BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

ANALISIS PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA KEGIATAN DISKUSI KELAS SISWA KELAS XI SMA N 1 SLEMAN SKRIPSI

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWAKELAS XI SMK DINAMIKA LAMPUNG UTARA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

KESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencapaian tujuan belajar tercermin dari kemampuan belajar siswa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

ANALISIS PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DAN IMPLIKATUR DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWA SMA NEGERI 1 SUMBAWA BESAR. Oleh. Sri Astiani 1) Sri Sugiarto 2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya melalui tindak bahasa (baik verbal maupun non verbal).

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, di dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

ANALISIS PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA KEGIATAN DISKUSI KELAS SISWA KELAS XI SMA N 1 SLEMAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, Bahasa adalah

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB SEBAGAI BAHAN AJAR

ANALISIS KESANTUNAN BAHASA DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi, maka segala yang berkaitan dengan

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media penyampaian informasinya. dipergunakan dalam wacana humor. Penggunaan bahasa yang biasa saja

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses berpikir manusia. Tahap kelanjutan dari proses berpikir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB IV PENUTUP. Skripsi ini membahas tentang pematuhan dan pelanggaran maksim-maksim

BAB I PENDAHULUAN. pada penelitian ini yang bertopik Warna Warni Percintaan dan Gelar Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

WUJUD KESANTUNAN BERBAHASA DALAM BUKU AJAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR TINGKAT RENDAH KARANGAN MUHAMMAD JARUKI

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan situasi tidak resmi akan memberikan kesan menghormati terhadap keadaan sekitar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesantunan berbahasa pada hakikatnya erat kaitannya dengan hubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab II Pengembangan Area Emosional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kekuasaan. Bahasa-bahasa para politisi tersebut yang. pesan yang disampaikan dapat sampai pada sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi vital yang dimiliki oleh manusia dan digunakan untuk berinteraksi antarsesamanya. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Allan (dalam Wijana, 2010:41) mengemukakan bahwa berbahasa adalah sebuah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang lain, kegiatan berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Di dalam berbicara, penutur dan lawan tutur harus sama-sama menyadari bahwa ada kaidahkaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasiinterpretasinya terhadap tindakan dan penyimpangan kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual itu sendiri. Berbahasa berkaitan dengan pemilihan jenis kata, lawan bicara, waktu (situasi) dan tempat (kondisi) diperkuat dengan cara pengungkapan yang menggambarkan nilai-nilai budaya masyarakat. Penggunaan bahasa yang sama belum menjamin terjadinya proses komunikasi. Komunikasi baru terjadi apabila keduanya mengerti tentang bahasa yang digunakan dan juga mengerti makna bahan yang dipercakapkan. Interaksi dalam suatu tuturan diperlukan aturan-aturan yang mengatur penutur dan lawan tutur agar nantinya dapat terjalin komunikasi yang baik diantara keduanya. Manusia perlu memperhatikan adanya kesantunan berbahasa ketika berkomunikasi dengan manusia lainnya. Hal itu bertujuan agar manusia 1

2 bisa menggunakan bahasa yang santun dan tidak melakukan kesalahan dalam berbahasa. Dengan berbahasa santun, seseorang mampu menjaga harkat dan martabat dirinya dan menghormati mitra tutur sehingga proses komunikasi bisa berjalan dengan lancar. Sebuah tuturan dikatakan santun atau tidak, sangat tergantung pada ukuran kesantunan masyarakat penutur bahasa yang dipakai. Tuturan dalam bahasa Indonesia secara umum sudah dianggap santun jika penutur menggunakan kata-kata yang santun, tuturannya tidak mengandung ejekan secara langsung, tidak memerintah secara langsung, serta menghormati orang lain. Lebih spesifik Leech membuat penanda yang dapat dijadikan penentu santun tidaknya pemakaian bahasa. Penanda tersebut terlihat pada prinsip kesantunan berbahasa yang dikemukakan oleh Leech (dalam Rusminto, 2015: 95) membagi prinsip kesantunan menjadi enam, yakni maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, dan maksim simpati. Dewasa ini, masyarakat sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan masyarakat melahirkan konsekuensi-konsekuensi tertentu yang berkaitan dengan nilai dan moral, termasuk pergeseran bahasa dari bahasa santun menuju kepada bahasa yang tidak santun. Kesalahan-kesalahan dalam berbahasa sering terjadi dalam proses komunikasi dan interaksi antara manusia satu dengan lainnya. Interaksi itu dapat terjadi pada forum-forum resmi atau pun tidak resmi. Sekolah merupakan agen pendidikan, namun ternyata masih sering ditemui kesalahan-kesalahan dalam kesantunan berbahasa. Hal itu bisa dilihat dalam proses belajar mengajar, maupun kegiatan di lingkungan sekolah.

