Prarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
PRARANCANGAN PABRIK GIPSUM DARI KALSIUM HIDROKSIDA DAN ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

I. PENDAHULUAN. meningkat. Dengan meningkatnya pembangunan fisik di Indonesia, maka

DESKRIPSI PROSES. Untuk pembuatan gipsum terdiri dari tiga jenis proses, yaitu: Penghancuran batu-batuan ini dengan menggunakan alat primary crusher

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

NASKAH PUBLIKASI PRARANCANGAN PABRIK GIPSUM DENGAN PROSES DESULFURISASI GAS BUANG PLTU KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ajeng Rahmasari NIM 12/330087/TK/

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

PABRIK KALSIUM SULFAT ANHIDRAT DARI GYPSUM ROCK DENGAN PROSES KALSINASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Fosfat dengan Proses Nissan, Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. cukup luas seperti industri (Purified Terepthalic Acid) PTA, industri etil

Efisiensi PLTU batubara

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN D

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

PENGENALAN PABRIK INDUSTRI KAPUR D I S U S U N

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK KALSIUM SULFAT DIHIDRAT DARI BATU KAPUR DAN ASAM SULFAT DENGAN KAPASITAS TON/TAHUN

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II PERANCANGAN PRODUK. : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik,

PABRIK PUPUK ZA (AMONIUM SULFAT) DARI AMONIAK DAN ASAM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PABRIK PLASTER OF PARIS DARI GYPSUM DENGAN PROSES KALSINASI PRA RENCANA PABRIK. Oleh: LINA DHARMAWATI NPM:

Prarancangan Pabrik Asam Borat dari Boraks dan Asam Sulfat dengan Proses Asidifikasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

PABRIK CEMENT RETARDER DARI GYPSUM DENGAN PROSES GRANULASI PRA RENCANA PABRIK. oleh : FERO GUNA WIYONO

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

BAB III PERANCANGAN PROSES

SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO

PABRIK GLISEROL DARI COTTON SEED OIL DENGAN PROSES HIDROLISA KONTINYU

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Borat Dengan Proses Asidifikasi Kapasitas Ton per Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I

PABRIK CAUSTIC SODA DARI LIMESTONE DAN SODA ASH DENGAN PROSES CONTINUOUS DORR CAUSTICIZING PRA RENCANA PABRIK

Prarancangan Pabrik Etanolamin dengan Proses Non Catalytic Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh :

II. DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.

AMONIUM NITRAT (NH4NO3)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB II DESKRIPSI PROSES. Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II DESKRIPSI PROSES. adalah sistem reaksi serta sistem pemisahan dan pemurnian.

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

BAB II PERANCANGAN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat Dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

pembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB I PENDAHULUAN BAB I

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan pembangunan di Indonesia pada era globalisasi ini semakin meningkat yang ditandai dengan banyaknya pembangunan fisik, sehingga kebutuhan semen dan bahan bangunan lain juga mengalami peningkatan. Peningkatan kebutuhan industri semen dan bahan bangunan tersebut akan meningkatkan kebutuhan gipsum yang merupakan salah satu bahan dalam pembuatan semen. Selain digunakan dalam industri semen, gipsum juga digunakan sebagai plaster dan wallboard. Kebutuhan gipsum di Indonesia dicukupi dengan produksi dalam negeri dan impor dari luar negeri. Produksi gipsum dalam negeri masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gipsum di Indonesia. Oleh karena itu masih diperlukan impor dari luar negeri. Krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997, menyebabkan mahalnya harga gipsum dari luar negeri. Kurs Rupiah yang melemah terhadap Dolar Amerika membawa dampak yang besar bagi industri dengan bahan baku yang di impor dari luar negeri. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu didirikan industri gipsum di Indonesia. Dengan pendirian industri gipsum, diharapkan mampu mencukupi kebutuhan gipsum di Indonesia. Pembangit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam melaksanakan proses produksinya, menggunakan batu bara sebagai sumber bahan bakar yang kemudian digunakan untuk memanaskan air yang diubah menjadi steam penggerak turbin listrik. Dalam proses pembakaran batu bara, PLTU akan menghasilkan sejumlah besar gas buang dimana terkandung gas beracun dan berbahaya jika langsung dibuang ke lingkungan. Oleh sebab itu perlu adanya proses recovery gas buang (SO 2 ) sebagai salah satu bentuk tanggungjawab pihak industri dalam menjaga kelestarian lingkungan. 1

