6 Pengaruh Penambahan Satu Lantai Tingkat terhadap Keamanan Portal Gedung Beton Bertulang Tiga Lantai

dokumen-dokumen yang mirip
STUDY OF TWO AND THREE FLOOR PORTAL BUILDING MADE OF REINFORCED CONCRETE MATERIAL KAJIAN PORTAL GEDUNG DUA DAN TIGA LANTAI

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL GEDUNG BETON BERTULANG DI WILAYAH GEMPA 1 DENGAN SISTEM ELASTIK DAN DAKTAIL PENUH

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh: AGUNG PRABOWO NIM : D

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL BETON BERTULANG DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

KAJIAN PORTAL BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG 3 DAN 4 LANTAI DI WILAYAH GEMPA I

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL BETON BERTULANG DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 2. Naskah Publikasi

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL BETON BERTULANG DENGAN SISTEM DAKTAIL PENUH DI WILAYAH GEMPA TIGA. Naskah Publikasi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 5 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

KONTROL ULANG PERENCANAAN PORTAL AS-7 GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL


KAJIAN PORTAL BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG 3 DAN 4 LANTAI DI WILAYAH GEMPA I. Tugas Akhir

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

Jl. Banyumas Wonosobo

PERANCANGAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI DI DAERAH SOLO BARU, SUKOHARJO DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

ABSTRAKSI. Basuki Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammdiyah Surakarta Jalan A.Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa)

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN GEDUNG SMA EMPAT LANTAI DENGAN SISTEM PERENCANAAN DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS HOTEL ARCS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA STRATA SATU

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN 4 LANTAI SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI WILAYAH SURAKARTA

PERANCANGAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI DI DAERAH SOLO BARU, SUKOHARJO DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH. Tugas Akhir

PRAKATA. Akhirnya penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya insan Teknik Sipil.

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

3.4.5 Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekuivalen (V) Beban Geser Dasar Akibat Gempa Sepanjang Tinggi Gedung (F i )

PENGARUH JARAK SENGKANG PADA PEMASANGAN KAWAT GALVANIS MENYILANG TERHADAP KUAT LENTU BALOK BETON BERTULANG

STUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE ABSTRAK

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

K E S I M P U L A N D A N S A R A N

PERENCANAAN ULANG GEDUNG RUMAH SAKIT AN-NUR YOGYAKARTA DENGAN BETON BERTULANG. Naskah Publikasi

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB) DI WILAYAH SUKOHARJO

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM :

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA GEDUNG SEKOLAH DASAR IT AN NAWI KOTA METRO MENGACU PADA STANDAR NASIONAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh :

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON DAN SNI GEMPA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG HOTEL DAN MALL DI WILAYAH GEMPA 3

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

Denley Martin Sudewo NRP : Pembimbing : Djoni Simanta., Ir.,MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL IBIS BUDGET SEMARANG

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL JALAN MARTADINATA MANADO

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM PITER WILSON JALAN SIDODADI BARAT NO 21 SEMARANG

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG DUAL SYSTEM 22 LANTAI DENGAN OPTIMASI KETINGGIAN SHEAR WALL

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

STUDI PERBANDINGAN ANALISIS PELAT KONVENSIONAL DAN PELAT PRACETAK ABSTRAK

PERANCANGAN STRUKTUR APARTEMEN MEGA BEKASI TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : ARIEF BUDIANTO No. Mahasiswa : / TSS NPM :

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

TINJAUAN REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB) DI WILAYAH WONOGIRI

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR ATAS GEDUNG BATAM CENTER PARK PROPINSI KEPULAUAN RIAU

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

PERENCANAAN PENULANGAN DINDING GESER (SHEAR WALL) BERDASARKAN TATA CARA SNI

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

EFISIENSI KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL TAHAN GEMPA WILAYAH 4 DENGAN EFISIENSI BALOK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL AMARIS SIMPANG LIMA SEMARANG

BAB IV ANALISA STRUKTUR

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES)

MODIFIKASI PERENCANAAN UPPER STRUKTUR SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN JL. KERTAJAYA INDAH TIMUR SURABAYA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM PROPINSI KEPULAUAN RIAU. Oleh : DEDE FAJAR NADI CANDRA NPM :

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG JALAN TIRTO AGUNG PEDALANGAN-SEMARANG

PERENCANAAN GEDUNG KULIAH 5 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DI WILAYAH SURAKARTA

Transkripsi:

Effect of one additional floor against security of third floor concrete building portal PENGARUH PENAMBAHAN SATU LANTAI TINGKAT TERHADAP KEAMANAN PORTAL GEDUNG BETON BERTULANG TIGA LANTAI Ali Asroni Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadih Surakarta, Jl. A. Yani Tromol Pabelan Kartasura Tromol Pos 1 Surakarta 57102 e-mail : ali.asroni@hoo.co.id ABSTRACT The aim of this research was to compare three and four floors of reinforce concrete portal design, and the possibility of the addition of one floor above the three floors building based on building safety. Research was carried out by taking the example of two office building portals constructed in the earthquake zone-one. Both portals were made from the same sketch plan and designed in the full elastic system. The load combinations (dead load, live load, and earthquake load) were subjected to both portals. The loads complied with the Indonesian Code (Tatacara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002). The dimension of portal structures (beam, column, sloof, and foundations) and their reinforcements were properly designed to carry the loads. Based on the dimension of portal and their reinforcement obtained, a comparison could be made up of total reinforcing and spacing of begel on both portals, and the possibility of the addition of one floor above the three floors building. The results showed that the dimensions of the structure (column, sloof, and foundation) of four floors portal were bigger than three floors, had greater number of total longitudinal reinforcement (include of beam), and the begel space of edge beam was more tightly. Moreover, the addition of one floor above the three floors would be dangerous for building safety and users. Keywords: adding floor levels, portal, fully elastic, earthquake zone-one ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan hasil perencanaan antara portal gedung beton bertulang tiga dan empat lantai, serta kemungkinan penambahan satu lantai tingkat pada portal tiga lantai, ditinjau dari segi keamanan gedung. Penelitian dilaksanakan dengan mengambil contoh dua buah portal gedung kantor ng dibangun di wilah gempa satu. Kedua portal berasal dari denah bangunan ng sama dan direncanakan dengan sistem elastik penuh. Kombinasi beban (beban mati, beban hidup, dan beban gempa) diberikan pada kedua portal untuk diteliti. Kombinasi beban tersebut mengikuti peraturan beton di Indonesia (Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002). Dimensi portal (balok, kolom, sloof, dan fondasi) serta penulangann direncanakan dengan baik/cukup untuk mendukung beban-beban ng bekerja. Berdasarkan dimensi dan penulangan ng diperoleh, dapat diketahui perbandingan jumlah tulangan dan jarak begel pada kedua portal, serta kemungkinan aman/tidakn struktur portal 3 lantai bila ditambah satu lantai tingkat di atasn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi struktur (kolom, sloof, dan fondasi) pada portal empat lantai lebih besar daripada portal tiga lantai, jumlah tulangan longitudinal (termasuk tulangan balok) lebih bank, dan jarak begel juga lebih rapat. Selain itu, penambahan satu lantai tingkat pada portal gedung tiga lantai akan berbaha bagi keamanan gedung dan pengguna gedung. Kata-kata kunci : penambahan lantai tingkat, portal, elastik penuh, wilah gempa satu PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah penduduk saat ini dirasakan semakin meningkat tajam. Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, beberapa fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup juga semakin meningkat. Beberapa fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup meliputi: fasilitas sandang-pangan (lahan pertanian, pertokoan, pasar, swalan, mall), fasilitas untuk papan (rumah, hunian/perumahan, penginapan, hotel), fasilitas kerja (gedung kantor, bengkel/industri), fasilitas pendidikan (gedung sekolah/ perkuliahan, laboratorium, perpustakaan), termasuk fasilitas sarana transportasi, tempat parkir, fasilitas hiburan, dan fasilitas kesehatan. Kepadatan penduduk dan semua fasilitas untuk kebutuhan hidup tersebut memerlukan lahan ng sangat luas, sehingga kondisi lahan ng tersisa dirasakan semakin sempit/terbatas, dan hargan semakin mahal. Dengan keterbatasan lahan, terasa menyulitkan jika diperlukan penambahan luas ruangan pada suatu gedung ke arah horisontal. Salah satu cara untuk memperluas ruangan pada suatu gedung adalah dengan penambahan ruangan ke arah vertikal atau menambah lantai tingkat pada gedung ng sudah jadi. Fenomena ng dijumpai pada gedung-gedung ng telah dibangun, terutama gedung ng berfungsi sebagai tempat pendidikan maupun perkantoran, terlanjur telah dibangun tiga lantai. Seiring dengan perkembangan ng terjadi, perlu penambahan ruangan untuk meningkatkan fasilitas pelanan ng lebih baik dengan cara menambah satu lantai tingkat di atasn. Keadaan ini menimbulkan permasalahan atau memunculkan beberapa pertanan: mampukah gedung tersebut menahan beban akibat penambahan lantai tingkat di atasn? apakah gedung tersebut masih memberikan rasa kenmanan dan keamanan, baik keamanan terhadap gedung itu sendiri (agar tidak roboh) maupun keamanan terhadap jiwa manusia (pengguna gedung)? Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, perlu diteliti tentang pengaruh penambahan lantai tingkat pada suatu gedung ng sudah jadi. Penelitian dilaksanakan dengan mengambil contoh dua buah portal gedung beton bertulang (tiga lantai dan empat lantai) ng dibangun di wilah gempa satu, masing-masing portal direncanakan dengan baik/cukup dan tidak terlalu. Sistem perencanaan dilaksanakan dengan sistem elastik penuh menurut peraturan beton di Indonesia (SNI 03-2847-2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil perencanaan antara portal gedung beton bertulang tiga dan empat lantai, mulai dari struktur fondasi, sloof, balok dan kolom. Selain itu, juga untuk mengetahui kemungkinan penambahan satu lantai tingkat pada portal gedung beton bertulang ditinjau dari segi keamanan struktur dalam hal menahan beban ng terjadi. Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi perancang bangunan dan bagi masrakat/pengguna gedung. Bagi perancang bangunan, dapat digunakan sebagai masukan ilmu pengeta-huan dalam hal terapan perencanaan bangunan gedung, sedangkan bagi masrakat dapat mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan satu lantai tingkat pada gedung ng sudah ada ng berkaitan dengan rasa kenmanan dan keamanan, baik aman bagi gedung itu sendiri (gedung tidak roboh) maupun aman bagi keselamatan jiwa manusia (pengguna gedung). Beban ng bekerja pada suatu portal (gedung) dibagi menjadi dua macam, itu beban vertikal dan beban horisontal. Arah beban vertikal ini ke bawah (disebut beban gravitasi), terdiri atas beban mati (beban ng posisin tetap, termasuk berat 6 Pengaruh Penambahan Satu Lantai Tingkat terhadap Keamanan Portal Gedung Beton Bertulang Tiga Lantai

