PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PRAKTEK BUKTI TRANSAKSI TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA BINA MULYA GADINGREJO Heri Supranoto Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro Alamat: Jl. Ki Hajar Dewantara 15A Metro Telp (0725) 42445-42454 fax. (0725) 42445 Email: heri_supranoto@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media praktek bukti transaksi terhadap hasil belajar akuntansi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian True Experimental Design, bentuk Pretestcontrol Group Design. yang dilakukan pada siswa kelas XI semester genap, SMA Bina Mulya Gadingrejo, pada materi Jurnal Khusus Perusahaan Dagang. Analisis data menunjukkan rataan skor postes hasil belajar akuntansi siswa untuk kelas eksperimen sebesar 75,00 dan kelas kontrol sebesar 68,26. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed) yaitu 0,007 lebih kecil dari nilai α = 0,05, sehingga H 0 ditolak. Hasil ini berarti kedua kelas memiliki hasil belajar akuntansi yang berbeda secara signifikan. Hasil belajar akuntansi siswa yang menggunakan media praktek bukti transaksi, lebih tinggi dari pada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media praktek bukti transaksi terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI SMA Bina Mulya Gadingrejo. Kata Kunci: bukti transaksi, hasil belajar, media praktek Abstract The purpose of this study is to determine the effect of practices media of transaction evidence to accounting learning outcomes. This research is an experimental research with True Experimental Design research design, Pretest-control Group Design form. Which is done by the students of class XI even semester, SMA Bina Mulya Gadingrejo, on the material of Journal of Specialized Trading Company. The data analysis shows the average postes score of students' accounting learning outcomes for the experimental class of 75.00 and the control class of 68.26. Based on the results of the research note that the value of Sig. (2-tailed) is 0.007 smaller than the value α = 0.05, so H 0 is rejected. This result means that both classes have significantly different accounting learning outcomes. Students learning outcomes that use the practices media of transaction evidence, higher than students who received conventional learning. So it can be concluded that there is the influence of the use of practices media of transaction evidence to the results of students' accounting study class XI SMA Bina Mulya Gadingrejo. Keywords: learning outcome, practices media, transaction evidence 1. PENDAHULUAN Pemahaman siswa dalam memahami akuntansi sangatlah rendah. Hal itu terbukti dari hasil wawancara yang peneliti lakukan pada siswa kelas XI SMA Bina Mulya Gadingrejo. Kurangnya penggunaan media praktek dalam proses pembelajaran di kelas dan anggapan yang sudah melekat sebelumnya pada siswa bahwa akuntansi 46
adalah pelajaran yang sulit dikuasai menjadi masalah serius yang harus segera terselesaikan oleh para pendidik. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, rendahnya hasil belajar siswa dalam menguasai akuntansi, khususnya untuk materi jurnal umum perusahaan dagang, dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu, motivasi belajar, cara belajar, lingkungan, pemilihan model pembelajaran dan penggunaan media praktek yang masih sangat minim. Pembelajaran akuntansi yang sering dipraktikkan sehari-hari dan sebenarnya sangat menarik, rupanya menjadi kesulitan tersendiri bagi beberapa siswa. Akibatnya, banyak siswa yang kurang tertarik pada mata pelajaran ini dan pada gilirannya mengakibatkan kurang optimalnya capaian hasil belajar mereka dalam menguasai kompetensi akuntansi. Padahal di sisi lain, penguasaan terhadap kompetensi mata pelajaran akuntansi dapat menjadi bekal yang cukup bagi siswa untuk melajutkan ke jenjang perguruan tinggi dan memenangkan persaingan di dunia kerja nantinya. Fakta ini ternyata disebabkan kurangnya kemampuan siswa mengaitkan hasil belajar akuntansi dengan menggunakan praktek dalam kehidupannya. Dari beberapa faktor tersebut peneliti hanya akan membatasi penelitian ini pada penggunaan media praktek yang dilakukan khususnya yaitu media praktek bukti transaksi. Media praktek bukti transaksi dalam pembelajaran merupakan faktor penting keberhasilan siswa dalam memahami materi akuntansi, khusunya materi yang berhubungan dengan transaksi. Kenyataannya, media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lainlain Pemanfaatan media pembelajaran seharusnya mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap proses pembelajaran. Oleh karena itu guru sebagai fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran. Pendapat tersebut didukung oleh pendapat yang mengatakan bahwa, media pembelajaran juga dapat menciptakan suasana belajar yang menarik. Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah pada khususnya [1]. Media pembelajaran yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman siswa adalah dengan menggunakan media praktek bukti transaksi, yang digunakan dalam mata pelajaran akuntansi, meliputi bukti-bukti transaksi intern dan bukti ekstern. Proses pembelajaran menggunakan media praktek bukti transaksi ini juga diharapkan akan lebih menarik perhatian siswa sehingga keterampilan siswa meningkat dan siswa menjadi lebih paham dalam menganalisis bukti transaksi ke dalam jurnal umum. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa kelebihan media akuntansi, meliputi bukti-bukti transaksi intern dan bukti ekstern [2]. Proses pembelajaran menggunakan media praktek bukti transaksi ini juga diharapkan akan lebih menarik perhatian siswa sehingga keterampilan siswa meningkat dan siswa menjadi lebih paham dalam menganalisis bukti transaksi ke dalam jurnal umum. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa kelebihan media tiruan sebagai penggati media asli dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari situasi yang sebenarnya [2]. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis memberi judul penelitian ini PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PRAKTEK BUKTI TRANSAKSI TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA BINA MULYA GADINGREJO KAJIAN PUSTAKA. Beberapa kajian teori yang mendukung penelitian ini dijelaskan sebagai berikut. 47
1.1 Pengertian Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif [3]. Media pembelajaran merupakan alat bantu dalam menyampaikan materi ajar dari pendidik kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan [4]. Sedangkan pendapat lainnya [5] yaitu, mengungkapkan kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerimaan. 1.2 Ciri-ciri Media Pembelajaran Ciri-ciri media menurut Gerlach dan Ely [5] mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya. 1) Ciri Fiksatif (Fixative Property). Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau obyek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. 2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada peserta didik dalam waktu dua atau yoga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. 3) Ciri Distributif (Distributive Property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu. 1.3 Kegunaan Media Pembelajaran Sudjana & Rivai [3] mengemukakan manfaat media pendidikan dalam proses belajar siswa yaitu: (a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Karena siswa akan mudah memahami pembelajaran sehingga siswa termotivasi dalam pembelajaran sehingga siswa termotivasi dalam belajar. (b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran akan membuat siswa paham terhadap materi. (c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidakkehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajarpada setiap jam pelajaran. (d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidakhanya mendengarkan untaian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain, sehingga siswa aktif dalam pembelajaran. Sedangkan menurut Sudjana & Rivai [3] mengemukakan manfaat media pendidikan dalam proses belajar siswa yaitu: 48
(a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Karena siswa akan mudah memahami pembelajaran sehingga siswa termotivasi dalam belajar. (b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran akan membuat siswa paham terhadap materi. (c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, kemampuan mental siswa. (d) Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru atau instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang tersedia disekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana. (e) Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Proyektor transparasi (OHP), proyektor slide dan film, komputer, dan peralatan canggih lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar. (f) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, sedang, kelompok kecil dan perorangan. (g) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang. 1.4 Kriteria Pemilihan Media yang Baik Media merupakan bagian dari system instruksional secara keseluruhan [1]. Berikut kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media : (a) Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, efektif, dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan atau dipertunjukkan oleh siswa, seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab dan akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubunganhubungan perubahan, dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi. (b) Tepat untuk mendukung isi pelajaranyang sifatnya fakta, konsep, prinsip, ataugeneralisasi. Media yang berbeda, misalnya filmatau grafik memerlukan simbol atau kode yangberbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses danketerampilan mental yang berbeda untukmemahaminya. Agar dapat membantu prosespembelajaran secara efektif, media harus selaras dansesuai kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. (c) Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru atau instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang tersedia disekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana. (d) Guru terampil 49
menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Proyektor transparasi (OHP), proyektor slide dan film, komputer, dan peralatan canggih lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar. (e) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, sedang, kelompok kecil dan perorangan. (f) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang. 1.5 Jenis-jenis Bukti Transaksi Jenis-jenis bukti transaksi dalam akuntansi adalah sebagai berikut [6]. a. Kuitansi Kuitansi adalah bukti pembayaran yang dibuat oleh pihak yang menerima uang. Bagian sebelah kanan dari kuitansi diberikan kepada pihak pembayar dan bagiankiri dari kuitansi (subkuitansi) ditinggal sebagai bukti. No. 001 Telah terima dari Manajer Keuangan Uang sejumlah Lima juta rupiah,- Gambar 1. Kuitansi b. Nota Debit (Debit Memo) Nota debit adalah nota yang berisikan bahwa perkiraanlangganan didebit karena pengembalian barang yang dibeli. Gambar 2. Nota Debit (Debit Memo) c. Nota Nota adalah bukti penjualan barang yang langsung dibayar oleh pembeli. Nota biasanya dibuat rangkap dua, yang aslinya diberikan kepada pembeli dan tembusannya dipakai sebagai bukti penjual. 50