3 Kesantunan berbahasa terkait langsung dengan norma yang dianut oleh masyarakatnya. Jika masyarakat menerapkan norma dan nilai secara ketat, maka berbahasa santun pun menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat. Dalam kaitan dengan pendidikan, maka masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kesantunan akan menjadikan berbahasa santun sebagai bagian penting dari proses pendidikan, khususnya pendidikan persekolahan. Dengan adanya muatan pendidikan karakter yang harus diterapkan oleh guru-guru di sekolah pada setiap mata pelajaran, dalam hal ini mata pelajaran bahasa Indonesia, prinsip kesantunan berbahasa ini dapat digunakan sebagai materi pendidikan karakter yang dapat diimplikasikan dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan berbicara sangat diperlukan agar proses komunikasi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dapat terjalin dengan baik. Pada aktifitas pembelajaran di sekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berbicaranya di muka umum atau di depan kelas. Kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan berbicara yakni kegiatan berdiskusi, bercerita, bertanya kepada guru, mengungkapkan gagasan, dan menanggapi suatu masalah terkait dengan pembelajaran. Salah satu kegiatan pembelajaran tersebut adalah diskusi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berkenaan dengan aspek keterampilan berbicara. Diskusi merupakan suatu cara penyampaian pendapat melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan suatu masalah yang ada. Melalui diskusi, siswa akan belajar mengemukakan pendapatnya dan saling bertukar pikiran antar siswa dengan siswa, sehingga dapat menjadi pembelajaran yang aktif di dalam kelas. Siswa dituntut harus selalu

4 bertanya, berpikir kritis, dan mengemukakan argumentasi-argumentasi yang meyakinkan dalam mempertahankan pendapatnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang membangun konsep atau pengetahuan siswa. Berdasarkan hal tersebut, siswa akan terlatih kemampuan berbicaranya, sehingga menghasilkan bahasa atau tuturan yang baik dan santun sesuai dengan situasi pembicaraan dalam kegiatan percakapan. Pada kegiatan diskusi, moderator mengatur jalannya diskusi dengan menggunakan bahasa santun. Sementara penyaji mesti memaparkan materi dengan menggunakan bahasa yang santun pula. Bahasa santun juga harus digunakan notulen untuk menulis pertanyaan, kritik, saran, ataupun pendapat peserta diskusi. Notulen juga harus menggunakan bahasa yang santun ketika menyampaikan simpulan hasil diskusi. Peserta juga diwajibkan untuk mengajukan pertanyaan, menyampaikan kritik, saran, ataupun gagasan kepada penyaji dengan menggunakan bahasa santun. Dengan demikian, diskusi bisa digunakan sebagai upaya untuk pencapaian tujuan pembelajaran sekaligus peningkatan keterampilan berbicara siswa. Namun ketika berdiskusi di kelas, ternyata masih terdapat siswa yang menggunakan bahasa tidak santun. Oleh sebab itu, dalam kegiatan pembelajaran di kelas, seorang guru perlu mengajarkan materi bagaimana cara berdiskusi santun dan memilih penggunaan kata yang tepat. Berdasarkan observasi semula ketika peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA swasta gajah mada Medan, peneliti melihat bahwa siswa masih sering menggunakan kata-kata yang kurang santun ketika kegiatan diskusi berlangsung. Ketika berkomunikasi umumnya ada

