II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu: a. Lama pemberian pakan berkarotenoid 0 hari b. Lama pemberian pakan berkarotenoid 10 hari c. Lama pemberian pakan berkarotenoid 20 hari d. Lama pemberian pakan berkarotenoid 40 hari Model rancangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan persamaan sebagai berikut: μ Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah αi = Pengaruh perlakuan ke-i εij = Galat percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j (Steel dan Torrie, 1991) 2.2 Prosedur Penelitian 2.2.1 Persiapan Wadah Akuarium yang dipakai untuk pemeliharaan ikan yaitu berdimensi 25x25x25 cm sebanyak 12 unit. Sebelum digunakan akuairum terlebih dahulu dicuci dengan menggunakan sabun dan dibilas hingga bersih. Setelah itu dikeringkan selama 1 hari. Lalu akuarium direndam dengan larutan Kalium Permanganat selama 2 hari. Kemudian dibilas hingga bersih dan dikeringkan kembali selama 1 hari. Setelah itu akuarium diisi air sebanyak 12 liter dan diberi termostat agar suhu air tetap stabil. 2.2.2 Penebaran Benih Ikan yang dipakai sebagai obyek penelitian adalah ikan maskoki dengan panjang rata-rata 3,2±0,28 cm dan bobot rata-rata 4,6±0,9 gram. Pengadaptasian ikan uji dilakukukan selama 2 hari sebelum diberi perlakuan. Ikan diberi pakan secukupnya 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore.
Setelah itu ikan ditebar di akuarium pemeliharaan yang telah ditimbang bobot dan diukur panjangnya terlebih dahulu. Ikan yang ditebar adalah ikan yang telah disortasi warnannya. Warna ikan yang ditebar seluruhnya berwarna seragam yaitu jingga. Ikan ditebar dengan padat penebaran 1 ekor/liter atau sebanyak 12 ekor/akuarium. 2.2.3 Pemberian Pakan Pakan yang diberikan adalah pakan biasa dan pakan yang mengandung karotenoid berupa spirulina berbentuk butiran (granule) berdiameter 1 mm dengan sifat mengapung. Kedua pakan tersebut merupakan pakan komersil yang banyak ada di pasaran dengan kandungan nutrisi sebagai berikut. Tabel 1. Kandungan nutrisi pakan yang diberikan kepada ikan maskoki Carassius auratus Kandungan Pakan berkarotenoid (%) Pakan biasa (%) Protein Kasar 38 38 Lemak Kasar 3 2 Serat Kasar 3 3 Abu Kasar 8 13 Kadar Air 10 12 Pakan diberikan sebanyak 3 kali dalam 1 hari yaitu pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 WIB. Jumlah pakan yang diberikan berdasarkan feeding rate sebesar 5% pada 20 hari pertama dan 4% pada 20 hari berikutnya. Periode pemberian pakan bergantung pada perlakuan, yaitu: a. Pemberian pakan komersil biasa selama 40 hari pemeliharaan b. Pemberian pakan komersil biasa selama 30 hari pertama pemeliharaan dan yang mengandung karotenoid selama 10 hari berikutnya c. Pemberian pakan komersil biasa selama 20 hari pertama pemeliharaan dan yang mengandung karotenoid selama 20 hari berikutnya d. Pemberian pakan komersil yang mengandung karotenoid selama 40 hari pemeliharaann 2.2.4 Pengelolaan Kualitas Air Pengelolaan kualitas air menggunakan filter fisik dalam air yang berupa kapas filter yang dibalut pada pipa paralon berbentuk L dengan diameter 0,5 inch 4
dan panjang 23 cm yang telah dilubangi agar air dapat melewati kapas dan masuk kedalam pipa. Lalu aerasi dimasukkan ke dalam pipa tersebut. Aerasi ini berfungsi sebagai sumber oksigen dan alat pemompa air keluar dari pipa. Selama pemeliharaan ikan dilakukan pembersihan filter, penyiponan kotoran dan pergantian air sebanyak 40% dari volume total air setiap hari. Air yang digunakan untuk pergantian berasal dari tandon yang dilengkapi dengan termostat agar suhu air tandon sama dengan suhu air akuarium pemeliharaan. Untuk mengetahui kualitas air yang digunakan maka dilakukan pengukuran parameter kualitas air. Pengukuran parameter kualitas air yang dilakukan yaitu pengukuran suhu air yang dilakukan setiap hari, pengukuran kandungan oksigen terlarut, ph, Total Amonia-Nitrogen (TAN), Nitrit, Alkalinitas dan Kesadahan yang dilakukan sebelum ikan ditebar dan setiap 10 hari masa pemeliharaan. Gambar 1. Skema akuarium pemeliharaan ikan maskoki Carassius auratus 2.2.5 Pengambilan Gambar Ikan Pengambilan gambar ikan dilakukan pada akhir masa pemeliharaan dengan menggunakan kamera digital merk Olympus 8 megapixel. Ikan terlebih dahulu dibius menggunakan minyak cengkeh dengan dosis 40 ppm atau sebanyak 0,04 ml/liter. Menurut Neiffer dan Stamper (2009), dosis minyak cengkeh yang aman untuk membius ikan mas, koi dan maskoki adalah 25-100 ppm. Setelah ikan pingsan ditata diatas kain putih untuk difoto. 