BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan sarana terciptanya sumber daya manusia yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

DAMPAK KOMPETENSI PEDAGOGIK, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU SMK KABUPATEN BLORA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. dan tanpa manusia, organisasi tidak akan berfungsi. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

PENGARUH REWARD TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, bahwa pendidikan

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. juga seorang guru mampu memberikan bekal-bekal kepada siswanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Alamiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang beriman dan bertakwa kepeda Tuhan Yang Maha Esa, Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, penyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

penyelenggaraan pendidikan bermutu. Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi memberikan jangkauan luas, cepat, efektif, dan efisien terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dengan jelas. Perubahan tersebut diantaranya perubahan dalam

2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DI SMK 45 LEMBANG

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sektor pembangunan nasional karena dengan pendidikan berarti membangun

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan merupakan sarana terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan tempat untuk mengembangkan potensi dari dalam diri manusia, baik untuk mengembangkan kepribadian, kecerdasan, keterampilan, serta wawasan yang luas. Didasarkan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam mewujutkan upaya pemerintah yang sesuai dengan tujuan pembangunan nasional tersebut, maka kualitas pendidikan harus selalu ditingkatkan. Peningkatan kualitas pendidikan, harus diikuti dengan kualitastenaga pendidikan yang berada didalamnya. Semakin berkualitas tenaga pendidikan yang berperan, maka peningkatan kualitas pendidikan akan semakin berkualitas pula. Untuk menciptakan Pembangunan Nasional yang diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut maka peran penting berada pada tenaga pendidikan. Tenaga kependidikan adalah suatu komponen yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti,

2 mengembangkan, mengelola dan memberikan pelayanan tekhnis dalam bidang pendidikan 1. Tenaga pendidik mempunyai andil yang cukup besar dalam pembangungan bangsa, hal ini dikarenakan tenaga pendidikan merupakan salah satu faktor pembentukan mutu sumber daya manusia. Pasal 39 Ayat 2 Undang-Undang Dasar Nomor 20 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa guru sebagai pendidik merupakan tenaga profesional. Guru sebagai tenaga kependidikan yang profesional mempunyai peran penting dalam rangka penyelenggara sistem pendidikan yang berkualitas demi terwujutnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai prinsip prinsip profesionalitas demi terpenuhinya hak yang sama bagi warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. Tugas utama seorang guru adalah untuk mendidik, mengajar, melatih, serta mengarahkan peserta didik untuk mengahadapi persaingan di era globalisasi. Oleh karena semakin ketatnya persaingan di era global ini yang mengharuskan terciptanya sumber daya manusia yang semakin maju dan memiliki kualitas yang tinggi, maka kedudukan guru sebagai tenaga profesional diharapkan mampu untuk demi tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan yang tertuang dalam sistem pendidikan nasional yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam arti tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kuantitas yang dapat diunggulkan ditengah bangsa-bangsa yang lain. Dengan terciptanya guru yang memiliki profesionalitas yang tinggi, maka sumber daya manusia yang tercipta didalamnya 1 Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sitem. Yogyakarta : Andi Offset. hal : 9.

3 dapat bersaing dalam era globalisasi yang menuntut sumber daya manusia untuk terus bersaing. Selain peningkatan kualitas pendidikan yakni tenaga pendidikan, mutu pendidikan yang baik dan berkualitas pun perlu ditingkatkan, agar standart pendidikan tidak tertinggal dengan bangsa lain. Dalam meningkatkan mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi pula oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan 2. Guru harus selalu mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan profesionalnya, sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas dan fungsionalnya, karena pendidikan di masa yang akan datang menuntut keterampilan profesi pendidikan yang berkualitas. Kinerja guru dikatakan baik jika guru telah melakukan semua unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreatifitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur, dan objektif dalam membimbing siswa serta tanggung jawab terhadap tugasnya. Kinerja sebagai suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu 3. Guru sebagai tenaga pendidik mempunyai beban yang berat dipundaknya yakni mencerdaskan anak bangsa. Guru yang melaksanakan tugas-tugas yang 2 Mulyasa. 2008. Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Remaja Rosdakarya : Bandung. hal. 13. 3 Malayu Hasibuan Sp. 2003. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara. hal. 34.