5 yang memperhatikan aspek kesantunan berbahasa tetapi ada juga yang tidak. Beberapa di antaranya masih terlihat kesalahan dalam pemilihan kata dan cara berdiskusi yang santun ketika di dalam kelas. Tuturan yang dipakai terkadang berupa sindiran, ejekan, atau bantahan yang dapat menyinggung perasaan orang lain. Tentu saja hal ini bukan merupakan contoh yang baik karena ketika berada di lingkungan sekolah baik di dalam kelas maupun di luar kelas seharusnya siswa menggunakan bahasa yang santun dalam percakapannya. Selain itu, siswa kelas XI di SMA swasta gajah mada masih berada dalam usia remaja, berkisar antara usia 15-18 tahun, yang sedang berproses dalam membentuk karakter dan jati dirinya. Pada usia-usia ini, anak mudah terpengaruh dengan munculnya bahasabahasa gaul yang dapat mempengaruhi gaya bicaranya dalam proses kegiatan pembelajaran. Tuturan tersebut dapat dilihat dari tuturan yang disampaikan oleh siswa yang peneliti temukan saat siswa sedang melakukan kegiatan diskusi di kelas XI SMA swasta gajah mada. Moderator : Selamat siang. Teman-teman, kami kelompok pertama akan mempresentasikan hasil karya ilmiah kami tentang pestisida sebagai daun pepaya, maaf saya ulangi. Peserta diskusi : Huuuuuuuu. Konteks: Pada saat moderator membuka presentasi, moderator melakukan kesalahan dalam penyampaian judul, kemudian peserta menyoraki moderator. Analisis: - Tuturan moderator di atas mematuhi prinsip kesantunan dengan maksim kebijaksanaan karena moderator menggunakan kata maaf

6 ketika melakukan kesalahan sehingga memaksimalkan keuntungan pada orang lain. - Tuturan peserta termasuk dalam penyimpangan prinsip kesantunan dengan maksim kesimpatian karena peserta diskusi meledek moderator yang melakukan kesalahan, sehingga tidak memberikan rasa simpati yang tulus kepada orang lain yang salah. Moderator : Ya, untuk pertanyaan selanjutnya dari saudari Eva, apakah efek samping dari pestisida itu kan? Akan saya jawab sendiri. Peserta diskusi : Hahaha, gayamu. Konteks: Pada saat moderator mau menjawab pertanyaan dari peserta, ada siswa yang meledek moderator. Analisis: - Tuturan moderator di atas mematuhi prinsip kesantunan dengan maksim kebijaksanaan karena moderator menggunakan diksi yang halus dalam berbicara, seperti kata saudari sehingga terkesan santun. - Tuturan ini termasuk dalam penyimpangan prinsip kesantunan dengan maksim penghargaan karena peserta tidak menghargai moderator dan berbicara yang dapat menyakiti orang lain. Hal tersebut menandakan bahwa siswa kelas XI dalam berkomunikasi umumnya ada yang memperhatikan aspek kesantunan yang berbahasa tetapi ada juga yang tidak memperhatikannya. Beberapa diantaranya masih terlihat kesalahan dalam pemilihan kata dan cara berdiskusi yang santun ketika didalam kelas.

