BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era industrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu siswa supaya bisa belajar secara baik. yang baik dan merupakan unsur yang penting di dalam keseluruhan sistem

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era indutrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru menjadi komponen yang sangat penting untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar sehingga siswa tersebut tidak merasa bosan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Maju atau mundurnya suatu bangsa dilihat dari tinggi atau rendahnya mutu

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini banyak terjadi perubahan dan pembaharuan ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang harus melakukan kegiatan belajar dengan sungguh sungguh

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat tercermin dari hasil prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Indonesia seperti adanya program sertifikasi, dan SM-3T.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Kenyataan bahwa masih banyak guru

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat meningkatkan dan hasil belajar siswa. terbaik dalam menyampaikan materi pelajaran. Agar proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya materi pembelajaran dalam mata pelajaran ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar sehingga harus memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikanlah peserta dapat memiliki kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Kong, dan Indonesia berada diperingkat 69 dari 76 negara.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. (RPP), pengelolaan kelas maupun hasil belajar siswa di kelas. Hal ini lah yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, beberapa di. ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sesuai dengan prinsip- prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. ke arah yang lebih baik. Menurut Tirtaraharja (2005: 37) Tujuan pendidikaan memuat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan permasalahan sendiri ataupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, seseorang akan mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang dapat meningkatkan kualitas dirinya dan yang berguna tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain. Oleh sebab itu, pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia. Segala elemen pendidikan harus dikembangkan secara maksimal untuk mencapai tujuan pendidikan. Salah satu elemen penting tersebut adalah guru. Guru menjadi ujung tombak dalam pembelajaran dan pencapaian mutu hasil belajar siswa. Guru dinilai kompeten apabila menguasai bidang ilmu yang menjadi tanggung jawabnya dan mengelola kegiatan belajar mengajar serta fasilitas yang ada untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan efektif. Dalam kegiatan belajar mengajar belajar tersebut juga diharapkan siswa tidak merasakan suatu kebosanan, ketakutan atau tekanan saat mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga mereka mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Hal tersebut akan memberi dampak baik pada pencapaian tujuan pembelajaran. Guru bisa saja mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kegagalan ini tidak hanya disebabkan karena guru kurang menguasai materi pelajaran, tetapi karena beragam faktor yang menyebabkannya 1

seperti faktor dari dalam diri siswa, penggunaan media pembelajaran, kondisi sarana dan prasarana sekolah ataupun desain pembelajaran yang digunakan. Halhal tersebut dapat mempengaruhi suasana belajar. Hal ini tentunya berdampak pada hasil belajar siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru dapat mendesain kegiatan pembelajaran dengan menerapkan beragam desain pembelajaran yang ada. Dalam mendesain kegiatan pembelajaran yang tepat, perlu diperhatikan kesesuaian antara model yang digunakan dengan karakteristik mata pelajaran yang akan disampaikan dan kebutuhan dari siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Desain kegiatan pembelajaran yang tepat akan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan aktif sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di SMA Negeri 1 Kisaran diketahui bahwa hasil belajar akuntansi siswa masih tergolong rendah. Dari 33 orang siswa kelas XI IPS 1, siswa yang tuntas sebanyak 17 orang (51,52%) sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 16 orang (49,48%). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Ulangan Harian Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 No. Tes KKM Siswa yang memperoleh Nilai Di atas KKM Siswa Yang Memperoleh Nilai Di Bawah KKM Jumlah % Jumlah % 1. KD 1 75 20 60,60 13 39,40 2. KD 2 75 14 42,42 19 57,58 3. KD 3 75 18 54,54 15 45,46 Jumlah 52 157,56 47 142,44 Rata- rata 17 52,52 16 47,48 Sumber: Khairuddin Pulungan, S.Pd. guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kisaran

