APLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MEMAHAMI KONDISI AIR TANAH DI DAERAH PADANG LUAS KABUPATEN TANAH LAUT

dokumen-dokumen yang mirip
EKSPLORASI SUMBERDAYA AIR TANAH DI DAERAH HANDIL BABIRIK KABUPATEN TANAH LAUT

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

AKUISISI DATA SUMBERDAYA AIR TANAH DI DAERAH SUKODONO KABUPATEN PACITAN

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

APLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MENGKAJI SUMBERDAYA AIR TANAH DAERAH TELAGA BANTA, KABUPATEN TANAH DATAR

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

POLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

Eksplorium ISSN Volume 34 No. 1, Mei 2013: 11-22

Interpretasi Data Geofisika untuk Penentuan Titik Pemboran Air Tanah di Daerah Mertoyudan, Kab. Magelang, Provinsi Jawa Tengah

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

ANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

Identifikasi Bidang Patahan Sesar Lembang dengan Metode Electrical Resistivity Tomography untuk Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Longsor

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

POTENSI SUMBERDAYA AIR TANAH DI SURABAYA BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.2, (2017) ( X Print) B-29

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

POTENSI KETERSEDIAAN AIR TANAH DI DESA LIMO KECAMATAN SALIMPAUNG KABUPATEN TANAH DATAR - SUMATERA BARAT

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

PENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU

Interpretasi Data Geolistrik untuk Memetakan Potensi Air Tanah dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur

Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

SKRIPSI FITRIKAYANTI HASIBUAN NIM : DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

POTENSI AIRTANAH BERDASARKAN NILAI RESISTIVITAS BATUAN DI KELURAHAN CANGKORAH, KECAMATAN BATUJAJAR, KABUPATEN BANDUNG BARAT

PENELITIAN SUMBER AIR BERSIH BAWAH TANAH DI PULAU FLORES

PENELITIAN AIR TANAH DI WADUK PUNTUK SURUH KECAMATAN PENGADEGAN KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

III. METODE PENELITIAN

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Cristi * ), Kerista Sebayang * ), Mester Sitepu ** ) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, MEDAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Perumusan Masalah

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

Sehah dan Hartono. Keywords: groundwater aquifer, village of Kedungwuluh, geoelectric of resistivity method, Wenner configuration.

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1

IDENTIFIKASI AKUIFER DI ZONA PATAHAN OPAK PASCA GEMPA YOGYAKARTA 2006 DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

PENYELIDIKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK UNTUK PENELITIAN AIR TANAH, DI ASRAMA RINDAM - SENTANI, KABUPATEN 7AYAPURA, PROPINSI PAPUA

PEMETAAN AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS WENNER SOUNDING (Studi Kasus Kampus II Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang)

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

METODE EKSPERIMEN Tujuan

Jurnal Fisika Unand Vol. 1, No. 1, Oktober 2012 ISSN

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

Interpretasi Kondisi Geologi Bawah Permukaan Dengan Metode Geolistrik

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

Identifikasi Daya Dukung Batuan untuk Rencana Lokasi Tempat Pembuangan Sampah di Desa Tulaa, Bone Bolango

*

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Identifikasi Akuifer Dangkal dan Akuifer Dalam dengan Metode Geolistrik (Kasus: Di Kecamatan Masaran)

PENDUGAAN RESERVOIR DAERAH POTENSI PANAS BUMI PENCONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Bayu Suhartanto, Andy Pramana,Wardoyo, M. Firman, Sumarno Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Bengkulu, Bengkulu

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

Analisa Resistivitas Batuan dengan Menggunakan Parameter Dar Zarrouk dan Konsep Anisotropi

Unnes Physics Journal

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Metode Vertical Electrical Sounding (VES) untuk Menduga Potensi Sumberdaya Air

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

Tata cara pencatatan akuifer dengan metode logging geolistrik tahanan jenis short normal (SN) dan long normal (LN) dalam rangka eksplorasi air tanah

Identifikasi Sumber Air Tanah dalam Berdasarkan Analisis Data Resistivitas di Daerah Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

EKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG

Pemetaan Penyebaran Pola Akuifer dengan Metode Resistivitas Sounding Konfigurasi Schlumberger di Daerah Dayu Gondangrejo Karanganyar

