fff~pj>~p15~ ~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PANOUAN RANCANG KOTA PONOOK INOAH OENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KAWASAN NIAGA TERPADU SUDIRMAN

~~{ }J'~{j})~.~ .f~f~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA KAWASAN NIAGA TERPADU SUDIRMAN

~ c-' fa. ~0cllt~/~ ~~~,~~ ~_.~~~ti...~v ~7>~:.j~~l ~:f,,-,,~...~y..-:,::;:'j\;:;'-~ !Jj~g>~rg;~ ~ oykkk~

ERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA WADUK MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

gj'~~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tam

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG RUANG BAWAH TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVIN,SI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2485 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR: TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT

~JaIcana PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG SUMUR RESAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2015, No RITJ yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran N

STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PENATAAN JALUR PEDESTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPAEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAKA ESA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

TENTANG PEDOMAN DAN STÁNDAR TEKNIS UNTUK PELAYANAN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN A T A S PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN AKHIR KATA PENGANTAR

W A L I K O T A P A D A N G PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

"'. PERATURAN GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 226 TAHUN 2012 TENTANG

Apa saja Struktur Ruang dan Pola Ruang itu??? Menu pembangunan atau produk dokumen yang kita buat selama ini ada dibagian mana??

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA. Keserasian Kawasan. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2010

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang

PENETAPAN LOKASI PENDATAAN ANALISIS KAWASAN DAN WILAYAH PERENCANAAN PENYUSUNAN KONSEP PENYUSUNAN RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

L E B A K B U L U S BAB 1 PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB IV TINJAUAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Angkutan Umum Masal Perkotaan. Jabodetabek. Jaringan. Rencana Umum.

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 47 TAHUN 2011.

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang.

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT

oy~~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penjelasan Substansi. Dokumen Lengkap, ada pada BAB IV

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

8l~ gz>~ PlJiU/ta1t QiO''WMt<}

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2014 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Republik Indonesia Nomor 5229); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lntas dan Angkutan Jalan (Lembaran N

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 14 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pembangunan di Kawasan Hijau. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DAN IZIN USAHA KAWASAN INDUSTRI

Transkripsi:

t; J fff~pj>~p15~ ~ ~~~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 185 TAHUN 2012 TENTANG PANOUAN RANCANG KOTA PONOOK INOAH OENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang a. bahwa untuk mewujudkan lingkungan kota yang berkualitas serta berorientasi pada manusia dan/atau kepentingan umum dengan penekanan pada aspek kualitas fungsional, kualitas visual serta kualitas lingkungan, diperlukan perangkat pedoman yang dapat menjadi acuan dalam pembangunan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang; "-- b. bahwa berdasarkan Peraturan Oaerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030, pemanfaatan ruang pada sistem pusat perdagangan, perkantoran dan jasa khususnya pada pusat bisnis dan pusat perbelanjaan dilaksanakan berdasarkan Panduan Rancang Kota; c. bahwa Kawasan Pondok Indah merupakan salah satu kawasan penting berlokasi strategis di Jakarta Selatan yang dilalui ole~ Sarana Angkutan Umum Massal (SAUM) Transjakarta Koridor IX dan terkoneksi dengan rencana Titik Terminus Kawasan Transit Terpadu Stasiun Mass Rapid Transit (MRT) Lebak Bulus; d. bahwa Kawasan Pondok Indah memiliki potensi tidak hanya sebagai pusat pelayanan kegiatan skala lingkungan namun juga seba'gai salah satu pusat bisnis dan komersial di Jakarta Selatan yang melayani kegiatan bisnis baik domestik maupun internasional dengan peningkatan konektivitas dan integrasi dengan titik-titik aktivitas lainnya pada kawasan sekitar yang didorong oleh lajunya pertumbuhan dan potensi pembangunan yang ada; e. bahwa untuk mengendalikan perkembangan Kawasan Pondok Indah dan dalam upaya memperkuat Kawasan Pondok Indah sebagai salah satu pusat bisnis dan komersial di Jakarta Selatan serta untuk memberikan arahan bagi pelaku pembangunan, sehingga Kawasan Pondok Indah dapat tertata dan terwujud s9suai dengan yang diharapkan. diperlukan adanya panduan yang bersifat mengendalikan pembangunan di kawasan perencanaan agar proses perencanaan berjalan dengan baik, tertata dan terarah;

2 f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf e, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Panduan Rancang Kota Pondok Indah; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diu bah terakhir dengari Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008; 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 lentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; - 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tenlang Pembenlukan Peraturan Perundang-undangan; 7. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 lenlang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur; 8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06fPRTfMf2007 tenlang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan; 9. Peraluran Daerah Nomor 4 Tahun 1975 tentang Kelentuan Bangunan Bertingkal di Wilayah Daerah Khusus Ibukola Jakarta; 10. Peraluran Daerah Nomor 10 Tahun 2008 lentang Organisasi Perangkal Daerah; 11. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 lenlang Bangunan Gedung; 12. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 lentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030; 13. Kepulusan Gubernur Nomor 678 Tahun 1994 lentang Peningkatan Inlensitas Bangunan di Wilayah Daerah Khusus Ibukola Jakarta; 14. Kepulusan Gubernur Nomor 1516 Tahun 1997 lenlang Rencana Rinci Tala Ruang Wilayah Kecamalan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagaimana lelah diu bah dengan Peraturan Gubernur Nomor 137 Tahun 2007; MEMUTUSKAN : Menetapkan PERATURAN GUBERNUR TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA PONDOK INDAH.