sendiri bangunan) dan beban hidup (beban ng dapat berpindah tempat, termasuk pengguna bangunan). Arah beban horisontal ke kanan atau ke kiri, ng diakibatkan oleh angin atau beban gempa. Wilah Indonesia termasuk wilah ng rawan terhadap gempa, sehingga bangunan di Indonesia harus diperhitungkan a- gar tahan gempa. Beban gempa ng bekerja pada portal simetris dihitung dengan analisis statik ekuivalen dengan persamaan: V = (C.I/R).W t (1) dengan: V = beban gempa nominal statik ekuivalen (kn), C = faktor respons gempa, bergantung pada kondisi tanah pada lokasi gedung, waktu getar alami fundamental gedung, dan wilah gempa, I = faktor keutamaan gedung, R = faktor reduksi gempa, bergantung pada sistem perencanaan struktur ng dipakai, dan W t = berat total bangunan, itu beban mati dan beban hidup direduksi (kn). Berbagai jenis beban tersebut tidak harus semuan diperhitungkan secara bersama-sama bekerja membebani portal, tetapi diperhitungkan dari kombinasi beban ng berpengaruh dominan terhadap portal ng ditinjau. Menurut SNI 03-2847-2002, kombinasi beban ng bekerja pada portal gedung tahan gempa diperhitungkan sebagai kuat perlu U dengan persamaan: U = 1,4.D atau U = 1,2.D + 1,6.L atau (2) U = 1,2.D + L + E (+/-) atau U = 0,9.D + E (+/-) dengan: D = beban mati (dead load), L = beban hidup (life load), dan E (+/-) = beban gempa (earthquake load) ng bekerja ke kanan (+) atau ke kiri (-). Dimensi dan penulangan struktur / komponen struktur ng direncanakan dengan sistem elastik penuh dihitung berdasarkan nilai kuat perlu U terbesar pada Persamaan (2) ng bekerja pada struktur. SNI 03-2847-2002 memberikan batasan-batasan untuk penulangan struktur sebagai berikut: 1). Luas tulangan minimal pada balok (A s,min dalam mm 2 ) A s,min 1,4.b.d/f y dan f`c.b.d/(4.f y ) (3) dengan: b = lebar penampang blok (mm), d = tinggi manfaat penampang balok (mm), f y = tegangan leleh baja tulangan (MPa), dan f`c = mutu beton ng disratkan (MPa). 2). Spasi begel pada balok (s dalam mm) Jika ga geser balok V s < 1/3. f`c.b.d, maka: s d/2 dan 600 mm (4) A st 0,08.A g dan A st 0,01.A g (6) dengan: A g = luas bruto penampang kolom (mm 2 ) 4). Spasi begel pada kolom (s dalam mm) s 16.D dan s 48.dp (7) dengan : D = diameter tulangan longitudinal (mm), dan dp = diameter sengkang / begel (mm). Jika ga geser kolom V s,k < 1/3. f`c.b.d, maka: s d/2 dan 600 mm (8) Jika ga geser kolom V s,k > 1/3. f`c.b.d, maka: s d/4 dan mm (9) Agar diperoleh dimensi dan penulangan struktur ng cukup/tidak, maka dimensi struktur diambil sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil tulangan longitudinal ng sedikit lebih besar daripada ketentuan pada Persamaan (3) dan Persamaan (8). METODE PENELITIAN Sebagai bahan (materi) penelitian, dipilih Portal B dari suatu denah gedung. Portal B ini dibuat dengan 2 model, itu portal tiga lantai dan empat lantai seperti terlihat pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 3. A B C D 3,5 m 3,5 m 4,0 m 1 2 3 4 15 5 6,0 m 4,0 m 6,0 m Gambar 1. Denah bangunan 19 12 16 13 14 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 6,0 m 20 21 17 18 4,0 m 6,0 m Gambar 2. Bentuk portal tiga lantai 6,0 m 4,0 m 6,0 m atap Lt.3 Lt.2 Lt.1 Jika ga geser balok V s > 1/3. f`c.b.d, maka: s d/4 dan mm (5) 3). Luas tulangan total kolom (A st dalam mm 2 ) Eco Rekasa/Vol.11/No.1/Maret 2015/Ali Asroni/Halaman : 6-15 7