IDENTIFIKASI INTRUSI AIR LAUT KE DALAM AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI PANTAI BAJULMATI MALANG

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

PENDUGAAN KEDALAMAN AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DESA BOJONGSARI KECAMATAN ALIAN KABUPATEN KEBUMEN

Transkripsi:

APLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MEMAHAMI KONDISI AIR TANAH DI DAERAH PADANG LUAS KABUPATEN TANAH LAUT Teguh Prayogo Pusat Teknologi Sumberdaya Mineral, BPPT Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat Abstract Groundwater is water that comes from the ground. Groundwater comes from rain, snow, sleet, and hail that soaks into the ground. The water moves down into the ground because of gravity, passing between particles of soil, sand, gravel, or rock until it reaches a depth where the ground is filled, or saturated, with water. Groundwater is stored in the ground in materials like gravel or sand. Water can also move through rock formations like sandstone or through cracks in rocks. Groundwater is one of solution to overcome a problem of the need of drinking water in the Padang Luas Area, because the availability of surface water is not enough. The objective of research is finding out characteristic and condition of ground water in Padang Luas, Tanah Laut district. To meet the objective, it was applied method of geophysical technology, namely electrical resistivity method by injecting current into the ground through current electrodes that are grounded at the earth's surface and measuring the difference of the electrical potential between the potential electrodes. Based on data processing, modeling and interpretation, it was gained result concerning the existence of aquifer in Padang Luas area that is predicted to occupy between 30 60 meter and 70 120 meter depth. Keywords : Groundwater, Electrical Resistivity 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan karunia Allah yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi. Tidak ada suatu makhluk hidup pun yang bisa bertahan hidup tanpa air. Air dibutuhkan manusia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup, misalnya untuk keperluan air minum dan rumah tangga, pertambangan, pertanian, perkebunan, perumahan, industri, perhubungan, pariwisata dan lain-lain. Sumber utama air yang ada di permukaan dan bawah permukaaan tanah berasal dari hujan. Hujan yang turun ke bumi sebagian akan mengalir sebagai air permukaan dan sebagian lagi meresap ke dalam tanah, kemudian membentuk air tanah. Baik air permukaan maupun air tanah mengalir dari daerah yang lebih tinggi yaitu dari daerah resapan atau daerah imbuhan menuju daerah yang lebih rendah dan akhirnya menuju ke laut 1). Air tanah sebagai salah satu komponen penting dari sumberdaya air mempunyai peranan yang sangat berarti bagi penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan pokok makhluk hidup. Keberadaan air tanah yang hampir dapat ditemui di setiap lahan tanah menyebabkan sumber daya ini menjadi andalan utama terutama bagi penyediaan kebutuhan sehari-hari penduduk. Oleh karena itu, air tanah masih menjadi andalan bagi masyarakat untuk digunakan sebagai sumber pasokan air bersih baik untuk memenuhi keperluan rumah tangga maupun untuk menunjang usaha komersial. Hidrologi Kabupaten Tanah Laut terdiri atas sungai dan danau yang merupakan sumber daya air permukaan. Fungsi-fungsi sungai tersebut adalah untuk sumber air minum, pengairan, usaha perikanan dan sebagai sarana transportasi antara daerah timur dengan daerah Barat di Kabupaten Tanah Laut. Pada musim hujan terdapat wilayah yang terkena banjir, baik terus menerus tergenang maupun tergenang secara periodik 2). Kedalaman air tanah di suatu wilayah antara lain ditentukan oleh tinggi wilayah dari permukaan laut, jenis batuan induk dan sebagainya. Wilayah Kabupaten Tanah Laut tersusun dari batuan induk yang bervariasi dan terletak pada ketinggian 0 1000 m dpl. Oleh sebab itu kedalaman air tanahnya akan bervariasi, dari dangkal (daerah pantai hingga perbukitan dan pegunungan). Kebutuhan air bersih seringkali tidak bisa hanya dengan mengandalkan air permukaan, 172