3 BABI KETENTUAN UMUM Pasal1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 4. Pihak Ketiga adalah orang perseorangan atau badan usaha yang akan memanfaatkan pengembangan kawasan di Kawasan Pondok Indah. 5. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah hasil perencanaan tata ruang pada wilayah yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif. 6. Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan yang selanjutnya disebut RRTRW Kecamatan adalah rencana pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan yang merupakan pedoman bagi pemerintah dan masyarakat untuk menetapkan lokasi kegiatan pembangunan dalam pemanfaatan ruang serta dalam penyusunan program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang sekaligus menjadi dasar dalam pemberian rekomendasi pengarahan lokasi investasi pembangunan. 7. Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak.,. 8. Rencana Kota adalah rencana tata ruang kota di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 9. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi dan/atau fungsional. 10. Kawasan adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional serta memiliki ciri tertentu. 11. Panduan Rancang Kota (Urban Design Guideline) yang selanjutnya disingkat PRK adalah panduan bagi perencanaan kawasan yang memuat uraian teknis secara terinci tentang kriteria, ketentuan-ketentuan, persyaratan-persyaratan, standar dimensi, standar kualitas yang memberikan arahan bagi pembangunan suatu kawasan yang ditetapkan mengenai fungsi, fisik bangunan prasarana dan fasilitas umum, fasilitas sosial, utilitas maupun sarana lingkungan. 12. Strategi Penataan adalah langkah-iangkah penataan ruang dan pengelolaan kota yang perlu dilakukan untuk mencapai visi dan misi.

4 13. Daerah Perencanaan adalah bidang tanah yang telah ditetapkan batasbatasnya menurut dan yang sesuai dengan' rencana kota untuk peruntukan tertentu. 14. Superblok adalah kawasan multifungsi yang dikembangkan secara terpadu, dibatasi sekurang-kurangnya oleh 2 (dua) buah jalan kolektor atau sebuah jalan kolektor dengan prasarana lain yang sejenis/setingkat, sesuai dengan rencana kota yang di dalamnya terdapat satu atau lebih peruntukan utama dengan luas minimum 2 ha (dua hektar). 15. Blok adalah bidang tanah yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh rencana jalan lingkungan atau sejenisnya sesuai dengan rencana kota. 16. Subblok adalah bidang tanah yang merupakan satu atau lebih perpetakan yang telah ditetapkan batas-batasnya sesuai dengan rencana kota untuk suatu peruntukan tertentu. - 17. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disingkat RTH adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. 18. Ruang Publik adalah ruang atau tempat yang terbuka dan dapat diakses bagi semua warga dari berbagai latar belakang yang berbeda tanpa harus dipungut biaya masuk dan seringkali menjadi tempat aktualisasi dan bersosialisasi warga dan masyarakat dan bahkan dapat pula berperan menjadi salah satu ikon kota. 19. Jalur Pedestrian adalah jalur khusus yang disediakan untuk pejalan kaki. 20. Intensitas Ruang adalah besaran ruang untuk fungsi tertentu yang ditentukan berdasarkan pengaturan Koefisien Lantai Bangunan, Koefisien Dasar Bangunan dan Ketinggian Bangunan tlap kawasan bagian kota sesuai dengan kedudukan dan fungsinya dalam pembangunan kota. 21. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah angka persentase berdasarkan perbandingan jumlah luas lantai dasar bangunan terhadap luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai dengan rencana tata ruang kota. 22. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah besaran ruang yang dihitung dari angka perbandingan jumlah luas seluruh lantai bangunan terhadap luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai dengan rencana teknis ruang kota. 23. KLB rata-rata adalah besaran ruang yang dihitung dari nilai KLB ratarata pad a suatu kawasan berdasarkan ketetapan rr~ai KLB menurut pemanfaatan ruang yang sejenis. 24. Ketinggian Bangunan yang selanjutnya disingkat K8 adalah jumlah lantai penuh suatu bangunan dihitung mulai dari lantai dasar sampai lantai tertinggi... 25. Angkutan Umum Massal adalah angkutan umum yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar yang beroperasi secara cepat, nyaman, aman, terjadwal dan berfrekuensi tinggi.