3,5 m 3,5 m 4,0 m 13 9 5 26 23 20 14 21 22 6 7 8 17 18 19 1 2 3 4 6,0 m 27 28 15 16 24 25 10 11 12 4,0 m 6,0 m Gambar 3. Bentuk portal empat lantai atap Lt.4 Lt.3 Lt.2 Lt.1 Data untuk perencanaan portal ditentukan berikut: 1). Mutu beton f c = 20 MPa, baja tulangan f y = MPa. 2). Atap gedung berupa pelat lantai beton bertulang, dan diperhitungkan ada air hujan (sebagai beban hidup) setinggi 5 cm. 3). Tebal pelat atap direncanakan 9 cm, pelat lantai 12 cm, dan berat beton γ c = 25 kn/m 3. Mulai 4). Sekat-sekat antar ruangan digunakan dinding tembok dengan berat 18 kn/m 3. 5). Beban mati dan beban hidup dihitung berdasarkan peraturan SNI 03-1727-1989. 6). Digunakan fondasi telapak menerus, berat tanah di atas fondasi γ t = 17,3 kn/m 3. 7). Da dukung tanah untuk fondasi pada kedalaman -1,60 m (σ t ) sebesar 175 kpa. 8). Gedung dibangun di wilah gempa 1 menurut peraturan gempa tahun 2002, direncanakan dengan sistem elastik penuh dengan faktor reduksi gempa R = 1,6. 9). Dimensi portal (awal) digunakan: semua balok /, semua kolom /. Dimensi portal tersebut dapat diubah sedemikian rupa sehingga mampu mendukung beban struktur dan tidak. Penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap (lihat Gambar 4), sebagai berikut: 1). Tahap I : Penentuan dimensi portal (dua model portal), 2). Tahap II : Penulangan portal (dua model portal), 3). Tahap III : Pebandingan dimensi dan penulangan portal, dan 4). Tahap IV : Analisis data dan kesimpulan. Data portal: dimensi awal, mutu bahan, dsb. Perencanaan portal 3 lantai Perencanaan portal 4 lantai Kolom diubah Analisis beban: beban mati, beban hidup, dan beban gempa Kombinasi beban Kontrol dimensi balok: Ukuran balok cukup? Balok diubah Balok diubah Analisis beban: beban mati, beban hidup, dan beban gempa Kombinasi beban Kontrol dimensi balok: Ukuran balok cukup? Kolom diubah Tahap I Kontrol dimensi kolom: Ukuran kolom cukup? Kontrol dimensi kolom: Ukuran kolom cukup? Penetapan dimensi portal akhir Penetapan dimensi portal akhir Penulangan balok Penulangan balok Penulangan kolom Penulangan kolom Tahap II Fondasi diubah Analisis beban fondasi Kontrol dimensi fondasi: Ukuran fondasi cukup? Analisis beban fondasi Kontrol dimensi fondasi: Ukuran fondasi cukup? Fondasi diubah Penulangan fondasi Penulangan fondasi Gambar penulangan portal Gambar penulangan portal Perbandingan hasil perencanaan kedua portal Tahap III Kesimpulan Tahap IV Selesai Gambar 5. Bagan alir penelitian 8 Pengaruh Penambahan Satu Lantai Tingkat terhadap Keamanan Portal Gedung Beton Bertulang Tiga Lantai

