Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

benda uji dengan perlakuan alkali 2,5% dengan suhu 30 0 C dan waktu 1 jam,

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

Gambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech.

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU APUS

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:

IV. METODE PENELITIAN

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

BAB III METODOLOGI. Mulai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1. Serat kenaf.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Gambar 3.2. Polyeseter dan MEKPO.

KAJIAN PERLAKUAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS KOMPOSIT EPOKSI SERAT SABUT KELAPA

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR ATAP SERAT BULU AYAM

BAB III METODE PENELITIAN

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5%

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Opa Slamet S,Burmawi,Kaidir

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATANBENDING KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA DENGAN MATRIK POLYESTER. Suryanto, Yuyun Estriyanto, Budi Harjanto

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit sandwich

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA

BAB III METODE PENELITIAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian komposisi dilakukan untuk mengetahui jumlah kandungan

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian tarik dilakukan pada empat variasi dan masing-masing variasi

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

PENGARUH ALKALISASI TERHADAP KOMPATIBILITAS SERAT SABUT KELAPA ( Cocos Nucifera ) DENGAN MATRIKS POLYESTER

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-101

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan bambu laminasi untuk rangka sepeda. 3. Perlakuan serat (alkali &bleaching)

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

Panja ng Samp el Uji ( cm ) Lebar Samp el Uji ( cm )

PEMANFAATAN PARTIKEL TEMPURUNG KEMIRI SEBAGAI BAHAN PENGUAT PADA KOMPOSIT RESIN POLIESTER

ANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT Agave angustifolia Haw

Gambar 3.1. Alat uji tarik

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

Analisis Serat Pelepah Batang Pisang Kepok Material Fiber Komposit Matriks Recycled Polypropylene (RPP) Terhadap Sifat Mekanik dan SEM

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI

Djati Hery Setyawan D

Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin)

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS

Universitas Bung Hatta Kampus III Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Telp. (0751) Padang

PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMBENTUKAN DAN MATERIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

Analisa Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Serat Ijuk Dengan Bahan Matrik Poliester

ANALISA KEKUATAN LENTUR STRUKTUR KOMPOSIT BERPENGUAT MENDONG/ EPOKSI BAKALITE EPR 174

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan

BAB I. Penggunaan plastik pada umumnya berdampak negatif. sampah plastik, Sebagaimana yang diketahui bahan plastik yang mulai

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbedaan cara pembuatannya yaitu spesimen uji tarik dengan kode VI-1, VI-2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein PENGARUH PERENDAMAN FILLER SERAT AMPAS TEBU DENGAN VARIASI KONSENTRASI NaOH TERHADAPSIFAT MEKANIK KOMPOSIT RESIN POLYESTER Wike Wiranda dan Mukti Hamzah Harahap* Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Indonesia Diterima Maret 2015; Disetujui Mei 2015; Dipublikasikan Juni 2015 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman serat dengan menggunakan NaOH serta model serat searah dan acak terhadap kekuatan tarik, kekuatan lentur, kekuatan impak dari komposit serat ampas tebu dengan menggunakan resin polyester. Dalam penelitian ini, dibuat komposit serat ampas tebu dengan perendaman 0%, 3%, 5% dan 7% NaOH dengan penyusunan serat ampas tebu model searah dan acak dan diikat dengan resin polyester. Prosedur dari penelitian ini adalah mengeringkan ampas tebu agar dapat diambil seratnya. Setelah itu serat ampas tebu direndam dengan variasi perendaman 0%, 3%, 5%, 7%. Lalu serat yang telah direndam selama 1 jam dikeringkan kembali, untuk disusun dalam cetakan dengan model searah dan acak kemudian dicampur dengan resin polyester menjadi komposit. Kemudian komposit dipress menggunakan hot press dengan suhu 120 0 C selama ± 30-35 menit. Setelah itu komposit dipotong-potong sesuai ukuran uji kekuatan mekanik yaitu meliputi pengujian kekuatan tarik, kekuatan lentur, dan kekuatan impak. Hasil penelitian menunjukkan komposit serat ampas tebu dengan model searah untuk perendaman 0%, 3%, 5%, dan 7% diperoleh kekuatan tarik masing masing sebesar 3,05 N/mm 2, 11,04 N/mm 2, 16,51 N/mm 2, dan 16,08 N/mm 2. Untuk model acak diperoleh kekuatan tarik sebesar 5,03 N/mm 2, 13,12 N/mm 2, 11,13 N/mm 2, dan 10,79 N/mm 2. Untuk kekuatan lentur komposit serat ampas tebu model searah diperoleh kekuatan lentur masing-masing sebesar 6,7 MPa, 7,1 MPa, 9,8 MPa, dan 32,1 MPa. Sedangkan untuk serat model acak diperoleh kekuatan lentur sebesar 2,5 MPa, 4,8 MPa, 9,6 MPa, 27,4 MPa. Untuk kekuatan impak serat ampas tebu model searah diperoleh kekuatan impak sebesar 4247,2 J/m 2, 5468,3 J/m 2, 2821,7 J/m 2, dan 2207,6 J/m 2. Sedangkan pada serat model acak diperoleh kekuatan impak sebesar 2700,6 J/m 2, 3831 J/m 2, 1891,1 J/m 2, dan 1336,9 J/mm 2. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman dengan menggunakan NaOH dan model serat searah dapat meningkatkan kekuatan mekanik komposit serat ampas tebu. Kata Kunci : Polyester, NaOH, Ampas Tebu, Acak, Searah. How to Cite:Wike Wiranda dan M.H.Harahap, (2015),Pengaruh Perendaman Filler Ampas Tebu Dengan Variasi Konsentrasi Naoh Terhadap Sifat Mekanik Komposit Resin Polyester,Jurnal Einsten Prodi Fisika FMIPA Unimed, 3 (2): 30-36. *Corresponding author: E-mail: wirandawike@gmail.com 30 p-issn : 2338 1981 e-issn : 2407-747X

