Sarwa 1* ;Liliek Wijayati 2. STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Jl. Cerme No. 24 Sidanegara Cilacap

dokumen-dokumen yang mirip
JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

HUBUNGAN EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS WONGKADITI KOTA GORONTALO. Heni PanaI. Polteknik Kesehatan Provinsi Gorontalo

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Henrika Hetti Gulo 1, Evawany 2, Jumirah 3. Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, ABSTRACT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

HUBUNGAN TINGKAT SADAR GIZI KELUARGA DAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN. Oleh : DEA FADLIANA

KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU. Zulkarnain

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

BAB I PENDAHULUAN. penting yang menjadi kesepakatan global dalam Sustainable Development

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI PPA (PUSAT PENGEMBANGAN ANAK) ID-127 DI KELURAHAN RANOMUUT MANADO

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI DESA BANDUNG KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN BESARAN UANG SAKU DENGAN PEMILIHAN JAJANAN SEHAT. Connections between The Amount of Pocket Money with Selection of Healthy Snack

PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG KMS DENGAN SIKAP IBU DALAM MENINGKATKAN NUTRISI BALITA

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

PENELITIAN. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SULIT MAKAN PADA BALITA di Kelurahan Tonatan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo

PERBEDAAN SOSIAL EKONOMI DAN PENGETAHUAN GIZI IBU BALITA GIZI KURANG DAN GIZI NORMAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMANFAATAN PROGRAM POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU BOUGENVILLE KOTA CIMAHI SELATAN TAHUN 2017

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BALITA

Factors that Influence Parent to Giving Adequate Nutrition On Children Malnutrition. Majestika Septikasari 1*, Rochany Septiyaningsih 2

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI BAYI 0-12 BULAN (BB/PB) DENGAN PEMBERIAN ASI DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI RT 01 RW 01 DESA MANUNGGAL BANGKALAN MADURA. Firdaus *M.

STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA SATU SAMPAI LIMA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK DAN POLA ASUH IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI DI KABUPATEN KLATEN. Abstrak

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

KONDISI EKONOMI DAN BUDAYA KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU FLAMBOYAN B MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA. Lilik Hanifah Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK


BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

KAJIAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA DI POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK DI KELURAHAN SAWAH BESAR RW VII. Manuscript

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. sering menderita kekurangan gizi, juga merupakan salah satu masalah gizi

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

HUBUNGAN POLA MAKAN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN DI DESA PLOSOSARI KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO ANITA ROSADI NIM.

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

Transkripsi:

PERBEDAAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK Differences in Nutritional Status Toddlers In Poor Families Smokers And Not Smoker Sarwa 1* ;Liliek Wijayati 2 1,2 STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Jl. Cerme No. 24 Sidanegara Cilacap 53223 sarwa@stikesalirsyadclp.ac.id ABSTRAK Periode anak usia bawah lima tahun (Balita) merupakan periode penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Status gizi kurang pada masa Balita dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan badan, perkembangan otak, dan penurunan daya tahan tubuh. Jumlah kematian anak yang disebabkan oleh keadaan gizi buruk saat ini masih tinggi. Penyebab gizi kurang pada Balita selain pola asuh yang salah juga banyak dikaitkan dengan sosial ekonomi yang rendah. Pada keluarga miskin penggunaan uang untuk rokok 9 kali pengeluaran untuk pendidikan dan 15 kali pengeluaran untuk kesehatan. Fenomena menunjukkan bahwa balita dengan gizi kurang cenderung berasal dari keluarga miskin dengan kepala keluarga perokok. Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran perbedaan status gizi Balita pada keluarga miskin perokok dan bukan perokok. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita. Pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden yang terdiri dari 30 responden keluarga miskin perokok dan 30 responden keluarga miskin bukan perokok. Penelitian ini menggunakan analisis statistik menggunakan uji Chi-Square. Berdasarkan analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa, status gizi Balita berdasarkan indeks BB/U dari keluarga miskin perokok dan bukan perokok secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna (pv = 0,333 pada α = 0,05). Kata Kunci : Status gizi, Balita, keluarga, miskin, perokok. ABSTRACT Period of children aged under five years old (Toddlers) was an important period in the process of growth and development of children. Malnutrition status during the toddler can cause growth retardation body, brain development, and decreased endurance. The number of child deaths caused by malnutrition situation is still high. The cause of malnutrition in Toddlers besides the wrong upbringing also many associated with low socioeconomic. In poor families use the money for cigarettes 9 times the expenditure on education and 15 times the expenditure on health. Phenomenon shows that infants with malnutrition tend to come from poor families with heads of household smokers. The research aims to obtain a picture of the differences in the nutritional status of poor families Toddler smokers and nonsmokers. This research is descriptive analytic with case control design. The population in this study were all toddlers. Sampling is purposive sampling with a sample size of 60 respondents consisting of 30 respondents poor families of smokers and 30 nonsmokers respondents poor families. This study uses statistical analysis using Chi-Square test. Based on the data analysis of the results showed that, based on an index of nutritional status Toddler BB / U from poor families of smokers and nonsmokers was statistically no significant difference (pv = 0.333 at α = 0.05). Keyword: Nutritional status, toddler, family, poor, smokers. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 2, September 2016 95

