EKSPLORASI PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI TINGKAT KONEKSI MATEMATIS YANG DIBANGUN OLEH MAHASISWA STKIP YPUP MAKASSAR. Nurfaida Tasni * ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

ANALISIS KESALAHAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa kita. Padahal matematika sumber dari segala disiplin ilmu

ANALISIS KESALAHAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.2, September 2015

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN CONNETED MATHEMATICS PROJECT (CMP)

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIIIPADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

ASOSIASI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DENGAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

KEMAMPUAN MAHASISWA MEMBUAT KONEKSI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER 1

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STRUKTUR KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS X PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

P 34 KEEFEKTIFAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH ANALISIS REAL I

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2011

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri dan Karakter Siswa SMP Kelas VIII Melalui Pembelajaran Model 4K

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, karena pendidikan

DAFTAR PUSTAKA. Bell, Frederick H. (1978). Teaching and Learning Mathematics (the secondary schools). USA: Wm. C. Brown Company Publisher.

Mosharafa Jurnal Pendidikan Matematika Volume 3, Nomor 3, September 2014

BAB I PENDAHULUAN. Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam penyelesaian mmasalah matematika. (surabaya: pendidikan tinggi islam, 2013), hal 1 2

Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Matematika. Oleh Nila Kesumawati FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang

DEVELOPING MATHEMATICAL LEARNING BASED ON DISCOVERY LEARNING MODEL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI WRITING TO LEARN PADA SISWA SMP 4

Fraenkel, J.R & Wallen, N. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education. Singapore: Mc. Graw Hill.

HUBUNGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

Pembentukan Karakter dan Komunikasi Matematika Melalui Model Problem Posing Berbantuan Scaffolding Materi Segitiga

Proses Metakognitif Siswa SMA dalam Pengajuan Masalah Geometri YULI SUHANDONO

EKSPLORASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI PENELITIAN DESAIN

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGITIGA DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN PETA PIKIRAN

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Majid. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI AKTIVITAS MENULIS MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sri Wahyuni, Tesis : Kemampuan Koneksi Matematika siswa SMP dalam Memecahkan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

ASOSIASI KEMAMPUAN SPASIAL DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN GEOGEBRA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh semua orang terutama pendidikan yang

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA SMP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MENGGUNAKAN MASALAH OPEN ENDED

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA TINGKAT IV MATERI SISTEM BILANGAN KOMPLEKS PADA MATA KULIAH ANALISIS KOMPLEKS

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DENGAN MODEL IDEAL PROBLEM SOLVING MATA KULIAH KAPITA SELEKTA MATEMATIKA 1

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 5 BATAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

Bukhari Ahmad, Ria Deswita, Febria Ningsih, Syafriadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci Corresponding author,

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Self-Efficacy Siswa SMP dengan Menggunakan Pendekatan Diskursif

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

P 46 BERPIKIR KREATIF SISWA MEMBUAT KONEKSI MATEMATIS DALAM PEMECAHAN MASALAH

METODE PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM MATERI KUBUS DI KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DENGAN PENDEKATAN CRA (Concrete Representational Abstract)

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS MELALUI PENDEKATAN KONSTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. dari diajarkannya matematika di setiap jenjang pendidikan. Selain itu, untuk

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Nurul Fajri 1

POTENSI PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA DALAM MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Koneksi Matematik dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama. Sugiman Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAYA MATEMATIS UNTUK SISWA SMP. Fitriana Eka Chandra 1

IMPLEMENTASI LESSON STUDY MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI APLIKASI TRIGONOMETRI.