7 Kajian mengenai kesantunan berbahasa sebelumnya pernah dilakukan Salmiah (2014) dengan mengkaji kesantunan berbahasa dalam interaksi jual beli di pasar pekan kabupaten Deli Serdang (Kajian Pragmatik). Peneliti melakukan peneliti dalam bidang Pragmatik berupa tuturan lisan yang terjadi di pasar pekan Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitiannya berupa deskripsi jenis penyimpangan dan penggunaan prinsip kesantunan dan faktor yang melatarbelakangi penyimpangan dan penggunaan prinsip kesantunan berbahasa di pasar pekan Kabupaten Deli Serdang. Kajian mengenai kesantunan berbahasa juga pernah dilakukan oleh Fandi Eko Prabowo (2016) dengan judul Kesantunan Berbahasa dalam kegiatan diskusi kelas mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2014. Hasil penelitiannya berupa deskripsi kesantunan berbahasa dan penanda kesantunan berbahasa dalam tuturan Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 pada kegiatan diskusi kelas. Adapun kesamaan penelitian yang dilakukan Salmiah dan Fandi dengan peneliti saat ini adalah meneliti kesantunan berbahasa. Perbedaannya terletak pada objek penelitiannya, yaitu peneliti saat ini memfokuskan pada kesantunan berbahasa pada kegiatan diskusi kelas siswa kelas XI SMA Gajah Mada. Dari banyaknya penelitian yang dilakukan mengenai kesantunan penulis beranggapan bahwa penelitian mengenai kesantunan berbahasa di lingkungan sekolah sangat menarik dan perlu untuk dilakukan. Oleh karena itu, peneliti akan menganalisis tentang kesantunan berbahasa pada kegiatan diskusi kelas, siswa kelas XI SMA Swasta Gajah Mada Medan.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pembahasan latar belakang masalah di atas, maka akan muncul berbagai masalah yang perlu diperhatikan. Permasalahan yang dimaksud adalaah sebagai berikut : (1) Adanya penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa pada kegiatan diskusi kelas dalam hal pemilihan kata dan cara berdiskusi yang santun di kelas XI SMA Swasta Gajah Mada Medan (2) Adanya pematuhan prinsip kesantunan berbahasa pada siswa kelas XI SMA Swasta Gajah Mada Medan dalam hal pemilihan kata dan cara berdiskusi yang santun (3) Faktor penyebab penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa pada kegiatan diskusi kelas dalam hal pemilihan kata dan cara berdiskusi yang santun di kelas XI SMA Swasta Gajah Mada Medan (4) Tingkat kesantunan berbahasa siswa kelas XI SMA Swasta Gajah Mada Medan dalam menggunakan pilihan kata dan cara berdiskusi. C. Batasan Masalah Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas maka peneliti akan memfokuskan pada penyimpangan kesantunan berbahasa dalam hal pemilihan kata dan cara berdiskusi siswa kelas XI SMA Swasta Gajah Mada Medan dan pematuhan kesantunan berbahasa dalam hal pemilihan kata dan cara berdiskusi yang santun siswa kelas XI SMA Swasta Gajah Mada Medan.

9 D. Rumusan Masalah Dari pembatasan masalah yang dikemukakan di atas maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : (1) Bagaimanakah penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa dalam hal pemilihan kata dan cara berdiskusi siswa kelas XI SMA Swasta Gajah Mada Medan? (2) Bagaimanakah pematuhan prinsip kesantunan berbahasa dalam hal pemilihan kata dan cara berdiskusi yang santun siswa kelas XI SMA Swasta Gajah Mada Medan? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk : (1) Mendeskripsikan penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa dalam hal pemilihan kata dan cara berdiskusi siswa kelas XI SMA Swasta Gajah Mada Medan (2) Mendeskripsikan pematuhan prinsip kesantunan berbahasa dalam hal pemilihan kata dan cara berdiskusi yang santun siswa kelas XI SMA Swasta Gajah Mada Medan.

10 F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah dikemukaan tersebut, maka penulis mengharapkan penelitian ini bermanfaat : 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini dapat digunakan para pembaca ataupun mahasiswa untuk memahami bidang pragmatik, khususnya mengenai kesantunan berbahasa. Penelitian ini juga bisa digunakan sebagai acuan dalam penelitianpenelitian bidang bahasa, khususnya pragmatik. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat digunakan untuk melatih dan mengembangkan kesantunan berbahasa pembaca maupun para siswa dalam kegiatan berkomunikasi baik terkait pembelajaran di sekolah atau penerapan dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, penelitian ini dapat turut membantu menanamkan pendidikan karakter pada siswa maupun para pembaca.