang berkualitas sebagai aktualisasi dari kompetensi dan sikap positif terhadap profesinya. Dalam pengamatan secara acak di kota Cimahi diperoleh beberapa permasalahan atas unjuk kerja para guru tersebut rata-rata dalam satu semester / 6 bulan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan sebagai berikut : 3

Tabel 1.1 Tampilan Kerja Guru TK se-kota Cimahi Periode 2008-2009 Tampilan Kerja Jumlah Persen Keterlambatan Mengajar Meninggalkan lokasi kerja sebelum waktu usai Mangkir Sakit Lain-lain 20 7 8 9 5 67% 23% 27% 30% 17% Sumber : Tata Usaha & administrasi dari 15 TK yg dipilih acak sebanyak 30 guru di seluruh kota Cimahi th. 2008/2009 Sikap profesional guru TK merupakan hasil dari profesionalisasi yang dijalankan guru TK secara terus menerus. Berkenaan dengan hal ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan, peningkatan kode etik profesi, sertifikasi dan peningkatan kualitas calon guru, serta besar atau kecilnya imbalan atau gaji secara bersama-sama menentukan profesionalisme guru TK. Lebih lanjut dikemukakan oleh Spencer (1993 : 12-13) bahwa dalam hubungan kausalitas, kompetensi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja dengan lebih baik. Hal ini didasarkan pada teori perilaku klasik yang menjelaskan sebab-akibat (kausalitas) antara intention, action dan outcome. Secara sederhana maksudnya dapat dijelaskan bahwa intention atau keseriusan akan berkaitan dengan action atau tindakan selanjutnya akan berkaitan dengan hasil/dampak atau outcome. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kinerja dapat dipandang sebagai perwujudan dari kompetensi, dan secara tidak langsung kinerja tersebut akan menentukan keajegan profesi tersebut di masyarakat sebagai salah satu tuntutan profesional. Adapun itu, kinerja profesional akan dapat diwujudkan jika guru TK memiliki sikap yang positif terhadap profesinya. 4

Sementara itu, Surya (2003 : 143-144) mengemukakan bahwa perwujudan profesional guru ditunjang dengan semangat profesionalisme, yaitu sikap mental yang senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan diri sebagai guru profesional. Pada dasarnya profesionalisme itu merupakan motivasi intrinsik pada diri guru sebagai pendorong untuk mengembangkan dirinya ke arah perwujudan profesional. Di kota Cimahi para guru juga memiliki pandangan, pikiran dan arah perasaan di dalam tugas-tugas dan pekerjannya. Dalam hal ini dapat ditunjukkan sikap guru TK di kota Cimahi secara acak juga dipilih untuk mengungkapkan atau menyatakan pandangan dan sikapnya dan dapat dilihat pada tabel berikut ; Tabel 1.2 Pendapat dan Sikap Guru TK terhadap Pekerjaannya Kota Cimah tahun 2008 2009 Pendapat & Sikap Para Guru Merasa tidak ada pengembangan diri dan karir Banyak pekerjaan yang tidak selesai Membosankan & meletihkan Menyenangkan Merencanakan kegiatan proses belajar (SKH) Merasa tidak sesuai dengan minat dan kemampuannya Guru yg berpendapat 17 19 13 15 8 10 Persen 57% 63% 43% 50% 27% 33% Sumber : Pendapat 30 guru yg dipilih acak sebanyak dari TK 15 di seluruh kota Cimahi th. 2008-2009 Kualitas sikap profesionalisme guru ditunjukkan oleh lima kinerja berikut : (1) keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal; (2) meningkatkan dan memelihara citra profesi; (3) keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan ketrampilannya; (4) mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi; dan (5) memiliki kebanggaan terhadap profesinya. 5

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, penelitian ini difokuskan pada penelaahan mengenai Hubungan Antara Sikap Guru TK terhadap Profesi dan Kinerja yang Ditunjukkannya. B. Definisi Operasional Untuk mempertegas penelitian ini dan agar mendapatkan kesimpulan sesuai dengan maksud variabel yang diteliti, maka akan disajikan definisi operasional sesuai variabel yang diteliti: a. Definisi Sikap Guru TK terhadap Profesi Sikap guru TK terhadap profesi adalah kecenderungan guru TK untuk mereaksi atau menilai profesinya, baik positif maupun negatif meliputi kepercayaan terhadap pekerjaannya, kepuasan terhadap pekerjaannya, dan perilaku yang ditunjukkannya. Konstruk sikap guru TK terhadap profesinya dikembangkan berdasarkan hasil adaptasi konsep yang dikemukakan oleh Surya (2003 : 163). Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap guru terhadap profesinya terdiri atas tiga aspek, yaitu : (1) kepercayaan guru terhadap pekerjaannya (aspek kognitif); (2) kepuasan guru terhadap pekerjaannya (aspek afektif); dan (3) perilaku yang ditunjukkannya (aspek konatif). b. Definisi Kinerja Guru TK Kinerja guru Taman Kanak-kanak (TK) dalam penelitian ini didefinisikan sebagai ungkapan kemampuan guru TK dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab, dan aktualisasi dari kompetensi profesionalnya yang meliputi : kompetensi 6