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

Efektivitas Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Aspek Koneksi Matematika

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II

Keefektifan Pembelajaran Pogil Berbantuan LKPD Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Pokok Peluang

DAFTAR PUSTAKA. Akbar, A.(2005). Menggunakan SPSS Bagi Peneliti Pemula. Bandung: M25.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY

Ika Puspita Sari Kemampuan Komunikasi Matematika Berdasarkan Perbedaan Gaya Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Wajo pada Materi Statistika

Mosharafa Jurnal Pendidikan Matematika Volume 5, Nomor 1, April 2015

Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematik Peserta Didik Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Berbantuan Software Geogebra

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan membahas tentang: (A) konteks penelitian,

Karina Siti Putrianingsih et al., Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa... Karina Siti Putrianingsih, Hobri, Toto' Bara Setiawan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LAPS- HEURISTIC DIKELAS X SMAN 2 BATANG ANAI

PROSIDING ISBN :

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATERI KULIAH GEOMETRI ANALITIK DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP PGRI PONTIANAK

Transkripsi:

EKSPLORASI PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI TINGKAT KONEKSI MATEMATIS YANG DIBANGUN OLEH MAHASISWA STKIP YPUP MAKASSAR Nurfaida Tasni * ABSTRACT The purpose of this study is to explore problem-solving abilities based on the level of mathematical connections built by STKIP YPUP Makassar students. This research is a qualitative explorative research based on task-based interview. The subjects of the study were STKIP YPUP students who programmed linear courses. This type of problem is developed based on the characteristics of mathematical connections according to NCTM, ie connections between mathematical topics, connections with other disciplines, and connections in everyday life. Data collection was done through semi-structured interview process to 2 subjects selected by purposive sampling technique. The results showed by establishing a high connection then Students are able to perform the problem-solving process well. Keywords: Problem Solving, Mathematical Connection PENDAHULUAN Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun, mahasiswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Berdasarkan teori belajar yang dikemukakan Gagne (1970), bahwa keterampilan intelektual tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui pemecahan masalah. Hal ini dapat dipahami sebab pemecahan masalah merupakan tipe belajar paling tinggi dari delapan tipe yang dikemukan Gagne, yaitu signal learning, chaining, verbal association, discrimination learning, concept learning, rule learning, dan problem solving. Proses pemecahan masalah memerlukan membangun koneksi antara tahapan pemecahan masalah, sebagai upaya untuk menemukan solusi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki (Schoenfeld, 1982). Hal ini mengindikasikan bahwa pengalaman mahasiswa dalam memecahkan masalah, tentunya tidak dipisahkan dari adanya koneksi matematis. *) Prodi Pendidikan Matematika, STKIP YPUP, E-mail: nurfaidatasni@rocketmail.com 66

Melalui koneksi matematis mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman konseptual untuk menggunakan konsep-konsep matematika yang saling berhubungan dalam menyelesaikan masalah (Anthony & Walshaw, 2009). Hal ini juga dipertegas oleh Rohendi & Dulpaja (2013) yang mengemukakan bahwa kemampuan koneksi matematis sangat dibutuhkan oleh mahasiswa, terutama untuk menyelesaikan masalah yang membutuhkan hubungan antara konsep-konsep matematika dengan konsep-konsep lain dalam matematika dan disiplin ilmu lain atau dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan mahasiswa dalam mencari hubungan suatu representasi konsep dan prosedur, memahami antar topik matematika, dan kemampuan mahasiswa mengaplikasikan konsep matematika dalam bidang lain atau dalam kehidupan sehari-hari. Apabila para mahasiswa dapat menghubungkan gagasan-gagasan matematis, maka pemahaman mereka akan lebih mendalam dan lebih bertahan lama (NCTM, 2000:64). Pemahaman mahasiswa akan lebih mendalam jika mahasiswa dapat mengaitkan antar konsep yang telah diketahui mahasiswa dengan konsep baru yang akan dipelajari oleh mahasiswa. Koneksi merupakan salah satu teorema pembelajaran yang dikemukakan oleh Bruner dan Kenney dalam Bell (1978:143-144), yang menjelaskan bahwa penting untuk melihat bahwa matematika adalah ilmu yang koheren dan tidak terpartisi atas berbagai cabangnya. Cabangcabang dalam matematika, seperti aljabar, geometri, trigonometri, statistika, satu sama lain saling kait mengkait. Menurut Jihad, A (2008) koneksi matematika merupakan suatu kegiatan yang meliputi: 1) Mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur, 2) Memahami hubungan antar topik matematika, 3) Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari, 4) Memahami representasi ekuivalen konsep yang sama, 5) Mencari koneksi satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen, menggunakan koneksi antar topik matematika, dan antara topik matematika dengan topik lain. Berdasarkan penjelasan teori tersebut, koneksi matematis merupakan dasar untuk seseorang agar mampu melakukan proses pemecahan masalah. Oleh karena itu sangat penting untuk dilakukan penelitian dalam rangka melihat kemampuan pemecahan masalah seseorang berdasarkan tinggi rendahnya koneksi yang dibangun dalam proses pemecahan masalah. Bagaimana eksplorasi pemecahan masalah Mahasiswa STKIP YPUP berdasarkan koneksi matematis yang dibangun dalam proses pemecahan masalah? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran pemecahan masalah yang dilakukan oleh Mahasiswa STKIP YPUP berdasarkan koneksi matematis yang dibangun dalam proses pemecahan masalah. 67

