BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pun mulai bebas mengemukakan pendapat. Salah satunya adalah kebebasan di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini, informasi memegang peran penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB I PENDAHULUAN. massa yang setiap hari selalu memberitakan mengenai kasus-kasus kejahatan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan sekarang ini adalah. akan meluaskan cakrawala pengetahuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Group, 2006) hal Ilham Prisgunanto, Praktik Ilmu Komunikasi; dalam Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB 1. Pendahuluan. Media massa adalah sebuah media yang sangat penting pada jaman ini, karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. televisi tetap mendominasi komunikasi secara audio dan visual. mendapatkan apa-apa dari tayangan yang telah tersaji.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, disajikan lewat bentuk, siaran, cetak, hingga ke media digital seperti website

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya bermunculan berbagai media, baik itu media elektronik

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. online. Namun dari sekian banyak media masa, televisi merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. penting dalam peta perkembangan informasi bagi masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari beragam media yang cukup berperan adalah televisi. Dunia broadcasting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tentunya ada norma dan etika yang harus ditaati agar tidak saling melanggar hak asasi. Begitupun dalam komunikasi yang terjadi dalam media massa. Setiap informasi yang disebarluaskan oleh media massa, baik itu cetak maupun elektronik, ada batasan-batasan atau etika yang harus dipatuhi, yaitu kode etik jurnalistik. Walaupun telah ada kode etik jurnalistik yang mengatur regulasi dalam penyebaran informasi melalui payung berita, namun berbagai tindakan pelanggaran etika masih saja terjadi. Hal ini tentu berkaitan dengan kepentingan pers untuk mewujudkan tujuannya. Tak dapat dipungkiri perkembangan Industri media di Indonesia berjalan dengan sangat cepat dan pesat, mulai dari surat kabar, Majalah, Radio, Televisi, bahkah Internet. Menjadikan media-media tersebut sebagai sumber informasi dan hiburan bagi khalayak. Berbagai macam informasi disajikan, antara lain sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lain sebagainya. Dari berbagai media yang ada di Indonesia, peranan televisi bisa dibilang begitu besar dalam membentuk opini masyarakat, daya tariknya sangat luar biasa bila dibandingkan dengan media-media 1

2 lainnya yang ada seperti radio, surat kabar, majalah, dan internet, hal ini dikarenakan televisi sebagai media massa menyajikan informasi dengan paparan audio dan visual, sehingga pesan-pesan yang disalurkan bisa dengan mudah dimengerti oleh banyak khalayak yang menontonnya. Dari banyaknya stasiun TV yang ada di Indonesia pada sekarang ini, mereka berlomba-lomba menyajikan berbagai tontonan kepada audience, baik itu program hiburan, layaknya talkshow, gameshow, musicshow, feature, komedi, drama, dan juga program-program berita yang menyajikan beragam informasi, seperti seputaran ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi, hukum, dan kriminal. Seiring perkembangan zaman, berita di televisi menjadi salah satu acara yang sangat penting. Berita menjadi semacam ciri khas sebuah stasiun televisi menunjukan keunggulannya dan menjadi ujung tombak untuk mengangkat image sebuah stasiun televisi itu sendiri. Aneh rasanya, jika sebuah stasiun televisi tidak memiliki bidang pemberitaan. JB Wahyudi mengemukakan, berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita apabila tidak dipublikasikan melalui media massa periodik. 1 Berita TV bukan hanya melaporkan fakta tulisan/narasi, tetapi juga gambar (visual), baik gambar diam, seperti foto, gambar peta, grafis, maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita dan mampu mengikat pemirsa. Bagi berita TV, gambar adalah primadona atau paling utama daripada narasi. Kalau 1 Harahap, S Arifin.JurnalistikTelevisi. Teknikmemburudanmenulisberita.Jakarta:PT.Index. 2007. hal.4

3 gambar yang disiarkan mampu bercerita banyak, maka narasi hanya sebagai penunjang saja. Berita TV tanpa gambar tidak ubahnya dengan berita radio. 2 Namun dalam setiap penyajian informasi yang dinaungi dalam program pemberitaan sebuah stasiun TV, tidak serta merta memberikan begitu saja informasi yang didapat dari sumber berita, dengan kata lain komunikator atau media massa yang menyajikan informasi tersebut kepada komunikan atau audience yang menyaksikan siaran berita terdapat batasan-batasan informasi sebagaimana yang tercantum pada Kode Etik Jurnalistik pasal 4 yang berbunyi: wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul. Dengan adanya alasan tersebut, media massa atau sebuah stasiun penyiaran sebagai alat untuk menyampaikan dan menyebarkan informasi, media massa itu tidak berdiri sendiri. Di dalamnya ada beberapa individu yang bertugas melakukan pengolahan informasi sebelum informasi itu sampai kepada audience-nya. Mereka yang bertugas itu sering disebut gatekeeper. Jadi, informasi yang diterima audience dalam komunikasi massa sebenarnya sudah diolah oleh gatekeeper dan disesuaikan dengan visi, misi media yang bersangkutan, khalayak sasaran dan orientasi bisnis atau ideal yang menyertainya. Bahkan sering pula disesuaikan dengan kepentingan penanam modal atau aparat pemerintah yang tidak jarang ikut campur tangan dalam sebuah penerbitan. Menurut Kode Etik Jurnalistik, penayangan gambar yang berdarah-darah haruslah melalui proses pengeditan, dimana nantinya gambar akan dikaburkan ataupun dihilangkan. Hal itu dikarenakan dampak yang akan ditimbulkan pada para 2 Harahap, S Arifin, op.cit., 5.