PENDAHULUAN Proses pengambilan serat ampas tebu dilakukan dengan cara memilih serat ampas tebu yang telah bersih dari kotoran dan tanah dibersihkan dan dikeringkan. ampas tebu direndam satu hari lalu dicuci bersih untuk menghilangkan rasa manis dari serat, kemudian disisir dengan sikat kawat untuk menghilangkan gabus yang menempel dengan serat. ampas tebu yang telah dibersihkan kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari sampai benarbenar kering selama ±7 hari. ampas tebu yang telah dikeringkan dilakukan penyisiran lagi untuk menghilangkan gabus yang masih melekat pada serat. Kemudian memotong serat dengan panjang 50 mm dan 20 mm dengan menggunakan gunting dan merendam serat ampas tebu dengan larutan NaOH 3 %, 5 %, 7 % selama 1 jam. Setelah perendaman serat ampas tebu dibersihkan dengan aquades. Kemudian serat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan sampai serat benar-benar kering. Kemudian meletakkan spacer dikeempat sudut alas cetakan yang berukuran 25 x 25 cm yang bertujuan untuk menentukan ketebalan komposit 4 mmpencampuran resin polyester dengan katalis untuk membantu proses pengeringan. Katalis yang digunakan 1% dari banyaknya resin yang digunakan.penuangan sebagian campuran resin polyester ke dalam cetakan, kemudian dilanjutkan dengan penempatan serat secara searah dengan panjang serat 5 cm untuk orientasi serat searah dan untuk serat secara acak mencampur resin polyester dengan katalis kemudian diaduk sampai rata dan dicampur dengan serat ampas tebu dengan panjang 2 cm untuk orientasi serat acak, kemudian ditekan dengan roller. yang sudah dicampur resin pada cetakan dipukul-pukul menggunakan sendok agar campuran resin masuk ke dalam serat dan 31 kemudian ditekan dengan roller.kemudian serat ditutup dengan tujuan agar void yang tampak dapat diminimalkan, kemudian dilakukan pengepresan dengan alat pengepres.pengeringan dilakukan sampai komposit benar-benar kering yaitu 6-10 jam dan apabila belum kering maka proses pengeringan dapat dilakukan lebih lama.komposit yang telah kering diambil dari cetakan menggunakan pisau ataupun cutter.komposit kemudian dipotong menjadi spesimen benda uji. Pengujian tarik dan lentur dilakukan terhadap specimen/batang uji dengan menggunakan Universal Testing Machine (UTM). Pengujian tarik dilakukan sampai specimen/batang uji putus. Pada saat pengujian gaya atau tegangan dan perubahan panjang batang atau regangan di monitoring dan disajikan dalam kurva teganganregangan. Sementara untuk pengujian impak posisi spesimen uji pada tumpuan dengan posisi horizontal/ mendatar, dan arah pembebanan berlawanan dengan arah takikan. Kemudian mengangangkat beban alat uji keatas dan kemudian melepaskan beban dengan menumbuk sampel. Data akan terlihat pada alat dengan melihat jarum penunjuk nya. Bentuk spesimen pengujian kekuatan tarik dengan menggunakan ASTM D 638 dapat dilihat pada gambar 1.1. di bawah ini : Gambar 1. Spesimen Uji Tarik ASTM D 638 Bentuk spesimen pengujian lentur dan impak menggunakan ASTM D 790, dapat dilihat pada gambar 2.2. di bawah ini :