Untuk lebih jelas, ketuntasan belajar akuntansi kelas XI IPS 1 dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Gambar 1.1 Diagram Ulangan Harian Siswa Kelas XI IPS 1 25 20 15 10 siswa yang tuntas siswa yang tidak tuntas 5 0 KD 1 KD 2 KD 3 Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa dengan desain pembelajaran yang digunakan tampak bahwa sebagian besar siswa tampak kurang tertarik untuk memperhatikan penjelasan guru. Kegiatan belajar mengajar masih berpusat sepenuhnya pada guru. Materi pelajaran disajikan dengan metode ceramah dan siswa kurang melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif dan cenderung lebih banyak menunggu informasi-informasi yang disajikan oleh guru. Siswa juga tampak malas mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan latihan atau soal menyebabkan mereka menjadi malas untuk aktif di dalam kelas.hal ini juga dikarenakan siswa yang kurang membaca materi pelajaran. Selain itu, siswa tampak kurang tertarik untuk memperhatikan

penjelasan guru. Mereka cenderung berbicara dengan temannya. Selain itu, mereka juga tidak mau bertanya jika mereka tidak mengerti, sehingga materi berjalan terus walaupun beberapa siswa tersebut tidak dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan. Padahal bertanya merupakan awal dari seseorang untuk belajar. Ini tentunya berdampak pada rendahnya hasil belajar akuntansi siswa tersebut. Apabila fenomena diatas dibiarkan terus menerus maka kualitas belajar siswa akan memprihatinkan dan hasil belajar pun akan rendah, dan siswa akan tetap menganggap pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang sulit. Untuk itu, guru harus mampu merancang kegiatan belajar mengajar yang dapat merangsang siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akuntansi, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan masalah diatas, penulis mencoba untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Penelitian ini akan dilakukan dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Explicit Instruction dengan Question Student Have. Model pembelajaran Explicit Instruction merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk materi pelajaran prosedural yang disertai dengan latihan dan bimbingan oleh guru. Selanjutnya model pembelajaran ini dilaksanakan dengan metode pembelajaran Question Student Have yang ditujukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan melalui pertanyaan. Pertanyaan yang disampaikan siswa terkait dengan materi pelajaran yang belum dipahami oleh siswa tersebut dalam bentuk pertanyaan tertulis. Dengan desain

pembelajaran ini, siswa dapat aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran sehingga dapat lebih memahami materi pelajaran akuntansi yang disampaikan oleh guru. Hal ini tentunya akan berdampak baik pada hasil belajar akuntansi siswa. Dalam penelitian yang telah dilakukan Tarigan (2012) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IS SMA Swasta Dharma Bakti Medan T.A 2011/2012 menunjukkan bahwa dari 30 orang siswa, pada siklus I terdapat 19 siswa (63,33%) yang mencapai kriteria ketuntasan. Pada siklus II terjadi peningkatan yaitu 25 siswa (83,33%) yang mencapai kriteria ketuntasan dengan KKM 70. Aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 59,99% mengalami peningkatan menjadi 79,99% pada siklus II. Selanjutnya, Luthfiyah (2011) melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Question Student Have (QSH) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Logika Matematika Kelas X-A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) dengan ketuntasan klasikal 66,67% dan nilai ratarata 60,73 pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 87,10%. dengan ratarata 71,48. Dari kedua penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar setelah menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction dan Question Student Have.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction dengan Metode Pembelajaran Question Student Have untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kisaran T.P 2012/2013. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Media belajar apa yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran akuntansi? 2. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kisaran? 3. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kisaran? 4. Mengapa guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional? 5. Apakah penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan metode pembelajaran Question Student Have dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kisaran T.P 2012/2013? 6. Apakah penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan metode pembelajaran Question Student Have dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kisaran T.P 2012/2013?

7. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi antar siklus pada penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan metode pembelajaran Question Student Have di kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kisaran T.P 2012/2013? 1. 3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan metode pembelajaran Question Student Have dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kisaran T.P 2012/2013? 2. Apakah penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan metode pembelajaran Question Student Have dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kisaran T.P 2012/2013? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi antar siklus pada penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan metode pembelajaran Question Student Have kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kisaran T.P 2012/2013? 1.4 Pemecahan Masalah Ketidakaktifan dan rendahnya hasil belajar siswa merupakan masalah yang sering dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk itu, guru perlu mengetahui permasalahan yang yang terjadi dan mencari solusi untuk