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Konstruk kinerja guru TK dalam penelitian ini merujuk kepada Undangundang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) bahwa kompetensi meliputi : kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. C. Batasan Masalah Penelitian Kekuatan dan eksistensi suatu profesi muncul dari kepercayaan publik (public trust). Pelayanan yang diberikan oleh seseorang yang kompeten dalam satu bidang tersebut tentunya akan dipercaya oleh masyarakat sebagai bentuk public trust dari mereka. Public trust akan menentukan definisi profesi serta memungkinkan anggota profesi tersebut dapat menjalankan fungsinya secara profesional. Dalam hubungan sebab akibat kompetensi dapat menjadi salah satu penentu hasil dari kinerja seorang individu secara profesional sebagai aktualisasi dari profesinya tersebut. Sebagai sebuah profesi, guru TK harus memiliki sejumlah sikap yang positif dan kinerja yang berkualitas sebagai aktualisasi dari kompetensi yang dimilikinnya agar menjadi makin kokoh dan mendapat kepercayaan publik (public trust). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 28 terkait dengan pendidik pada PAUD, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan pada PAUD wajib memiliki latar belakang pendidikan S1 atau D4. Sementara itu, Undang-undang 7

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dibatasi pada penelaahan mengenai sikap terhadap profesi dan kinerja guru TK. D. Rumusan Masalah Penelitian Penelitian ini dibatasi pada pengujian hubungan antara sikap guru terhadap profesi dengan kinerja guru Taman Kanak-kanak (TK). Rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimanakah profil sikap guru TK terhadap profesinya di Kota Cimahi tahun 2008/2009? 2. Bagaimanah profil kinerja guru TK di Kota Cimahi tahun 2008/2009? 3. Apakah terdapat hubungan antara sikap terhadap profesi dengan kinerja guru TK di Kota Cimahi tahun 2008 /2009? E. Hipotesis Penelitian Jawaban sementara berdasarkan asumsi penelitian, teori, dan latar belakang maka hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Ho = Tidak terdapat hubungan yang positif antara sikap guru terhadap profesi dengan kinerja guru TK di Kota Cimahi tahun 2008/2009. 8

Ha = Terdapat hubungan yang positif antara sikap guru terhadap profesi dengan kinerja guru TK di Kota Cimahi tahun 2008/2009. Secara statistik hipotesis dituliskan sebagai berikut: Ho µ D = 0 Ha µ D 0 F. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran empirik mengenai : 1. Profil sikap guru TK terhadap profesinya 2. Profil kinerja guru TK di kota Cimahi 3. Hubungan antara sikap guru terhadap kinerja guru TK di Kota Cimahi tahun 2008/2009. G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretik. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah konseptual mengenai sikap guru terhadap profesi dan kinerja guru TK. 2. Manfaat empirik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu rujukan kerangka kerja (framework) konseptual oleh para praktisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 9

Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan masukan dalam : (1) pengembangan sikap positif guru TK terhadap profesi dan kinerjanya; (2) pengembangan kebijakan Program Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG- PAUD); (3) peningkatan sikap positif guru TK terhadap profesi dan kompetensi guru TK; (4) pemerolehan seperangkat instrumen untuk mengungkap profil sikap terhadap profesi dan kinerja guru TK; dan (5) pemunculan implikasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. H. Asumsi Penelitian Penelitian ini didasarkan pada beberapa asumsi berikut. 1. Sikap menekankan unsur penilaian positif atau negatif, serta unsur kognitif, efektif dan kecenderungan bertindak (Krech, Crutchfield, dan Ballachey, 1962: 177). 2. Produktivitas sekolah bukan semata-mata ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas unjuk kerja juga penting diperhatikan (Laeham and Wexley dalam Mulyasa, 2006 : 135). 3. Kinerja seseorang merupakan fungsi perkalian dari banyaknya energi yang dikeluarkan (effort), kemampuan (ability), dan perilaku yang paling cocok dilakukan individu untuk mencapai sukses (role perceptions) (Lawler and Porter (1976). 4. Kinerja seseorang merupakan hasil interaksi antara quality of work, promptness, initiative, capability, and communication (Mitchell, 1978 : 343). 10

5. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini dalam jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 ayat 1). I. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena menggunakan analisis statistik dan penggunaan data numerik dalam mendeskripsikan kondisi objektif hasil temuan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-korelasional karena tujuan penelitian ini adalah memperoleh jawaban tentang masalah yang sedang terjadi di masa sekarang, diuraikan secara gamblang, menemukan adanya atau tidaknya hubungan, serta berapa eratnya hubungan dan keberartian atau ketidakberartian hubungan itu (Arikunto, 2002. ) J. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK se-kota Cimahi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru TK di Kota Cimahi tahun 2008/2009. Penarikan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik sampling ini digunakan dengan alasan karena TK di wilayah Kota Cimahi tersebar luas ke beberapa kecamatan dan kelurahan. Pembahasan secara rinci dijabarkan di bab III. 11