BAB 3 OBJEK PENELITIAN. IKH termuat di dalam Akte Pendirian Perseroan. Akte ini telah disahkan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.186/MENHUT-II/2006 TENTANG

KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR : 859/Kpts-VI/1999 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.192/MENHUT-II/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.428/MENHUT-II/2004 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 397/Kpts-II/2005

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.94/MENHUT-II/2005 TENTANG

Menimbang : Mengingat :

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.398/MENHUT-II/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.17/MENHUT-II/2006 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.393/MENHUT-II/2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 317/KPTS-II/1999 TAHUN 1999 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 72 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN EKSPOR KAYU BULAT JENIS MERBAU DI PROVINSI PAPUA GUBERNUR PROVINSI PAPUA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN (IPHH) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. DAYA SAKTI TIMBER CORPORATION

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 201/KPTS-II/1998. Tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1990 TENTANG HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 1990 TENTANG HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1999 TENTANG PENGUSAHAAN HUTAN DAN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN PADA HUTAN PRODUKSI

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.45/MENHUT-II/2006 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 82/KPTS-II/2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PAPUA. 4. Undang-Undang.../2

NOMOR 6 TAHUN 1999 TENTANG PENGUSAHAAN HUTAN DAN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN PADA HUTAN PRODUKSI

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 106 /KPTS-II/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 6885/Kpts-II/2002 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PERPANJANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK. 55/Menhut-II/2006

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 10.1/Kpts-II/2000 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN MENTERI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan

PP 6/1999, PENGUSAHAAN HUTAN DAN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN PADA HUTAN PRODUKSI

2 dilakukan adalah redesign manajemen hutan. Redesign manajemen hutan mengarah pada pencapaian kelestarian hutan pada masing-masing fungsi hutan, teru

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 7 TAHUN 1990 (7/1990) Tentang HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 244/KPTS-II/2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG

2016, No dimaksud dalam huruf b, perlu disempurnakan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.62/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 132 TAHUN 2010 TENTANG

KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI OLEH DIREKTUR JENDERAL BUK SEMINAR RESTORASI EKOSISTEM DIPTEROKARPA DL RANGKA PENINGKATAN PRODUKTIFITAS HUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,

Penjelasan PP No. 34 Tahun 2002 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG KERJASAMA OPERASI (KSO) PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH NO. 07 TH 1990

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 13/Menhut-II/2009 TENTANG HUTAN TANAMAN HASIL REHABILITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2002 TENTANG DANA REBOISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LUAS KAWASAN (ha)

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI IRIAN JAYA NOMOR 121 TAHUN 2001 T E N T A N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Izin Pemanfaatan Kayu. Prosedur.

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

2016, No Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehut

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1999 TENTANG PENGUSAHAAN HUTAN DAN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN PADA HUTAN PRODUKSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.128, 2009 DEPARTEMEN KEHUTANAN. Tata Cara. Perizinan. Karbon. Hutan Lindung. Produksi. Pemanfaatan.

Hutan Desa Oleh: Arief Tajalli dan Dwi P. Lestari. Serial: BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU PADA KAWASAN BUDIDAYA NON KEHUTANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.30/Menhut-II/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

2 ekonomi biaya tinggi sebagaimana hasil kajian Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, perlu pengaturan kembali mengenai Inventarisasi Hutan Menyelu

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 62/Menhut-II/2014 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU

Lampiran : I Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor : 52/KPTS/VI-PHP/2003 Tanggal : 28 Oktober 2003

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU, NON KAYU PADA TANAH MILIK/HUTAN RAKYAT

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.33/Menhut-II/2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Izin. Usaha. Perpanjangan. Tatacara. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.14/Menhut-II/2006 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.382/Menhut-II/2004 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU (IPK) MENTERI KEHUTANAN,

B. BIDANG PEMANFAATAN

2011, No.68 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Ind

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.73/Menlhk-Setjen/2015

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.169/MENHUT-II/2005 TENTANG

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

Transkripsi:

BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PT. IKH didirikan pada tanggal 19 Mei 1997. Anggaran dasar PT. IKH termuat di dalam Akte Pendirian Perseroan. Akte ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dan telah dimasukkan di dalam tambahan Berita Negara RepubliK Indonesia. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, mengenai Perubahan Maksud dan Tujuan Perseroan, dimana bidang usaha PT. IKH yang sebelumnya hanya bidang pengusahaan sumber daya alam hutan, selanjutnya bertambah dengan usaha-usaha : a) Budi daya tanaman pertanian dan perkebunan termasuk industri pengolahan serta pemasaran hasilnya b) Eksplorasi dan eksploitasi barang tambang termasuk pemasarannya c) Usaha jasa yang terkait dengan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan hutan, budidaya tanaman pertanian dan perkebunan serta eksplorasi dan eksploitasi barang tambang. 3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan dalam pengelolaan dan pengusahaan hutan adalah sebagai berikut : Visi Perusahaan Menjadikan Perusahaan terpercaya dibidang pemanfaatan sumber daya hutan dan sumber daya alam lainnya dengan senantiasa memperhatikan keseimbangan produksi, ekologi dan sosial. 33

Misi Perusahaan a. Mengelola hutan dan lahan hutan yang dipercayakan Pemerintah secara profesional dengan kegitan utama memanfaatkan hasil hutan kayu dan produk hasil hutan dan sumber daya alam lainnya secara lestari. b. Memelihara keseimbangan fungsi ekologis melalui penerapan kegiatan ramah lingkungan, konservasi, perlindungan, pembinaan dan rehabilitasi. c. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi dengan menerapkan hasil penelitian sendiri maupun penelitian pihak lain yang kompeten. d. Mengembangkan partisipasi bdan pembinaan masyarakat sekitar hutan. e. Berupaya menjadi pengelola hutan yang bersertifikat Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL). 3.1.3 Bidang Usaha a. Pemeliharaan dan Pembinaan Hutan Alam Pemeliharaan dan Pembinaan Hutan Alam dilaksanakan sesuai dengan aturan yang tercakup dalam system silvikultur TPTI dan TPTII serta seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik.pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) Kegiatan PMDH terutama diarahkan pada usaha ikut membantu mensejahterahkan masyarakat disekitar dan di dalam areal kerja dengan memberikan berbagai bantuan berupa dana maupun pembanguanan sarana dan prasarana. b. Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) c. Pengamanan Kawasan 34

Pengamanan Kawasan begitu penting untuk dilaksanakan dengan sebaikbaiknya berkenaan dengan terjadinya perubahan sikap masyarakat dan Pemda setempat berkaitan dengan otonomi daerah. 3.1.4 Tujuan Perusahaan Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar PT. IKH, tujuan Perusahaan adalah turut serta melaksanakan dan menunjang program pembangunan Nasional dan Pemerintah di dalam bidang pengusahaan sumber daya alam hutan berdasarkan prinsip Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan optimalisasi pemanfaatan lahan guna pengembangan kegiatan usaha pertanian dalam arti yang seluas-luasnya, serta sumber daya alam lainnya yang berupa barang tambang, guna menunjang peningkatan pendapatan nasional. 3.1.5 Sasaran Usaha Sasaran Usaha Perusahaan antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Telah adanya pola pemanfaatan sumber daya hutan dan lahan hutan agar dapat didaya gunakan secara optimal. b. Diterapkannya Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) yang meliputi azas transparansi, akuntabilitas dan profesionalisme. c. Mengusahakan agar kondisi Kesehatan Perusahaan minimal dalam kondisi atau kategori sehat. 35

3.1.6 Strategi Usaha Perusahaan melakukan strategi usaha sebagai berikut : a. Berusaha untuk mentaati serta memahami semua peraturan dan perundangan yang berlaku. b. Membangun jaringan kerja seluas-luasnya, baik dengan regulator bidang kehutanan maupun Pemerintah Daerah, pelaku ekonomi dan masyarakat di dalam dan di sekitar areal IUPHHK HA untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha dalam kerangka otonomi daerah. c. Meningkatkan kualitas, kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan bidang kegiatan masing-masing, melalui program pelatihan (training), seminar dan lain-lain. 3.1.7 Produk-produk Produk utama yang dihasilkan oleh PT. IKH adalah kayu bulat. Jenis dari kayu tersebut berupa kelompok miranti dan kelompok rimba campuran. Untuk meningatkan nilai kayu melalui kegiatan pemuliaan pohon dan intensifiasi silviultur. Dalam penerapannya kegiatan ini dilakukan secara bertahap dimulai dengan membangun model dibeberapa unit manajemen IUPHHK yang dinilai mampu untuk diberi tugas dari Pemerintah untuk melaksanakan sistem silviultur TPTII. 36