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Dimensi portal Dimensi portal awal digunakan / untuk semua balok, dan / untuk semua kolom. Jika dimensi balok dan kolom diterapkan pada perencanaan portal tiga lantai maupun empat lantai, ternta dimensin terlalu besar/. Oleh karena itu dimensi balok dan kolom diubah/diperkecil sehingga cukup mendukung beban, kemudian dengan dimensi ng telah diubah ini digunakan untuk menghitung struktur fondasi dan sloof. Hasil hitungan dimensi portal secara lengkap disajikan pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa balok lantai 2, lantai 3, dan lantai 4 pada portal empat lantai maupun portal tiga lantai diperoleh dimensi ng sama. Adapun dimensi kolom, sloof, dan fondasi pada portal empat lantai diperoleh lebih besar daripada portal tiga lantai, dengan perbandingan berikut: 1). Pada kolom lantai 3 diperoleh 1,31 kali lebih besar. 2). Pada kolom lantai 2 diperoleh 1,22 kali lebih besar. 3). Pada kolom lantai 1 diperoleh 1,27 kali lebih besar. 4). Dimensi sloof diperoleh 1,13 kali lebih besar. 5). Dimensi fondasi diperoleh 1,66 kali lebih besar. 2. Penulangan balok Pada perencanaan portal ini, baik portal tiga lantai maupun empat lantai, digunakan tulangan deform D19 (untuk tulangan longitudinal) dan tulangan polos Ø6 (untuk begel/tulangan sengkang). Hasil hitungan tulangan balok disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 1. Dimensi portal beton bertulang Dimensi ng dipakai (mm) Jenis struktur Portal 4 lantai Portal 3 lantai Perbandingan (1) (2) (3) = (1)/(2) Balok lantai 5 x Tidak ada - Balok lantai 4 x x 1,00 Balok lantai 3 x x 1,00 Balok lantai 2 x x 1,00 Kolom lantai 4 x Tidak ada - Kolom lantai 3 x x 1,31 Kolomlantai 2 420x420 380x380 1,22 Kolom lantai 1 x x 1,27 Sloof x900 x800 1,13 Pondasi 280x1850 x1 1,66 Tabel 2. Tulangan longitudinal balok (tulangan atas + bawah) Letak balok Portal 4 lantai Portal 3 lantai Perbandingan portal 4 dan 3 lantai Uj. kiri Lapangan Uj. kanan Uj. kiri Lapangan Uj. kanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (1)/(4) (2)/(5) (3)/(6) Lantai 5, Tepi 6D19 4D19 7D19 - - - - - - Tengah 5D19 4D19 5D19 - - - - - - Lantai 4, Tepi 11D19 5D19 11D19 5D19 4D19 6D19 2,20 1,25 1,83 Tengah 8D19 4D19 8D19 5D19 4D19 5D19 1,60 1,00 1,60 Lantai 3, Tepi 11D19 5D19 11D19 10D19 5D19 10D19 1,10 1,00 1,10 Tengah 11D19 4D19 11D19 7D19 4D19 7D19 1,57 1,00 1,57 Lantai 2, Tepi 1 5D19 1 11D19 5D19 10D19 1,09 1,00 1,20 Tengah 1 4D19 1 9D19 4D19 9D19 1,33 1,00 1,33 Tabel 3. Tulangan geser/begel balok Portal 4 lantai Letak balok Portal 3 lantai Perbandingan portal 4 dan 3 lantai Uj. kiri Lapnagan Uj. kanan Uj. kiri Lapangan Uj. kanan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (1)/(4) (2)/(5) (3)/(6) Lantai 5, Tepi Ø6 130 Ø6 130 Ø6 130 - - - - - - Tengah Ø6 130 Ø6 130 Ø6 130 - - - - - - Lantai 4, Tepi Ø6 65 Ø6 110 Ø6 65 Ø6 170 Ø6 170 Ø6 170 2,62 1,55 1,62 Tengah Ø6 155 Ø6 155 Ø6 155 Ø6 170 Ø6 170 Ø6 170 1,10 1,10 1,10 Lantai 3, Tepi Ø6 95 Ø6 170 Ø6 90 Ø6 110 Ø6 170 Ø6 90 1,16 1,00 1,00 Tengah Ø6 180 Ø6 180 Ø6 180 Ø6 180 Ø6 180 Ø6 180 1,00 1,00 1,00 Lantai 2, Tepi Ø6 100 Ø6 160 Ø6 90 Ø6 120 Ø6 195 Ø6 190 1,20 1,22 2,11 Tengah Ø6 195 Ø6 195 Ø6 195 Ø6 195 Ø6 195 Ø6 195 1,00 1,00 1,00 Eco Rekasa/Vol.11/No.1/Maret 2015/Ali Asroni/Halaman : 6-15 9