4 penonton tayangan tersebut. Pada dasarnya, tayangan yang menampilkan hal-hal berbau kekerasan atau sadisme dapat menimbulkan ketakutan sendiri dalam diri seseorang yang menontonnya, bahkan dapat menimbulkan traumatic pada diri anakanak yang menyaksikan tayangan tersebut. Oleh karena berbagai macam hal tersebut, penayangan hal yang masih berbau sadisme dan kekerasan, dengan menampilkan korban berdarah, kegiatan baku hantam, sangatlah tidak etis. Tidak hanya melanggar peraturan-peraturan yang ada, baik yang tercantum dalam Etika jurnalistik, maupun Undang-undang penyiaran Indonesia tetapi juga akan membentuk pola pikir, ketakutan, traumatic bagi berbagai kalangan terlebih anak-anak. Maka dari pada itu untuk mempertahankan penontonnya, media-media di televisi dan tidak menganggap Kode Etik Jurnalistik yang berlaku, media televisi memperlihatkan hal-hal yang berbau sadisme dengan simbol-simbol ataupun kode-kode yang sebagian masyarakat sudah mengenalnya, seperti benda tajam sebagai alat yang digunakan pelaku untuk melakukan aksi pembunuhan, atribut korban untuk memperlihatkan profesi korban, dan lain-lain. Hal tersebut dilakukan media agar tidak melanggar Kode Etik Jurnalistik yang berlaku dan tetap memberikan informasi yang faktual kepada masyarakat. Jaktv adalah sebuah stasiun televisi swasta lokal di Indonesia secara terestrial yang memfokuskan siarannya di wilayah daerah khusus ibukota Jakarta, mencakup daerah Jabodetabek. Untuk menunjukan eksistensi seperti stasiun-stasiun TV pada umumnya, Jaktv sebagai stasiun TV lokal yang berbasis di Jakarta memiliki beberapa

5 program unggulan, baik itu program hiburan maupun program berita, dan untuk memuaskan rasa keingintahuan warga Jakarta akan hal-hal yang menarik yang terjadi di sekitar Jabodetabek, Jaktv memiliki program Ada apaberita yang concern memberikan segala informasi yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya, program Ada Apa Berita Jaktv tayang setiap senin sampai jum at mulai pukul 18.30-23.00 WIB, dimana dalam penyajian penayangan programnya diisi oleh berbagai macam peristiwa yang terjadi di masyarakat, mulai dari isu-isu politik, kejadian kriminal, perkembangan teknologi, dan lain sebagainya yang menarik untuk dijadikan sumber berita bagi sebagian masyarakat. Namun dalam penyajian berita di program Ada Apa Berita Jaktv tidak begitu saja menyajikan informasi yang didapat dari narasumber secara langsung dikonversikan kepada khalayak yang menyaksikan. Dari sekian banyaknya berita yang didapat dari tim peliputan berita Jaktv ada beberapa berita yang sudah disaring oleh gatekeeper, tujuannya agar berita yang disajikan kepada khalayak yang menyaksikan benar-benar berkualitas dan layak tayang, serta tetap berorientasi kepada Kode Etik Jurnalistik yang berlaku. Dengan adanya hal diatas, penulis melakukan penelitian ini untuk mengetahui kode-kode atau bahasa simbolik yang digunakan media dalam menafsirkan atau menayangkan suatu kasus pemberitaan yang dianggap mengandung unsur sadisme dalam penayangan beritadi televisi. dan juga dampak dari tayangan berita kriminal yang mengandung unsur sadisme bagi masyarakat yang disiarkan sebuah stasiun TV dalam hal ini Jaktv

6 1.2. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian, maka penelitian ini difokuskan pada : Bagaimana penerapan isi Pasal 4 Kode Etik Jurnalistik tentang berita sadisme melalui kode-kode simbolik pada lisan atau gambar yang dikonstruksikan dan ditayangkan oleh redaksi Jaktv terkait kasus penemuan mayat menggunakan pendekatan analisis Semiotika versi Charles Sanders Pierce? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan isi pasal 4 kode etik jurnalistik tentang berita sadisme melalui kode-kode simbolik pada lisan maupun gambar yang dikonstruksikan dan ditayangkan oleh redaksi Jaktv terkait kasus Penemuan mayat menggunakan pendekatan analisis semiotika Charles sanders pierce. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu komunikasi di bidang broadcasting tentang kode-kode atau bahasa simbolik yang digunakan stasiun TV dalam menayangkan berita yang dianggap mengandung unsure sadisme agar tidak menimbulkan rasa takut dan traumatic bagi masyarakat yang menyaksikan berita tersebut, dan juga memaknai setiap gambar yang diambil seorang cameramen berita dalam menyampaikan suatu kasus yang dianggap mengandung unsure sadisme.

7 1.4.2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada stasiun TV, khususnya Jaktv bagaimana cara menyajikan berita yang berkualitas yang nantinya akan disebarluaskan kepada audience atau khalayak yang ada di Jakarta, mencaku pjabodetabek dan di seluruh Indonesia.