BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. (Permendiknas No.58 Tahun 2009). Melalui pemberian rangsangan

dokumen-dokumen yang mirip
PENANGANAN DISGRAFIA PADA ANAK DI TK BUSTANUL ATHFAL AISYIYAH 8 MAGETAN JAWA TIMUR TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME (BCCT) DI SENTRA PERSIAPAN DALAM UPAYA PERSIAPAN MENULIS DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu bentuk. pendidikan Taman Kanak-kanak (PP No.27 Tahun 1990).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Momi Mahdaniar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun anak anak. Sebagai contoh dalam memegang benda benda kecil

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada materi yang terdapat dalam kurikulum tersebut. Strandar

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut akan dapat tercapai jika

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi manusia di samping sebagai makhluk individu yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. bimbingan dan pengarahan anak tidak akan faham dan tidak tahu cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

2015 PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU YANG DISERTAI CEREBRAL PALSY KELAS VII DI SLB-B YPLB MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini ialah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan hidup harus dihadapi dengan berbuat sesuatu (Barbara, 2003: 10).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Usia prasekolah dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sosok yang unik. Anak usia dini mengalami suatu proses. perkembangan anak selanjutnya ( Santoso 2005:2.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa berarti terampil menyimak (mendengarkan), terampil berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (Permendiknas No.58 Tahun 2009). Melalui pemberian rangsangan pendidikan membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal (Permendiknas No.58 Tahun 2009). Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan semua aspek perkembangan yang dimiliki anak, dan diharapkan dengan adanya pendidikan anak usia dini dapat mengembangkan potensi yang belum muncul agar dapat teraktualisasi. Salah satu aspek perkembangan anak usia dini yaitu perkembangan bahasa. Masa puncak untuk mempelajari bahasa adalah dari lahir sampai usia 6 tahun, sedangkan masa yang paling intensif adalah 3 tahun pertama usia anak dimana ketika itu otak sedang berkembang menuju proses pematangan. Kemampuan bahasa yang pertama kali diperoleh anak adalah kemampuan bahasa lisan yang mencakup kemampuan mendengar dan berbicara, kemampuan ini menjadi dasar dalam pengembangan kemampuan bahasa lainnya yaitu membaca dan menulis. 1

2 Kemampuan menulis berhubungan dengan kemampuan motorik yakni motorik halus karena menekankan pada kordinasi otot tangan dan jari atau kelenturan tangan yang bersifat keterampilan. Kegiatan menulis dasar sudah dapat dimulai saat anak menunjukkan perilaku seperti mencoret-coret buku atau dinding, kondisi tersebut menunjukkan berfungsinya sel-sel otak yang perlu dirangsang supaya berkembang secara optimal. Menulis merupakan salah satu media untuk berkomunikasi, dimana anak dapat menyampaikan ide, makna, pikiran dan perasaannya melalui untaian kata-kata yang bermakna, Kesulitan menulis akan menjadi hambatan dalam proses pembelajaran anak, karena anak yang mengalami kesulitan menulis ini tidak bisa menuangkan dan mengemukakan ide dengan baik. Kemampuan menulis setiap anak tidak selamanya berangsur secara wajar, karena setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda, perbedaan individu pula yang menyebabkan perbedaan tingkah laku anak, anak yang tidak mampu menulis sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan Disgrafia, yakni kesulitan khusus dimana anak-anak tidak bisa menuliskan atau mengekspresikan pikirannya dalam bentuk tulisan, karena mereka tidak bisa menyuruh atau menyusun kata dengan baik dan mengkoordinasikan motorik halusnya (tangan) untuk menulis. Pada anak-anak umumnya kesulitan ini terjadi pada saat anak mulai belajar menulis. Kesulitan ini tidak tergantung kemampuan lainnya. Seseorang bisa sangat fasih dalam berbicara dan keterampilan motorik lainnya, tapi mempunyai kesulitan dalam menulis (disgrafia).