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksploratif yang bersifat kualitatif, berdasarkan pada wawancara berbasis tugas (the task-based interview). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemampuan pemecahan masalah berdasarkan tingkat koneksi yang dibangun oleh Mahasiswa STKIP YPUP Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitataif. Cresswell (2012) menyatakan karakteristik dari penelitian kualitatif yaitu: (1) lingkungan alamiah (natural setting), (2) Peneliti sebagai instrumen kunci (researcher as key instrument), (3) Beragam sumber data (multiple sources of data), (4) Analisis data induktif (inductive data analysis), (5) Makna dari partisipan ( participants meaning), (6) Rancangan yang berkembang (emergent design), (7) Perspektif teoritis (theoretical lens), (8) Bersifat penafsiran (interpretive), dan (9) Pandangan menyeluruh (holistic account). Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa STKIP YPUP makassar yang memprogramkan mata kuliah program linear, Sesuai dengan rumusan masalah pemilihan subjek dilakukan dengan memberikan tes awal kepada mahasiswa berupa soal program linear yang diselesaikan dengan metode grafik, untuk menyakinkan pemilihan subjek adalah Mahasiswa yang dikategorikan memiliki tingkat kemampuan kognitif yang tinggi di kelas tersebut. Kemudian dari hasil pekerjaan mahasiswa dilakukan pemilihan subjek terhadap 2 orang mahasiswa. Pemilihan subjek difokuskan pada mahasiswa dengan perolehan tes awal yang tinggi karena dalam hal ini peneliti berharap objek kajian yang akan diperhatikan dalam proses penelitian yaitu kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari tingkat koneksi yang dibangun dalam proses pemecahan masalah. Pada tes pemecahan masalah matematika, Masalah yang diberikan pada mahasiswa adalah masalah program linear yang dapat diselesaikan dengan metode grafik. Pertanyaan yang diberikan mengarah pada proses pemecahan masalah mengikuti langkah-langkah masalah dari Polya. Lembar pemecahan masalah matematika dikembangkan sendiri oleh peneliti. Adapun untuk pelaksanaan wawancara sifatnya semi terstruktur atau terbuka. Pertanyaannya tidak harus sama untuk setiap subjek. Wawancara ini dilakukan untuk mengungkap secara kualitatif kemampuan mahasiswa dalam pemecahan masalah berdasarkan tingkat koneksi yang dibangun. Untuk memperoleh data, maka peneliti melakukan validasi ahli terhadap draf instrumen yang telah dirancang yaitu : Data hasil pemecahan masalah dan data hasil wawancara dianalisis deskriptif kualitatif. Analisis dilakukan pada lembar pemecahan masalah. Proses analisis terhadap lembar pemecahan masalah dilakukan setelah proses wawancara selesai. Adapun lembar pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Seorang pembuat kue mempunyai 8 kg tepung dan 2 kg gula pasir. Ia ingin membuat dua macam adonan kue yaitu adonan kue dadar dan kue apem. 68