1.2 Penentuan Kapasitas Rancangan Pabrik Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan kapasitas pabrik gipsum. Penetuan kapasitas pabrik gipsum dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Kebutuhan produk di Indonesia Kebutuhan gipsum diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Dalam hal ini erat kaitannya dengan kegunaan gipsum sebagai salah satu bahan baku pembuatan semen untuk kegiatan pembangunan infrastruktur. Sehingga gipsum yang digunakan sebagai bahan baku semen dan industi lainnya akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Untuk memenuhi kebutuhan gipsum tersebut didapat dari pabrik yang sudah ada maupun impor dari luar negeri. 2. Ketersediaan Bahan Baku Pabrik gipsum ini adalah pabrik yang memanfaatkan limbah dari pembakaran batu bara di PLTU Paiton yang terletak di Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur yang menghasilkan gas yang mengandung gas SO 2 dan CO 2 yang apabila dilepas secara langsung ke lingkungan akan mengakibatkan efek kerusakan lingkungan yang cukup krusial (seperti efek rumah kaca dan pemanasan global), sehingga perlu adanya teknologi yang bisa menginovasi agar gas-gas buang tersebut bisa terproses menjadi produk yang bernilai jual. Oleh karena itu, dipilih proses desulfurisasi gas buang sebagai alternatif memproduksi gipsum. Sehingga untuk menentukan jumlah kapasitas pabrik yang ingin didirikan, maka disesuaikan dengan jumlah gas buang yang dihasilkan dan lebih dispesifikasikan lagi adalah kapasitas pabrik disesuaikan dengan jumlah kandungan SO 2 yang terkandung dan seberapa besar kemungkinan untuk bisa terkonversi menjadi gipsum. PLTU Paiton menghasilkan gas buang sebesar 170,7362 kg/jam dengan kandungan SO 2 yaitu 6,9% sehingga diperoleh bahan baku sebesar 1,1781 kg/jam. Maka dari itu pabrik gipsum ini dibangun dengan kapasitas maksimal adalah 25,97 kg per tahun (Anonim). Sehubungan dengan itu maka perlu ditingkatkan 2

kapasitas pabrik sehingga bisa mengokupasi kapasitas alat proses standar. Sehingga perlu ditingkatkan komposisi gas buang sebagai salah satu bahan baku utama. Langkah yang bisa dilakukan adalah menambah aliran gas SO 2 dengan cara menambahkan gas buang dari pembakaran batu belerang. Sehingga kapasitas menjadi 2.500 ton/tahun. Di Indonesia, belum ada pabrik yang memproduksi gipsum dengan proses desulfurisasi gas buang PLTU. Sehingga ini merupakan bentuk kajian awal terkait dengan studi kelayakan dan studi ekonomi tentang perancangan pabrik gipsum dengan proses desulfurisasi gas buang PLTU. 1.3 Penentuan Lokasi Pabrik Pemilihan lokasi suatu perusahaan sangat penting dalam perancangan pabrik karena hal ini berhubungan langsung dari nilai ekonomis pabrik yang akan dibangun. Pabrik gipsum ini direncanakan akan dibangun di dalam kawasan PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk menentukan lokasi pabrik yang dirancang secara teknis dan ekonomis menguntungkan. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan. 1. Faktor Primer a. Penyediaan bahan baku Kriteria pemilihan lokasi didasarkan pada kemudahan dalam mendapatkan bahan baku, karena pabrik ini menggunakan bahan baku gas buang PLTU Paiton, maka lokasi yang ideal adalah di sekitar PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, sebab akan mudah mendistribusikan gas buang yang dihasilkan serta menghemat biaya distribusi bahan baku. b. Pemasaran produk Faktor yang perlu diperhatikan adalah letak wilayah pabrik yang membutuhakan gipsum dan jumlah kebutuhannya. Daerah Probolinggo merupakan daerah yang strategis untuk pendirian suatu pabrik karena dekat dengan PT. Semen Gresik sebagai salah satu produsen semen di Indonesia. c. Sarana transportasi 3