karena pada daerah tertentu air permukaan tersedia dalam jumlah yang terbatas, atau kalaupun cukup tersedia, namun kualitasnya belum memenuhi standar mutu untuk dimanfaatkan. Salah satu alternatif mengatasi kekurangan air bersih adalah dengan cara melakukan pencarian sumberdaya air bawah tanah yang kedalamannya bisa mencapai 150 meter, dimana air tanah semacam ini cukup bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Permasalahan air bersih seperti tersebut di atas juga dialami oleh masyarakat daerah Padang Luas, dimana mereka mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih bagi kehidupan penduduk sehari-hari. Penerapan teknologi eksplorasi merupakan salah satu cara untuk mencari dan menggambarkan potensi sumberdaya alam, misalnya sumberdaya air tanah. Metoda teknologi eksplorasi yang dimaksud adalah teknologi eksplorasi geofisika yang bersifat dinamis, yang dikembangkan untuk melakukan akuisisi data keberadaan air bawah permukaan dan mendeteksi potensi air bawah permukaan dengan mempertimbangkan kajian literatur dan kondisi lapangan di daerah survei. Tulisan ini membahas tentang penerapan teknologi eksplorasi untuk mengkaji sumberdaya air tanah di daerah Padang Luas, Kabupaten Tanah Laut. Lokasi penelitian (Desa Padang Luas) ini merupakan salah satu desa di kecamatan Kurau yang terletak relatif di bagian tengah dari kecamatan Bati-Bati dan berdekatan dengan jalan utama trans Kalimantan. Desa Padang Luas ini berjarak sekitar 43 km dari kota Pelaihari, Ibukota Kabupaten Tanah Laut. 1.2. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran mengenai kondisi air tanah di daerah Padang Luas dengan menerapkan teknologi eksplorasi geofisika. Gambar 1. Kabupaten Tanah Laut (warna abu-abu). 2. LOKASI PENELITIAN DAN KESAMPAIAN DAERAH Penelitian dan pengkajian sumberdaya air ini dilakukan di daerah Padang Luas, kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan sebagaimana disajikan pada peta Gambar 1 dan Error! Reference source not found. 3). Kabupaten Tanah Laut ini terletak disebelah Selatan sisi barat dari Propinsi Kalimantan Selatan yang dibatasi oleh : Sebelah barat : Laut Jawa Sebelah timur : Kab. Tanah Bumbu Sebelah selatan : Laut Jawa Sebelah utara : Kab. Banjar Secara Geografis, kabupaten Tanah Laut terletak di antara 114º30 20 sampai dengan 115º23 31 Bujur Timur dan 3º30 33 sampai dengan 4º11 38 Lintang Selatan. Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Tanah Laut (warna abu-abu = Kecamatan Kurau) 3. METODOLOGI Metodologi yang diterapkan dalam penelitian ini secara garis besar terdiri dari studi pendahuluan, survei lapangan (survei eksplorasi geofisika), analisis dan interpretasi. 173

a. Studi Pendahuluan Pekerjaan Studi Pendahuluan ini dilaksanakan dengan melakukan kegiatan tinjauan pustaka, inventarisasi data dan informasi, penyiiapan peta-peta dasar kerja, dan penentuan rencana survei (mobilisasi tim dan peralatan). b. Survei Lapangan Pekerjaan survei lapangan ini merupakan pekerjaan survei air tanah dengan memanfaatkan teknologi eksplorasi geofisika yang diaplikasikan pada daerah penelitian (Padang Luas) untuk mendapatkan nilai-nilai tahanan jenis pada daerah yang diukur. Pekerjaan eksplorasi geofisika ini dengan memanfaatkan salah satu metoda geofisika yang berisfat dinamis yang dikembangkan untuk mendeteksi kondisi bawah permukaan (keberadaan akuifer) dengan menginjeksikan arus listrik kedalam bumi, selanjutnya di permukaan bumi diukur nilai kuat arus (I) dan beda potensial (V) titik-titik injeksi arus tersebut. Pekerjaan survei lapangan ini meliputi pekerjaan penentuan arah lintasan pengukuran geofisika, pngeplotan/pencatatan posisi koordinat lokasi pengukuran, pemasangan elektroda (arus dan potensial) dan peralatan lainnya, pengujian atau pengetesan hubungan antar peralatan, pengukuran nilai tahanan jenis dan pencatatan hasil pengukuran. Gambar 3. Metodologi Penelitian c. Analisis dan Interpretasi Pekerjaan analisis ini merupakan pekerjaan studio yang dilakukan untuk memberikan gambaran tentang kondisi dan keberadaan air tanah (akuifer) dengan melakukan pekerjaan penghitungan nilai-nilai terukur, korelasi antar tiitk pengukuran, pemodelan dan interpretasi hasil survei lapangan di daerah penelitian. 4. PERALATAN YANG DIGUNAKAN Peralatan yang digunakan pada survey sumberdaya air tanah di daerah Padang Luas ini terdiri dari : Global Positioning System (GPS) Resistivitymeter merk OYO Accu baterai Kabel dan elektroda Kompas Geologi Meteran Peralatan penunjang lainnya. Gambar 4. Peralatan survey lapangan 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Pekerjaan survey pada kegiatan penelitian ini adalah difokuskan pada pekerjaan pendugaan sumberdaya air tanah, dimana komponen-komponen yang diamati dan diukur adalah nilai-nilai tahanan jenis bawah permukaan dari daerah yang diukur. Metoda yang dipergunakan dalam pengukuran geofisika ini adalah metoda 1D (Metoda Schlumberger). dimana hasil yang diharapkan adalah penetrasi yang lebih dalam yang digambarkan dalam 1 dimensi seperti lubang bor. 174