Kekuatan Tarik N/ Wike Wiranda dan M.H.Harahap, Pengaruh Perendaman Filler Ampas Tebu Dengan Variasi Konsentrasi Naoh Terhadap Sifat Mekanik Komposit Resin Polyester 20 Gambar 2. Spesimen Uji Lentur dan Impak ASTM D 790 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kekuatan Tarik Pengujian tarik (tensile test) adalah pengujian mekanik secara statis dengan cara sample ditarik dengan pembebanan pada kedua ujungnya dimana gaya tarik yang diberikan sebesar P (Newton). Tujuannya untuk mengetahui sifat-sifat mekanik tarik (kekuatan tarik) dari komposit yang diuji diperkuat dengan serat kelapa. Pertambahan panjangan (Δl) yang terjadi akibat kakas tarikan yang diberikan pada sampel uji disebut deformasi. Tabel 1. Data Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Konse No. Volume ntrasi Sampel NaOH Polyeste r Orient asi P maks l max (N) (mm)(n/ mm 2 ) Dari tabel 1. diperoleh grafik hubungan antara pengaruh konsentrasi NaOH pada perendaman filler serat ampas tebu terhadap kekuatan tarik komposit seperti max E maks (MPa) A1 Searah 64,02 2,14 3,05 4,28 71,23 0% 10 % 90% B1 Acak 105,64 1,79 5,03 3,58 140,52 A2 3 % 10% 90% Searah 231,87 5,74 11,04 11,48 96,18 B2 Acak 275,58 4,48 13,12 8,96 146,46 A3 5 % 10% 90% Searah 337,71 4,93 16,08 9,86 163,09 B3 Acak 233,83 2,80 11,13 5,60 198,83 A4 7 % 10% 90% Searah 346,63 5,00 16,51 10,00 165,06 B4 Acak 226,58 3,58 10,79 7,16 150,69 15 mm 2 10 13.12 11.04 16.08 16.51 11.13 10.79 5 5.03 3.05 0 0% 3% 5% 7% Konsentrasi NaOH Gambar 3. Grafik hubungan kekuatan tarik maksimum komposit serat ampas tebu dan konsentrasi NaOH Dari gambar 3. didapatkan bahwa kekuatan tarik tertinggi adalah pada komposit orientasi serat searah dengan (perendaman serat dengan NaOH 5%)yaitu sebesar σ maks = 16,51 N/mm 2 dan kekuatan tarik terendah adalah pada komposit serat searah dengan (perendaman NaOH 0%) yaitu sebesar σ maks = 3,05 N/mm 2. Kekuatan ini dipengaruhi oleh penambahan persentase NaOH sampai batas optimum yaitu 5% NaOH yang dapat meningkatkan kekuatan tarik. Komposit yang diberi perlakuan 5% NaOH, kekuatannya masih lebih tinggi dibandingkan dengan komposit serat ampas tebu dengan persentase 3% NaOH dan 7% NaOH maupun dengan tanpa perendaman NaOH. Pada komposit yang diperkuat dengan serat tanpa perendaman NaOH, maka ikatan antara serat dan resin menjadi tidak sempurna karena terhalang oleh adanya lapisan yang menyerupai lilin di permukaan serat, sehingga ketika diuji tarik kegagalan di dominasi oleh lepasnya ikatan antara serat dengan matrik yang diakibatkan oleh tegangan geser di permukaan serat yang disebut dengan istilah fiber pull out. Pada komposit yang diperkuat serat dengan perendaman NaOH 7% untuk serat searah dan acak memiliki kekuatan tarik masing-masing 16,08 N/mm 2 dan 10,79 N/mm 2, ternyata kekuatan tariknya menurun dibandingkan perendaman serat dengan NaOH 5%. Searah 32

