BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah siswa SMK Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Januari s/d 24 Januari 2014 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru yang

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya

BAB III METODE PENELITIAN. dapat sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang. mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksprimen semu (quasi eksprimen ),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Desain. TABEL III.1 PRETEST-POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN. 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penuh. Penelitian eksperimen semu merupakan penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Al Ulum Pekanbaru pada. sampai 14 April 2014 di SMP Al Ulum Pekanabaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

tahun ajaran 2013/2014 yang tersebar dalam 6 kelas yaitu kelas VIII. 1,

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 25 Januari tahun ajaran 2013/2014 di SMA IT Mutiara Duri yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 1 Febuari 3 Maret 2014, pada semester

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 mulai tanggal 29 April 2014 sampai 20 Mei 2014 di SMPN 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN mulai dari tanggal 18 Mei sampai tanggal 8 Juni 2013 di SMP. Muhammadiyah Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah pretest-posttest with Nonequevalent Control Grup. Kelompok Pretes Perlakuan Postes.

BAB III METODE PENELITIAN. semester genap tahun ajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang akan memperoleh pengajaran dengan metode resitasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil yaitu mulai tanggal 9

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. 1

BAB III METODOLOGI PENEITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperiment), di mana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen karena peneliti tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Perbankan Riau tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kondisi yang tekendalikan. 1 Terdapat dua kelompok yaitu kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian quasi

BAB III METODE PENELITIAN. karena melihat keadaan dan kondisi siswa di Madrasah Tsanawiyah. dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru Jl. HR.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bentuk penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian quasi eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN. Experimental Design dengan desainnya Nonequivalent Group Design. Desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap sesuatu yang diharapkan. Dalam jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di kelas X SMK Telkom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental-Semu ( quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melibatkan dua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol

dikeluarkannya surat izin riset/penelitian yaitu tanggal 24 juni dan selesai tanggal 25 juli.

dengan bentuk Nonquivalent Control Group Design karena pada luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 Pada desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

TABEL III. 1 PROSES PENELITIAN No Kegiatan Waktu. 1 Pengajuan Sinopsis November Proses pengerjaan proposal Desember 2014

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOELOGI PENELITIAN. Kampar Kabupaten Kampar pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental design dengan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah Pretest-Postest Control Group Desain.Model Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun

BAB III METODE PENELITIAN

peningkatan hasil belajar melalui metode pembelajaran Accelerated Learning menggunakan langkah M-A-S-T-E-R siswa SMAN 2 Siak Hulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti menerapkan desain eksperimen murni karena ciri utama dari desain eksperimen murni yaitu sampel yang digunakan untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen diambil secara random. 1 Kelompok eksperimen yaitu kelompok yang memperoleh perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak memperoleh perlakuan atau memperoleh perlakuan pembelajaran matematika secara konvensional. Desain yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. 2 Secara rinci desain Pretest-Posttest Control Group design dapat dilihat pada tabel III.1: 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2011, h. 112. 2 Ibid., h. 113.

36 Tabel III.1 Rancangan Penelitian Kelompok Pretes Perlakuan Posttes K E O 1 X O 2 K K O 3 - O 4 Sumber: Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Keterangan: K E K K X O 1 O 2 O 3 O 4 : Kelas eksperimen : Kelas kontrol : Perlakuan pada kelas eksperimen : Pretes kelas eksperimen : Postes kelas eksperimen : Pretes kelas kontrol : Postes kelas kontrol B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi Ikasari Pekanbaru yang beralamat di Jl. Bangau Sakti/ Mawar No.98, Kel. Simpang Baru, Kec. Tampan Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada tanggal 11 September sampai dengan 02 Oktober 2013. Dengan rincian sebagai berikut: TABEL III.2 RINCIAN RENCANA PENGUMPULAN DATA SKRIPSI Kegiatan April Mei Juli September Desember Sinopsis Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data (Riset) Penulisan Skripsi