Pada metoda geolistrik 1D, pembahasan mengenai aliran listrik dalam bumi didasarkan pada asumsi bahwa bumi merupakan medium homogen isotropis. Jadi, lapisan batuan di bawah permukaan bumi diasumsikan berbentuk berlapis-lapis. Metoda schlumberger yang diterapkan adalah metoda Vertical electrical Sounding (VES). Pada metoda ini digunakan 2 elektroda arus dan 2 elektroda potensial, dimana susunan elektrodanya mempunyai spasi yang berubahubah 4). Hasil akhirnya adalah sebaran resistivity pada arah vertical (seperti data bor). Masingmasing titik sounding selanjutnya dikorelasikan untuk iinterpretasi kedalaman akuifer di daerah penyelidikan. Visualisasi sistem pengukurannya dapat dilihat pada gambar 5 atau relatif sejajar dengan arah utara peta seperti terlihat pada gambar 6. C1 I P1 P2 C2 V A M N B l L Resistivitymeter Permukaan Tana Gambar 6. Peta Lokasi pengukuran geofisika di daerah Padang Luas, Kab. Tanah Laut Tabel 1. Titik-titik pengukuran di daerah Padang Luas, Kab. Tanah Laut No Lokasi Lintang Koordinat Bujur 1. Sta.KR-3 3 o 37 28 S 114 o 37 24 E 2. Sta.KR-4 3 o 37 18 S 114 o 37 21 E 3. Sta.KR-5 3 o 37 37 S 114 o 37 26 E Gambar 5. Visualisasi Pengukuran Tahanan Jenis 1D Konfigurasi Schlumberger 4&5) Dimana M, N adalah elektroda potensial, sedangkan A dan B adalah elektroda arus. Untuk Konfigurasi Schlumberger, tahanan jenis didapatkan dari persamaan sebagai berikut : Pada pekerjaan survei lapangan dengan penerapan teknologi eksplorasi geofisika ini akan diperoleh 3 kumpulan nilai-nilai tahanan jenis. Oleh karena itu, kurva penampang tahanan jenis atau kolom penampang tahanan jenis yang dihasilkan juga akan berjumlah 3, dimana akan memberikan kenampakan seperti log bor. V s K s dan I L 2 2 l K s 2l dimana ρ adalah tahanan jenis semu, K adalah faktor geometri, I adalah besarnya arus listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi, V adalah beda potensial yang terukur, l adalah setengah spasi antara P1 P2 (setengah jarak antara elektroda potensial), dan L adalah setengah spasi antara C1 C2 (setengah jarak antara elektroda arus) 4). Pekerjaan survei geolistrik pada daerah Padang Luas ini terdiri dari 3 titik pengukuran atau lintasan geolistrik, dimana panjang total tiap lintasan sekitar 1000 meter. Secara umum arah lintasan geolistriknya berarah utara selatan Gambar 7. Pengukuran dan pencatatan nilai-nilai tahanan jenis di lapangan 175

