Embargo: Tidak untuk Dipublikasikan sebelum 14h00 CET (13h00 GMT), Jumat 14 Juli 2005

dokumen-dokumen yang mirip
Ringkasan Eksekutif. Tsunami Evaluation Coalition: Funding the Tsunami Response

Ringkasan Eksekutif. Tsunami Evaluation Coalition: Impact of the Tsunami Response on Local and National Capacities. Kata Pengantar

The Role of Needs Assessment in the Tsunami Response. Ringkasan Eksekutif

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. International Committee of the Red Cross (ICRC) dalam usahanya menegakkan

LESSONS LEARNED PENATALAKSANAAN MUTU DALAM PELAYANAN UNIT MOBIL BENCANA

KERANGKA STRATEGIS Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi dari pengirim ke penerima, sehingga informasi dapat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM

Mutu Pelayanan Kesehatan dalam Bencana

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2004).

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. Dunant. Bemula dari perjalanan bisnis yang Ia lakukan, namun pada. Kota kecil di Italia Utara bernama Solferino pada tahun 1859.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bencana dilihat dari beberapa sumber memiliki definisi yang cukup luas.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan persediaan di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

BAB 1 PENDAHULUAN. hendak menjalani tindakan operasi, pasien dengan kelainan darah bawaan dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.

Penyusunan COBIT, ITIL, dan iso 17799

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

Powered by TCPDF (

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

penelitian 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

-2- Konvensi Jenewa Tahun 1949 bertujuan untuk melindungi korban tawanan perang dan para penggiat atau relawan kemanusiaan. Konvensi tersebut telah di

Deklarasi Rio Branco. Membangun Kemitraan dan Mendapatkan Dukungan untuk Hutan, Iklim dan Mata Pencaharian

BAB V PENUTUP. ini melibatkan aktor lain seperti organisasi internasional untuk mengatasi

Jakarta, 26 Februari 2015

Catatan Untuk Pengetahuan MDF - JRF Pelajaran dari Rekonstruksi Pasca Bencana di Indonesia

Standard Chartered Bank Plc cetak rekor laba operasional di paruh pertama, naik 10% ke USD3,12 milyar

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

PEDOMAN BANTUAN LOGISTIK

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi

Informasi Mengenai LSM itu Hak Publik

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BECANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN. SUPRAPTO, SH Pembina Tingkat I NIP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. jiwa sehingga dibutuhkan bantuan penanganan (CRED, 2014 ; WHO, 2013 ;

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Knowledge Sector Initiative. Untuk. Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia

Kursus Trading Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

MODUL 1: PENGANTAR TENTANG KETANGGUHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA. USAID Adapt Asia-Pacific

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan dan tujuan diantara negara negara yang ada. Perbedaan perbedaan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DAN TANAH LONGSOR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN NASIONAL PMI DI SALATIGA

SPRING SMART PANDUAN MUDAH MEMBACA FUND FACT SHEET S APA ITU FUND FACT SHEET? INFORMASI DALAM FUND FACT SHEET

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

BAB I PENDAHULUAN Posisi Indonesia dalam Kawasan Bencana

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. respon terhadap penanggulangan bencana sangat berperan penting.

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi (suprime mortgage) di AS secara tiba-tiba berkembang menjadi krisis

Tubagus Furqon Sofhani

Sambutan Presiden RI Pd Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Kary tgl 17 Des. 2013, di Jkt Selasa, 17 Desember 2013

KUESIONER INSTRUMEN PENELITIAN PERILAKU ALTRUIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

Bantuan Hibah Grassroots Untuk Kemanusiaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi dikenal sebagai bahasa bisnis. Dalam hal bisnis, terdapat

Jurnal Internasional. Benyamin Lakitan

I. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di

Coordination of International Humanitarian Assistance in Tsunami-affected Countries RINGKASAN EKSEKUTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONDISI EKONOMI DAN INDUSTRI BIR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

