BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN SIAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 11 TAHUN 2009 ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 22 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 92 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 70 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORAGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KELURAHAN KOTA KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 ayat (2) menegaskan bahwa Pemerintah daerah mengatur dan mengurus

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 19 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA SOLOK

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUMAS

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN KOTA KOTAMOBAGU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN BENGKULU SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

II. TINJAUAN PUSTAKA. daerah memiliki perangkat masing-masing baik di tingkat provinsi maupu di

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 66 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH KECAMATAN DAN KELURAHAN DALAM KOTA BENGKULU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN RENCANA KERJA KANTOR KECAMATAN TIRTOYUDO KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN MATARAM

RENCANA KERJA KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG MASALAH

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara kesatuan, seperti yang terdapat dalam Undang-Undang

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di

PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 05 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BIMA

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor 7 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

Profil Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 10 SERI D-05 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB I PE NDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mendunia. Dampak yang secara langsung dirasakan adalah adanya

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR : 30,z TAHUN 2008 TENTANG

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

FUNGSI DAN TUGAS KECAMATAN BOJONGLOA KIDUL KOTA BANDUNG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu, membawa angin segar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia telah bertekad untuk mewujudkan suatu kehidupan yang baru dengan membangun dan menciptakan masyarakat yang madani yaitu masyarakat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, profesionalisme, demoktaris, partisipatif, transparan, akuntabel dan mandiri serta mampu bersaing dengan bangsa yang lain. Sebagai negara kesatuan, negara Indonesia menganut sistem desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1 ayat (5) menyebutkan: Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Salah satu tujuan pemberian otonomi adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan mendorong tumbuhnya prakarsa pemerintah, masyarakat dan swasta, sehingga daerah akan mampu mandiri, dan mampu berkompetisi secara sehat. Pemerintah daerah memiliki kewenangan yang harus dilaksanakan secara 1

2 bertanggungjawab dan profesional dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya secara transparan, efektif dan efisien. Kecamatan merupakan organisasi perangkat daerah sebagaimana disebutkan dalam pasal 120 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan: Perangkat daerah kabupaten atau kota terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga tehnis daerah, kecamatan, dan kelurahan. Selanjutnya pasal 126 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tersebut menyebutkan, kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Sedangkan ayat (3) menyebutkan: Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) camat juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan meliputi: 1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat. 2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum. 3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundangundangan. 4. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum. 5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan. 6. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa/atau kelurahan.

3 Pelaksanaan tugas Camat dibantu oleh Sekretariat Kecamatan yang dipimpin oleh seorang sekretaris camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada camat. Selain itu dibantu oleh beberapa seksi yang masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada camat. Sekretaris camat, dan para kepala seksi di lingkungan kecamatan, merupakan pejabat pelayanan publik. Oleh karena itu, mereka dituntut memiliki kemampuan, keterampilan, dan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya melayani masyarakat. Sebagai pejabat pelayanan publik dituntut untuk menunjukkan kepemimpinan yang baik dalam menjalankan tugas pelayanan dan memiliki daya tanggap serta menunjukan sikap yang sopan dalam melayani masyarakat. Untuk mencapai tujuan organisasi perlu didukung adanya kepemimpinan yang baik yang dapat menunjang kelancaran, tugas pelayanan publik sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Di samping itu untuk dapat menjalankan tugas dengan baik perlu adanya motivasi kerja seluruh staf. Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi menuntut organisasi untuk menyikapi dengan langkah-langkah inovasi, baik dalam penyusunan program kebijakan, perumusan visi dan misi bahkan perubahan ini kadang-kadang menuntut perubahan paradigma dan budaya organisasi. Dalam kondisi seperti ini seorang Camat dituntut untuk dapat berperan sebagai manajer yang bertugas memimpin kantor sekaligus sebagai pemimpin sosial yang harus mampu tampil sebagai tokoh masyarakat, yang mampu memberikan pencerahan dan mengeliminasi dampak negatif dari perubahan.

4 Menurut Siagian (2002), peranan pejabat pimpinan organsiasi sangat sentral dalam pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan pendapat ini, maka pencapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan seorang pemimpin Setiap pemimpin harus dapat memberikan arahan kepada bawahannya, seperti bagaimana membangun komitmen organisasi, memotivasi bawahan, menciptakan lingkungan kerja dan hubungan kerja yang harmonis dengan bawahan guna meningkatkan produktivitas dan kinerjanya. Seperti yang dikatakan Day dan Lord, Tidak terlalu diragukan bahwa sukses suatu organisasi, atau setiap kelompok dalam organisasi sangat tergantung pada kualitas pimpinan, apakah dalam bisnis, pemerintahan, pendidikan kedokteran atau agama (Robbins, 2006). Seorang pemimpin sering dihadapkan pada persoalan bagaimana dapat menciptakan suatu situasi dimana bawahan dapat memperoleh kepuasan kebutuhan individunya di dalam melakukan pekerjaannya untuk mencapai tujuan oerganisasi. Atau dengan kata lain bagaimana seorang pemimpin dapat menyesuaikan antara keinginan bawahan dengan tujuan organisasi. Untuk dapat menyesuaikan kedua hal ini seorang pemimpin harus dapat memahami sifat dari bawahannya. Apa yang mendorong mereka untuk bekerja dengan sebaik-baiknya, dan bagaimana cara memotivasi mereka. Sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan bawahan, Bass (2006), menyebutkan ada dua macam gaya kepemimpinan yaitu transaksional dan transformasional. Kebutuhan bawahan yang lebih rendah seperti kebutuhan fisik, rasa aman dan kebutuhan sosial dapat terpenuhi dengan baik melalui