PENDAHULUAN Periode anak usia bawah lima tahun (Balita) merupakan waktu penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada periode perkembangan kemampuan bahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat (Sutomo, B & Anggraini D.Y, 2010). Hal ini membuat anak lebih aktif bermain dengan lingkungannya sehingga dapat menyebabkan penurunan nafsu makan yang berakibat pada penurunan berat badan balita. Penurunan berat badan ini akan menimbulkan masalah gizi kurang (Purwitasari, D & Maryanti, D, 2009). Status gizi kurang pada masa balita dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan badan, perkembangan otak, dan penurunan daya tahan tubuh. Penanganan yang kurang baik pada status gizi kurang akan menyebabkan gizi buruk yang dapat mengakibatkan meningkatnya resiko kesakitan dan kematian pada Balita (Pandi, Emma, & Wirakusumah, 2012). Jumlah kematian anak yang disebabkan oleh keadaan gizi buruk saat ini masih tinggi. Berdasarkan penelitian dari Badan Kesehatan Dunia tahun 2011 memperkirakan bahwa 54% insiden kematian anak di dunia disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Angka kejadian masalah gizi di Indonesia mengakibatkan lebih dari 80% kematian pada anak. Berdasarkan sumber lain menyebutkan bahwa angka Balita dengan status gizi kurang di Indonesia mencapai 17,9% (Depkes RI : 2010). Penyebab masalah gizi pada balita banyak dikaitkan dengan pola asuh dan daya beli makanan yang kurang pada keluarga. Kejadian masalah gizi khususnya gizi kurang dan gizi lebih kebanyakan diakibatkan oleh pola asuh orang tua yang salah dalam memberikan asupan gizi pada balitanya. Keadaan sosial ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor yang menentukan jumlah makanan yang tersedia dalam keluarga sehingga turut menentukan status gizi anggota keluarga (Depkes RI,2010). Merokok pada keluarga miskin mengakibatkan gizi buruk pada anak karena orang tua lebih mengutamakan membeli rokok dibandingkan dengan membeli beras, telor, ikan, dan makanan bergizi lainnya. Belanja rokok telah menggeser kebutuhan terhadap makanan bergizi yang esensial untuk tumbuh kembang anak balita. Tingginya angka Balita yang bergizi buruk akan berpotensi meningkatkan angka kematian balita (Sholahudin, 2010). Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2004 menunjukkan proporsi pengeluaran untuk rokok masyarakat termiskin (K1) lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat terkaya (K5). Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 2, September 2016 96