37 C. Prosedur Penelitian Adapun langkah-langkah dalam penelitian eksperimen ini adalah sebagai berikut: 1. Langkah awal, peneliti melakukan observasi awal ke sekolah untuk mengidentifikasi masalah yang ada di sekolah dan merumuskan masalah. 2. Menetapkan SMK Farmasi Ikasari Pekanbaru sebagai tempat penelitian. 3. Menentukan kelas uji coba. 4. Menyusun kisi-kisi tes uji coba. 5. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada. 6. Mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba. Instrumen uji coba tersebut akan digunakan sebagai tes akhir. 7. Menganalisis data hasil uji coba instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. 8. Menentukan soal-soal pretest yang memenuhi syarat berdasarkan pada analisis data hasil uji coba. 9. Mengambil data nilai Pretest pada kelas X tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas yaitu X1 Farmasi (X 1 ), X2 Farmasi (X 2 ), X3 Farmasi (X 3 ), X4 Farmasi (X 4 ), dan X5 Farmasi (X 5 ) 10. Nilai Pretest dari ke lima kelas tersebut di analisis dengan menggunakan uji bartlet untuk mengetaui apakah semua kelas di atas adalah homogen. 11. Dari hasil uji homogenitas, selanjutnya menentukan dua kelas sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen secara acak.

38 12. Untuk memperjelas apakah kedua kelas yang dipilih homogen dan berdistribusi normal, dilakukan uji F dan chi kuadrat. 13. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran Cooperative dengan metode Group Investigation. 14. Menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran Cooperative dengan metode Group Investigation di kelas eksperimen. 15. Guru kelas mengamati pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran Cooperative dengan metode Group Investigation di kelas eksperimen. 16. Peneliti menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru kelas X dikelas kontrol. 17. Guru kelas mengamati pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional di kelas kontrol. 18. Melaksanakan postest berupa tes kemampuan berpikir kritis matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol 19. Menganalisis data hasil tes. 20. Menarik Kesimpulan. 21. Menyusun hasil penelitian.

39 D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester 1 SMK Farmasi Ikasari Pekanbaru Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 200 peserta didik yang terbagi dalam 5 kelas, yaitu kelas X1 Farmasi (X1), X2 Farmasi (X2), X3 Farmasi (X3), X4 Farmasi (X4), dan X5 Farmasi (X5). 2. Sampel a. Ukuran Sampel Adapun ukuran sampel pada penelitian ini 40 siswa Kelas X1 Farmasi (X 1 ) sebagai kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran cooperative tipe Group Investigation dan 40 siswa kelas X2 Farmasi (X 2 ) sebagai kelas kontrol yang menerapkan metode konvensional pada pembelajaran matematika. b. Teknik Pengambilan Sampel Adapun teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling, 3 yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama kepada setiap unsur/anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel secara acak. Peneliti dapat mengambil 2 kelas secara acak sebagai sampel yaitu kelas X1 Farmasi (X 1 ) sebagai kelas eksperimen dan kelas X2 Farmasi (X 2 ) sebagai kelas kontrol yang setara atau pengajarannya 3 Ibid., h. 120.

40 sama. Teknik ini dilakukan setelah kelima kelas (X 1, X 2, X 3, X 4, dan X 5 ) di uji homogenitasnya menggunakan uji Bartlet. 4 E. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi Dalam pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi, peneliti mengumpulkan dan mencermati benda-benda tertulis yang dapat digunakan untuk memperoleh wawasan kejadian masa lalu, mengidentifikasi kecenderungan masa depan, dan menjelaskan tentang sesuatu seperti yang dapat diamati sekarang. Sumber data arsip di SMK Farmasi Ikasari berupa hal-hal berikut: a. Profil Sekolah b. Sejarah SMK Farmasi Ikasari Pekanbaru c. Visi dan Misi d. Bagan Struktur Organisasi e. Kurikulum f. Sumber Daya Manusia Selain itu, dokumen yang berguna dalam pengumpulan data penelitian ini, adalah biodata subjek dan nilai nilai harian yang dikumpulan sebelum, penelitian dimulai. Data ini dikumpulkan sebagai data untuk mendukung penelitian. Misalnya, untuk menggambarkan kondisi awal, pada saat peneliti mendeskripsikan hasil praobservasi guna membuat rencana umum penelitian. 4 Riduwan, Dasar-Dasar Statistik, Alfabeta : Bandung, 2003, h. 184.