Untuk membuat satu adonan kue dadar dibutuhkan 10 gram gula pasir dan 20 gram tepung sedangkan untuk membuat satu adonan kue apem dibutuhkan 5 gram gula pasir dan 50 gram tepung. Jika satu adonan kue dadar menghasilkan 5 buah kue dadar yang dijual dengan harga Rp 300,00/buah. Dan satu adonan kue apem menghasilkan 7 buah kue apem dijual dengan harga Rp 500,00/buah, tentukanlah pendapatan maksimum yang dapat diperoleh pembuat kue tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dari dua subjek penelitian dalam proses wawancara yang menunjukkan perbedaan kemampuan pemecahan masalah berdasarkan tingkat koneksi yang dibangun disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini. Tabel 1 Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Tingkat Koneksi Yang Dibangun. No Mahasiswa Koneksi yang dibangun Tingkat koneksi yang dibangun 1. Pertama 1. tahap pemahaman - Menetapkan variabel dari setiap unsur yang diketahui dalam soal - Menggambarkan hubungan antara bahan baku yang dibutuhkan untuk setiap jenis kue dan bahan baku yang tersedia - Mengidentifikasi unsur-unsur yang digunakan untuk merumuskan fungsi tujuan/objektif dalam rangka menentukan pendapatan maksimum 2. tahap perencanaan Tinggi Tinggi Proses pemecahan Masalah Memahami Masalah dengan baik Menyusun rencana yang sistematis 69

2. Kedua masalah - Merumusmkan model matematis dari setiap fungsi - Menyederhanakan model matematis dari setiap fungsi - Merumuskan model fungsi tujuan/objektif pada soal - Menentukan fungsi non negatif 3. Tahap pelaksanaan rencana - Menggambar grafik dari setiap fungsi - Menentukan luas daerah berdasarkan fungsi - Menentukan perpotongan dari setiap grafik fungsi untuk mengidentifikasi titik sudut atau pojok dari daerah - Menentukan titik optimum dari perpotongan grafik fungsi - Menentukan pendapatan maksimum - Melakukan uji coba Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Melaksanakan rencana dengan baik Melakukan proses evaluasi dengan baik Memahami masalah Menyusun rencana yang kurang sistematis Melaksanakan masalah namun tidak lengkap sehingga tidak menemukan solusi 70

pada setiap titiktitik optimum pada fungsi objektif/tujuan 4. Tahap Evaluasi - Mengidentifikasi kekeliruan yang dilakukan dalam setiap tahapan masalah. 1. tahap pemahaman - Menetapkan variabel dari setiap unsur yang diketahui dalam soal - Menggambarkan hubungan antara bahan baku yang dibutuhkan untuk setiap jenis kue dan bahan baku yang tersedia 2. tahap perencanaan masalah - Merumusmkan model matematis dari setiap fungsi - Merumuskan model fungsi tujuan/objektif pada soal 3. Tahap pelaksanaan rencana - Menggambar grafik dari sebagian fungsi - Tidak menentukan Rendah Tidak melakukan proses evaluasi terhadap proses masalah. 71

luas daerah berdasarkan fungsi - Tidak menentukan perpotongan dari setiap grafik fungsi untuk mengidentifikasi titik sudut atau pojok dari daerah - Tidak menentukan titik optimum dari setiap perpotongan grafik fungsi - Menentukan pendapatan maksimum hanya dari perpotongan dua grafik fungsi - Tidak melakukan uji coba pada setiap titik-titik optimum pada fungsi objektif/tujuan 4. Tahap Evaluasi - Tidak mengidentifikasi kekeliruan yang dilakukan dalam setiap tahapan masalah. 72