Perbandingan pengeluaran untuk rokok pada K1 dan K5 tahun 2004 adalah 10,9 : 9,7 (Setiaji, 2008). Penelitian lain yang terkait dari Lembaga Demografi Universitas Indonesia Tahun 2010 menunjukkan pada masyarakat miskin penggunaan uang untuk rokok 9 kali pengeluaran untuk pendidikan dan 15 kali pengeluaran untuk kesehatan. Data ini semakin menguatkan bahwa masyarakat miskin sebagai kelompok terbesar dalam konsumsi rokok dan semakin memperburuk kemiskinannya (Sholahudin, 2010). Puskesmas Cilacap Utara I Kabupaten Cilacap memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 3 kelurahan yaitu : Kelurahan Gumilir, Kebonmanis dan Mertasinga. Berdasarkan Data Laporan Status Gizi Balita di Puskesmas Cilacap Utara I Bulan Desember Tahun 2013, jumlah balita mencapai 3.197 anak. Dari jumlah tersebut hanya 2.460 anak (77%) yang datang menimbang di Posyandu. Status gizi Balita yang datang menimbang dilihat dari Kartu Menuju Sehat (KMS) masih terdapat sekitar 1,38 % dengan status gizi kurang, dan 2,7% dengan status gizi lebih. Berdasarkan penelitian Wulandari (2013) diketahui bahwa pola pemenuhan nutrisi pada Balita gizi kurang di Puskesmas Cilacap Utara I berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsi banyak yang bersifat Junk Food dan Softdrink. Berdasarkan jumlahnya masih kurang dari porsi yang seharusnya dan sering tidak dihabiskan, serta berdasarkan frekuensinya hanya dua kali dalam sehari. Berdasarkan survei awal di lokasi penelitian diperoleh fenomena yang menunjukkan bahwa Balita dengan gizi kurang cenderung berasal dari keluarga miskin dengan kepala keluarga perokok. Pada beberapa kasus, balita dari keluarga miskin yang bukan perokok tidak mengalami gizi kurang. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisa perbedaan status gizi Balita antara keluarga miskin perokok dan keluarga miskin bukan perokok di wilayah kerja Puskesmas Cilacap Utara I. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan rancangan case control analitik. Dalam penelitian ini, pengukuran data tentang status gizi balita dan perilaku merokok pada keluarga yang dijadikan responden dilakukan saat responden melakukan kunjungan ke pelayanan Puskesmas atau Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Utara I. Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Cilacap Utara I Kabupaten Cilacap. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Balita dari keluarga miskin yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Cilacap Utara I yang datang Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 2, September 2016 97

ke pelayanan Posyandu dan Puskesmas Cilacap Utara I dengan kriteria inklusi : usia Balita di atas 1 tahun dan di bawah 5 tahun, orang tua Balita bisa membaca dan menulis, mempunyai income perkapita < Rp. 600.000 per hari dan bukan kemiskinan absolut. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden yang terdiri dari 30 responden kelompok kasus yaitu keluarga miskin perokok dan 30 responden kelompok kontrol yaitu keluarga miskin bukan perokok. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah Buku Kohort Posyandu dan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita untuk data sekunder serta kuisioner terstruktur untuk data primer responden. Data yang telah terkumpul dikelompokkan menurut jenis dan keperluannya. Analisis statistik dilakukan dengan uji Chi-Square untuk menganalisis perbedaan status gizi Balita pada keluarga miskin perokok dan bukan perokok. HASIL Analisis data hasil penelitian untuk melihat gambaran status gizi Balita dari keluarga miskin perokok dan bukan perokok dilakukan analisis statistik dengan uji chisquare. Hasil analisis perbedaan status gizi Balita berdasarkan indeks BB/U dari keluarga miskin perokok dan bukan perokok di sajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1. Status Gizi Balita Keluarga Miskin Perokok dan Bukan Perokok Berdasarkan Persentase Median BB/U Tabel di atas menunjukkan berdasarkan indeks BB/U jumlah balita dengan status gizi baik pada keluarga bukan perokok sebanyak 26 orang (86,66%), status gizi sedang sebanyak 4 orang (13,33) dan tidak ada balita dengan status gizi kurang atau buruk. Pada keluarga miskin perokok jumlah balita dengan status gizi baik sebanyak 22 orang (73,33%), status gizi sedang 8 orang (26,66%), dan tidak ada Balita dengan status gizi sedang atau buruk. Status gizi Balita berdasarkan indeks BB/U dari keluarga miskin perokok dan bukan perokok secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna (pv = 0,333 pada α = 0,05). PEMBAHASAN Analisis perbedaan status gizi Balita dari keluarga miskin perokok dan bukan perokok berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U). Data hasil penelitian menunjukkan jumlah balita dengan status gizi baik pada keluarga bukan perokok yaitu Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 2, September 2016 98