41 Ada berbagai dokumen yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data seperti: a. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) b. Laporan-laporan diskusi c. Berbagai macam hasil ujian dan tes d. Laporan tugas siswa e. Bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran 2. Observasi Observasi ini dilakukan setiap kali tatap muka, yaitu pada tanggal 16, 18, 23 dan 25 September 2013. Teknik observasi menggunakan lembar observasi siswa dan guru, dengan tujuan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa yang diharapkan muncul dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran cooperative tipe group investigation. Langkah-langkah Observasi Dalam melaksanakan observasi ada beberapa langkah/ fase utama yang peneliti lakukan, antara lain : a. Pertemuan Perencanaan Dalam menyusun rencana observasi perlu diadakan pertemuan bersama untuk menentukan urutan kegiatan observasi dan menyamakan persepsi antara observer (pengamat) dan observee (yang diamati) mengenai fokus permasalahan yang akan diamati.

42 b. Observasi Kelas Dalam fase ini, observer mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada siswa maupun situasi di dalam kelas. c. Diskusi Balikan Pada fase ini, guru sebagai peneliti bersama dengan pengamat mempelajari data hasil observasi untuk dijadikan catatan lapangan dan mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya. Kegiatan ini harus dilaksanakan dalam situasi saling mendukung (mutually supportive) serta didasarkan pada informasi yang diperoleh selama observasi. 3. Tes Teknik ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terutama pada pembelajaran matematika sebelum menggunakan model pembelajaran cooperative tipe group investigation yang diperoleh melalui lembaran tes yang berbentuk tes uraian yang dilakukan pada awal pertemuan. Sedangkan data tentang kemampuan berpikir kritis matematika siswa setelah menggunakan model pembelajaran cooperative tipe group investigation diperoleh melalui lembar tes yang dilakukan pada akhir pertemuan. Soal tes uraian ini, berbentuk soal yang penyelesaiannya merujuk kepada kemampuan berpikir kritis matematika peserta didik.

43 F. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap, maka peneliti menggunakan beberapa instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematika, observasi dan dokumentasi. Untuk lebih jelasnya instrumen-instrumen tersebut dikelompokkan pada dua kelompok instrumen pelaksanaan penelitian dan instrumen pengumpulan data. 1. Instrumen Pengumpulan Data a. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematika 1) Kisi-kisi Soal Uji Coba dan Rubrik Penilaian Kisi-kisi soal uji coba banyak soalnya disesuaikan dengan indikator pembelajaran dan indikator kemampuan berpikir kritis matematika. 2) Validitas Butir Soal Menurut Riduwan suatu soal dikatakan baik apabila soal tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. 5 Tinggi rendahnya instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud. Berarti soal kemampuan berpikir kritis matematika harus mampu mengukur kemampuan siswa dalam melakukan berpikir kritis matematika. Untuk melakukan uji validitas suatu soal, harus mengkorelasikan antara skor soal yang dimaksud dengan skor totalnya. Untuk menentukan koefisien korelasi tersebut digunakan rumus korelasi Product Moment 5 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian. Bandung : Alfabeta, 2010, h. 97.

44 Pearson sebagai berikut 6 : r n xy x y 2 2 2 n x x n y y Keterangan : r : Koefisien validitas n : Banyaknya siswa x : Skor item y : Skor total Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus : = 2 1 Distrubusi tabel T untuk = 0,05 dan derajat kebebasan dk = n - 2 Kaidah keputusan: Jika > berarti valid Jika berarti tidak valid 2 Jika instrumen itu valid, maka kriteria yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal secara rinci dapat dilihat pada tabel III.3: TABEL III.3 KRITERIA VALIDITAS BUTIR SOAL Besarnya r Interpretasi 0,80 < r <1,00 Sangat Tinggi 0,60 < r < 0,79 Tinggi 0,40 < r < 0,59 Cukup Tinggi 0,20 < r < 0,39 Rendah 0,00 < r < 0,19 Sangat Rendah 6 Ibid., h. 98.