Sarana dan prasarana transportasi sangat diperlukan untuk proses penyediaan bahan baku dan pemasaran produk. Dengan adanya fasilitas jalan raya dan pelabuhan laut yang memadai, maka pemilihan lokasi di Probolinggo sangat tepat. d. Tenaga kerja Tersedianya tenaga kerja yang terampil mutlak diperlukan untuk menjalankan mesin-mesin produksi. Dan tenaga kerja dapat direkrut daerah Jawa timur, Jawa tengah dan sekitarnya. e. Penyediaan utilitas Perlu diperhatikan sarana-sarana pendukung seperti tersedianya air, listrik, dan sarana lainnya sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik. Sebagai suatu kawasan industri yang telah direncanakan dengan baik dan tempat industri berskala besar, Gresik telah mempunyai sarana-sarana pendukung yang memadai. 2. Faktor Sekunder a. Perluasan areal pabrik Probolinggo memiliki kemungkinan untuk perluasan pabrik karena masih mempunyai areal yang cukup luas. Hal ini perlu diperhatikan karena dengan semakin meningkatnya permintaan produk akan menuntut adanya perluasan pabrik. b. Karakteristik lokasi Karakteristik lokasi menyangkut iklim di daerah tersebut. Kemungkinan terjadinya banjir, serta kondisi sosial masyarakatnya. Dalam hal ini, Probolinggo sebagai kawasan industri adalah daerah yang telah ditetapkan menjadi daerah industri sehingga pemerintah memberikan kelonggaran hukum untuk mendirikan suatu pabrik di daerah tersebut. c. Kebijaksanaan pemerintah Pendirian pabrik perlu memperhatikan beberapa faktor kepentingan yang terkait di dalamnya, kebijaksanaan pengembangan industri, dan 4

hubungannya dengan pemerataan kesempatan kerja, kesejahteraan, dan hasil-hasil pembangunan. Di samping itu, pabrik yang didirikan juga harus berwawasan lingkungan, artinya keberadaan pabrik tersebut tidak boleh mengganggu atau merusak lingkungan sekitarnya. d. Kemasyarakatan Dengan masyarakat yang akomodatif terhadap perkembangan industri dan tersedianya fasilitas umum untuk hidup bermasyarakat, maka lokasi di Probolinggo dirasa tepat. Berdirinya PLTU Paiton di Kabupaten Probolinggo telah memberikan dampak yang positif bagi masyarakat sekitar. Selama kontruksi pembangunan PLTU Paiton menyerap sekitar 9.500 masyarakat lokal Probolinggo dan saat beroperasi menyerap sekitar 387 masyarakat lokal Probolinggo, sehingga pembangunan PLTU Paiton ini sangat menekan jumlah penggangguran dan kriminalitas di Probolinggo. Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih di daerah Probolinggo, propinsi Jawa timur sebagai lokasi pendirian pabrik gipsum. 1.4 Tinjauan Pustaka 1.4.1 Macam-macam Proses Pembuatan Gipsum Untuk pembuatan gipsum pada dasarnya ada empat proses, yaitu: 1. Pembuatan gips dari gypsum rock 2. Pembuatan gips dari batu kapur 3. Pembuatan gips sintesa CaCl 2 dan H 2 SO 4 4. Pembuatan gipsum dengan proses desulfurisasi gas buang PLTU 1.4.1.1 Pembuatan Gipsum dari Gypsum Rock Proses pembuatan gipsum dari rock yaitu dengan cara menghancurkan batu-batuan gipsum yang telah diperoleh dari daerah pegunungan kapur. Penghancuran batu-batuan ini dengan menggunakan alat primary crusher kemudian diayak agar diperoleh batuan yang halus. Setelah diayak sebagian masuk ke sink float untuk membersihkan batu-batuan dari kotoran, kemudian 5

