BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Konservasi energi pada sistem pencahayaan

BAB IV ANALISIS DATA. menentukan berapa besar energi yang dikonsumsi per tahun. Data yang diperoleh,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EVALUASI PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN HOTEL NEO BY ASTON PONTIANAK

TEKNIKA VOL. 2 NO

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

BAB III METODE PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit?

Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung.

Bab 11 Standar Pencahayaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum

ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG

Prosedur Energi Listrik

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5

TENTANG PENGHE. : a. Peraturan. b. menetapkan. Gubernur : 1. Pemerintah. Menimbang. tentang. Nomor ); 4. Tahun. Prov Jatim

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

AUDIT ENERGI GEDUNG FT UIBA. Bahrul Ilmi, Ratih Diah Andayani Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG TINGKAT PENCAHAYAAN DI LABTEK IXC

PENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SIDANG TUGAS AKHIR. Validita R. Nisa

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

satuan fluks cahaya, flux yang dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam

KAJIAN KOORDINASI SISTEM PENCAHAYAAN ALAMI DAN BUATAN PADA RUANG BACA PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS: PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS HALUOLEO)

Analisis Antisipasi Potensi Pemborosan Pada Energi Penerangan Di Industri Tekstil PT. Z

III. METODE PENELITIAN

PEDOMAN INSTALASI CAHAYA

ANALISA KEBUTUHAN ENERGI MINIMUM PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LANCANG KUNING TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Pemecahan masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Ria Kurniawati 1, Syafi i 2, dan Mamok Suprapto 3 1 Mahasiswa Magister Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN

BAB III PERANCANGAN INSTALASI

ANALISA SISTEM PENCAHAYAAN BUATAN RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

Oleh : Heri Justiono

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,

DESAIN PENCAHAYAAN LAPANGAN BULU TANGKIS INDOOR ITS

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Distribusi Pencahayaan Alami pada Gedung Menara Phinisi UNM

STUDI PEMANFAATAN CAHAYA ALAM SEBAGAI SUMBER PENCAHAYAAN RUANG KULIAH GEDUNG E KAMPUS A UNIVERSITAS TRISAKTI DALAM RANGKA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

Penerangan Alami Dan Bukaan Bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung

Desain Instalasi Penerangan Pada Bangunan Multi Fungsi

PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci.

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB III LANDASAN TEORI

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

1 BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAMI (STUDI KASUS LAB. ELEKTRONIKA DAN MIKROPROSESSOR UNTAD)

MODUL TATA CAHAYA. Desain Interior Universitas Esa Unggul. Oleh: Muhammad Fauzi. S.Des., M.Ds

BAB III ELABORASI TEMA

RANCANGAN ILUMINASI PADA RUANG BACA DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA (BAPERASDA) TUGAS SARJANA. Rilpani Orien Meliala

Analisa Aspek Daya dan Ekonomis Perancangan Pencahayaan Ruang Kelas Menerapkan Konsep Bangunan Hijau

OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH TERKAIT USAHA KONSERVASI ENERGI

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Rancang Bangun Armatur Cahaya Tanpa Eenergi Listrik

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Daylighting Ilumination. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

KUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 14 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN

PERFORMA PENERANGAN INTERIOR RUANG KELAS POLITEKNIK NEGERI JAKARTA MENUJU STANDAR INTERNASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rancang Bangun Perangkat Lunak Perencanaan Pencahayaan Buatan Pada Ruangan

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

Gambar 2.1 Kelompok gelombang elektromagnetik

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PERALATAN DALAM PENCAHAYAAN.

SNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu

ANALISIS INTENSITAS PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH GEDUNG FISIKA UNIVERSITAS JEMBER DENGAN MENGGUNAKAN CALCULUX INDOOR 5.0B

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

Analisis standar dan prosedur pengukuran intensitas cahaya pada gedung

SURVEI LAMPU SWA-BALAST YANG MEMENUHI PERSYARATAN LABEL HEMAT ENERGI DAN IDENTIFIKASI KEBIJAKAN PENDUKUNG. M. Indra al Irsyad dan Weltis Sasnofia

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN PADA BANGUNAN RIG RAISIS (OFFSHORE) BERDASARKAN CLASS ABS DAN BKI BERBASIS VISUAL BASIC

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK

ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN PADA BANGUNAN RIG RAISIS (OFFSHORE) BERDASARKAN CLASS ABS DAN BKI BERBASIS VISUAL BASIC

Transkripsi:

7 BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Petunjuk teknis sistem pencahayaan buatan dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi para perancang dan pelaksana pembangunan gedung didalam gedung dan dalam mengoperasikan serta memelihara sistem pencahayaan buatan. Agar diperoleh sistem pencahayaan buatan yang sesuai dengan syarat kesehatan,kenyamanan,keamanan dan memenuhi ketentuan yang berlaku untuk bangunan gedung. Standar ini mencakup persyaratan minimal sistem pencahayaan buatan dalam bangunan gedung. 2.1.1 Acuan. a). National Electric Code (NEC). b). Illuminating Engineering Society (IES). c). International Electrotechnical Commission (IEC). d). Australian Standard.

