KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

dokumen-dokumen yang mirip
ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI

KONSUMEN DAN KLAUSUL EKSONERASI : (STUDI TENTANG PERJANJIAN DALAM APLIKASI PENYEDIA LAYANAN BERBASIS ONLINE)

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan kemudian dana yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

KEDUDUKAN HUKUM SUAMI ISTRI DALAM HAL JUAL BELI DENGAN ADANYA PERJANJIAN KAWIN (KAJIAN UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN)

AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN

BAB II PENGERTIAN UMUM PERJANJIAN BAKU. A. Pengertian Perjanjian dan Syarat-Syarat Sah Suatu Perjanjian

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku,

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

PEMBATALAN PERJANJIAN SECARA SEPIHAK OLEH KONSUMEN KEPADA PT. BALI DEWATA MAS SEBAGAI PENGEMBANG PERUMAHAN

KEABSAHAN PERJANJIAN NOMINEE KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi.

LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM)

Azas Kebebasan Berkontrak & Perjanjian Baku

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penggunaan Klausula Baku pada Perjanjian Kredit

Islamic Banking standard law

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat telah memberikan kemajuan yang luar biasa kepada

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA BERKAITAN DENGAN ADANYA NON COMPETITION CLAUSE DALAM SEBUAH PERJANJIAN KERJA

STATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

TINJAUAN HUKUM KONTRAK BAKU JUAL-BELI PERUMAHAN YANG MEMUAT KLAUSULA EKSONERASI WIDHARTO ISHAK / D

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

Perjanjian Kredit Pada Bank BTPN Ditinjau. Dari Asas Kebebasan Berkontrak. Dian Saputra Sinaga, Budi Santoso, Ery Agus Priyono*) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I PENDAHULUAN. pihak untuk saling mengikatkan diri. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

BAB I PENDAHULUAN. menyelerasikan dan menyeimbangkan unsur-unsur itu adalah dengan dana (biaya) kegiatan untuk menunjang kehidupan manusia.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN YANG KEHILANGAN BARANG DI TEMPAT LAUNDRY

PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN BISNIS FRANCHISE

BAB II RUANG LINGKUP LARANGAN PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN YANG DIATUR DALAM PERUNDANG-UNDANGAN

PERJANJIAN BAKU DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI APARTEMEN MELALUI PEMESANAN

AKIBAT HUKUM TERHADAP KEPEMILIKAN SAHAM YANG DILAKUKAN SECARA PINJAM NAMA. Oleh Ni Made Rai Manik Galih Sari I Gst.A. Mas Rwa Jayantiari

BAB IV PEMBAHASAN. A. Dasar hukum Majelis Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam. memutus putusan perkara nomor 05/KPPU-I/2014

ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEISTIMEWAAN BAGI PELAKU USAHA KECIL TERKAIT DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

JOSHUA ( ) Kata kunci : perjanjian jasa layanan pendidikan, perlindungan konsumen. Universitas Kristen Maranatha

TINJAUAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PERJANJIAN KREDIT BANK DIANA SIMANJUNTAK / D

AKIBAT HUKUM PENJUALAN TELEPON GENGGAM REPLIKA DALAM KAITANNYA DENGAN KONTRAK JUAL BELI ANTARA PEDAGANG DAN PEMBELI

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KOPERASI DENGAN BANK DI DENPASAR DALAM PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP WANPRESTASI YANG DILAKUKAN DEBITOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR ARTIKEL. Diajukan Oleh : DODY PEBRI CAHYONO

IGA Santi Santosa Suharnoko SH., MLI Henny Marlyna SH., MH., MLI FAKULTAS HUKUM PROGRAM STUDI ILMU HUKUM KEKHUSUSAN HUKUM TENTANG HUBUNGAN SESAMA

Penerapan Klausula Baku Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMOHON KREDIT DENGAN MENGACU PADA ASAS KESEIMBANGAN ANTARA PELAKU USAHA (BANK) DAN KONSUMENNYA (PEMOHON KREDIT) oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT WANPRESTASI YANG DILAKUKAN KONSUMEN DENGAN CARA HIT AND RUN

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

Oleh: IRDANURAPRIDA IDRIS Dosen Fakultas Hukum UIEU

IMPLEMENTASI PERJANJIAN KREDIT YANG DIBUAT SECARA DI BAWAH TANGAN PADA BPR DI KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ARTHA JAYA MAKMUR SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

PENGATURAN PRICE FIXING DALAM KEGIATAN USAHA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999

BAB II ASPEK HUKUM TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DAN PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