Tabel 2 menunjukkan bahwa tulangan longitudinal pada balok sebagai berikut: 1). Tulangan longitudinal balok ujung: baik pada balok lantai 2, lantai 3, maupun lantai 4 untuk portal empat lantai diperoleh tulangan lebih bank daripada portal tiga lantai. 2). Tulangan longitudinal balok lapangan: pada balok tepi lantai 4 untuk portal 4 lantai diperoleh tulangan lebih bank daripada portal tiga lantai, sedangkan pada balokbalok ng lain untuk kedua portal diperoleh tulangan ng sama. Tabel 3 menunjukkan tulangan geser (begel) pada balok sebagai berikut: 1). Tulangan geser pada balok tepi lantai 2 untuk portal empat lantai diperoleh lebih bank (lebih rapat) daripada portal tiga lantai, sedangkan tulangan geser lapangan pada lantai 2 untuk kedua portal diperoleh tulangan ng sama. 2). Tulangan geser pada balok tepi lantai 3 ujung luar untuk portal empat lantai diperoleh lebih bank (lebih rapat) daripada portal tiga lantai, sedangkan tulangan geser ng lain pada lantai 3 untuk kedua portal diperoleh tulangan ng sama. 3). Tulangan geser pada balok lantai 4 (baik balok tepi maupun balok tengah) untuk portal empat lantai diperoleh lebih rapat daripada portal tiga lantai. 3. Penulangan kolom Pada perencanaan kolom ini digunakan tulangan deform D25 (untuk tulangan longitudinal) dan tulangan polos Ø10 (untuk begel/tulangan sengkang). Hasil penulangan kolom disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan tulangan kolom sebagai berikut: 1). Kolom lantai 1: baik kolom tepi maupun kolom tengah pada portal empat lantai dipasang tulangan longitudinal lebih sedikit daripada portal tiga lantai, dan tulangan geser (begel) juga lebih renggang. 2). Kolom lantai 2 pada kolom tepi: pada portal empat lantai dipasang tulangan longitudinal lebih bank daripada portal tiga lantai, dan tulangan geser (begel) juga lebih renggang. 3). Kolom lantai 2 pada kolom tengah: pada kedua portal dipasang tulangan longitudinal de-ngan jumlah sama, tetapi tulangan geser portal 4 lantai dipasang lebih renggang daripada portal 3 lantai. 4). Kolom lantai 3: baik kolom tepi maupun kolom tengah: pada portal empat lantai dipasang tulangan longitudinal lebih bank daripada portal tiga lantai, dan tulangan geser (begel) juga lebih renggang. 4. Penulangan sloof Penulangan sloof menggunakan tulangan deform D22 (untuk tulangan longitudinal), serta tulangan polos Ø12 dan Ø10 (untuk tulangan geser/begel). Hasil hitungan tulangan balok disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 4. Penulangan kolom Jenis dan letak struktur Portal 4 lantai Portal 3 lantai Perbandingan portal 4 dan 3 lantai Tulangan Begel Tulangan Begel (1)/(3) (2)/(4) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kolom lantai 4 tepi 6D25 Ø10-145 - - - - tengah 6D25 Ø10-145 - - - - Kolom lantai 3 tepi 12D25 Ø10-170 8D25 Ø10-145 1,50 0,85 tengah 14D25 Ø10-170 10D25 Ø10-145 1,40 0,85 Kolom lantai 2 tepi 14D25 Ø10-170 12D25 Ø10-160 1,17 0,94 tengah 14D25 Ø10-170 14D25 Ø10-160 1,00 0,94 Kolom lantai 1 tepi 12D25 Ø10-195 14D25 Ø10-170 0,86 0,87 tengah 12D25 Ø10-195 16D25 Ø10-170 0,75 0,87 Tabel 5. Tulangan longitudinal sloof (tulangan atas + bawah) Portal 4 lantai Portal 3 lantai Perbandingan portal 4 dan 3 lantai Letak Uj. kiri Lapangan Uj. kanan Uj. kiri Lapangan Uj. kanan sloof (1)/(4) (2)/(5) (3)/(6) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tepi 7D22 19D22 19D22 6D22 15D22 15D22 1,16 1,27 1,27 Tengah 19D22 9D22 19D22 15D22 6D22 15D22 1,27 1,50 1,27 Tabel 6. Tulangan geser/begel sloof Portal 4 lantai Portal 3 lantai Perbandingan portal 4 dan 3 lantai Letak Uj. kiri Lapangan Uj. kanan Uj. kiri Lapangan Uj. kanan sloof (1)/(4) (2)/(5) (3)/(6) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tepi Ø12 125 Ø12 100 Ø12 65 Ø12 180 Ø10 240 Ø12 90 1,44 3,46 1,38 Tengah Ø12 90 Ø12 140 Ø12 90 Ø10 260 Ø10 Ø10 260 4,16 3,09 4,16 Tabel 5 dan Tabel 6 menunjukkan bahwa tulangan longitudinal sloof pada portal empat lantai lebih bank daripada portal tiga lantai, dan tulangan gesern juga lebih rapat. 5. Penulangan fondasi Penulangan fondasi pada portal empat lantai digunakan Ø10 90 (tulangan pokok) dan Ø8 90 (tulangan bagi), sedangkan pada portal tiga lantai digunakan Ø10 110 (tulangan pokok) dan Ø8 100 (tulangan bagi). Jadi tulangan 10 Pengaruh Penambahan Satu Lantai Tingkat terhadap Keamanan Portal Gedung Beton Bertulang Tiga Lantai