masuk dalam secondary crusher agar batu-batuan yang belum halus dapat dihancurkan lagi dan sebagian lagi masuk dalam fine grinding untuk digiling menjadi butiran yang halus. Setelah dari fine grinding butiran yang halus di calcining dan menghasilkan board plaster, dan sebagian setelah dikalsinasi masuk ke ball mill dan menghasilkan bagged plaster (Othmer, Kirk. 1978). 1.4.1.2 Pembuatan Gipsum dari Batu Kapur Proses pembuatan gipsum jenis ini, yaitu dengan cara memasukkan batu kapur CaCO 3 dalam rotary klin sehingga akan terjadi reaksi proses kalsinasi yang akan menghasilkan CaO dan CO 2. Kemudian CaO yang terbentuk dimasukkan ke dalam mixing tank untuk direaksikan dengan air (H 2 O) sehingga akan menghasilkan slurry Ca(OH) 2. Kemudian slurry Ca(OH) 2 dimasukkan dalam reaktor dan ditambahkan H 2 SO 4 sehingga akan terjadi reaksi netralisasi. Setelah itu produk dimasukkan dalam thickener untuk menghilangkan impuritas. Kemudian dimasukkan dalam rotay dryer untuk mengurangi kadar air, untuk mendapatkan gipsum yang seragam ukurannya digunakan ballmill (Othmer, Kirk. 1978). 1.4.1.3 Pembuatan Gipsum dari CaCl 2 dan H 2 SO 4 Mula-mula bahan baku dimasukkan ke dalam reaktor dengan ditambahkan H 2 SO 4 sehingga terjadi reaksi netralisasi dan akan terbentuk CaSO 4 dan HCl yang terbentuk dipisahkan dengan absorber. Kemudian produk dimasukkan ke dalam evaporator untuk mengurangi kandungan air, setelah itu masuk ke crystallizer sehingga akan terbentuk kristal. Setelah itu masuk ke centrifugal dan kristal yang keluar dari centrifugal dimasukkan dalam rotary dryer, lalu didinginkan dalam rotary cooler sehingga akan terbentuk gipsum (Othmer, Kirk. 1978). 1.4.1.4 Pembuatan Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU 6

Pembakaran sejumlah batu bara yang biasa dilakukan oleh PLTU, akan menghasilkan gas-gas buang yang membahayakan dan berdampak negatif bagi lingkungan jika dibuang langsung ke lingkungan. Gas-gas yang berbahaya itu antara lain adalah gas CO x dan gas SO x yang merupakan penyebab utama peristiwa pemanasan global. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka, gas-gas tersebut dapat diolah kembali dengan penambahan bahan-bahan kimia yang lain sehingga membentuk suatu produk yang juga bernilai ekonomi. Gas SO x yang dihasilkan di dalam proses pembakaran batu bara PLTU akan diinjeksikan ke dalam reaktor absorber pada bagian bawah absorber dan akan dikontakkan dengan larutan Ca(OH) 2 yang juga diinjeksikan di dalam absorber lewat bagian menara atas. Di dalam absorber akan terjadi reaksi kimia dan mekanisme difusi gas SO X masuk ke dalam larutan Ca(OH) 2 dan akan membentuk slurry CaSO 4 dan selanjutnya akan membentuk gipsum, CaSO 4.2H 2 O setelah melewati proses pengeringan (Fernandez, dkk. 1997) Sebelum menentukan pilihan proses yang tepat perlu adanya studi perbandingan dari beberapa proses alternatif baik dari aspek teknis maupun ekonomis. Tabe1 1 Pemilihan Proses Berdasarkan Aspek Teknis dan Ekonomi No Parameter Proses I a) Proses II a) Proses III a) Proses IV b) 1 Aspek teknis Bahan baku Gipsum rock CaCO 3 dan CaCl 2 dan CaO dan gas H 2 SO 4 H 2 SO 4 buang Konsumsi Sedikit Sedang Sedang Sedikit energi Kemurnian Tergantung Kadar 91% Kadar 90% Kadar 98% produk bahan baku Persediaan Terbatas Berlimpah Sangat Besar dan bahan baku jumlahnya dan mudah sedikit mudah didapat 7