3 Disgrafia adalah ketidakmampuan dalam menulis, terlepas dari kemampuan untuk membaca. Orang dengan disgrafia sering berjuang dengan menulis bentuk surat atau tertulis dalam ruang yang didefinisikan. Hal ini juga bisa disertai dengan gangguan motorik halus. Menurut Abdurrahman (2009: 228) disgrafia sering dikaitkan dengan kesulitan belajar membaca atau disleksia (dyslexia) karena kedua jenis kesulitan tersebut sesungguhnya saling terkait. Definisi tersebut dapat dipahami karena ada kaitan yang erat antara membaca dengan menulis. Anak yang berkesulitan membaca umumnya juga kesulitan menulis. Gejala disgrafia biasanya anak mengalami kesulitan dalam menulis bahkan tidak dapat menulis dengan baik padahal untuk anak seusia nya sudah mampu untuk menulis menulis dengan baik.tanda ini juga dapat terlihat dengan cara anak untuk menulis,biasanya anak juga sangat sulit untuk memahami suatu pertanyaan karena lemahnya dalam pemahamannya. Tanda lain adalah biasanya si anak dalam menulis mereka mencampur antara huruf besar dengan huruf kecil dan posisi menulis mereka juga tidak konsisten. Hasil observasi pada anak kelompok B TK Bustanul Athfal 8 Magetan Jawa Timur, terdapat 3 anak dengan gangguan disgrafia dari jumlah keseluruhan 21 anak. Tiga anak dengan gangguan disgrafia ini setelah diobservasi menunjukkan ciri-ciri masih sulitnya memegang pensil dengan tepat, tangan terlihat kaku, huruf yang ditulis sangat tidak rapi. Cara ketiga anak disgrafia dalam memegang pensil terlalu ke ujung atau ke bawah pensil. Semua lima jari tangannya memegang pensil tertumpuk pada pensilnya. Selain itu ciri lain yang tampak adalah selalu memperhatikan tangannya yang

4 digunakan untuk menulis. Setiap menulis dia selalu menundukkan kepalanya dengan memperhatikan tangannya yang sedang menulis. Gejala lainnya, bentuk huruf hasil tulisan tidak konsisten, penggunaan huruf besar dan kecil masih tercampur, ukuran bentuk tuisan tidak proporsional, gerakan tangannya kaku, hasil tulisannya kurang bagus dan tidak rapi, cara menulis tidak konsisten, sambil berbicara saat menulis, dan masih tetap mengalami kesulitan meskipun hanya menyalin contoh tulisan yang ada. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang telah dilakukan selama kurang lebih satu minggu pada ketiga anak tersebut, telah ditemukan beberapa ciri-ciri disgrafia yang tidak mampu dijalankan oleh anak tersebut. Dimana percobaan-percobaan atau ilustrasi yang diberikan oleh guru tidak bisa diselesaikan dengan baik. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa ketiga anak tersebut positif mengalami gangguan belajar disgrafia. Ini berdasarkan pada ciri-ciri yang lebih dari tiga. Sebab menurut para guru, berdasarkan referensi yang dibaca dikatakan bahwa apabila anak sudah mengalami gejala paling sedikitnya tiga, maka klien itu sudah bisa dikatakan positif disgrafia. Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu dicarikan solusi atau penanganan atas anak dengan gangguan disgrafia yaitu dengan teknik scaffolding dan teknik finger painting. Teknik scaffolding adalah dengan latihan menulis mulai dari menghubungkan titik-titik, menulis berbantuan garis, hingga tanpa bantuan sama sekali. Teknik finger panting dilakukan dengan cara melukis dengan jari menggunakan berbagai media dan warna dan melatih pengembangan imajinasi serta kemampuan motorik halus pada anak.

5 Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti anak autis dengan judul Penanganan Disgrafia pada Anak di TK Bustanul Athfal Aisyiyah 8 Magetan Jawa Timur Tahun Ajaran 2013/2014 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang d iatas, dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana penanganan anak disgrafia di TK Bustanul Athfal Aisyiyah 8 Magetan Jawa Timur? 2. Faktor apa saja yang menghambat dan mendukung penanganan anak disgrafia di TK Bustanul Athfal Aisyiyah 8 Magetan Jawa Timur? C. Tujuan Penelitian Sebagaimana perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan penanganan anak disgrafia di TK Bustanul Athfal Aisyiyah 8 Magetan Jawa Timur 2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung penanganan anak disgrafia di TK Bustanul Athfal Aisyiyah 8 Magetan Jawa Timur D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam penanganan anak disgrafia.

6 1. Manfaat teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Bagi guru dapat digunakan sebagai bahan khususnya bagi guru pendamping atau guru terapis menghadapi anak didiknya yang mengalami disgrafia b. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikn informasi mengenai penanganan anak disgrafia 2. Manfaat praktis Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Bagi orang tua peneliti ini semoga bisa membantu orang tua dalam menentukan terapi yang bisa dapat dilaksanakan untuk putra putrinya yang mengalami disgrafia b. Bagi anak, anak dapat mengembangkan kemampuan motoriknya