4 dibebankan dengan tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi dengan penuh kecakapan dan memiliki pengalaman sebagai tenaga pendidik maka akan senantiasa memiliki kinerja yang baik dan meningkatkan mutu pendidikan. Guru yang melaksanakan tugas berdasarkan kecakapan, pengalaman yang dimiliki, sungguh-sungguh dalam menjalankan perannya sebagai guru, dan memiliki manajemen waktu yang baik dalam membagi perannya sebagai guru dapat dikatakakan sebagai guru yang berkualitas. Guru sebagai pendidik memiliki peran besar dalam dunia pendidikan, dipundaknya seorang guru dibebani oleh suatu tanggung jawab atas mutu pendidik 4. Hal ini dimaksutkan jika kinerja guru baik, maka kualitas pendidikan akan semakin baik, karena jika guru melaksanakan kinerjanya sebagai guru dengan penuh tanggung jawab, maka akan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas pendidikan yang ada, sehingga hasil dari pendidikan yang berupa sumber daya manusia akan efektif terhadap tuntutan jaman. Untuk meningkatkan kualitas guru, maka berdasarkan Permendikknas No. 16 tahun 2007 guru harus menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi, sosial, dan kompetensi keahlian. Keempat kompetensi tersebut harus dimiliki oleh guru, agar guru dapat meningkatkan kualitasnya sebagai guru. Dari keempat kompetensi yang harus dikuasai oleh guru mempunyai peran masingmasing, salah satunya kompetensi pedagogik guru. Guru harus mampu mengelola pembelajaran mulai dari merencakan program belajar mengajar sampai dengan menilai hasil pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu guru harus mampu Press. hal. 26-27. 4 Martinis Yamin dan Maisah. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta : Gaung Persada

5 merencanakan program belajar yang menarik agar dapat menarik minat siswa agar mau belajar. Masih rendahnya tingkat kompetensi pedagogik guru saat ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalahmasih ditemukannya guru yang masih mencari kerja sampingan setelah selesai mengajar, misalnya memberi les tambahan, banyaknya jumlah siswa dalam satu kelas yang rata-rata tidak efektif dan tidak sesuai dengan standar kelas, masih adanya guru yang menggunakan metode ceramah, sehingga pelajaran terkadang membosankan dan tidak dapat terserap oleh siswa, masih adanya guru yang hanya copy-paste dalam membuat RPP dan bahkan hanya mengganti tahunnya saja, adanya guru yang hanya datang saja dan memberi tugas kepada siswanya dan bahkan ada guru yang acuh tah acuh saat mengajar yang penting datang kekelas memberi materi tapi tidak tanggap terhadap siswa. Penguasaan kompetensi pedagogik yang kurang tentu akan membuat sumber daya manusia yang kurang bermutu pula, karena terkesan guru hanya sekedar datang dan memberi materi saja. Penguasaan kompetensi yang kurang tentu akan menurunkan kinerja guru pula. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru. lain : Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sesorang sangat beragam antara 1. Kamampuan, 2. Motivasi, 3. Dukungan yang diterima, 4. Keberadaan pekerjaan yang dilakukan, dan 5. Hubungan dengan organisasi 5. 5 Mathis dan Robert L Jackson. 2002. Manajemen SDM. Jakarta : Salemba Empat. hal. 82.