45 No. Item soal Hasil pengujian validitas soal disajikan pada tabel III.4: Koefisien Korelasi TABEL III.4 VALIDITAS SOAL Harga Harga Keputusan Interpretasi 1 0,6055 5,8937 1,684 Valid Tinggi 2 0,0293 0,1807 1,684 Tidak Valid Sangat Rendah 3 0,1363 1,8481 1,684 Tidak Valid Sangat Rendah 4 0,4750 3,3276 1,684 Valid Cukup Tinggi 5 0,2140 1,4879 1,684 Tidak Valid Rendah 6 0,4354 2,981 1,684 Valid Cukup Tinggi 7 0,6066 3,722 1,684 Valid Tinggi 8 0,6107 6,0339 1,684 Valid Tinggi 9 0,6379 5,1060 1,684 Valid Tinggi 10 0,718 6,015 1,684 Valid Tinggi Pada tabel III.4 dapat dilihat bahwa soal nomor 1, 4, 6, 7, 8, 9, dan 10 memiliki nilai t hitung lebih besar dibandingkan nilai t tabel sehingga soal soal tersebut bisa dikatakan valid. Sedangkan soal nomor 2, 3, dan 5 memiliki nilai t hitung lebih kecil dibandingkan nilai t tabel sehingga soal soal tersebut dikatakan tidak valid. Secara rinci perhitungan validitas soal disajikan pada lampiran H. 3) Reliabilitas Soal Tujuan dari pengujian reliabilitas adalah untuk mengukur ketetapan instrumen atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut. Suatu alat evaluasi (instrumen) dikatakan baik bila reliabilitasnya tinggi. Untuk mengetahui apakah suatu tes memiliki reliabilitas tinggi, sedang atau rendah dapat dilihat dari nilai koefisien reliabilitasnya.

46 Untuk menghitung reliabilitas tes uraian digunakan rumus Alpha Cronbach dengan rumus 7 : = = Keterangan: = k k 1 1 = Nilai Reliabilitas = Varians skor tiap-tiap item = Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total = Jumlah kuadrat item X i = Jumlah item X i dikuadratkan = Jumlah kuadrat X total = Jumlah X total dikuadratkan = Jumlah item = Jumlah siswa Hasil product moment dikonsultasikan dengan nilai product moment dengan dk = N 1 dan signifikansi 5% 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, 1992, h. 164.

47 Kaidah keputusan: Jika > berarti reliabel Jika berarti tidak reliabel Berdasarkan hasil ujicoba reliabilitas butir soal secara keseluruhan diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,457, dibandingkan dengan nilai 0,334, berarti Harga > atau 0,457 > 0,334, maka reliabel. Untuk lebih lengkapnya perhitungan uji reliabilitas ini dapat dilihat pada lampiran H. 4) Daya Pembeda Daya pembeda adalah angka yang menunjukkan perbedaan kelompok tinggi dengan kelompok rendah, Perhitungan daya pembeda dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat evaluasi (tes) dapat membedakan antara siswa yang berada pada kelompok atas (kemampuan tinggi) dan siswa yang berada pada kelompok bawah (kemampuan rendah). Untuk mengetahui daya pembeda item soal essey digunakan rumus menurut sharsimi arikunto dalam bukunya dasar-dasar evaluasi pendidikan sebagai berikut 8 : DP = ( ) Keterangan : DP : Daya pembeda : Jumlah skor kelompok atas : Jumlah skor kelompok bawah 8 Arikunto, Op. Cit, h. 112

48 N S MAKS S MIN : Jumlah siswa : Skor tertinggi yang diperoleh untuk menjawab suatu soal : Skor terendah yang diperoleh untuk menjawab suatu soal Proporsi daya pembeda soal yang digunakan dapat dilihat pada Tabel III.4 : 9 TABEL III.5 PROPORSI DAYA PEMBEDA SOAL Daya Pembeda Interpretasi DP 0 Sangat Jelek 0,00 < DP 0,20 Jelek 0,20 < DP 0,40 Cukup 0,40 < DP 0,70 Baik 0,70 < DP 1,00 Sangat Baik Daya pembeda untuk tes hasil ujicoba disajikan pada Tabel III.6: TABEL III.6 HASIL RANGKUMAN DAYA PEMBEDA SOAL Nomor Soal Daya Pembeda Interpretasi 1 0,383 Cukup 2 0,033 Jelek 3 0,016 Jelek 4 0,26 Cukup 5 0,083 Jelek 6 0,55 Baik 7 0,437 Baik 8 0,675 Baik 9 0,45 Baik 10 0,825 Sangat Baik Dari tabel III.6 dapat dari sepuluh soal tes kemampuan berpikir kritis matematika tersebut terdapat 3 soal yang memiliki daya beda yang jelek dan terdapat 7 soal yang mempunyai daya beda yang 210. 9 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, h.