Selanjutnya hasil pengukuran nilai-nilai tahanan jenis dari survei geofisika di lapangan tersebut diolah menggunakan suatu aplikasi (perangkat lunak), sehingga menghasilkan 3 kurva tahanan jenis (stasiun pengukuran sta.kr- 3, sta.kr-4 dan sta.kr-5) yang diplot pada kurva logaritma. Ketiga kurva hasil pengolahan tahanan jenis tersebut dapat dilihat pada gambar 8. Sta.KR-3 Gambar 9. Penampang Tahanan Jenis hasil korelasi di 3 lokasi pengukuran. Sta.KR-4 K R - 5 K R - 3 181 655 196 6057 101 292 480 0 0 1.31 1.65-20 -20 2.48 K R - 4 34-40 707-40 -60 3-60 -80-80 49.3 Sta.KR-5-100 -100-120 0.222-120 -140-140 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 Gambar 8. Kurva Penampang Tahanan Jenis di 3 lokasi pengukuran geofisika di daerah penelitian Hasil pengeplotan nilai-nilai tahanan jenis pada kurva logaritma yang berupa kurva tahanan jenis terlihat pada gambar 8 di atas. Selanjutnya dikorelasikan dengan nilai kedalaman dari permukaan tanah untuk menghasilkan keterkaitan atau hubungan diantara ketiga kurva tahanan jenis tersebut. Gambar 9 di bawah ini memperlihatkan gambaran hasil korelasi atau keterkaitan antara nilai tahanan jenis dan kedalaman pada ketiga lokasi pengukuran geofisika di daerah survey. Hasil pengolahn data tahanan jenis seperti pada gambar 9 di atas dijadikan sebagai dasar untuk memperoleh suatu penampang 1 dimensi (1D) yang menggambarkan segementasi kedalaman yang disertai dengan nilai tahanan jenisnya. Gambaran tentang segementasi trsebut dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Penampang 1 Dimensi yang menggambarkan kedalaman dan nilai tahanan jenisnya Pekerjaan berikutnya adalah interpretasi dan analisa terhadap hasil pengolahan geofisika di atas dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang bisa membantu dalam interpretasi, seperti kondisi geologi, kondisi lapangan, kondisi geohidrologi, dan sebagainya, untuk mendapatkan model penampang geologinya dan gambaran kondisi air tanah di daerah yang di teliti. Gambar 11 mengilustrasikan hasil interpretasi dan analisa nilai tahanan jenis pada daerah penelitian yang berupa model penampang geologi. Nilai tahanan jenis < 30 Ωm diindikasikan dengan warna abu-abu gelap, warna abu-abu terang mewakili tahanan jenis bernilai 30 100 Ωm, dan nilai tahanan jenis > 100 Ωm ditampilkan dengan warna hitam. 176

