BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kepentingan dalam perusahaan salah satunya dengan. laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi sangat penting karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pihak pihak yang berkepentingan atau pemakai laporan keuangan. Pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 8 sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

ISNI WIYATMI B

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Ujiyantho dan Pramuka, 2007) dalam Putri dan Yuyetta (2013). Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang dan

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggung jawaban manajer kepada

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba, karena perusahaan besar harus memenuhi ekspektasi dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam praktik akuntansi. Sebagaimana dikatakan Lasdi (2008), meskipun. melaporkan laporan keuangan secara konservatif.

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan pengolahan atau manufaktur adalah perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut diikuti oleh naiknya harga saham. Peningkatan nilai perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi investor. Informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harus terus meningkatkan eksistensinya agar dapat bertahan. Perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem).

PENGARUH PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan selain memaksimalkan laba adalah memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB 1 PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk mencari keuntungan, profit

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain mencari

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. (shareholder) dengan jalan memaksimalkan kekayaan pemilik.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan digunakan sebagai alat pertanggungjawaban bagi pengurus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut harus menerapkan prinsip good corporate. governance. Prabaningrat dan Widanaputra (2015) dalam Luhwulan dan

BAB I PENDAHULUAN. ketidaksejajaran kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent).

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, dibutuhkan manajemen perusahaan yang kompetitif untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan laba rugi, menurut Financial Accounting Standard Board atau FASB

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melaporkan hasil dari kinerjanya adalah melalui

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan harga saham. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di

BAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan kepada stakeholdersdalam pengambilan keputusan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihakpihak yang memiliki kepentingan dalam perusahaan salah satunya dengan laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi sangat penting karena menjadi sarana dalam mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan oleh manajer. Salah satu tolak ukur penting dalam laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen ialah laba. Selain itu laba juga merupakan indikator yang digunakan investor untuk memutuskan apakah akan berinvestasi dengan perusahaan yang bersangkutan atau tidak, bagi kreditor informasi laba juga berguna sebagai alat pertimbangan dalam pemberian kredit perusahaan, serta bagi pemerintah informasi laba juga berguna dalam menentukan besar kecilnya pengenaan pajak pada perusahan yang bersangkutan. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham, namun disisi lain manajer juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka sendiri. Penyatuan kepentingan pihak-pihak ini sering kali menimbulkan permasalahan yang biasa disebut dengan masalah keagenan (agency problem). Manajemen laba merupakan salah satu masalah keagenan yang 1

2 terjadi karena adanya pemisahan antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan. Manajemen tidak selalu bertindak untuk kepentingan pemegang saham, tetapi terkadang untuk kepentingan manajemen itu sendiri tanpa memperhatikan dampak yang diakibatkan kepada pemegang saham. Salah satu kasus praktik manajemen laba juga terjadi sebagaimana yang dilansir oleh CNN Indonesia.com pada tahun 2015 Perusahaan Toshiba yang telah berusia 140 tahun itu pasalnya telah membohongi publik dan investor dengan cara menggelembungkan keuntungan pada laporan keuangan. Hal tersebut dilakukan bukan dalam jumlah kecil dan tidak dalam tempo setahun dua tahun, overstated yang disajikan mencapai 1,2 Miliar US Dollar sejak tahun 2008. Selain itu, sistem kompensasi karyawan yang dihitung dari kinerja keuangan juga turut andil di dalamnya. Lalu dibuatlah laporan keuangan dengan profit tinggi padahal tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya (Panji Aditya, 2015). Dalam kasus diatas dapat terlihat ukuran perusahaan menjadi salah satu pemicu praktik manajemen laba, hal itu dibuktikan dengan perusahaan besar yang memanipulasi laporan keuangannya. Karena perusahaan besar cenderung akan memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Tambahan dana tersebut bisa diperoleh dari penerbitan saham baru atau penambahan hutang, motivasi untuk mendapatkan dana tersebut akan mendorong pihak manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba, sehingga dengan

3 pelaporan laba yang tinggi maka calon investor maupun kreditur akan tertarik untuk menanamkan dananya (Agustia, 2013). Di sisi lain perusahaan besar juga mempunyai insentif yang cukup besar untuk melakukan manajemen laba sebab perusahaan yang berukuran besar harus mampu memenuhi ekspetasi dari investor atau pemegang saham (Putra Adi Putu, 2014). Hasil penelitian Noviardhi (2013) meneganai Analisis Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Manajemen Laba menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba, hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Putra (2014), dan Raharja (2014) sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sudibyo (2013) mengenai Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba, dan hasil tersebut sejalan dengan penelitiaan Hadiprajitno dan Anggraeni (2013). Manajemen laba juga sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan, tentunya motivasi yang berbeda beda akan menghasilkan manajemen laba yang berbeda pula. Seperti antar manajer yang sekaligus sebagai pemegang saham dengan manajer yang bukan sebagai pemegang saham. Kepemilikan seorang manajer akan mempengaruhi dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan pada metode akuntansi yang digunakan pada perusahaan. Hal tersebut akan mempengaruhi