49 cukup. Namun tetap yang digunakan dalam sepuluh soal tersebut hanya tujuh soal. Untuk lebih jelasnya, perhitungan daya pembeda ini dapat dilihat pada lampiran H. 5) Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal diperoleh dengan menghitung persentase siswa dalam menjawab butir soal dengan benar. Semakin kecil persentase menunjukkan bahwa butir soal semakin sukar dan semakin besar persentase menunjukan bahwa butir soal semakin mudah. Untuk menentukan tingkat kesukaran soal digunakan rumus berikut : 10 TK = Keterangan: TK N S MAKS S MIN : Tingkat Kesukaran : Jumlah skor kelompok atas : Jumlah skor kelompok bawah : Jumlah siswa : Skor tertinggi yang diperoleh untuk menjawab suatu soal : Skor terendah yang diperoleh untuk menjawab suatu soal 10 Ibid. h. 111

50 Kriteria penetuan tingkat kesukaran soal secara rinci disajikan pada tabel III.5: TABEL III. 7 KRITERIA TINGKAT KESUKARAN SOAL Indeks Kesukaran Interpretasi 0,70 1,00 Mudah 0,30 0,69 Sedang 0,00 0,29 Sukar Tingkat kesukaran untuk tes ujicoba disajikan pada Tabel III.8: TABEL III.8 HASIL UJICOBA TINGKAT KESUKARAN SOAL Nomor Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi 1 0,691 Sedang 2 0,816 Mudah 3 0,825 Mudah 4 0,5 Sedang 5 0,318 Sedang 6 0,725 Mudah 7 0,656 Sedang 8 0,487 Sedang 9 0,45 Sedang 10 0,512 Sedang Dari tabel III.8 dapat disimpulkan bahwa dari sepuluh soal sebanyak 3 soal tes hasil merupakan soal dengan kategori mudah, 7 soal dengan kategori sedang. Untuk lebih jelasnya, perhitungan Tingkat Kesukaran soal ini dapat dilihat pada lampiran H. 6) Penyusunan Perangkat Tes Akhir Setelah dilakukan analisis soal uji coba, selanjutnya dilakukan penyeleksian soal. Soal di pilih berdasarkan data hasil perhitungan dari soal uji coba dan di bimbing dengan guru mata pelajaran.

51 b. Observasi Pedoman observasi pembelajaran pada aktivitas guru dan siswa diambil dari langkah-langkah pembelajaran terdiri dari 14 item jenis aktivitas guru dan 11 item jenis aktivitas siswa. 2. Instrumen Pelaksanaan Penelitian a. Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) RPP dapat diartikan sebagai suatu proses penyusunan materi pelajaran, penggunakan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dan penilaian untuk mencapai tujuan yang dinginkan. 11 Sebelum digunakan RPP terlebih dahulu dilakukan validasi oleh dosen pembimbing dan guru matematika, tujuan validasi ini adalah untuk mengetahui apakah RPP sesuai dengan KTSP dan model pembelajaran yang digunakan dan sekaligus memperoleh gambaran apakah RPP dapat diimplementasikan oleh guru dengan baik. Secara rinci Silabus disajikan pada lampiran A dan RPP setiap pertemuan disajikan pada lampiran B. b. Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS yang dibuat berisi sedikit rangkuman materi, contoh-contoh soal, tugas investigation kelompok, dan tugas investigation individu. Sebelum digunakan LKS terlebih dahulu dilakukan validasi oleh dosen pembimbing dan guru matematika, tujuan validasi ini adalah untuk mengetahui apakah LKS sesuai dengan model pembelajaran yang 11 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : Rosdakarya, 2009, h. 17.

52 digunakan dan sekaligus memperoleh gambaran apakah LKS dapat dipahami siswa dengan baik. Secara rinci lembar kerja siswa dan kunci jawaban alternatif disajikan pada lampiran C dan D. G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Tahap Awal Sebelum sampel diberi perlakuan, maka perlu dianalisis dahulu melalui uji normalitas dan uji homogenitas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari kondisi awal yang sama. Data yang digunakan dalam analisis tahap awal berasal dari nilai tes awal (pretest). a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak. Jika sampel berdistribusi normal maka populasi juga berdistribusi normal, sehingga kesimpulan berdasarkan teori berlaku. Dalam penelitian ini, untuk menguji normalitas data menggunakan rumus chi kuadrat yaitu: 12 = ( h) h Keterangan: fo = Frekuensi observasi fh = Frekuensi harapan 12 Riduwan, Dasar-Dasar Statistik, Op.cit. h. 187.