8 2.1.2 Istilah dan definisi. a. Armatur Rumah lampu yang digunakan untuk mengendalikan dan mendistribusikan cahaya yang dipancarkan oleh lampu yang dipasang didalamnya,dilengkapi dengan peralatan untuk melindungi lampu dan peralatan pengendali listrik. Gambar 2.1 lampu TL dan armature b. Balast Alat yang dipasang pada lampu TL dan lampu pelepasan gas untuk membuat arus listrik dalam pengoperasian lampu-lampu tersebut dan biasanya berat tetapi sekarang sudah lebih praktis dan ringan.

9 c. Koefisien depresiasi Perbandingan antara tingkat pencahayaan setelah jangka waktu tertentu dari instalasi pencahayaan digunakan terhadap tingkat pencahayaan pada waktu instalasi baru. d. Koefisien penggunaan Perbandingan antara fluks luminus yang sampai di bidang kerja terhadap fluks luminus yang dipancarkan oleh semua lampu. e. Renderasi warna Efek psikofisik suatu sumber cahaya atau lampu terhadap warna obyek-obyek yang diterangi,dinyatakan dalam suatu angka indeks yang diperoleh berdasarkan perbandingan dengan efek warna sumber cahaya referensi pada kondisi yang sama. f. Rentang efikasi Rentang angka perbandingan antara fluks luminus dengan daya listrik masukan (lumen/watt). g.rugi-rugi balast Rendemen atau kehilangan daya listrik (dalam watt) akibat pemasangan balast.

10 2.2. Persyaratan umum pencahayaan 2.2.1. Pencahayaan buatan harus memenuhi: Tingkat pencahayaan minimal yang direkomendasikan tidak boleh kurang dari tingkat pencahayaan pada tabel 1. Daya listrik maksimum per meter persegi tidak boleh melebihi nilai sebagaimana tercantum pada tabel 2 kecuali : pencahayaan untuk bioskop,siaran TV,presentasi audio visual dan semua fasilitas hiburan yang memerlukan pencahayaan sebagai elemen teknologi utama dalam pelaksaanan fungsinya,pencahayaan khusus untuk bidang kedokteran, fasilitas olahraga dalam ruangan (indoor),pencahayaan yang diperlukan untuk pameran di galeri,museum,dan monumen,pencahayaan luar untuk monumen, pencahayaan khusus untuk penelitian di Laboratorium, pencahayaan darurat, ruangan yang mempunyai tingkat keamanan dengan risiko tinggi yang dinyatakan oleh peraturan atau oleh petugas keamanan dianggap memerlukan pencahayaan tambahan, ruangan kelas dengan rancangan khusus untuk orang yang mempunyai penglihatan yang kurang, atau untuk orang lanjut usia,pencahayaan untuk lampu tanda arah dalam bangunan gedung; jendela peraga pada toko/etalase,kegiatan lain seperti agro industri (rumah kaca), fasilitas pemrosesan dan lain-lain. Pengunaan energi yang sehemat mungkin dengan mengurangi daya terpasang,melalui pemilihan lampu yang mempunyai efikasi lebih tinggi dan menghindari pemakaian lampu dengan efikasi rendah. Dianjurkan menggunakan lampu fluoresen dan lampu pelepasan gas lainnya,pemilihan

11 armatur yang mempunyai karakteristik distribusi pencahayaan sesuai dengan penggunaannya,mempunyai efisiensi yang tinggi dan tidak mengakibatkan silau atau refleksi yang mengganggu, pemanfaatan cahaya alami siang hari. Tabel 2.1. Tingkat pencahayaan rata-rata,renderansi dan temperatur warna yang direkomendasikan pada Rumah Tinggal. Tingkat Kelompok Fungsi ruangan Pencahayaan renderasi Keterangan (lux) warna Teras 60 1 atau 2 Ruang tamu 120 ~ 250 Ruang makan 120 ~ 250 1 atau 2 Ruang kerja 120 ~ 250 1 Kamar tidur 120 ~ 250 1 atau 2 Kamar mandi 250 1 atau 2 Dapur 250 1 atau 2 Garasi 60 3 atau 4

12 Tabel 2.2. Tingkat pencahayaan rata-rata,renderansi dan temperatur warna yang direkomendasikan pada Perkantoran. Tingkat Kelompok Fungsi ruangan Pencahayaan renderasi Keterangan (lux) warna Ruang Direktur 350 1 atau 2 Ruang kerja 350 1 atau 2 Ruang komputer 350 1 atau 2 Ruang rapat 300 1 atau 2 Ruang gambar 750 1 atau 2 Gudang arsip 150 3 atau 4 Ruang arsip aktif 300 1 atau 2 Gunakan armatur berkisi untuk mencegah silau akibat pantulan layar monitor. Gunakan pencahayaan setempat pada meja gambar.

