BAB I PENDAHULUAN. bagi generasi penerus perjuangan bangsa ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

ANALISIS PENGEMBANGAN CIVIC DISPOSITION DALAM KEGIATAN OSIS TAHUN AJARAN (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 20 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Rakhman Firdaus, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

2015 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PPKN UNTUK PEMBINAAN KARAKTER SISWA

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erwin Susanto, 2015

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Zico Oktorachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup berkelompok, dan saling berinteraksi satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam era globalisasi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan mutu pendidikan yang lebih modern agar siswa sebagai subjek dapat mengikuti perkembangan zaman. Pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang untuk meniru budaya barat dan cenderung meninggalkan kebudayaan bangsanya sendiri. Dalam upaya membentuk kepribadian bangsa yang memenuhi segala tuntutan kehidupan modern seperti sekarang ini tentunya pendidikan adalah ujung tombak dari usaha tersebut, maksudnya semakin baik pendidikan dalam arti sesungguhnya maka akan semakin baik bagi generasi penerus perjuangan bangsa ini. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan bagian dari pendidikan dasar yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan mampu mengembangkan sikap professional dan kemandirian. Menjadikan manusia yang mau membantu, menolong, berkorban untuk kepentingan pribadi, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian tujuan di SMP adalah pembentukan karakter siswa untuk menjadi manusia Indonesia yang berakhlak mulia. 1

2 Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3 tentang sisdiknas menyebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan kewarganegaraan (Civic Education) adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, social, kultural, Bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, trampil, dan berkarakter yang di amanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Azis, 2010). Cogan (dalam Supandi 2010) mengartikan Civic Education sebagai the foundational course work in school designed to prepare young citizens for an active role in their communities in their adult lives maksudnya adalah suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk memepersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya. Ini berarti Pendidikan Kewarganegaraan menekankan pada penerapan dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekedar teori. Pendidikan akhlak/sopan santun terkandung dalam pelajaran PKn karena Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dimaksud untuk membentuk peserta didik

3 menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dan berbudi pekerti yang luhur. Pendidikan Kewarganegaraan berfokus pada tiga komponen dasar pengembangan, yaitu (1) pengetahuan (civic knowledge), (2) keterampilan (civic skills), (3) watak atau karakter kewarganegaraan (civic disposition). Komponen mendasar ketiga dari civic education adalah watak-watak kewarganegaraan (civic disposition) yang mengisyaratkan pada karakter publik maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional. Watak-watak kewarganegaraan sebagaimana kecakapan kewarganegaraan, berkembang secara perlahan sebagai akibat dari apa yang telah dipelajari dan dialami oleh seseorang di rumah, sekolah, komunitas dan oraganisasi-organisasi civil society. Pengalaman-pengalaman demikian hendaknya membangkitkan pemahaman bahwasanya demokrasi mensyaratkan adanya pemerintahan mandiri yang bertanggung jawab dari tiap individu. Karakter privat seperti tanggung jawab moral, disiplin diri dan penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu adalah wajib. Karakter publik juga tidak kalah penting. Kepedulian sebagai warga negara, kesopanan, mengindahkan aturan main (rule of law), berpikir kritis, dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi merupakan karakter yang sangat diperlukan agar demokrasi berjalan dengan sukses (Branson, 1999:23).

4 Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia merupakan mata pelajaran wajib pada semua jenjang persekolahan yang memiliki visi misi sebagai sarana pembinaan watak bangsa dan pemberdayaan warga negara, dan mengemban visi membentuk warga negara yang baik, yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibanya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Ketersediaan sumber daya manusia yang berkarakter merupakan kebutuhan yang amat vital saat ini, dimana kita hidup di jaman Globalisasi yang tidak ada lagi batasan antara satu dengan yang lainya yang didalamnya terdapat berbagai macam muatan, salah satunya adalah budaya yang tidak selaras dengan budaya Nasional dan akan menjadi bahaya yang serius apabila tidak bijak dalam menyaringnya yang sesuai dengan Pancasila. Berdasarkan uraian diatas, Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka membentuk moral untuk menghadapi era globalisasi dan mempertahankan budaya bangsa. Sementara itu, masa Sekolah Menengah Pertama (SMP) siswa berada dalam masa remaja. Masa remaja menurut Mappiare (1982) berlangsung antara umur 12 sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 sampai dengan 22 tahun bagi pria (dalam Hartinah, 2011:57). Masa remaja masih labil, karena pada masa ini adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak memasuki dunia dewasa, dimana masa peralihan pasti menimbulkan gejolak, dan masa dimana remaja berusaha untuk

5 bekal pengetahuan dan keahlian guna mewujudkan cita-citanya, agar menjadi seorang ahli professional di bidangnya. Maka sangat penting bagi remaja untuk memeprsiapkan bekal dengan sebaik-baiknya. Salah satu hal yang sangat penting bagi siswa adalah pembentukan moral yang baik. Secara etimologi kata moral berasal dari kata mores berasal dari kata latin mos yang berarti tata cara, adat istiadat atau kebiasaan, mempunyai arti yang sama dengan ethos atau etika. Moal dalam bahasa Arab di sebut akhlak sedangkan dalam Bahasa Indonesia disebut kesusilaan atau moral (Daroeso, 1986:22). Selanjutnya menurut Driyakara (dalam Daroeso, 1986:22) menyatakan moral adalah nilai yang sebenarnya bagi manusia. Dengan kata lain moral atau kesusilaan adalah kesempurnaan sebagai manusia atau kesusilaan adalah tuntunan kodrat manusia. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa moral adalah nilai yang sesuai dengan tingkah laku masyarakat, berasal dari hati manusia dan disertai rasa tanggung jawab. Jika dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai yang berlaku di masyarakat, dapat diterima dan mampu menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka seseorang itu dapat dikatakan memiliki moral yang baik. Sebaliknya, jika yang dilakukan seseorang itu tidak sesuai dengan nilai yang berlaku di masyarakat, maka seseorang itu dapat dikatakan memiliki moral yang kurang baik. Salah satu hal yang mempengaruhi moral siswa adalah globalisasi. (Arfani, 2004) mendefinisikan Globalisasi adalah kecenderungan