53 Menentukan dengan dk = k 1 dan taraf sifnifikan 0,05. Kaidah Keputusan : Jika, >, berarti data Distribusi Tidak Normal Jika,, berarti data Distribusi Normal Setelah dilakukan perhitungan data awal, untuk kelas eksperimen diperoleh nilai = 3,67442 dan = 11,070. Ternyata 3,67442 11,070 atau. Dapat disimpulkan data awal kelas eksperimen berdistribusi normal. Untuk kelas kontrol diperoleh nilai = 3,06178 dan = 11,070. Ternyata 3,06178 11,070 atau. Dapat disimpulkan data awal kelas kontrol berdistribusi normal. Secara rinci perhitungan uji normalitas data awal disajikan pada lampiran L. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas merupakan sebuah uji yang harus dilakukan untuk melihat kedua kelas yang diteliti homogen atau tidak. Uji homogenitas dapat dilakukan dengan uji Barlet dan uji Varians atau uji F. Uji homogenitas yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah uji F, yaitu dengan cara menguji data nilai ujian sebelumnya dengan cara membagi varians kelas kontrol dengan varians kelas eksperimen. 13 13 Ibid., h. 186.

54 h = Menentukan dengan dk pembilang = n 1 dan dk penyebut = n 1 dengan taraf sifnifikan 0,05. Kaidah Keputusan : Jika, >, berarti Tidak Homogen Jika,, berarti Homogen Setelah dilakukan perhitungan didapat varians terbesar 113,958 dan variansi terkecil 72,820, diperoleh nilai = 1,5649 dan nilai = 1,69. Ternyata 1,5649 1,69 atau, maka varians-varians adalah homogen. Secara rinci perhitungan uji F data awal disajikan pada lampiran M. 2. Analisis Tahap Akhir a. Uji Hipotesis Analisis tahap akhir merupakan analisis untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan uji persamaan dua rata-rata setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda. Hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Analisis hipotesis menggunakan skor nilai tes berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis matematika dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative tipe group investigation dan konvensional.

55 Sebelum uji persamaan dua rata-rata terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. 1) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative tipe group investigation dan konvensional berdistribusi normal atau tidak. Jika kedua data yang dianalisis berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji parametrik yaitu uji homogenitas varians. Tetapi jika kedua data yang dianalisis salah satu atau keduanya tidak berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji perbedaan dua ratarata menggunakan uji statistik non parametrik, menggunakan uji Mann Whitney U. 2) Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel dengan model pembelajaran cooperative tipe group investigation dan konvensional mempunyai tingkat varians yang sama, sehingga dapat menentukan rumus uji t yang akan digunakan. Jika data yang dianalisis berdistribusi normal dan homogen maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik uji-t. Jika data yang dianalisis berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik uji-t.

1 2 1 + 22 2 56 Uji perbedaan rata-rata untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata kelas eksperimen secara signifikan dengan rerata kelas kontrol. Jenis uji persamaan dua rata-rata: 1) Jika data berdistribusi normal dan homogen maka pengujian hipotesis menggunakan uji t, yaitu: 14 = Keterangan: 1 + 1 M x M y = Mean Variabel X = Mean Variabel Y SD x = Standar Deviasi X SD y = Standar Deviasi Y N = Jumlah Sampel 2) Jika data berdistribusi normal tetapi tidak memiliki varians yang homogen maka pengujian hipotesis menggunakan uji t, yaitu: 15 = 1 2 Keterangan: 1 = Mean kelas eksperimen 2 = Mean kelas kontrol 1 2 = Variansi kelas eksperimen 14 Hartono, Statistik Untuk Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008, h. 208. 15 Sudjana, Metoda Statistika, Bandung : Tarsito, 2005, h. 240.

57 2 2 = Variansi kelas eksperimen 1 = Sampel kelas eksperimen 2 = Sampel kelas Kontrol 3) Jika data tidak berdistribusi normal maka pengujian hipotesis menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu menggunakan uji Mann-Whitny U, yaitu: 16 1 = 1 2 + 1( 1 1) 2 1 dan 2 = 1 2 + 2( 2 1) 2 2 Keterangan: 1 = Jumlah peringkat 1 2 = Jumlah peringkat 2 1 = Jumlah rangking pada 1 = Jumlah rangking pada 16 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2012, h. 153.