mengatasinya. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan desain pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan efektif. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dengan metode pembelajaran Question Student Have. Desain pembelajaran ini tepat untuk digunakan karena dinilai sesuai dengan karakteristik mata pelajaran akuntansi yang bersifat prosedural dan memerlukan pemahaman yang mendalam. Selain itu, penggunaan kolaborasi pembelajaran ini sesuai dengan masalah yang harus dipecahkan yaitu kegiatan pembelajaran yang pasif dan hanya terfokus pada guru yang mengajar sebagai sentral ilmu tanpa mengetahui kebutuhan dan keinginan siswa siswa. Kondisi ini akan menyebabkan materi pelajaran terasa semakin sulit dipahami. Dalam penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan metode pembelajaran Question Student Have ini diawali dengan guru penyampaian tujuan pembelajaran dan persiapan siswa. Penyampaian materi dilakukan secara singkat dan jelas dengan tujuan menghindarkan kebosanan pada diri siswa. Penyajian materi yang terlalu panjang dan berbelit-belit akan mempersulit siswa untuk memahami materi pelajaran yang diberikan. Untuk mengetahui hal-hal yang belum dipahami siswa maka guru membagikan kartu kosong yang akan diisi pertanyaan oleh siswa. Kartu tersebut selanjutnya diedarkan searah jarum jam. Bagi siswa lain yang mendapatkannya harus membacanya dan memberikan tanda pada kartu dengan pertanyaan yang juga ingin mereka tanyakan atau yang ingin mereka ketahui jawabannya. Setelah kartu kembali pada pemiliknya, maka guru

mengumpulkan dan mengidentifikasi pertanyaan dengan tanda terbanyak, guru dapat menjawab pertanyaan tersebut, menunda jawaban sampai waktu yang tepat atau meluruskan pertanyaan-pertanyaan yang tidak menunjukkan pertanyaan. Selanjutnya guru meminta siswa secara sukarela berbagi pertanyaan dan jawaban. Guru mengumpulkan kembali kartu pertanyaan karena adanya kemungkinan pertanyaan dijawab pada pertemuan berikutnya. Selanjutnya siswa diberikan soal latihan dengan bimbingan guru agar siswa dapat lebih memahami materi pelajaran yang diberikan. Guru harus memberikan bimbingan dalam penyelesaian soal latihan yang diberikan. Kemudian, sebagai umpan balik, guru memberikan soal post test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi pelajaran yang telah disampaikan. Agar siswa dapat lebih mengingat dan memahami materi pelajaran tersebut, guru memberikan soal latihan mandiri kepada siswa yang penyelesaiannya dapat dilakukan di luar jam pelajaran. Penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan metode pembelajaran Question Student Have ini dinilai mampu meningkatkan aktivitas siswa di dalam kelas dengan latihan yang diberikan dan kesempatan uang lebih untuk untuk bertanya tentang materi pelajaran yang belum mereka pahami. Karena dari pertanyaan tersebut guru dapat mengidentifikasi kebutuhan siswa dalam belajar sehingga guru dapat memberikan penjelasan tambahan untuk menambah pemahaman siswa. Hal ini dapat membantu siswa lebih memahami materi pelajaran dan hasil belajar akuntansi siswa juga dapat meningkat. Berdasarkan uraian di atas maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan metode

pembelajaran Question Student Have diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kisaran T.P 2012/2013. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan pemecahan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kisaran T.P 2012/2013 melalui penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan metode pembelajaran Question Student Have 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kisaran T.P 2012/2013 melalui penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan metode pembelajaran Question Student Have. 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar akuntansi antar siklus pada penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan metode pembelajaran Question Student Have kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Kisaran T.P 2012/2013?

1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah: 1. Sebagai nilai tambah bagi penulis guna meningkatkan pengetahuan bidang pendidikan secara teori maupun aplikasi dalam lingkungan pendidikan mengenai penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan metode pembelajaran Question Student Have untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi sebagai calon pendidik. 2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah terutama guru bidang studi akuntansi agar dapat menerapkan penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan metode pembelajaran Question Student Have untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi. 3. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi civitas akademik UNIMED Fakultas Ekonomi pada umumnya, dan Pendidikan Akuntansi pada khususnya untuk penelitian selanjutnya.