4 manajemen laba, sebab kepemilikan seorang manajer akan ikut menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola (Ujiyantho, 2007). Kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajer merupakan salah satu upaya untuk mengurangi keagenan dimana kepemilikan manajerial ini dapat mensejajarkan antara kepentingan manajer dengan kepentingan pemilik yang nantinya akan berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian Suriana (2015) mengenai Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Dan Afiliasi Group Bisnis Terhadap Manajemen Laba menunjukan hasil bahwa kepemilikan manajerial menunjukkan arah pengaruh positif terhadap manajemen laba, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho (2007) mengenai Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan menunjukan adanya pengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Faktor lain yang mempengaruhi praktik manajemen laba adalah profitabilitas, dimana profitabilitas merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Profitabilitas dapat memicu manajer untuk melakukan manajemen laba sebab jika profitabilitas yang diperoleh perusahaan rendah, umumnya manajer akan melakukan tindakan manajemen laba untuk menyelamatkan kinerjanya dimata pemilik (Gunawan, 2015). Hasil penelitian Dwikusumowati dan Rahardjo (2013) mengenai Pengaruh Karakteristik Komite Audit Dan

5 Karakteristik Perusahaan Terhadap Manajemen Laba menunjukan bahwa profitabilitas perusahaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Noviana dan Yuyetta (2011) mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba menunjukan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh positif yang signifikan hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetiono (2012). Selain itu faktor asimetri informasi juga mempengaruhi terjadinya tindakan manajemen laba, dimana asimetri informasi ini merupakan keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas perusahaan yang tidak diketahui oleh pihak luar perusahaan. Jadi semakin banyak informasi yang dimiliki manajemen dibanding pemegang saham tentunya akan semakin banyak kesempatan manajemen untuk melakukan manajemen laba. Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba. Karena asimetri informasi sendiri ialah suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi yang lebih banyak mengenai prospek perusahaan yang tidak dimiliki pihak eksternal. Ketika asimetri informasi tinggi, para principal tidak memiliki sumber daya yang cukup, insentif, atau akses informasi yang relavan untuk memonitor tindakan manajer, hal inilah yang dapat memeberi peluang bagi manajer untuk melakukan tindakan manajemen laba (Desmiyawati, 2009). Hasil penelitian Desmiyawati (2009) mengenai Pengaruh Asimetri Informasi

6 Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia menunjukan bahwa asimetri informasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba, hasil tersebut di dukung oleh penelitian Widanaputra dan Putri (2015) serta Arianwuri (2015) sedangkan hasil penelitian Wiryadi (2013) mengenai Pengaruh Asimetri Informasi, Kualitas Audit, Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba menunjukkan bahwa asimetri informasi tidak berpengaruh signifikan positif terhadap manajemen laba. Penelitian mengenai manajemen laba sudah banyak di teliti, namun terdapat perbedaan hasil pada penelitian-penelitian sebelumnya. Hal itu lah yang membuat peneliti tertarik untuk menguji kembali faktor-faktor yang berpengaruh terhadap manajemen laba. Perbedaan pada panelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah tahun penelitian dan penelitian ini menggunakan software Eviews. Maka dari uraian latar belakang diatas peneliti akan menguji apakah terjadi pengaruh antara Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, dan Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012-2014.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Masih ada perusahaan yang belum dapat menerapkan good corporate governance sehingga masih melakukan praktik manajemen laba dengan memanipulasi laporan keuangannya. 2. Penyalahgunaan laba dalam laporan keuangan yang dilakukan manajer dapat memicu manajemen laba. 3. Semakin besar ukuran perusahaan semakin besar laba yang harus diperoleh, serta semakin tinggi ekspektasi para investor sehingga dapat memicu manajemen untuk melakukan tindakan manajemen laba. 4. Kepemilikan manajerial yang memiliki motivasi mensejahterakan diri sendiri dapat memicu praktik manajemen laba karena manajer bisa memanfaatkan kebijakan dan pengambilan keputusan sesuai dengan motivasi manajer itu sendiri. 5. Faktor profitabilitas yang rendah dapat mendorong manajemen untuk melakukan manajemen laba demi mensiasati kinerja manajemen yang buruk. 6. Penyalahgunaan asimetri informasi yang dimiliki manajer dapat memotivasi dan memberi kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba.

8 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, dapat terlihat bahwa banyak permasalahan yang muncul ketika hendak meneliti manajemen laba ini. Oleh karena itu, peneliti membatasi masalah hanya pada Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Manajerial, Profitablitas, dan Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba? 2. Apakah terdapat pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen Laba? 3. Apakah terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Manajemen Laba? 4. Apakah terdapat pengaruh Asimetri Informasi terhadap Manajemen Laba?

9 E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik dari segi teoritis maupun praktis terhadap berbagai pihak yang mempunyai hubungan dengan penelitian ini.adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis a. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberi bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, profitabilitas, dan asimetri informasi terhadap manajemen laba. Teori agensi memberikan landasan teoritis bahwa adanya konflik kepentingan antara pihak principal dan agent, dengan demikian manajemen laba dilakukan karena adanya konflik kepentingan yang terjadi antara pihak pemilik dan manajemen sehingga dengan faktor-faktor seperti ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, profitabilitas dan asimetri informasi memicu manajemen untuk melakukan tindakan manajemen laba dimana manajemen berusaha mensejahterakan kepentingan pribadinya sehingga penelitian ini mendukung teori agensi. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi terutama pihak manajemen untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan

10 dalam menentukan kebijakan perusahaan serta dapat meminimalisir praktik manajemen laba. b. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi sehingga tidak merugikan.