13 Tabel 2.3. Tingkat pencahayaan rata-rata,renderansi dan temperatur warna yang direkomendasikan pada Hotel dan Restoran. Tingkat Kelompok Fungsi ruangan Pencahayaan renderasi Keterangan Hotel dan Restauran Lobby, koridor (lux) warna 100 1 Pencahayaan pada bidang vertikal sangat penting untuk menciptakan suasana/kesan ruang yang baik. Ballroom/ruang sidang. 200 1 sistem pengendalian switching dan dimming dapat digunakan untuk memperoleh berbagai efek pencahayaan. Ruang makan. 250 1 Cafetaria. 250 1 Kamar tidur. 150 1 atau 2 Diperlukan lampu tambahan pada bagian kepala tempat tidur dan cermin Dapur. 300 1

14 Tabel 2.4. Tingkat pencahayaan rata-rata,renderansi dan temperatur warna yang direkomendasikan pada Rumah sakit. Tingkat Kelompok Fungsi ruangan Pencahayaan renderasi Keterangan Rumah Sakit/Balai pengobatan (lux) warna Ruang rawat inap. 250 1 atau 2 Ruang operasi, ruang bersalin. 300 1 Laboratorium 500 1 atau 2 Ruang rekreasi dan rehabilitasi. 250 1 2.3 Pencahayaan alami Pencahayaan alami siang hari harus memenuhi ketentuan sebagai berikut a) Cahaya alami siang hari harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. b) Dalam pemanfaatan cahaya alami,masuknya radiasi matahari langsung ke dalam bangunan harus dibuat seminimal mungkin.cahaya langit harus diutamakan dari pada cahaya matahari langsung. c) Pencahayaan alami siang hari dalam bangunan gedung harus memenuhi ketentuan untuk rumah dan gedung.

15 2.4 Prosedur perhitungan dan optimasi pemakaian daya listrik Prosedur umum perhitungan besamya pemakaian daya listrik untuk sistem pencahayaan buatan dalam rangka penghematan energi sebagai berikut (gbr. 2.1) a) Tentukan tingkat pencahayaan rata-rata (lux) sesuai dengan fungsi ruangan (tabel 2.1-2.4). b) Tentukan sumber cahaya (jenis lampu) yang paling efisien (efikasi tinggi) sesuai dengan penggunaan termasuk renderasi warnanya. c) Tentukan armatur yang efisien. d) Tentukan tata letak armatur dan pemilihan jenis,bahan,dan warna permukaan ruangan (dinding,lantai,langit-langit). e) Hitung jumlah Fluks luminus (lumen) dan jumlah lampu yang diperlukan. f) Tentukan jenis pencahayaan, merata atau setempat. g) Hitung jumlah daya terpasang dan periksa apakah daya terpasang per meter persegi tidak melampaui angka maksimum yang telah ditentukan seperti pada ( tabel 2.1-2.4 ). h) Rancang sistem pengelompokan penyalaan sesuai dengan letak lubang cahaya yang dapat dimasuki cahaya alami siang hari. i) Rancang sistem, pengendalian penyalaan yang dapat menyesuaikan atau memanfaatkan pencahayaan alami secara maksimal yang masuk ke dalam ruangan.

16 2.5. Kualitas warna cahaya 2.5.1 Warna cahaya lampu (Correlated Colour Temperature = CCT). Warna cahaya lampu tidak merupakan indikasi tentang efeknya terhadap warna obyek,tetapi lebih kepada memberi suasana.warna cahaya lampu dikelompokkan menjadi : a) Warna putih kekuning-kuningan (warm-white),kelompok 1 (< 3.300 K); b) Warna putih netral (cool-white),kelompok 2 ( 3.300 K - 5.300 K),Warna putih (dayligho, kelompok 3 (> 5.300 K). Pemilihan warna lampu bergantung pada tingkat iluminansi yang diperlukan agar diperoleh pencahayaan yang nyaman. Makin tinggi tingkat iluminansi yang diperlukan, maka warna lampu yang digunakan adalah jenis lampu dengan CCT sekitar > 5.000 K (daylight) sehingga tercipta pencahayaan yang nyaman. Sedangkan untuk kebutuhan tingkat iluminansi yang tidak terlalu tinggi,maka warna lampu yang digunakan < 3.300 K (warm white). 2.5.2. Renderasi warna Efek suatu lampu kepada warna obyek akan berbeda-beda. Lampu diklasifikasikan dalam kelompok renderasi warna yang dinyatakan dengan Ra indeks. sebagai berikut: a) Efek warna kelompok 1: Ra indeks 80-100%. b) Efek warna kelompok 2: Ra indeks 60 80%. c) Efek warna kelompok 3: Ra indeks 40-60%.

17 d) Efek warna kelompok 4: Ra indeks < 40%. 5.2. Perhitungan tingkat pencahayaan alami siang hari Perancangan pencahayaan alami yang hemat energi dilakukan sebagai berikut: - tentukan faktor pencahayaan siang hari atau faktor langit minimum yang diperlukan pada titik yang dipilih sesuai dengan fungsi ruangan. -gunakan Cara perhitungan faktor langit dan faktor pencahayaan siang hari sesuai SNI 03-12396-1991 tentang "Tata cara perancangan penerangan alami siang hari untuk rumah dan gedung". -tentukan lubang cahaya yang dapat di buka sesuai ketentuan ventilasi.