3.1.8 Struktur Organisasi RUPS Dewan Komisaris Direktur Utama Direktur Produksi Direktur Admin&Keu SPI Sekretaris Ass Dir Produksi Kepala Cabang Ass Dir Adm&Keu Ass Dir Pemasaran Gambar 3.1 Struktur Organisasi Tenaga Kerja ( Sumber Daya Manusia ) Sejalan dengan sistem pengelolaan dan pengusahaan hutan yang dilakukan oleh perusahaan saat ni, jumlah karyawan sudah diperhitungkan secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan dan struktur organisasi. Realisasi penyediaan karyawan (tidak termasuk 2 orang direksi), sampai dengan saat ini berjumlah 52 orang, dengan rincian berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut : 37

Tabel 3.1 Rincian Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO Tingkat Pendidikan Jumlah Orang 1 Strata 2 (S2) 1 2 Strata 1 (S1) 14 3 Akademi (D3) 3 4 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMA, SMEA, SMK, STM) 33 5 Sekolah Lanjutan Tingkat Menengah Pertama (SMP) 1 Jumlah Kryawan 52 Untuk memenuhi ketentuan dari Kementrian Kehutanan mengenai Tenaga Teknis Kehutanan, Perusahaan telah mengikutkan karyawan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan dan telah mendapatkan sertifikat dalam berbagai bidang kegiatan sebagai berikut : Tabel 3.2 Jumlah Karyawan Pada Bidang Keahlian NO. BIDANG KEAHLIAN JUMLAH (Orang) 1. Timber Cruising 3 2. Pembinaan Hutan 5 3. Pengujian Kayu Bulat (Scaler dan Grader) 12 4. Pengamanan dan Perlindungan Hutan 1 JUMLAH 21 38

Wilayah Kerja dan Luas Areal Kerja Areal yang dikelola PT. IKH adalah eks. areal Hak Pengusahaan Hutan ( HPH ) PT. KRTP yang telah berakhir ijin pengusahaannya, seluas 325.000 Ha. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan, areal seluas 325.000 Ha tersebut terdiri atas 3 (tiga) Fungsi Hutan, yaitu Hutan Lindung (HL) seluas 40.710 Ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 102.260 Ha dan Hutan Produksi Tetap (HP) seluas 182.030 Ha. PT. IKH mendapatkan SK HPH dari Menteri Kehutanan dan Perkebunan dengan luas areal + 218.375 Ha, berlaku terhitung sejak tanggal 1 April 1995, untuk jangka 20 tahun ditambah daur tanaman pokok. PT. IKH diberikan jatah produksi tahunan, meliputi : etat luas tebangan maksimum + 4.867 Ha/tahun, etat volume produksi + 325.680 M3/tahun dan jumlah batang + 80.606 batang/tahun. Selanjutnya berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan tanggal 7 Juni 2005 ( merupakan Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan), Pasal I, menjelaskan hal-hal sebagai berikut : a. Surat Keputusan Menteri Kehutanan berlaku sejak tanggal 1 April 1995, untuk jangka waktu 45 tahun. b. PT. IKH wajib melunasi Iuran Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu ( IIUPHHK ) untuk jangka waktu 25 tahun yang terhutang, dalam waktu paling lambat 2 tahun sejak Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 160 tersebut diterbitkan. Berdasarkan RKUPHHK Dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi PT. IKH periode tahun 2008-2017 yang telah mendapatkan pengesahan dari Dirjen BPK melalui Direktur Bina Pengembangan Hutan Alam, dengan, areal PT. IKH seluas + 218.375 Ha terdiri atas Hutan Produksi ( HP ) seluas + 39