5 BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Penyusunan Panduan Rancang Kota (PRK) Pondok Indah dimaksudkan untuk memberikan legalitas dalam pemberlakuan Kawasan Pondok Indah sebagai kawasan pembangunan terpadu (superblock) yang mempertimbangkan keragaman fungsi (diversity), kemudahan pergerakan (ease of movement) dan integrasi berbagai sistem transport (integrated circulation) di dalam satu kesatuan perencanaan sehingga pemanfaatan lahan dan ruang kota di sekitar kawasan menjadi lebih terarah dan menyatu. Pasal3 Panduan Rancang Kota (PRK) Pondok Indah bertujuan untuk menunjang Jakarta sebagai kota jasa dan memeratakan pusat kegiatan pemerintahan, kegiatan sosial, ekonomi, budaya serta kegiatan pelayanan. BAB III PENETAPAN LOKASI Pasal4 (1) Dengan Peraturan Gubernur ini, ditetapkan Panduan Rancang Kota (PRK) Pondok Indah yang berlokasi di Kelurahan Pondok Pinang dan Gandaria Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama dan Kecamatan Cilandak, Kota Administrasi Jakarta Selatan sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. (2) Luas wilayah perencanaan Panduan Rancang Kota Pondok Indah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara keseluruhan + 75 ha (kurang lebih tujuh puluh lima hektar). BABIV STRATEGI PENATAAN KAWASAN Pasal 5 Panduan Rancang Kota Pondok Indah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, merupakan panduan yang mencitrakan Kawasan Pondok Indah sebagai suatu kawasan pusat bisnis yang memiliki kinerja untuk melayani kegiatan bisnis domestik maupun internasional dengan prinsip : a. mengembangkan Kawasan Pondok Indah sebagai bagian terpadu dari kota Jakarta; b. mengembangkan pemanfaatan lahan yang jelas berdasarkan jaringan infrastruktur dan kondisi lingkungan yang tertata dengan baik;

6 c. menciptakan keterpaduan antara bentuk dan ruang pada seluruh kawasan; d. menciptakan arsitektur kota yang mampu mengikuti perkembangan zaman serta tanggap terhadap kondisi lingkungan setempat; e. mengutamakan tata hijau yang sesuai dengan iklim daerah tropis serta ruang terbuka yang berperan positif bagi pembangunan kawasan secara terpadu; f. menyediakan Iingkungan berkualitas tinggi sebagai perangkat kendali bagi kawasan; g. mengintegrasikan dengan Sarana Angkutan Umum Massal (SAUM) dan pedestrian; h. mengintegrasikan sistem koneksi bawah tanah; dan i. menciptakan kawasan yang mendukung sirkulasi pejalan kaki sebagai sarana pencapaian fungsi hunian, perkantoran dan perbelanjaan. BAB V KEWAJIBAN Pasal 6 (1) Untuk merealisasikan strategi penataan kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 pihak-pihak yang mengembangkan Kawasan Pondok Indah mempunyai kewajiban sebagai berikut : a. mengakomodir pengembangan infrastruktur Park and Ride yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan komersial yang bentuknya dapat berupa pembangunan baru/pengembangan Halte Transjakarta, pembangunan/penyediaan, Jalur Sepeda, Jalur Pedestrian dan fasilitas parkir yang memadai; b. mengembangkan underpass pada persimpangan Jalan Metro Pondok Indah, Jalan Sultan Iskandar Muda, Jalan Kartika Utama dan Jalan Marga Guna arah Utara-Selatan; c. membangun jalan baru (short cut) di lokasi Jalan Kartika Utama Belakang Wisma Pondok Indah; d. membangun jembatan penghubung/penyeberangan (sky way) guna menghubungkan bangunan-bangunan di simpang Metro Pondok Indah; e. mengembangkan Ruang Terbuka Hijau dan ruang terbuka non hijau yang dapat diakses oleh publik; dan f. mengembangkan sistem pengolahan air limbah yang ramah lingkungan dan nantinya dapat terkoneksi dengan sistem jaringan perpipaan air Iimbah. (2) Dalam pengembangan Kawasan Pondok Indah, kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus didahulukan pelaksanaannya sebelum pengembangan kawasan. (3) Rincian lebih lanjut terhadap kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan kewajiban-kewajiban tambahan lainnya akan diatur dalam Perjanjian Kerja Sarna antara Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan pihak ketiga yang akan mengembangkan kawasan dimaksud.

7 (4) Perjanjian Kerja Sama sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dibuat secara Akta Notarial yang sifatnya eksekuterial atas beban biaya pihakpihak yang mengembangkan kawasan. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal7 Pada saat Peraturan Gubernur ini berlaku, maka : a. terhadap perizinan yang sudah diterbitkan pada Kawasan Pondok Indah sebelum diberlakukannya Peraturan Gubernur ini, dinyatakan masih tetap berlaku; dan b. terhadap permohonan perizinan pada Kawasan Pondok Indah yang sedang dalam proses harus mengacu pada ketentuan Peraturan Gubernur ini. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal8 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Ok tober 2012 GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKDTA JAKARTA, Diundangkan'di Jakarta pada tanggal 9 0kt 0 ber 2012 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Jf!F- FADJAR PANJAITAN NIP 195508261976011001 BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2012 NOMOR 178