TINJAUAN YURIDIS ATAS PENGGUNAAN KLAUSULA BAKU DALAM TRANSAKSI PENYEDIA JASA PENGIRIMAN YANG DILAKUKAN PT. CITRA VAN

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR

ErikoEkaWardhana*, EryAgusPriyono, Suradi Program Studi S-1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PENGGUNA SAFE DEPOSIT BOX

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

TANGGUNG JAWAB KETUA DALAM PENYELENGGARAAN ARISAN DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN

NASKAH PUBLIKASI KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU DAN KONSUMEN: Studi Tentang Perlindungan Hukum dalam Perjanjian Penitipan Barang

Transkripsi:

1 KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh: Ida Bagus Oka Mahendra Putra Ni Made Ari Yuliartini Griadhi Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak Dalam penulisan karya ilmiah yang berjudul Klausula Baku Perjanjian Kredit Bank BRI Dalam Hubungannya Dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah empiris. Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini adalah apakah klausula baku dalam perjanjian kredit bank BRI sudah memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen dan bagaimana akibat hukum terhadap klausula baku perjanjian kredit bank tidak memenuhi ketentuan pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa klausula baku perjanjian kredit bank belum memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlidungan konsumen dan akibat hukum terhadap klausula baku dalam perjanjian kredit bank yang tidak memenuhi ketentuan Undang-UndangNomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlidungan Konsumen adalah batal demi hukum. Kata Kunci : Klausula baku, perjanjian kredit, akibat hukum, perlidungan konsumen Abstract Scientific paper titled Standard Clause of Bank Credit Agreement Related to the Act No. 8 Year 1999 concerning Consumer Protection, using empiric writing method. Issues raised in this paper is whether the standard clause of BRI bank credit agreement had complied with the Act No. 8 Year 1999 concerning Consumer Protection and how is the legal consequences if the standard clause of bank credit agreement does not comply with the provisions of article 18 of Act No. 8 Year 1999 concerning Consumer Protection. Based on research, the results are standard clause of bank credit agreement has not been complied with the Act No. 8 Year 1999 concerning Consumer Protection and the legal consequences of the standard clause of bank credit agreements that do not comply with the provisions of the Act No. 8 of 1999 on Consumer Protection is null and void. Key Word : Standard clause, credit agreement, legal consequences,consumer protection I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perjanjian kredit bank apabila dilihat dari bentuknya pada umumnya berbentuk perjanjian baku. Perjanjian baku ialah konsep-konsep janji tertulis, yang disusun tanpa

2 membicarakan isinya dan lazimnya dituangkan dalam jumlah yang tidak terbatas dimana sifatnya tertentu. Mariam Darus Badrulzaman menegaskan bahwa dengan menggunakan perjanjian baku, maka pengusaha memperoleh efisiensi dalam penggunaan biaya, tenaga, dan waktu. 1 Disamping itu, dalam perjanjian baku, pengusaha dapat menuangkan kehendak secara leluasa, tanpa campur tangan pihak lain, sehingga pihak lain hanya tinggal menyetujui atau tidak isi dari perjanjian baku itu. Fenomena perjanjian baku (khususnya perjanjian baku kredit bank), menimbulkan persoalan hukum baru dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Selanjutnya disebut UUPK dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 mengatur tentang ketentuan Pencantuman Klausula Baku. Klausula baku ialah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. 2 1.2 Tujuan Sejalan dengan perumusan latar belakang yang telah diuraikan diatas, tulisan ini bertujuan untuk mengetahui apakah klausula baku dalam perjanjian kredit Bank Rakyat Indonesia (BRI) sudah memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan bagaimana akibat hukum terhadap klausula baku perjanjian kredit BRI apabila tidak memenuhi ketentuan pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. II ISI 2.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam membuat karya ilmiah ini adalah jenis penelitian hukum empiris. Penelitian hukum empiris menurut Soerjono Soekanto adalah penelitian berupa studi-studi empiris untuk menemukan teori-teori mengenai proses terjadinya dan mengenai proses bekerjanya hukum di dalam masyarakat. 3 1 Marian Darus Badrulzaman, 1980, Perlidungan Terhadap Konsumen Dilihat Dari Sudut Perjanjian Baku, BPHN Departemen Kehakiman, Jakarta, hlm.58. 2 Rudi Indrajaya, 2000, Era Baru Perlindungan Konsumen, IMNO, Bandung, hlm.7. 3 Soerjono Soekanto, 2007, Penelitian Hukum Empiris, suatu Tinjauan Singkat,PT. Raja Grafindo