Press Release TEC Embargo: Tidak untuk Dipublikasikan sebelum 14h00 CET (13h00 GMT), Jumat 14 Juli 2005 EVALUASI TERHADAP BANTUAN TSUNAMI TINGKAT INTERNATIONAL TELAH MENYOROTI KETIDAK ADILAN DALAM PENDISTRIBUSIAN BANTUAN Sebuah badan evaluasi independent besar yang telah di publikasikan selama ini memerlukan sebuah system yang lebih adil terhadap dana darurat sehingga semua yang terkena imbas bencana dapat menghindari penderitaan dan kematian serta dapat membangun kembali hidup mereka. Hal ini adalah masalah penting yang timbul pada saat bencana alam terjadi yang pada kenyataannya sedang dihadapi dunia sekarang ini. Tsunami evaluation Coalition (TEC) (dibaca: Koalisi Evaluasi Tsunami), sebuah perwakilan internasional yang terus berupaya untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan, sangat menghargai masyarakat public atas bantuan yang jumlah nya telah memecahkan rekor terhadap bencana alam yang terjadi di Asia pada tahun 2004, namun TEC juga menyoroti bagaimana pemasukan dana-dana yang jumlahnya sangat besar ini dapat mengakibatkan ketidak sesuaian antara tujuan utama dana ini dikumpulkan dengan pendistribusian dana tersebut. Paling kurang sebanyak US$ 13.5 milyar telah dikumpulkan; US$ 5.5 milyar dari masyarakat (public) dan sebanyak lebih dari US$ 7, 100 ditujukan bagi setiap orang yang

terkena dampak bencana tersebut. Keadaan ini sangat berbeda drastis dengan keadaan di Banglades dimana hanya US$ 3 (per kepala) yang di alokasikan untuk mereka korban bencana banjir. Laporan TEC mengungkapkan bahwa pertolongan darurat tidak hanya didistribusikan berdasarkan kebutuhan, tapi juga berdasarkan atas tekanan-tekanan politik dan keyakinan perwakilan-perwakilan pendonor ini untuk menjadi terkenal karena membantu public. Laporan tersebut memerlukan tim monitor independent dari pemerintah untuk menjadikan system pendanaan mereka adil (merata), fleksibel, transparan, dan sejalan dengan dasar-dasar Good Humanitarian Donorship (dibaca: Pendonor Kemanusiaan yang Baik) John Telford, pemimpin penulis laporan TEC menyatakan: Prospek dari pengumpulan dana yang terlalu banyak untuk tsunami ini menjadikan bantuan tersebut sebagai bantuan terbesar dan tercepat yang pernah terjadi. Namun perhatian public yang terlalu menyorot telah menekan perwakilan-perwakilan tersebut untuk mengeluarkan dana tersebut dengan cepat dan transparan; dan hal ini sering mengakibatkan mereka mengabaikan kebutuhankebutuhan formal dan mengacuhkan kesulitan di masa pemulihan setelah bencana keadaan-keadaan darurat global lainnya tidak seberuntung jangkauan media menerima dana: Telfrod menambakan Salah satu contoh ketidakadilan yang menyolok dalam pendanaan untuk keadaan-keadaan darurat yang berbeda adalah kasus pengurangan penjatahan makanan untuk orang-orang di Sudan yang menyebabkan meningkatnya masalah kurang gizi, sementara Iraq dan Pakistan terus berlanjut menerima dana bantuan yag sangat besar Laporan ini menyatakan seruan untuk pemerintah agar dalam menyampaikan bantuanbantuan lebih konsisten dan memberi dukungan (bantuan) sebelum bencana terjadi serta untuk membantu Negara-negara yang beresiko tinggi terjadinya bencana untuk mengurangi resiko dan memberi bantuan dengan lebih baik ketika keadaan darurat datang. Hal ini mengingatkan perwakilan-perwakilan international untuk tidak mecoba