fondasi pada portal empat lantai dipasang lebih rapat daripada portal tiga lantai. 6. Penambahan satu lantai tingkat pada portal Untuk model portal gedung kantor beton bertulang tiga lantai ng dibangun di wilah gempa satu, jika ditambah satu lantai tingkat di atasn (sehingga menjadi empat lantai), perlu dipertimbangkan beberapa hal berikut: 1). Sebagian besar dimensi portal tiga lantai, itu pada kolom, sloof, dan fondasi harus diperbesar. 2). Tulangan longitudinal pada balok-balok lantai 2, lantai 3, maupun lantai 4 (terutama pada balok ujung) pada portal 3 lantai harus ditambah, dan begel-begel (terutama begel balok di bagian ujung) juga harus dibuat lebih rapat. 3). Tulangan longitudinal pada kolom lantai 3 dan kolom tepi lantai 2 pada portal 3 lantai harus ditambah. 4). Tulangan longitudinal sloof pada portal 3 lantai harus ditambah, begeln juga dibuat lebih rapat. 5). Tulangan fondasi pada portal 3 lantai juga harus dibuat lebih rapat. Dengan pertimbangan di atas, dapat diketahui bahwa penambahan satu lantai tingkat di atas portal gedung tiga lantai ng sudah dibangun sebelumn sangat sulit untuk dilaksanakan (kecuali dengan penanganan khusus). Jadi, penambahan satu lantai tingkat pada portal gedung tiga lantai (sehingga menjadi empat lantai) akan berbaha bila ditinjau dari segi keamanan, baik keamanan bagi struktur gedung itu sendiri maupun keamanan bagi pengguna gedung. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap portal gedung beton bertulang tiga lantai dan empat lantai ng terletak di wilah gempa satu untuk model ng ditinjau, dapat diambil kesimpulan berikut: 1). Dimensi balok lantai 2, lantai 3, dan lantai 4 pada portal empat lantai sama dengan portal tiga lantai, tetapi tulangan longitudinal (terutama pada balok ujung) harus ditambah dan jarak begel juga lebih rapat. 2). Dimensi kolom (semua) pada portal empat lantai lebih besar daripada portal tiga lantai, tulangan longitudinal kolom lantai 3 dan kolom tepi lantai 2 harus ditambah, tetapi jarak begel lebih renggang. 3). Dimensi sloof pada portal empat lantai lebih besar daripada portal tiga lantai, tulangan longitudinal harus ditambah, dan jarak begel sloof juga lebih rapat. 4). Dimensi fondasi pada portal empat lantai lebih besar daripada portal tiga lantai, jarak tulangan juga lebih rapat. 5). Penambahan satu lantai tingkat pada portal tiga lantai akan berbaha bagi keamanan gedung maupun pengguna gedung. SARAN Saran ng perlu diperhatikan terutama bagi perencana maupun pengguna gedung, itu: 1). Untuk menambah satu lantai tingkat pada gedung ng sudah jadi, perlu dikaji lebih dahulu apakah kekuatan struktur gedung dapat dijamin keamanann. 2). Sebagai antisipasi terhadap keterbatasan lahan, lebih baik merencanakan gedung dengan tingkat ng lebih tinggi daripada tingkat semestin, sehingga untuk menambah lantai tingkat berikutn tidak menjadi masalah lagi. DAFTAR PUSTAKA..., 2002. Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK SNI 03-2847-2002, Panitia Teknik Standardisasi Bidang Konstruksi dan Bangunan, Bandung. Asroni, A. 2009. Struktur Beton Lanjut, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadih Surakarta, Surakarta. Asroni, A. 2010. Balok dan Pelat Beton Bertulang, Cetakan pertama, P.T. Graha Ilmu, Yogkarta. Asroni, A. 2010. Kolom, Fondasi Dan Balok T Beton Bertulang, Cetakan pertama, P.T. Graha Ilmu, Yogkarta. DPMB, 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971, PBI-1971, Dinas Pekerjaan Umum, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. DSN, 1989. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SNI 03-1727-1989, UDC, Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta. Kardiyono dan Budihardjo, 1980. Distribusi Momen Dengan Cara C.T. Morris (Cara Cross Pada Portal dengan Satu Tabel), Teknik Sipil, UGM, Yogkarta. Kardiyono, 1981. Teknologi Gempa, Bahan Kuliah Teknik Sipil, UGM, Yogkarta. Kimpraswil, 2002. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung, Departemen Pemukiman Dan Prasarana Wilah, Badan Penelitian Dan Pengem-bangan Pemukiman Dan Prasarana Wilah, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pemukiman, Bandung. Vis, W.C. dan Kusuma, G.H., 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03, Seri Beton 1, Penerbit Erlangga, Jakarta. Eco Rekasa/Vol.11/No.1/Maret 2015/Ali Asroni/Halaman : 6-15 11

