BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

Definisi Diabetes Melitus

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

Diabetes Mellitus Type II

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis. yang telah menjadi masalah global dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) sudah merupakan salah satu ancaman. utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21.

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah. 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

I. PENDAHULUAN. adekuat untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal (Dipiro et al, 2005;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB I PENDAHULUAN. resiko terjadinya komplikasi akibat DM (Agustina, 2010). Menurut World Health Organization (WHO), Diabetes Melitus (DM)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Diabetes melitus tipe 2 adalah sindrom metabolik. yang memiliki ciri hiperglikemia, ditambah dengan 3

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruh i oleh. kesehatan, sikap dan pola hidup pasien dan keluarga pasien, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

Transkripsi:

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.... iv ABSTRAK v ABSTRACT. vi RINGKASAN.. vii SUMMARY. ix KATA PENGANTAR... xi DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL xv DAFTAR SINGKATAN ATAU TANDA... xvi DAFTAR LAMPIRAN xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Diabetes Mellitus tipe II... 7 2.2 Etiologi... 8 2.3 Faktor Resiko... 9 2.4 Gejala Klinis... 13 2.5 Patofisiologi... 14 2.6 Diagnosis... 15 2.7 Pencegahan... 16 2.8 Komplikasi... 17 2.9 Penatalaksanaan... 21 2.10 Farmakoterapi... 23 2.11 Hemostasis... 27 BAB III KERANGKA BERPIKIR i

3.1 Kerangka Berpikir... 30 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian... 31 4.2 Populasi dan Sampel... 31 4.2.1 Populasi Penelitian... 31 4.2.2 Sampel Penelitian... 31 4.2.3 Jumlah Sampel Penelitian... 32 4.3 Instrumen Penelitian... 33 4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian... 33 4.4.1 Lokasi Penelitian... 33 4.4.2 Waktu Penelitian... 33 4.5 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data... 33 4.6 Alur Penelitian... 34 4.7 Pengolahan dan Analisis Data... 35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian.. 36 5.1.1 Jenis Kelamin 37 5.1.2 Umur. 37 5.1.3 Riwayat. 38 5.1.4 Pemeriksaan PT 38 5.1.5 Pemeriksaan APTT... 39 5.1.6 Pemeriksaan BT 39 5.2 Pembahasan 40 5.3 Keterbatasan Penelitian.. 41 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan.... 42 6.2 Saran....43 DAFTAR PUSTAKA... 44 LAMPIRAN... 46 Lampiran 1 Jadwal Penelitian... 46 Lampiran 2 Rincian Biaya Penelitian... 47 ii

Lampiran 3 Hasil Analisis... 48 Lampiran 4 Sampel Penelitian... 53 iii

DAFTAR TABEL Tabel 5.1.1 Distribusi Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Berdasarkan Jenis Kelamin 37 Tabel 5.1.2 Distribusi Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Berdasarkan Umur.. 37 Tabel 5.1.3 Distribusi Pemeriksaan Prothrombin Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II 38 Tabel 5.1.4 Distribusi Pemeriksaan Activated Partial Thromboplastin Time Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II... 38 Tabel 5.1.5 Distribusi Pemeriksaan Bleeding Time Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II 39 Tabel 5.1.6 Distribusi Riwayat Penyakit Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II 39 iv

DAFTAR SINGKATAN ATAU TANDA SINGKATAN DM WHO IDF RSUP APTT PT NIDDM TTGO PHBS UKBM KIE PJK PVD TGM OHO : Diabetes Mellitus : World Health Organization : International Diabetes Federation : Rumah Sakit Umum Pusat : Activated Partial Thromboplastin Time : Prothrombin Time : Non Insulin Dependent Diabetes mellitus : Test Toleransi Glukosa Oral : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat : Komunikasi Informasi Edukasi : Penyakit Jantung Koroner : Peripheral Vascular Disease : Terapi Gizi Medis : Obat Hipoglikemi Oral TANDA > : menyatakan lebih dari < : menyatakan kurang dari : menyatakan lebih dari atau sama dengan : menyatakan kurang dari atau sama dengan v