Hal ini disebabkan pada perendaman dengan NaOH 7% heniselulosa, lignin dan pektin hilang sama sekali maka kekuatan serat alam akan menurun karena kumpulan microfibril penyusun serat yang disatukan oleh lignin dan pectin akan terpisah, sehingga serat hanya berupa serat-serat halus yang terpisah satu sama lain. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh konsentrasi NaOH pada kekuatan tarik maksimum. Jika konsentrasi larutan terlalu tinggi akan merusak sel-sel serat utamanya sehingga serat menjadi rapuh, keropos, dan kekuatannya berkurang. Dari gambar juga diperoleh kekuatan tarik maksimum dipengaruhi oleh orientasi serat, dari grafik kekuatan tarik maksimum ada pada orientasi serat searah (perendaman NaOH 5%) karena secara teori serat searah dapat menyalurkan pembebanan atau tegangan dari satu titik ke titik lainnya sehingga ketika komposit diberikan gaya tarik maka matriks akan dapat menahan gaya tersebut dan diteruskan oleh serat sebelum akhirnya komposit tersebut akan putus/patah. Pada penelitian sebelumnya (Dian Cipta, 2010) perendaman serat ampas tebu dengan menggunakan boraks 0%, 5%, dan 10 % diperoleh kekuatan tarik maksimum komposit masing-masing sebesar 9,45 MPa, 11,89 MPa, 5,55 MPa. Sedangkan hasil penelitian disini diperoleh kekuatan tarik yang lebih baik yaitu sebesar σ maks = 16,51 N/mm 2 pada perendaman serat dengan NaOH 5%. Dari tabel 1. diperoleh grafik hubungan antara pengaruh konsentrasi NaOH pada perendaman serat ampas tebu terhadap regangan komposit seperti Gambar 4. Grafik regangan maksimum komposit serat ampas tebu dan konsentrasi NaOH Dari gambar 4. didapatkan regangan maksimum tertinggi adalah pada komposit orientasi serat acak NaOH 3%) yaitu sebesar maks =11,48% dan regangan tarik terendah adalah pada komposit serat acak dengan (perendaman NaOH 0% atau tanpa perendaman) yaitu sebesar maks = 3,58%. Pada komposit yang diperkuat serat tanpa perendaman NaOH diperoleh regangan terendah dimana ikatan antara serat dan matrik tidak sempurna karena terhalang oleh adanya lapisan yang menyerupai lilin dipermukaan serat, sehingga ketika diuji tarik kegagalan didominasi oleh lepasnya ikatan antara serat dengan matrik. Pada kondisi kegagalan ini, matrik dan serat sebenarnya masih mampu menahan beban dan meregang yang lebih besar, tetapi karena ikatan antara serat dan matrik gagal maka komposit pun mengalami kegagalan lebih awal. Besarnya regangan dan tegangan ketika gagal juga menjadi lebih rendah. Pengujian Kekuatan Lentur Pada pengujian kekuatan lentur dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan komposit terhadap pembebanan dan juga untuk mengetahui keelastisan suatu bahan. 33