< 30 Ωm 30-100 Ωm >100 Ωm Gambar 11. Model Penampang Geologi hasil interpretasi tahanan jenis di daerah penelitian Pekerjaan pengukuran geofisika di lapangan, pengolahan data, dan pemodelan, memberikan hasil nilai tahanan jenis yang bervariasi dari 1 Ohm-m sampai dengan > 100 Ohm-m. Pertimbangan dan keterkaitan dengan kondisi geologi daerah penelitian dan data referensi harga tahanan jenis beberapa batuan, dijadikan acuan untuk interpretasi jenis litologi yang ada di daerah survey. Tabel 2 memperlihatkan jenis litologi di daerah penelitian. Tabel 2. Nilai tahanan jenis dan interpretasi litologinya di daerah penelitian Resistivity (Ohm-m) < 20 Ωm Lempung Interpretasi Litologi 30 100 Ωm Endapan lanau-pasir, akuifer air tanah potensial > 100 Ωm Endapan permukaan dan atau batuan keras Berdasarkan hasil pemodelan geologi seperti pada gambar 11, maka tampak bahwa di daerah penelitian didominasi sebagian besar oleh nilai tahanan jenis yang rendah (< 30 Ωm) yang diinterpretasikan sebagai lapisan lempung (lapisan impermeable) dan sebagian kecil oleh tahanan jenis yang bernilai lebih besar yaitu 30 100 Ωm, yang diintepretasikan dengan litologi lanau sampai pasir. Sedangkan tahanan jenis yang bernilai > 100 Ωm diinterpretasikan dengan endapan permukaan dan atau batuan keras. Lapisan batuan yang berpotensi sebagai akuifer air tanah adalah batuan yang mempunyai porositas dan permeabilitas cukup besar (misalnya lapisan pasir / batupasir). Berdasarkan hasil interpretasi tahanan jenis di daerah penelitian, kemungkinan terdapatnya air tanah adalah sebagai berikut : Pada daerah Padang Luas ini, lapisan batuan yang berpotensi sebagai akuifer air tanah di lokasi Sta.KR-5 adalah pada kedalaman 64-126 m, di lokasi Sta.KR--3 potensi akuifer air tanahnya pada kedalaman 29,9 67,7 m dan pada lokasi Sta.KR--4 tidak dijumpai lapisan batuan yang berpotensi sebagai akuifer air tanah. Berdasarkan kenyataan di atas menunjukkan bahwa di daerah Padang Luas Kecamatan Kurau mempunyai akuifer air tanah yang relatif dalam, karena lapisan permukaannya mempunyai lapisan lempung yang tebal (22,8 56,6 m). Luasan dan jumlah titik pengukuran geofisika yang relatif sedikit dan tebalnya lapisan lempung yang ada, mempersulit untuk menafsirkan distribusi muka air tanah di daerah penelitian. Meskipun demikian, arah aliran air tanah di daerah penelitian secara umum dapat ditafsirkan sebagai berikut : Berdasarkan posisi geografis titik pengukuran geolistrik seperti gambar 6 dan hasil pemodelan dan interpretasi nilai-nilai tahanan jenis seperti pada gambar 11, maka pada daerah Padang Luas Kecamatan Kurau ini, aliran air tanah relatif mengalir dari lokasi Sta.KR-4 mengalir ke lokasi Sta.KR-3, dan Sta.KR-5. Atau aliran air tanahnya relatif mengalir dari utara ke arah selatan atau ke arah bawah dari peta. Apabila dikorelasikan dengan kondisi geohidrologi regional di sekitar daerah kabupaten Tanah Laut, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan lapisan batuan yang berpotensi sebagai akuifer air tanah di daerah peneltiian tidak selalu dijumpai. Hal ini adalah sesuatu yang tidak terelakkan, karena daerah penelitian merupakan daerah dengan akuifer yang penyebarannya bersifat setempatsetempat berupa lensa-lensa akuifer dengan keterusan yang beragam 2). Aktifitas eksploitasi air tanah di daerah penelitian bisa dilakukan engan memperhatikan kondisi air tanah di daerah ini, yaitu pemboran untuk mendapatkan lapisan potensi akuifer air tanah bisa dilakukan pada kisaran kedalaman diatas 30 meter di sekitar lokasi Sta.KR-3, dan kisaran kedalaman diatas 70 meter disekitar lokasi Sta.KR-5. 6. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pemodelan dan interpretasi di daerah Padang Luas, Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut, maka secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut : Teknologi eksplorasi geofisika dapat digunakan untuk memahami kondisi air tanah di daerah yang mengalami kesulitan air, dan membantu memecahkannya. 177

Lapisan potensi pembawa akuifer air tanah pada darah penelitian (Padang Luas) ditafsirkan berada pada kedalaman yang cukup dalam dan bervariasi yaitu pada kisaran kedalaman diatas 30 meter dan diatas 70 meter. Aliran air tanah di daerah penelitian (Padang Luas) diperkirakan relatif mengalir dari utara ke arah selatan. Pemboran eksploitasi untuk mendapatkan lapisan potensi akuifer air tanah pada daerah penelitian bisa dilakukan pada kisaran kedalaman diatas 30 meter di sekitar lokasi Sta.KR-3, dan kisaran kedalaman diatas 70 meter disekitar lokasi Sta.KR-5. DAFTAR PUSTAKA 1. Danaryanto dkk, 2005, Air Tanah di Indonesia dan Pengelolaannya, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral. 2. Haryadi T dkk, 2004, Peta Hidrogeologi Indonesia Lembar IX daerah Banjarmasin dan sekitarnya Skala 1:1.000.000, Direktorat Geologi Tata Lingkungan dan Kawasan pertambangan, Departemen Energi dan Sumber Daya Minreal (ESDM). 3., 2005, Profil Daerah Kabupaten Tanah Laut, http://tanahlautkab.go.id/ 4., 2005, Kabupaten Tanah Laut Dalam Angka 2005, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Laut, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 5. W.Lowrie, 2007, Geoelectricity, Fundamentals of Geophysics p. 252 276, Second Edition, Cambridge University Press. 6. W.D.Weight, 2004, Basics Geophysics oh The Shallow Subsurface, Manual of Applied Field Hydrogeology p.121-164, The McGraw- Hill Companies. 178