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Penelitian... 46 Lampiran 2 Rincian Biaya Penelitian... 47 Lampiran 3 Hasil Analisis... 48 Lampiran 4 Sampel Penelitian... 53 vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) menurut Perkeni adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglekemia yang terjadi karena gangguan pada sekresi insulin, aksi insulin atau bisa keduanya. Diabetes mellitus dapat terjadi karena setiap makanan yang kita makan akan berubah menjadi energi, yang akan diuraikan di lambung hingga menjadi glukosa. Organ pankreas dalam tubuh akan menghasilkan insulin yang berfungsi untuk memecah glukosa dan mengalirkannya ke seluruh tubuh. Ketika seseorang menderita Diabetes Mellitus maka pankreas orang tersebut tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap glukosa yang diperoleh dari makanan. Hal inilah yang menyebabkan kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi akibat timbunan glukosa dari makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar menjadi energi. Pada umumnya Diabetes Mellitus dibagi menjadi 2 tipe yaitu Diabetes Mellitus tipe I dan Diabetes Mellitus tipe II (Barclay, 2010). Diabetes Mellitus tipe II adalah Diabetes Mellitus yang lebih umum penderitanya dibandingkan dengan Diabetes Mellitus tipe I. Berbeda dengan Diabetes Mellitus tipe I, Diabetes Mellitus tipe II ini tidak disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin, tetapi karena sel sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespons insulin secara normal. Keadaan ini lazim disebut resistensi insulin. Obesitas atau kegemukan paling sering dikaitkan dengan penderita Diabetes Mellitus tipe II (American Diabetes Association, 2008). vii

Tahun 2003, WHO memperkirakan 194 juta atau (5,1%) dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20-79 tahun menderita Diabetes Mellitus tipe II, dan diperkirakan pada tahun 2025, penderita Diabetes Mellitus tipe II di seluruh dunia berkisar antara 333 juta orang (5,4%). Di tahun yang sama International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi Diabetes Mellitus tipe II di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan Diabetes Mellitus tipe II sebagai penyebab kematian urutan ke tujuh di dunia. Berdasarkan catatan organisasi kesehatan dunia tahun 1998, Indonesia menduduki peringkat keenam dengan jumlah penderita Diabetes Mellitus tipe II terbanyak setelah India, Cina, Rusia, Jepang dan Brazil. Penderita Diabetes Mellitus tipe II di Indonesia semakin meningkat. Hal ini dapat diketahui bahwa pada tahun 1995 terdapat lebih kurang 5 juta penderita Diabetes Mellitus tipe II di Indonesia dengan peningkatan sekitar 230 ribu penderita setiap tahun, sehingga pada tahun 2025 penderita Diabetes Mellitus tipe II di Indonesia diperkirakan akan mencapai 12 juta orang. Untuk di Bali, prevalensi sudah mencapai 80% yang mengidap Penyakit Diabetes Mellitus tipe II. Peningkatan tersebut terjadi akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan perubahan gaya hidup, mulai dari pola makan atau jenis makanan yang dikonsumsi sampai berkurangnya kegiatan jasmani. Hal ini terjadi terutama pada kelompok usia dewasa ke atas pada seluruh status sosial - ekonomi. Faktor risiko yang terjadi pada Diabetes Mellitus tipe II ada 2 yaitu faktor yang dapat dimodifikasi seperti obesitas, aktivitas fisik yang kurang, hipertensi, stress, pola makan dan alkohol, sedangakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi yaitu umur, jenis kelamin, bangsa dan etnik, faktor keturunan, riwayat menderita Diabetes viii