sebanyak 26 orang dan pada keluarga perokok yaitu sebanyak 22 orang. Berdasarkan indeks BB/U, tidak ada Balita yang menderita status gizi kurang dan status gizi buruk pada keluarga miskin perokok maupun bukan perokok. Status gizi balita menurut indeks BB/U dari keluarga miskin perokok dan bukan perokok secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna (pv =0,333 pada α =0,05). Tidak adanya perbedaan status gizi pada balita dari keluarga miskin perokok dan bukan perokok pada penelitian ini dapat disebabkan karena orang tua subyek penelitian walaupun dari keluarga miskin (income per kapita < Rp. 600.000 per bulan) tetapi tidak termasuk miskin absolut. Selain itu, walaupun orang tuanya merokok tetapi masih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan gizi anak-anaknya. Hal ini sesuai dengan ungkapan kualitatif dari beberapa ibu balita yang menyebutkan bahwa walaupun penghasilan keluarga tidak menentu tetapi pemenuhan gizi anaknya tetap menjadi prioritas yang pertama. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Rosmayanti tahun 2015 di Desa Nusawangi Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya, yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok anggota keluarga di dalam rumah dengan status gizi Balita. Pada penelitian Sudikno, Sudikno Tahun 2012 menunjukkan bahwa besarnya resiko atau Odds Rasio (OR) Balita dari rumah tangga dengan pengeluaran rokok pada kuintil 4 dan 5 untuk menderita status gizi kurus dan sangat kurus sangat kecil yaitu hanya 1,21 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Balita dari rumah tangga dengan pengeluaran rokok kuintil 1,2, dan 3 setelah dikontrol variabel pendidikan ibu, pendidikan dan pekerjaan kepala keluarga. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Sholahudin, Umar tahun 2010 yang menyebutkan bahwa perilaku merokok pada sebuah keluarga miskin mengakibatkan gizi buruk pada anak. Hal ini terjadi karena orang tua lebih mengutamakan membeli rokok dibandingkan dengan membeli beras, telur, ikan, dan makanan bergizi lainnya. Belanja rokok telah menggeser kebutuhan terhadap makanan bergizi yang esensial untuk tumbuh kembang anak Balita. Tingginya angka Balita yang bergizi buruk akan berpotensi meningkatkan angka kematian pada Balita. Pada penelitian Priono tahun 2010 juga menyebutkan bahwa status gizi anak dari keluarga perokok lebih buruk dibandingkan status gizi anak dari keluarga bukan perokok. Penelitian Khasanah Tahun 2013 dengan mengambil subyek penelitian Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 2, September 2016 99