Kekuatan Lentur (MPa) Wike Wiranda dan M.H.Harahap, Pengaruh Perendaman Filler Ampas Tebu Dengan Variasi Konsentrasi Naoh Terhadap Sifat Mekanik Komposit Resin Polyester No. Samp el A1 Kons entra si NaO H Tabel 2. Data hasil pengujian kekuatan lentur Polyester Jarak Penu mpu (mm) Le ba r (m m ) Te ba l( m m ) Defl eksi (m m ) Dari tabel 2. maka dapat dibuat grafik hubungan antara pengaruh konsentrasi NaOH pada perendaman filler serat ampas tebu terhadap kekuatan lentur komposit seperti 35 32,1 30 27,4 25 20 15 searah 9,8 10 9,6 acak 6,7 7,1 5 4,8 2,5 0 0% 3% 5% 7% Konsentrasi NaOH Gambar 5. Grafik kekuatan lentur maksimum komposit serat ampas tebu dan konsentrasi NaOH Dari gambar 5. menunjukkan bahwa kekuatan lentur tertinggi adalah NaOH 7%) yaitu sebesar UFS = 32,1 MPa dan kekuatan lentur terendah P maks (N ) UF S (MP a) 90 20 4 13,5 15,8 6,7 0 % 10 % 90 % B1 90 20 4 6,3 6,1 2,5 A2 90 20 4 15,5 16,8 7,1 B2 3 % 10 % 90 % 90 20 4 1,6 11,6 4,8 A3 5 % 10 % 90 % 90 20 4 12,6 23,4 9,8 B3 90 20 4 10,7 22,9 9,6 A4 90 20 4 6,4 76,1 5 32,1 7 % 10 % 90 % B4 90 20 4 17,1 64,9 27,4 7 adalah pada komposit serat acak dengan (perendaman NaOH 0% atau tanpa perendaman) yaitu sebesar UFS= 2,5 MPa.Dalam penelitian ini, kekuatan lentur juga meningkat dengan perlakuan alkali. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kekuatan lentur dengan perendaman NaOH hal ini disebabkan karena pengaruh pelakuan kimia pada serat juga dapat membersihkan dan mengubah topografi permukaan serat, meningkatkan kekerasan permukaan serat sehingga dapat meningkatkan daya ikat interfacial antara serat ampas tebu dengan matriks. Kekuatan lentur pada komposit tergantung pada daya rekat antara penguat dan matriknya. Semakin besar kekuatan lentur komposit, maka energi yang diperlukan untuk melepas ikatan serat dengan matriknya semakin besar. Pada grafik juga diperoleh kekuatan lentur terendah ada pada komposit serat acak, hal ini dipengaruhi oleh perletakan serat yang acak di dalam komposit tidak teratur sehingga orientasi serat yang acak tidak mampu secara optimum menahan gaya yang diberikan pada arah dimana gaya bekerja. Pada penelitian sebelumnya (Sijabat Repina 2009) perendaman serat tandan kosong kelapa sawit dengan menggunakan NaOH 5%, 10%, dan 15 % diperoleh kekuatan lentur maksimum komposit masing-masing sebesar 1,003 MPa, 1,173 MPa, 2,482 MPa. Sedangkan hasil penelitian disini diperoleh kekuatan lentur yang jauh lebih baik yaitu sebesar 32,1 MPa pada perendaman serat dengan NaOH 7%. Pengujian Kekuatan Impak Pengujian impak bertujuan mengetahui ketangguhan suatu bahan terhadap pembebanan dinamis, sehingga dapat diketahui apakah suatu bahan yang diuji rapuh atau kuat. 34

No. Sam pel Konsen trasi NaOH Tabel 3. Data Hasil Pengujian Kekuatan Impak Orientasi Polyest er Leba r (m) Tebal (m) Ao (m 2 ) Es( J ) Kekuata n Impak (Is) (J/m 2 ) A1 Searah 0,02 0,004 8 10 5 0,34 4247,2 0 % 10 % 90 % B1 Acak 0,02 0,004 8 10 5 0,22 2700,6 A2 Searah 0,02 0,004 8 10 5 0,44 5468,3 3 % 10 % 90 % B2 Acak 0,02 0,004 8 10 5 0,31 3831,0 A3 Searah 0,02 0,004 8 10 5 0,23 2821,7 5 % 10 % 90 % B3 Acak 0,02 0,004 8 10 5 0,15 1336,9 A4 Searah 0,02 0,004 8 10 5 0,18 2207,6 7 % 10 % 90 % B4 Acak 0,02 0,004 8 10 5 0,11 1891,9 Dari tabel 3. maka dapat dibuat grafik hubungan antara pengaruh konsentrasi NaOH pada perendaman filler serat ampas tebu terhadap kekuatan impak komposit seperti Gambar 6. Grafik kekuatan impak komposit serat ampas tebu dan konsentrasi NaOH Dari gambar 6. menunjukkan bahwa kekuatan impak tertinggi adalah NaOH 3%) yaitu sebesar I s = 5468,3 J/m 2 dan kekuatan impak terendah adalah pada komposit serat acak dengan (perendaman NaOH 0% atau tanpa perendaman) yaitu sebesar I s = 1336,9 J/m 2. Data penelitian menunjukkan terjadinya penurunan kekuatan impak pada perendaman dengan konsentrasi NaOH yang lebih tinggi, dimana larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi akan merusak sel- sel serat utamanya/ degradasi kimiapada serat sehingga serat menjadi rapuh dan kekuatannya berkurang. Dari grafik juga diperoleh kekuatan impak terendah ada pada komposit serat acak hal ini disebabkan oleh distribusi serat yang kurang merata sehingga sifat mekanik pada satu 35 arahnya akan semakin melemah sementara pada serat searah didapatkan kekuatan impak tertinggi hal ini dipengaruhi oleh perletakan serat yang searah di dalam komposit sehingga orientasi serat dalam komposit teratur. Sehingga ketika komposit diberikan gaya maka matriks akan dapat menahan gaya tersebut dan diteruskan oleh serat sebelum akhirnya komposit tersebut akan putus. Pada penelitian sebelumnya mengenai Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengawet Boraks terhadap Tebu Sebagai Bahan Komposit, yang dilakuakan oleh Wita Armaya diperoleh kekuatan impak rata-rata untuk konsentrasi boraks 0%, 5%, 10%, dan 15% masing-masing sebesar 3447 J/m 2, 3589 J/m 2, 5384 J/m 2, dan 7691 J/m 2. Pada peneltian disini kekuatan impak tertinggi diperoleh pada perendaman serat dengan NaOH 3% sebesar I s = 5468,3 J/m 2, hasil ini menunjukan kekuatan tarik mendekati hasil maksimum pada penelitian sebelumnya. Dari tabel 3. diperoleh hubungan antara pengaruh konsentrasi NaOH pada perendaman filler serat ampas tebu terhadap energi serap komposit seperti Gambar 7. Grafik energi serap komposit serat ampas tebu dan konsentrasi NaOH Dari gambar 7. menunjukkan bahwa energi serap tertinggi adalah NaOH 3%) yaitu sebesar E s = 0,44 Joule dan energi serap terendah adalah pada komposit serat acak dengan (perendaman NaOH 7%) yaitu sebesar E s