TOKO SEJATI 20 Desember 2006 JL. ANGGREK PUTIH NO. 78 JAKARTA NOTA KONTAN Gambar 3. Nota d. Cek (Cheque) Cek adalah perintah yang diterima dari pihak lain sebagai alat untuk melakukan pembayaran melalui bank. Gambar 4. Cek (Cheque) e. Faktur Faktur adalah bukti transaksi untuk pembelian dan penjualan kredit yang dibuat pihak penjual kepada pihak pembeli. Pembeli akan menerima faktur asli sebagai bukti pencatatannya, sedangkan penjual akan menerima faktur tembusan sebagai bukti pencatatannya. Gambar 5. Faktur f. Nota Kredit (Credit Memo) Nota kredit adalah nota yang berisikan perkiraan langganan dikredit karena penerimaan kembali barang yang dijual. Gambar 6. Nota Kredit (Credit Memo) 51
g. Memo/Memorial Memo adalah bukti yang dibuat pimpinan perusahaan untuk bagian akuntansi atau urusan akuntansi. Gambar 7. Memo/Memorial 2. METODE Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan desain penelitian True Experimental Design, bentuk Pretest-control Group Design. Metode eksperimen yang dimaksud untuk mencari tahu ada tidaknya pengaruh atau akibat dari penerapan sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik [7]. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan tes. Analisis data pada penelitian ini dilakukan setelah proses tahap persiapan dan pelaksanaan selesai dan peneliti memperoleh skor dari proses pembelajaran yang telah dilakukan di kelas eksperimen dan kelas control. Sebelum dilakukan analisis data, maka dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Selanjutnya, dapat dilakukan uji perbedaan dua rataan posttest dengan menggunakan uji-t atau independent sample t-test, pada taraf signifikansi = 0,05. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Skor minimum dan maksimum skor postes untuk kelas yang memperoleh pembelajaran menggunakan media bukti transaski adalah 54 dan 90 dengan Standar Deviasi 9,96, sedangkan skor minimum dan maksimum skor postes untuk kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional adalah 50 dan 85 dengan Standar 10,50. Selanjutnya, rataan skor postes kemampuan memahami akuntansi siswa untuk kelas eksperimen sebesar 71,80 dan kelas kontrol sebesar 66,26. Selanjutnya, berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas skor postes kelas eksperimen dan control diperoleh nilai Sig. > α, yaitu.200 * dengan kriteria pengujian adalah dengan α = 0,05. Jika nilai Sig. > α, maka H 0 diterima. sehingga, skor postes kelas ekperimen dan kontrol untuk kemampuan berpikir kritis berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas skor postes kelas eksperimen dan control memperlihatkan bahwa skor postes memiliki Sig. lebih besar dari α = 0,05 yaitu 0,391, sehingga H 0 diterima. Hal ini berarti, skor postes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari varians yang sama. Selanjutnya pada uji perbedaan postes menggunakan Independent sample t-test. Hasil uji perbedaan rataan postes kemampuan memahami akuntansi dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Uji Perbedaan Rataan Skor Kemampuan Memahami Akuntansi t-test for Equality of Means T df Sig. (2- tailed) Keterangan 2,792 58 0,007 H 0 Ditolak 52
Berdasarkan hasil uji perbedaan rataan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed) yaitu 0,007 lebih kecil dari nilai α = 0,05, sehingga H 0 ditolak. Hasil ini berarti kedua kelas memiliki kemampuan memahami akuntansi yang berbeda secara signifikan. Kemampuan memahami akuntansi siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan media bukti transaski lebih tinggi dari pada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan media bukti transaski terhadap hasil belajar akuntansi siswa. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan landasan teori dan didukung oleh analisis data hasil uji instrumen penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh contextual teaching and learning (CTL) teknik praktek jual beli terhadap kemampuan siswa memahami akuntansi. Saran yang dapat diberikan peneliti sebagai bahan bahan pertimbangan untuk perbaikan proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)dapat meningkatkan pemahaman akuntansi siswa. Oleh karena itu sebaiknya pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa. 2. Sebaiknya pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa dapat lebih meningkatkan keaktifan dan antusiasmenya sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal. DAFTAR PUSTAKA [1] Arsyad, A. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers [2] Anderson, R. H. 1994. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. [3] Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia [4] Sadiman, A. 2012. Media pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT. RajaGrafindo Persada. [5] Azhar, A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada [6] Ismawanto. 2009. Ekonomi. Jilid 2 untuk SMA dan MA Kelas XI. CV. Gema Ilmu: Jakarta [7] Arikunto, S. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. 53