6 umum terintegrasinya kehidupan masyarakat domestik/lokal ke dalam komunitas global di berbagai bidang. Globalisasi merupakan sebuah proses menuju system kehidupan yang lebih global, terbuka secara luas dalam berbagai aspek dan segi kehidupan manusia. Baik di bidang ekonomi, social budaya, teknologi dan sebagainya. Pengaruh globalisasi ini secara khusus juga di rasakan oleh kalangan remaja sebagai kalangan dari usia pancaroba atau peralihan. Usia yang rentan dengan budaya coba-coba dan memiliki rasa keingin tahuan yang cukup besar (AnneAhira, 2011) Di era globalisasi sekarang ini, moral siswa cenderung ke arah memburuk. Berdasarkan teori Kohlberg (dalam Daroeso, 1986:33) yang menjadi indikator dari tingkatan atau tahap kematangan moral adalah pertimbangan subyek mengenai apa yang akan dilakukan itu salah atau benar, akan membedakan kematangan moral seorang dewasa dengan anak kecil. Buruknya moral siswa ini terbukti dari banyaknya tindakan negatif yang di lakukan oleh siswa khususnya SMP. 31 Oktober 2013 lalu, di Jakarta tesebarnya video mesum pelajar SMP (Jakarta, Kompas.com 21 januari 2013). Di Garut, Jawa barat pelajar SMP terlibat pencabulan terhadap 15 murid sekolah dasar (Garut, SINDOnews.com 29 Febuari 2016). Di Kulonprogo, D.I.Y 9 pelajar SMP terlibat pencurian sepeda motor (Kulonprogo, harianjogja.com 01 maret 2016). Di Cirebon, Jawa barat pelajar SMP N 14

7 Cirebon Aris Suryadi tewas setelah terkena lemparan batu saat tawuran (Cirebon, sindonews.com 14 Oktober 2015). Berdasarkan data dari BK, siswa SMP Muhammadiyah Terpadu Moga juga masih ada yang melakukan tindakan pencurian, perkelahian, dan merokok. Data tersebut peneliti peroleh dari hasil wawancara dengan guru BK. Pelanggaran yang dilakukan oleh para peserta didik yang didapatkan oleh peneliti dikemas dalam bentuk table sebagai berikut: Tabel 1.1 Data Tindakan Negatif Siswa No. Jenis Tindakan Tahun 2014 Tahun 2015 Jumlah siswa Jumlah siswa 1. Merokok 15 13 2. Berkelahi 12 9 3. Mencuri 14 8 Sumber: Data Bimbingan konseling Berdasrkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai peran pembelajaran PKn dalam memebentuk moral siswa di era globalisasi. Dengan demikian peneliti ini mengambil judul yaitu: Peran Pembelajaran PKn (Civic Education) dalam Membentuk Moral Siswa di Era Globalisasi.

8 B. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini dirumuskan masalah umum penelitian yaitu bagaiman peran pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) dalam membentuk moral siswa di era globalisasi? 1. Bagaimana mengemas pembelajaran PKn dalam membentuk moral siswa di era globalisasi? 2. Bagaiman Kendala yang di hadapi pembelajaran PKn dalam membentuk moral siswa di era globalisasi? 3. Bagaimana upaya untuk mengatasi kendala pembelajaran PKn dalam rangka membentuk moral siswa di era globalisasi? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah penelitian di atas, tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mrngetahui peran pembelajaran PKn (Civic Disposition) dalam membentuk moral siswa di era globalisasi. Tujuan penelitian ini secara khusus yaitu untuk mengetahui: 1. Pembelajaran PKn yang dikemas dalam membentuk moral siswa di era globalisasi. 2. Kendala yang di hadapi pembelajaran PKn dalam membentuk moral siswa di era globalisasi. 3. Upaya untuk mengatasi kendala pembelajaran PKn dalam rangka membentuk moral siswa di era globalisasi.

9 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu juga untuk merangsang dilakukanya penelitian yang lebih mendalam dan menyeluruh terhadap permasalahan dalam penelitian ini. 2. Manfaat praktis. a. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan siswa SMP Muhammadiyah Terpadu Moga pada khususnya pada siswa SMP pada umumnya untuk memiliki moral yang baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun di lingkungan masyarakat. b. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah keterampilan dan pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menggali mengenai peran PKn dalam membentuk moral siswa di era globalisasi. c. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan penyempurna dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan menjadi cara untuk menigkatkan kualitas pendidikan di SMP Muhammadiyah Terpadu Moga.

10 d. Bagi Guru PKn Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru PKn dalam hal memilih metode pembelajaran yang tepat untuk membentuk moral siswa yang baik. e. Bagi Mahasiswa PKn Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa PKn yaitu untuk menjadi masukan dan tambahan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara pembentukan moral.