77.368 Ha, Hutan Produksi Terbatas ( HPT ) seluas + 132.508 Ha dan Areal Penggunaan Lain ( APL ) seluas + 8.499 Ha. PT. IKH ditunjuk oleh Departemen Kehutanan Republik Indonesia sebagai Model Pembangunan Sistem Silvikultur Intensif ( SILIN ) melalui Surat Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan. 3.1.9 Kebijakan Perusahaan Pengusahaan Hutan Kebijaksanaan Perusahaan dalam kegiatan pengusahaan hutan meliputi hal-hal sebagai berikut : a. pola pengelolaan pemanfaatan areal IUPHHK-HA agar disamping potensi hutan juga potensi lahan dapat dimanfaatkan secara optimal. b. Dengan mengingat bahwa di dalam areal kerja terdapat areal-areal hutan yang tidak berhutan dan non-produktif, maka terhadap arealareal ini akan dijadikan areal produktif dengan penerapan Multisistem Silvikultur dengan jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomis sekaligus merupakan kegiatan pengembangan usaha. Untuk mengatasi masalah keterbatasan dana, maka pelaksanaannya akan dilakukan dengan cara Kerja Sama Operasi (KSO) bersama investor. c. Melaksanakan pengelolaan hutan sesuai sistem silvikultur yang telah ada saat ini, yaitu sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) dan Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) secara konsekuen, konsisten dan berkesinambungan guna meningkatkan produktivitas hutan secara lestari. 40

d. Merencanakan pengelolaan hutan, memungut hasil hutan dan membina hutan bekas tebangan secara efektif berdasarkan azas kelestarian yang berwawasan lingkungan. e. Memaksimalkan peralatan produksi dengan tetap memperhatikan kelestarian hutan serta mengupayakan kerusakan yang minimal. f. Memenuhi kewajiban-kewajiban teknis kepada Pemerintah yang terjadi secara optimal sesuai dengan kemampuan dan keuangan perusahaan. g. Ikut serta meningkatkan taraf hidup masyarakat desa hutan melalui Program HPH Bina Desa secara konsekuen dan berkesinambungan serta melibatkan masyarakat dalam kegiatan operasional ( PHA dan Pemungutan Hasil Hutan ). h. Menjalin hubungan yang harmonis dengan Pemda dan masyarakat setempat, khususnya masyarakat sekitar areal HPH, agar kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu alam dapat berjalan dengan baik. Pemasaran a. Mengingat operasional perusahaan menggunakan pola kemitraan dengan sistem penggantian biaya overhead, maka kayu bulat (log) menjadi milik mitra kerja sehingga penjualan atas kayu bulat dilaksanakan oleh mitra kerja. Karena besarnya penggantian biaya overhead yang diterima oleh perusahaan ada kaitannya/tergantung dengan harga jual kayu bulat, maka Manajemen akan secara proaktif turut memonitor perkembangan harga pasar / harga jual kayu bulat yang terjadi. a. Menjalin kerja sama yang harmonis dengan Industri Pengolahan Kayu Hulu (IPKH) dalam penyaluran kayu bulat hasil produksi, baik 41

dnegan perusahaan afiliasi maupun perusahaan lain yang dinilai menguntungkan dan mempunyai kondite baik. b. Mempercepat perputaran persediaan kayu bulat untuk menjaga kualitas dan kesegaran hasil produksi yang dijual melalui pemasaran yang dinamis. c. Aktif dalam pengawasan pemenuhan kewajiban finansial terhadap negara oleh pengguna kayu bulat perusahaan yang berupa kewajiban Dana Reboisasi (DR) dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH). 3.2 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif sehingga penelitian ini mengumpulkan fakta dan identifikasi data yang membahas tentang perencanaan pajak dibidang penyusutan dan revaluasi aset tetap terhadap beban pajak yang ditanggung perusahaan. 3.3 Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini PT. IKH merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengusahaan hutan. Subjek penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan dan daftar aset tetap yang dimilki oleh PT. IKH. 42

3.4 Jenis Data 1. Data Primer Merupakan jenis data yang dihimpun dari lapangan atau objek yang diteliti. Data ini dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari PT. IKH, yaitu : Sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan pembagian tugas karyawan 2. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh tidak langsung yang merupakan data yang telah diolah atau data yang dihimpun dalam bentuk sudah jadi. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari beberapa metode : a. Observasi ( pengamatan ) Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek peneliti. Observasi atau pengamatan ini dilakukan di PT. IKH b. Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan wawancara langsung dengan objek yang di teliti. Wawancara juga dilakukan di PT. IKH. 43

a. Dokumentasi Merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan data-data yang ada dalam dokumentasi instansi. Dokumentasi data dilakukan di PT. IKH. 3.6 Teknik Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah metode kualitatif dengan cara menganalisis data dengan pemikiran yang objektif dan ditulis dengan deskriptif. 44