anak usia sekolah dasar, hasilnya juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara frekuensi merokok dengan status gizi pada anak usia sekolah (pv < 0,05). KESIMPULAN a. Gambaran status gizi Balita berdasarkan BB/U pada keluarga miskin perokok adalah 22 orang (73,33%) status gizi baik, 8 orang (26,66%) status gizi sedang, dan tidak ada yang status gizinya kurang atau buruk. b. Gambaran status gizi Balita berdasarkan BB/U pada keluarga miskin bukan perokok adalah 26 orang (86,66%) status gizi baik, 4 orang (13,33% ) status gizi sedang, dan tidak ada yang status gizinya kurang atau buruk. c. Status gizi Balita berdasarkan indeks BB/U dari keluarga miskin perokok dan bukan perokok secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna (pv = 0,333 pada α = 0,05 ). UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, UPT PPM STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap, UPT Puskesmas Cilacap Utara 1, dan seluruh responden di wilayah kerja Puskesmas Cilacap Utara 1. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Almatsier, S. Suetardjo, Soekatri 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Aula, L.E., Stop Merokok. Yogyakarta : Garailmu Priono, 2010. Orang Tua Perokok akan Memperberat Masalah Kurang gizi Anak, Karena Alokasi Anggaran Bahan Pangan lebih Murah <https://staff.blog.ui.ac.id/priono/33. 19 Februari 2010. Diunduh tanggal 21 Agustus 2016. Badan Pusat Statistik, 2007. Analisis Tipologi Kemiskinan. Depkes RI, 2010. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kemenkes RI. Depkes RI. 2011. Dampak Gizi Kurang. Diunduh tanggal 11 Januari 2012. Internet : <http//thesis.binus.ac.id/doc/bab3/20 11-2- 00517-c%203.pdf>. Komalasari dan Helin, 2002. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja, Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada, Vol. 2. Yogyakarta : UGM Press Khasanah, Huswatun, 2013. Hubungan Frekuensi Merokok Dengan Status Gizi Pada Anak Usia Sekolah Dasar di RT 07 RW 08 Kelurahan Sawah Besar Semarang. Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang. Maskuri, F., 2012. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Frekuensi Merokok Pada Masyarakat Miskin di Desa Jenang Kecamatan Majenang. Kabupaten Cilacap Tahun 2012. Skripsi. Program Studi S1 Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al- Islamiyyah Cilacap. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 2, September 2016 100

Nasution, 2009. Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan di Puskesmas Mandala Medan. Penelitian Gelar Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Nasution Indri Kemala, 2007. Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Pandi, Emma, Wirakusumah. 2012. Panduan Lengkap Makanan Balita. Jakarta : Penebar Swadaya Grup. Pengusaha Rokok ( Tembakau), Kaya Dari Orang Miskin Dan Mau Sakit., 2011, diunduh tanggal 5 Desember 2012 <http://www.iniunik.web.id>. Proverawati, A., 2010. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Proverawati, A dan Kusumawati, E., 2010. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medica. Purwitasari, D & Maryanti, D. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Pujosuwarno, S., 1994. Bimbingan Dan Konseling Keluarga., Yogyakarta : Menara Mas Offset. Rosmayanti Ai, 2015. Hubungan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga di Dalam Rumah Dengan Status Gizi Balita di Desa Nusawangi Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Program Studi S1 Keperawatan STIKES Bakti Kencana Tasikmalaya. Sholahudin, Umar, 2010. Merokok Memperburuk Kemiskinan., diunduh tanggal 5 Desember 2013 < http://www.harianbhirawa.co.id>. Sutomo, B & Anggraini D.Y, 2010. Menu Sehat Alami Untuk Balita dan Batita. Jakarta : PT Agromedia Pustaka. Sudikno, Sudikno, 2012. Hubungan Pengeluaran Rokok Rumah Tangga Dengan Status Gizi Balita. Puslitbang Gizi dan Makanan. Kemenkes RI. Wulandari, A.D 2013. Gambaran Pola Pemenuhan Nutrisi Pada Balita Gizi Kurangdi Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Utara I Tahun 2013. Karya Tulis Ilmiah. Cilacap : Prodi D3 Kebidanan STIKES Al-Irsyad Al- Islamiyyah. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 2, September 2016 101