5 kepemimpinan transaksional. Namun kebutuhan aktualisasi diri, hanya mungkin terpenuhi melalui pendekatan kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan tranformasional mampu membawa organisasi menuju kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan kepemimpinan transaksional. Iklim dan akibat yang ditimbulkan dari kepemimpinan transformasional adalah meningkatnya motivasi kerja, antusiasme, komitmen, kepuasan kerja, kesejahteraan dan kesehatan bawahan. Kepemimpinan tranformasional merupakan model kepemimpinan dimana seorang pemimpin cenderung untuk memberikan motivasi kepada bawahan untuk bekerja lebih baik serta menitikberatkan kepada perilaku untuk membantu tranformasi antara individu dengan organisasi (Sulistyo, 2006). Dengan demikian kepemimpinan transformasional akan dapat menciptakan kerjasama dan hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahan sehingga akan mempengaruhi peningkatan motivasi kerja pegawai. Camat dalam menjalankan tugasnya yang begitu kompleks tersebut, memerlukan dukungan sumber daya manusia (SDM) yang secara kuantitatif harus sesuai dengan standar yang ada dan sacara kualitatif SDM tersebut harus handal, memiliki motivasi, dedikasi, loyalitas dan kinerja yang tinggi. Selain dukungan SDM, Camat harus mampu mengembangkan pola kepemimpinan yang tepat. Sebab kepemimpinan menduduki posisi sentral dalam organisasi terutama dalam pengendalian organisasi. Pemimpin harus mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi baik di dalam intern organisasi maupun yang terjadi di luar organisasi, memanfaatkan

6 sumberdaya organisasi secara maksimal dan memotivasi bawahan untuk mencapai kinerja yang lebih baik dan tingkat produktivitas yang lebih tinggi dan membawa organisasi ke arah pencapaian tujuan. Hal itu menjadi sangat penting, selain karena kondisi internal Kecamatan Simo Boyolali yang pada saat ini kurang mendapat dukungan sumber daya manusia yang memiliki motivasi kerja yang tinggi. Hal ini ada kemungkinan disebabkan oleh kepemimpinan yang dijalankan oleh Camat kurang berpengaruh terhadap motivasi kerja stafnya. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul: PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah variabel atribut perilaku kepemimpinan transformasional yang terdiri dari kemampuan berempati, tindakan yang mencerminkan misi, rasa percaya diri, perilaku pengembangan citra diri, keyakinan terhadap kompetensi bawahan, perilaku penciptaan peluang bagi pengikut untuk mengalami kesuksesan, akan mempengaruhi motivasi kerja pegawai. 2. Variabel manakah yang paling dominan mempengaruhi terhadap motivasi kerja pegawai di Kantor Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali.

7 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pemikiran yang telah penulis uraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui apakah variabel atribut perilaku kepemimpinan transformasional yang terdiri dari kemampuan berempati, tindakan yang mencerminkan misi, rasa percaya diri, perilaku pengembangan citra diri, keyakinan terhadap kompetensi bawahan, perilaku penciptaan peluang bagi pengikut untuk mengalami kesuksesan mempunyai pengaruh terhadap motivasi kerja pegawai? 2. Dimensi atau variabel manakah yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja pegawai di Kantor Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali? D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan keilmuan di bidang pengembangan sumber daya manusia. 2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan bahan masukan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang. 3. Sebagai masukan bagi Camat Simo Kabupaten Boyolali dalam menerapkan pola kepemimpinannya khususnya yang berkaitan dengan upaya peningkatan motivasi kerja pegawai Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali.

8 4. Sebagai pembelajaran penulis mengenai kepemimpinan transformasional terhadap motivasi kerja pegawai di kantor Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali E. Sistematika Penulisan Dalam bagian ini, penulis mensistematisasikan bagian-bagian yang di bahas menjadi beberapa bab yang saling terkait, tersistematis, terarah, serta mudah dimengerti, sehingga saling mendukung dan menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini memuat landasan teori mengenai kepemimpinan transformasional beserta atribut-atribut nya dan motivasi kerja serta penelitian yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini memuat paparan secara umm mengenai strategi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

9 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini memuat penyajian hasil temuan penelitian di lapangan yang kemudian dibahas berdasarkan pengkonfirmasian teori-teori yang mendukung penelitian. BAB V PENUTUP Dalam bab ini mencakup kesimpulan yang diambil dari hasil temuan penelitian dan pembahasan, yang kemudian digunakan sebagai acuan dalam pemberian saran dan rekomendasi.