6 Dalam meningkatkan kinerja guru dibutuhkan pula motivasi dari guru untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas. Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri ( pribadi ) seseorang yang ditandai timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan 6. Motivasi merupakan faktor pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan dalam bentuk perbuatan yang nyata. Hal ini dikarenakan semakin tinggi motivasi seseorang, maka akan semakin tinggi pula kinerjanya, dan demikian pula sebaliknya semakin rendahnya motivasi seseorang, maka kinerjanya akan rendah.guru yang memiliki motivasi yang tinggi tentu akan menjalankan pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab. Dalam teori motivasi Herzberg, faktor-faktor motivator meliputi: prestasi, pengakuan, tanggungjawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri dan kemungkinan berkembang. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri Se-Kota Salatiga. 1.2 Identifikasi masalah Dari uraian latar belakang penelitian diatas, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru diantaranya motivasi kerja, kompetensi pedagogik, hubungan dengan organisasi, dukungan yang diterima. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut yang paling menarik untuk diteliti adalah kompetensi pedagogik dan motivasi kerja. Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan, dan pengembangan peserta 6 Oemar Hamalik. Op.cit, hal.16.

7 didik. Karena terdapat sebagian guru yang masih saja membuat materi hanya copy paste tahun lalu, dan hanya mengganti tahunnya saja, masih banyaknya guru yang menggunakan metode ceramah, sehinnga membuat siswa malas dan mengantuk dikelas, kurangnya kesiapan guru dalam mengajar. Berdasarkan Undang-Undang Guru Dan Dosen No.14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2009 yang dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Tetapi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini kajian kompetensi pedagogik hanya dibatasi pedagogik saja ( kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik ) saja, karena ingin mengetahui bagaimana kemampuan guru yang berpengalaman belajar. Motivasi kerja yang rendah sebagian menyebabkan menurunnya kinerja guru. Guru yang kurang memiliki motivasi yang tinggi dikarenakan kurangnya pengakuan dari pimpinan atas kerjaan yang telah diselesaikan, kurangnya rasa tanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan. Dengan demikian motivasi kerja yang dimiliki guru merupakan salah satu penyebab kinerja guru yang rendah. Cara terbaik untuk memotivasi seseorang adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya 7. Seorang guru harus akan selalu memenuhi kebutuhan hidupnya, baik dengan prestasi, pengakuan, penghargaan, dan insentif. Maka dari itu, guru dalam meningkatkan kinerjanya perlu didukung dengan kompetensi pedagogik dan 7 Malayu Hasibuan. Op.cit, hal 115-116.

8 motivasi yang tinggi. Identifikasi masalah dibatasi pada variabel kompetensi pedagogik, motivasi kerja, dan kinerja guru. 1.3 Perumusan masalah Berdasarkan gejala probematika diatas, maka yang dijadikan pokok permasalahan yaitu : 1. Apakah terdapat hubungan kompetensi pedagogik dengan kinerja guru di SMK Negeri se-kota Salatiga? 2. Apakah terdapat hubungan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di SMK Negeri se-kota Salatiga? 3. Apakah terdapat hubungan kompetensi pedagogik dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja guru di SMK Negeri se-kota Salatiga? 1.4 Tujuan penelitian Berdasarkan gejala problematika yang dikemukakan diatas maka tujuan yang hendak di capai antara lain: 1. Untuk mengetahui hubungan kompetensi pedagogik dengan kinerja guru di SMK Negeri se-kota Salatiga. 2. Untuk mengetahui hubungan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di SMK Negeri se-kota Salatiga. 3. Untuk mengetahui hubungan kompetensi pedagogik dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja guru se-smk Negeri di Kota Salatiga.

9 1.5 Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai beberapa manfaat yaitu : 1.5.1 Manfaat akademis 1. Dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya dengan pokok permasalahan yang hampir sama. 2. Menambah jumlah referensi yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru dan motivasi kerja guru. 1.5.2 Manfaat praktis 1. Bagi guru memberi masukan pada guru untuk selalu meningkatkan kompetensi pedagogik guru, motivasi kerja guru dan kinerjanya. 2. Bagi sekolah dan pemerintah sebagai pertimbagan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru, motivasi kerja guru dan kinerja guru.