Gestasional, dan riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4000 gram (Iwan, 2010). Diagnosis Diabetes Mellitus tipe II dapat ditegakkan berdasarkan gejala khas yaitu polifagia, polidipsia, poliuria, penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya dan hasil pemeriksaan glukosa darah yang menunjukkan hiperglikemia positif. Diabetes Mellitus tipe II juga dapat di diagnosis berdasarkan munculnya gejala klasik dari Diabetes Mellitus tipe II dan pemeriksaan glukosa darah sewaktu (>200 mg/dl) atau glukosa puasa (>126 mg/dl) atau glukosa darah plasma (>200 mg/dl) tanpa gejala klasik (Bare dan Suzanne, 2002). Pada Diabetes Mellitus tipe II yang tidak terkendali dapat terjadi komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler kronik, baik mikroangiopati maupun makroangiopati. Sejak ditemukannya obat untuk menurunkan glukosa darah, terutama setelah ditemukannya insulin, angka kematian penderita Diabetes Mellitus tipe II akibat komplikasi akut bisa menurun drastis. Kelangsungan hidup penderita Diabetes Mellitus tipe II lebih panjang dan Diabetes Mellitus tipe II dapat dikontrol lebih lama. Komplikasi kronis yang dapat terjadi pada Diabetes Mellitus tipe II yang tidak terkendali seperti Kerusakan saraf, Kerusakan ginjal, Kerusakan mata, Penyakit jantung koroner, Hipertensi, Penyakit pembuluh darah perifer, Gangguan pada hati, Penyakit paru, Gangguan saluran cerna, dan Infeksi (Tapp, 2003). Berbagai penelitian observasional dan eksperimental sudah ada yang membuktikan bahwa hiperinsulinemia, hiperglikemia, dan resistensi insulin yang sudah terjadi sejak lama dapat meningkatkan aktivitas koagulasi serta mengurangi aktivitas antikoagulasi pada sistem hemostasis. Perubahan tersebut dapat menyebabkan penderita Diabetes Mellitus tipe II berada dalam keadaan yang ix

disebut dengan hiperkoagulasi. Dalam berbagai penelitian pada penderita Diabetes Mellitus tipe II sudah diketahui bahwa perubahan daya beku darah menjadi salah satu faktor utama yang berperan dalam patofisiologi terjadinya trombosis. Darah yang sudah mengalami hiperkoagulasi cenderung lebih mudah membeku bila mendapat stimulus koagulasi dan bekuan yang terbentuk akan lebih sulit untuk dilarutkan. Pada penderita Diabetes Mellitus tipe II terdapat keadaan dimana hiperkoagulasi yang disebabkan oleh hiperinsulinemia, hiperglikemia, dan resistensi insulin dapat memicu terjadinya perubahan pada komponen komponen yang berperan dalam faal hemostasis. Faal hemostasis adalah suatu fungsi tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan keenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah dan menutup kerusakan pada dinding pembuluh darah sehingga mengurangi kehilangan darah pada saat terjadinya kerusakan pembuluh darah. Masih tingginya jumlah penderita Diabetes Mellitus tipe II dan beratnya komplikasi dari Diabetes Mellitus tipe II jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membahas tentang Gambaran Hasil Pemeriksaan Faal Hemostasis Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di RSUP Sanglah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu : Bagaimana gambaran hasil pemeriksaan faal hemostasis pada pasien penderita Diabetes Mellitus tipe II di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015? x

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui Gambaran Hasil Pemeriksaan Faal Hemostasis pada pasien penderita Diabetes Mellitus tipe II di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui Gambaran Hasil Pemeriksaan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) pada pasien penderita Diabetes Mellitus Tipe II di RSUP Sanglah. 2. Mengetahui Gambaran Hasil Pemeriksaan Prothrombin (PT) pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di RSUP Sanglah. 3. Mengetahui Gambaran Hasil Bleeding Time (BT) pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSUP Sanglah. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan gambaran hasil pemeriksaan faal hemostasis pada pasien penderita Diabetes Mellitus tipe II di RSUP Sanglah Denpasar. xi

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Peneliti Sebagai wujud pengaplikasian disiplin ilmu yang telah dipelajari sehingga dapat mengembangkan wawasan keilmuan peneliti. 2. Bagi Pendidikan Penelitian ini dapat menambah informasi ilmiah dan digunakan sebagai referensi atau acuan bagi penelitian serupa. 3. Bagi Instansi Terkait Bagi instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu acuan informasi bagi instansi kesehatan. 4. Bagi Masyarakat Memberikan informasi bagi masyarakat tentang Gambaran hasil Pemeriksaan Faal Hemostasis pada pasien penderita Diabetes Mellitus tipe II. xii