mengabaikan tapi bekerja keras dan meningkatkan susunan kapasitas local yang sudah ada pada Negara yang berada dalam zona beresiko-tinggi terhadap bencana. Orang-orang local yang terkena efek dan masyarakat di sekitar mereka sebenarnya telah menyelamatkan setiap nyawa yang harus diselamatkan sebelum tim penyelamat internasional tiba pada saat tsunami terjadi. Telford menyatakan: Sementara perwakilanperwakilan pemberi bantuan dimaksudkan untuk mengamankan penduduk yang terkena imbas dan merencanakan apa yang bisa dilakukan selanjutnya, regu penyelamat perlu melibatkan mereka dalam pengelolaan pemberian bantuan. Hal ini, khusunya, sangat penting ketika prioritas-prioritas pertolongan emergensi berubah drastic menjadi pembangunan ulang mata pencaharian berikut sarana-sarana nya. Pentingnya perubahan ini dan hasil kurang memuaskan yang sering terjadi pada saat menyesuaikan prioritasprioritas jangka panjang masyarakat tercerminkan dalam beberapa kesimpulan dan beberapa saran-saran dalam laporan TEC. Laporan TEC tersebut juga meminta pemerintah untuk mendanai organisasi inernasional untuk meningkatkan kapasitas anggota, kerjasama dan kualitas control dalam keadaankeadaan emergensi. Sementara hal itu mungkin bisa merupakan investasi yang tak terlihat, Telford menegaskan pentingnya hal tersebut: Skala dan frekuensi keadaan emergensi modern sekarang ini sedang meningkat dan juga kualitas, kapasitas dan undang-undang system pertolongan internasional sekarang ini tidak cukup untuk mendukung hal ini. Masyarakat umum semstinya juga tidak berfikir bahwa tanggung jawab mereka berhenti setelah mereka mengucurkan dana dalam cek. Menuntut undangundang independent dan laporan yang transparan akan terus menjamin perwakilanperwakilan tersebut mempertahankan standard professional yang telah mereka susun dan tetapkan untuk mereka sendiri. Evaluasi ini menunjukkan komunitas kemanusiaan terbesar dan peninjauan yang terteliti selama tahun 1996; dan tujuan laporan serta pelaksanaan even ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada sector dan tanggung jawab kepada public. Untuk informasi selannjutnya mengenai TEC, anda dapat mengunjungi website:

www.tsunami-evaluation.org Untuk informasi lebih lanjut: Materi-materi jurnalis online termasuk foto-foto dan informasi lengkap mengenai peluncuran di London dan Jenewa sudah dapat di akses berdasarkan permintaan. Konsultan Media: Sherylin Thompson, s.thompson@odi.org.uk, telefon: +44 (0)20 7922 0314, Hp: +44 (0) 7940 516 806, www.tsunami-evaluation.org Konversi Mata uang: www.oanda.com/convert/classic Catatan untuk Para editor TEC adalah pembelajaran yang independen dan inisiatif yang dapat dipertanggung jawab di dalam sector kemanusiaan. Tugas oleh perwakilanperwakilan anggota TEC menunjukkan bahwa ini adalah study bantuan kemanusiaan yang paling intensif sejak evaluasi multi-donor Rwanda di pertengahan tahun 1990, dan yang pertama dalam 10 tahun yang selama ini dicari sector untuk diteliti secara seksama. TEC memiliki tiga tujuan: 1. Untuk meningkatkan kualitas bantuan kemanusiaan termasuk hubungan pemulihan dan pembangunan jangka panjang- dengan mempelajari hikmah-hikmah dari bantuan tsunami yang diberikan dunia internasional. 2. Untuk melatih rasa tanggung jawab kedua belah pihak, baik pemberi bantuan dan masyarakat Negara yang terkena dampak bencana secara keseluruhan. 3. Untuk menguji pendekatan sebagai contoh untuk evaluasi kerjasama gabungan di masa yang akan datang. TEC memiliki lebih dari 40 anggota perwakilan-pperwakilan dari seluruh sector kemanusiaan. Perwakilan-perwakilan ini menunjukkan Koalisi besar dari perwakilan-perwakilan UN, Para Pendonor, NGO-NGO, Palang Merah / Red Cresent Movement, dan grup-grup riset. Laporan ini mencakup 8 11 bulan pertama bantuan terhadap tsunami

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Good Humanitarian Donorship (dibaca: Pendonor Kemanusiaan yang Baik), silahkan mengunjungi website: http://www.odi.org.uk/hpg/good_humanitarian_donorship.htm