Aspek ekonomi 2 Investasi Besar Sedang Besar Sedang a) Othmer, Kirik. 1979 b) Fernandez, dkk. 1997 Dari Tabel 1 di atas maka yang paling baik dan efisien dari segi teknis dan ekonomis adalah perencanaan pendirian pabrik gipsum dengan proses keempat karena bahan baku yang digunakan mudah didapat dan berwawasan lingkungan. 1.4.2 Kegunaan Produk Gipsum adalah bahan yang banyak digunakan sebagai bahan baku ataupun bahan pembantu dalam berbagai jenis industri. Adapun kegunaan gipsum dalam dunia industri adalah sebagai berikut (Othmer, Kirik. 1979): a. Sebagai bahan pembantu pembuatan semen, yaitu sebagai bahan untuk memperlambat pengerasan pada semen. b. Pada bidang kedokteran dan farmasi, digunakan sebagai bahan plester. c. Pada industri cat, digunakan sebagai bahan pengisi dan campuran cat putih. d. Pada industri keramik, digunakan sebagai bahan pengisi. e. Pada industri elektronika, digunakan sebagai bahan pembuatan komponenkomponen elektronika. 1.4.3 Sifat-sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk 1.4.3.1. Bahan baku a. Batu Gamping 8

1. Sifat Fisik Rumus Molekul : CaO Berat molekul : 56,08 g/gmol Wujud : Padat Warna : Putih Spesifik grafity : 3,33 Densitas : 3,6 gr/cm 3 Titik didih : 2.850 C (1 atm) Titik lebur : 2.572 C (1 atm) Kemurnian : 96% Impuritas : 4% 2. Sifat Kimia Membentuk kalsium hidroksida (Ca(OH) 2 ) jika bereaksi dengan air Kalsium oksida (CaO) dapat bereaksi dengan air membentuk Ca(OH) 2 dan menghasilkan panas reaksi CaO + H 2 O Ca(OH) 2 (1) Membentuk kalsium sulfit (CaSO 3 ) jika bereaksi dengan sulfur dioksida (SO 2 ) CaO + SO 2 CaSO 3 (2) b. Gas Buang 1. Sifat Fisik Rumus Molekul : SO 2 Berat molekul : 64,06 kg/kmol Wujud : Gas Titik didih : -10 C (1 atm) Titik lebur : -75,9 C Densitas : 2,93 g/l 9

2. Sifat Kimia Pada suhu 1200 C, SO 2 terurai menurut reaksi: SO 2 S + O 2 (3) O 2 yang terbentuk akan bereaksi dengan SO 2 membentuk SO 3, dengan reaksi 2SO 2 + O 2 2SO 3 (4) Jika berekasi dengan CaCO 3 membentuk kalsium sulfit dan karbon dioksida CaCO 3 + SO 2 CaSO 3 + CO 2 (5) 1.4.3.2. Bahan Pembantu a. Air Rumus molekul : H 2 O Berat molekul : 18 g/gmol Wujud : cair Specific gravity : 1,00 Titik didih : 100ºC Densitas : 0,958 g/ml Viskositas : 0,284 kg/m.s Merupakan zat cair yang bersifat melarutkan Merupakan zat cair jernih tidak berwarna b. Udara Komposisi : 79,1% N 2 20,9 % O 2 Titik Didih Densitas Viskositas : -194 C : 1,18 kg/m 3 (pada 25 C) : 0,018 cp (pada 20 C) 1.4.3.3 Produk 10

1. Sifat Fisik Rumus molekul : CaSO 4.2H 2 O Berat molekul : 145,15 gr/mol Wujud : serbuk berwarna putih Kemurnian : 98% Impuritas : 2% Titik Lebur : 163 C 2. Sifat Kimia Gipsum mengalami pelepasan air hidrat jika mengalami pemanasan CaSO 4.2H 2 O CaSO 4.1/2H 2 O + 3/2 H 2 O (6) 1.4.4 Tinjauan Proses secara Umum Reaksi pembuatan gipsum dari batuan gamping (CaO), gas buang (SO 2 ) dan udara, dimana pembuatan gipsum ini terjadi dalam 2 kali reaksi, yaitu reaksi pelarutan batu kapur: CaO + H 2 O Ca(OH) 2 dan reaksi absorbsi Ca(OH) 2 dengan gas SO 2 yang terkandung di dalam gas buang sekaligus reaksi oksidasi reaksi dengan gas O 2 yang terkandung di dalam udara yang dinyatakan dengan reaksi: Ca(OH) 2 + SO 2 + O 2 CaSO 4 + 2H 2 O (7) Reaksi ini berjalan secara non-isothermal pada suhu 50ºC dan tekanan 1,1 atm. Untuk membentuk gypsum dihydrate maka dilakukan pemanasan pada suhu di atas 150 C (Fernandez, dkk. 1997) 11