2.3 Parameter Penelitian 2.3.1 Parameter Biologi Parameter biologi yang diamati yaitu warna dan tingkat kelangsungan hidup yang diukur pada akhir masa pemeliharaan, serta pertumbuhan bobot, laju 5
pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang, pertumbuhan panjang mutlak dan koefisiensi keragaman panjang yang diukur setiap 10 hari selama masa pemeliharaan. 2.3.1.1 Kualitas Warna Kualitas warna diukur pada akhir masa pemeliharaan menggunakan metode penilaian atau sortasi terhadap warna tubuh ikan maskoki. Ikan maskoki diangkat dengan menggunakan serok terlebih dahulu. Setelah itu dinilai warna ikan setiap ekor pada setiap perlakuan. Kriteria penilaian warna ikan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Kriteria penilaian warna tubuh ikan maskoki Carassius auratus yang digunakan Keterangan Nilai Contoh Warna Ikan Pudar 1 Kuning - Jingga 2 Jingga 3 Jingga - Merah 4 6
Penilaian warna tubuh yang dilakukan adalah pada bagian kepala, tubuhan bagian dorsal dan sirip. Penilaian tidak dilakukan pada bagian perut karena berwarna agak putih untuk setiap jenis ikan maskoki. Setelah seluruh ikan dinilai warnanya kemudian dihitung persentase warna ikan maskoki setiap perlakuan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: 100% 2.3.1.2 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup atau Survival Rate (SR) dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: 100% Keterangan : SR = Tingkat Kelangsungan Hidup (%) Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor) No = jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor) (Effendi, 1979) 2.3.1.3 Laju Pertumbuhan Bobot Harian Bobot ikan diukur menggunakan timbangan digital dengan ketelitian sebesar 0,1 gram. Laju pertumbuhan bobot harian atau Spesific Growth Rate (SGR) dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: % Keterangan : α = Laju pertumbuhan bobot harian (%) Wt = Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (gram) Wo = Bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (gram) t = Lama pemeliharaan (hari) (Huisman, 1987) 2.3.1.4 Pertumbuhan Panjang Mutlak Panjang ikan diukur menggunakan jangka sorong dengan ketelitian sebesar 0,01 cm. Pertumbuhan panjang mutlak dihitung dengan persamaan berikut: 7
Keterangan : Pm = perumbuhan panjang mutlak (cm) Lt = Panjang rata-rata pada akhir pemeliharaan (cm) Lo = Panjang rata-rata pada awal pemeliharaan (cm) (Effendi, 1979) 2.3.1.5 Koefisiensi Keragaman Panjang berikut: Koefisiensi keragaman panjang dihitung dengan menggunakan persamaan % Keterangan : KK = Koefisiensi Keragaman Panjang S = Simpangan baku Υ = Rata-rata contoh (Steel dan Torrie, 1991) 2.3.2 Keuntungan Usaha Keuntungan usaha dihitung dengan asumsi yang ada pada lingkup penelitian yang telah dilakukan. Penerimaan dihitungan dengan menggunakan persamaan berikut: Keterangan : TR = Total Revenue (total penerimaan) Q = Quantity (jumlah ikan yang dijual) P = Price (harga) (Nurmalina, 2009) Keuntungan usaha dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: Keterangan : π = Laba/keutungan usaha TR = Total Revenue (total penerimaan) TC = Total Cost (total pengeluaran) (Nurmalina, 2009) 8
R/C ratio dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: / Keterangan : R/C ratio = Perbandingan peneriamaan dan pengeluaran TR TC = Total Revenue (total penerimaan) = Total Cost (total pengeluaran) (Nurmalina, 2009) 2.4 Analisis Data Semua data yang diperoleh diolah dan ditabulasi menggunakan software Microsoft Office Excel 2007 dan dianalisis Uji Anova pada selang kepercayaan sebesar 95%. Setelah itu diuji lanjut dengan uji tukey menggunakan software SPSS versi 16. 9