SIMPULAN Berdasarkan keseluruhan analisis wawancara di atas, dapat dituliskan suatu eksplorasi pemecahan masalah ditinjau dari tingkat koneksi yang dibangun oleh mahasiswa STKIP YPUP Makassar. Pada proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh subjek pertama, dimana ia berhasil menemukan solusi yang tepat dan memenuhi setiap langkah dari tahapan Polya dengan membangun koneksi yang tinggi dalam proses pemecahan masalah. Berbeda halnya dengan subjek kedua, ia tidak mampu memenuhi setiap tahapan Polya dengan tidak menemukan solusi yang tepat dan tidak bisa sampai pada tahap evaluasi, hal ini disebabkan karena koneksi yang dibangun selama proses pemecahan masalah berada pada tingkat koneksi yang rendah atau dengan kata lain koneksi yang dibangun kurang lengkap. Dari hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa ada hubungan yang kuat antara tingkat koneksi yang dibangun dengan kemampuan pemecahan masalah. Oleh karena itu dengan membangun koneksi yang tinggi maka mahasiswa mampu melakukan proses pemecahan masalah dengan baik. SARAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti mengajukan beberapa saran dan rekomendasi, sebagai berikut: 1. Para peneliti untuk dapat melakukan penelitian yang lebih luas dan mendalam, dengan mengambil sampel penelitian yang lebih besar sehingga kesimpulannya bisa lebih representatif. 2. Dosen diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan mahasiswa untuk selalu membangun koneksi matematis yang kuat dalam memecahkan masalah matematika. 3. Mahasiswa sebagai calon tenaga pengajar diharapkan mampu mengembangkan kemampuan koneksi matematis yang dimiliki sebagai salah satu standar pendidikan yang nantinya dapat dijadikan landasan untuk membantu persepsi siswa dengan cara melihat matematika sebagai bagian terintegrasi dengan dunia nyata dan mengenal relevansi serta manfaat matematika baik di dalam maupun di luar sekolah. DAFTAR PUSTAKA Anton, Howard. 2000. Dasar-Dasar Aljabar Linear. Batam: Interaksara. 73

Anthony, G., & Walshaw, M. 2009. Characteristics of Effective Teaching of Mathematics: A View from The West. Journal of Mathematics Education, 2(2): 147 164. Hodgson, T. R. 1995. Connections As Problem Solving Tools. In P. A. Hourse & A. F. Coxford (Eds), 1995 Yearbook of The National Council of Teachers of Mathematics (hlm. 13 21). Reston: National Council of Teacher of Mathematics. Bell, F H. 1981. Teaching and Learning Mathematics (In Secondary School). Second Printin, Wm; C. Brown Pulisher, IOWA. Creswell. 2015. Five Edition. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitave and Qualitative Research, Universty of Nebraska-Lincoln. Pearson. Depdiknas. 2002. Teori-Teori Perkembangan Kognitif dan Proses Pembelajaran yang Relevan untuk Pembelajaran Matematika. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas. Jihad, A. (2008). Pengembangan Kurikulum Matematika (Tinjauan Teoritis dan Historis). Bandung: Multipressindo. Meisnerr, H. 2006. Creativity and Mathematics Education [online]. Tersedia: www.math.ecnu.cn/ earcome 3/ sym1/ sym 104.pdf. [ 2 februari 2007]. NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards For School Mathematics. Reston, Va: Authur. (2000). Principles and Standar For School Mathematics, USA: NCTM. Polya, G. 1973. How to Solve It. Second Edition. Princeton, New Jersey: Princeton University Press. Rohendi & Dulpaja. 2013. Connected Mathematics Project (CMP) Model Based on Presentation Media to the Mathematical Connection Ability of Junior High School Students. Journal of Education and Practice, 4 (4): 17-22. Schoenfeld, A.H. 1992. Learning To Think Mathematically; Problem Solving, Metacognition, and Sense-Making In Mathematics. New York: Maccmillan. Sugiyono, 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UPI. Bandung: FMIPA UPI. Sumarmo, U. 2013. Mengembangkan Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematika Siswa SMA Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. FMIPA: UPI. Tasni, N & Susanti, E. (2017). Membangun Koneksi Matematis Siswa dalam Pemecahan Masalah Verbal. Jurnal Beta, Vol. 10 No. 1 (Mei) 2017, Hal. 1-17.DOI: http://dx.doi.org/10.20414/betajtm.v9i2.83. 74