Lampiran 1: GAMBAR PENULANGAN PORTAL TIGA LANTAI (digambar setengah bentang, simetris) 1.50 m I II III 1.50 m 1.00 m 4D19 10 145 I II III 6 170 1.10 m 1.10 m 1.25 m 1.10 m 1.10 m 0.70 m 0.70 m 0.85 m 6 170 6 170 6 170 6 170 6 170 6 170 6 170 4D19 6 170 6 170 6 170 10 145 XIII POT. I I XIII 8D19 IV XIV XIV POT. II II POT. III III Lantai 3 V 8D19 5D19 VI 10 160 IV V VI 6 110 6 180 6 180 6 170 6 90 6 180 6 180 6 180 1.10 m 1.10 m 1.22 m 1.10 m 1.10 m 0.70 m 0.70 m 0.82 m 8D19 5D19 10 160 6 110 6 180 6 180 XV XV XVI XVI POT.IV IV POT. V V POT. VI VI Lantai 2 8D19 VII VIII 8D19 6D19 IX 10 170 VII VIII IX 6 120 6 195 6 195 6 190 6 190 6 195 6 195 6 195 1.10 m 1.10 m 1.20 m 1.10 m 1.10 m 0.70 m 0.70 m 0.80 m 8D19 6 120 6 195 6D19 10 170 6 195 POT. VII VII POT. VIII VIII POT. IX IX XVII XVII XVIII XVIII X Lantai 1 XI XII 12D22 0.40 12D22 12D22 X XI XII 10 225 10 295 12 115 12 90 0.40 10 260 1.10 m 1.10 m 1.20 m 1.10 m 1.10 m 0.70 m 0.70 m 0.80 m 12 180 10 290 10 320 0.625 6.00 2.00 12 Pengaruh Penambahan Satu Lantai Tingkat terhadap Keamanan Portal Gedung Beton Bertulang Tiga Lantai

Lampiran 1: (lanjutan) 800 12 180 800 12D22 10 225 12D22 12 90 1 1 1 D10 110 POT. X X D8 100 D10 110 POT. XI XI D8 100 D10 110 D8 100 POT. XII XII 8D25 10 145 10D25 10 145 380 12D25 10 160 POT. XIII XIII POT. XIV XIV 380 POT. XV XV 10 160 380 14D25 14D25 16D25 380 POT. XVI XVI POT. XVII XVII POT. XVIII XVIII Eco Rekasa/Vol.11/No.1/Maret 2015/Ali Asroni/Halaman : 6-15 13

Lampiran 2: GAMBAR PENULANGAN PORTAL EMPAT LANTAI (digambar setengah bentang, simetris) 1.50 m 4D19 I II III 1.50 m 1.00 m 5D19 10 145 I II III 6 130 1.10 m 1.10 m 1.25 m 1.10 m 1.10 m 0.70 m 0.70 m 0.85 m 6 130 6 130 6 130 6 130 6 130 6 130 6 130 4D19 6 170 6 170 6 170 10 145 XIII POT. I I XIII 8D19 IV XIV XIV POT. II II POT. III III Lantai 4 V 8D19 6D19 VI 10 170 IV V VI 6 65 6 105 6 120 6 110 6 65 6 155 6 155 6 155 1.10 m 1.10 m 1.20 m 1.10 m 1.10 m 0.70 m 0.70 m 0.80 m 8D19 5D19 10 170 6 110 6 180 6 180 XV XV XVI XVI POT.IV IV POT. V V POT. VI VI Lantai 3 8D19 VII VIII 8D19 7D19 IX 10 170 VII VIII 4D19 IX 6 95 6 180 6 195 6 165 6 90 6 180 6 180 6 180 1.10 m 1.10 m 1.18 m 1.10 m 1.10 m 0.70 m 0.70 m 0.78 m 8D19 6D19 6 120 6 195 10 170 6 195 POT. VII VII POT. VIII VIII POT. IX IX XVII XVII XVIII XVIII 9D19 9D19 8D19 Lantai 2 4D19 6 90 1.10 m 1.15 m 1.10 m 1.10 m 0.70 m 0.70 m 0.75 m 6 100 6 180 6 195 6 155 6 195 6 195 6 195 14 Pengaruh Penambahan Satu Lantai Tingkat terhadap Keamanan Portal Gedung Beton Bertulang Tiga Lantai

Lampiran 2: (lanjutan) 8D19 6 120 6 195 6D19 6 195 POT. VII VII XIX XIX XX XX X 4D22 POT. VIII VIII POT. IX IX 10 195 10 195 Lantai 1 XI XII 16D22 0.40 16D22 16D22 6D22 X XI XII 12 190 12 235 12 80 12 65 0.40 12 90 1.10 m 1.10 m 1.20 m 1.10 m 1.10 m 0.70 m 0.70 m 0.80 m 12 125 12 130 12 240 0.625 6.00 2.00 900 280 10 160 900 280 1 8 235 900 280 1 10 80 1850 1850 1850 D10 90 POT. X X D8 90 D10 90 POT. XI XI D8 90 D10 90 POT. XII XII D8 90 6D25 10 145 12D25 420 14D25 10 195 12D25 420 POT. XIII XIII POT. XVII XVII POT. XIX XIX 6D25 10 145 14D25 420 14D25 10 195 12D25 420 POT. XIV XIV POT. XVI XVI POT. XVIII XVIII POT. XX XX Eco Rekasa/Vol.11/No.1/Maret 2015/Ali Asroni/Halaman : 6-15 15