Wike Wiranda dan M.H.Harahap, Pengaruh Perendaman Filler Ampas Tebu Dengan Variasi Konsentrasi Naoh Terhadap Sifat Mekanik Komposit Resin Polyester = 0,11 Joule. Menurut Kuncoro Diharjo (2006) pada komposit yang diperkuat dengan serat tanpa perlakuan, maka ikatan (mechanical bonding) antara serat dan matriks menjadi tidak sempurna karena terhalang oleh lapisan yang menyerupai lilin dipermukaan serat. Perlakuan NaOH ini bertujuan untuk melarutkan lapisan yang menyerupai lilin di permukaan serat seperti lignin, hemiselulosa, dan kotoran lainnya. Dengan hilangnya lapisan lilin ini maka ikatan antara serat dan matrik menjadi lebih kuat, sehingga kekuatan mekanik komposit menjadi lebih kuat. KESIMPULAN Berdasarkan data hasil pengujian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kekuatan tarik tertinggi adalah NaOH 5%) yaitu sebesar σ maks = 16,51 N/mm 2, kekuatan lentur tertinggi pada komposit orientasi serat searah dengan (perendaman serat dengan NaOH 7%) yaitu sebesar UFS = 32,1 MPa, dan kekuatan impak tertinggi adalah NaOH 3%) yaitu sebesar I s = 5468,3 J/m 2 2. Perendaman dengan menggunakan NaOH dapat meningkatkan sifat mekanik komposit karena NaOH dapat melarutkan lapisan lignin,hemiselulosa dan kotoran lainnya sehingga ikatan serat dan matriks menjadi lebih kuat. 3. Pemakaian serat searah dapat meningkatkan sifat mekanik komposit karena perletakan serat yang searah di dalam komposit membuat orientasi serat dalam komposit teratur dan dapat menyalurkan pembebanan atau tegangan dari satu titik ke titik lainnya sehingga ketika komposit diberikan gaya maka matriks akan 36 dapat menahan gaya tersebut dan diteruskan oleh serat sebelum akhirnya komposit tersebut akan putus/patah. SARAN Untuk peneliti selanjutnya apabila menggunakan bahan yang sama dengan penelitian ini, Untuk hasil yang lebih baik hendak nya: 1. Memperhatikan saat pesngadukan atau pencampuran agar campuran benar benar homogen. 2. Memperhatikan lama waktu dan suhu ketika di hot-press agar sampel tidak terlalu keras sehingga memudahkan dalam mengeluarkan sampel dari cetakan. 3. Proses penekanan pada saat pencetakan harus dilakukan secara merata agar cetakan terisi dengan resin secara menyeluruh untuk mengurangi terjadinya void. DAFTAR PUSTAKA Dian, Cipta. (2010). Pengaruh Gelas Model Acak dan Teratur Terhadap Sifat Mekanik Komposit Ampas Tebu. Skripsi FMIPA,Unimed, Medan. Diharjo, K. (2008). Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap Sifat Tarik Bahan Komposit Rami-Polyester., Jurnal Teknik MesinFT UNSM, Vol.6, No.1.