3 Dalam penelitian ini bersifat deskriptif yaitu mencoba menggambarkan permasalahan yang ada dengan apa adanya, sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan. Untuk lebih mendekatkan kesempurnaan pada perumusan masalah maka sebagai penunjang sumber datanya disajikan berupa data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara, dan dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Klausula baku dalam perjanjian kredit Bank Rakyat Indonesia Dalam menghadapi perjanjian kredit baku yang dipakai oleh bank-bank, calon nasabah debitur hanya mempunyai pilihan antara menerima seluruh isi atau tidak bersedia menerima klausula-klausula itu, baik sebagian atau seluruhnya. Kalau tidak bersedia menerimanya berakibat calon nasabah debitur tidak menerima kredit tersebut. Adanya unsur pilihan ini oleh sementara pihak dikatakan, perjanjian standar tidaklah melanggar asas kebebasan berkontrak, artinya bagaimanapun pihak konsumen masih diberi hak untuk menyetujui atau menolak perjanjian yang diajukan kepadanya, dan itu sebabnya perjanjian standar dikenal pula dengan nama take it or leave it contract 4 Dalam pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mengatur mengenai klausula baku. Dalam pasal 18 ayat 1 g yang berbunyi pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat dan mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat secara sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya. Dalam perjanjian kredit Bank Rakyat Indonesia (BRI) menentukan suku bunga kredit dapat ditinjau dan ditetapkan kembali secara sepihak oleh Bank setiap... Terhadap perubahan suku bunga kredit tersebut pihak Bank cukup memberitahukannya secara tertulis dan pemberitahuan dimaksud mengikat PENGAMBIL KREDIT. Berdasarkan hasil penelitian seperti diuraikan diatas, bahwa ada rumusan klausula baku perjanjian kredit bank BRI tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan ketentuan pasal 18 ayat (1) Persada, Jakarta,hlm.12. 4 Sidharta,2000, Hukum Perlidungan Konsumen Indonesia, Ghasindo, Jakarta, hlm.120

4 huruf g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. 2.2.2 Akibat hukum terhadap klausula baku perjanjian kredit BRI apabila tidak memenuhi ketentuan pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Guna mengetahui dan membahas tentang akibat hukum perjanjian kredit bank BRI yang tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang Perlindungan Konsumen sebagaimana dimaksud perlu dibahas tentang syarat sahnya suatu perjanjian seperti diatur dalam pasal 1320 KUHPerdata. Menurut Pasal 1320 KUHPerdata ( Burgerlijk Wetboek) ada empat syarat yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu perjanjian, yaitu : 1. Kesepakatan para pihak yang mengikatkan diri. 2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian. 3. Mengenai suatu hal tertentu. 4. Suatu sebab yang halal. 5 Dari keempat syarat yang ada, syarat keempat yang paling erat hubungannya dengan masalah yang menyangkut akibat perjanjian kredit bank yang tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Berdasarkan persyaratan tersebut dikatakan bahwa isi suatu perjanjian harus memuat suatu kausa yang diperbolehkan atau legal ( gedorloof de dorzaak). Yang dijadikan obyek atau isi dan tujuan prestasi yang tertuang dalam perjanjian harus merupakan kausa yang legal, sehingga perjanjian itu menjadi perjanjian yang valid atau sah dan mengikat (binding). Bila suatu perjanjian yang telah mematuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh undang-undang, yaitu mematuhi ketiga syarat (sepakat, kecakapan, obyek tertentu), tetapi perjanjian berkenaan dengan suatu sebab yang tidak dibolehkan, maka perjanjian yang demikian menjadi tidak legal (illegal), dan tidak mempunyai akibat hukum. Artinya perjanjian itu tidak dapat dilaksanakan karena tidak dilindungi oleh hukum. Karena tidak dilindungi, perjanjian tidak mempunyai kekuatan hukum, sehingga tidak dapat dipaksakan pelaksanaannya dari akibatnya. Seperti pula telah diatur oleh Pasal 1335 KUHPerdata, yang menyatakan suatu perjanjian tanpa sebab, atau yang telah dibuat karena sesuatu sebab yang palsu atau terlarang, tidak mempunyai kekuatan. Jadi akibat hukum terhadap klausula baku dalam perjanjian kredit bank yang 5 Mariam Darus Badrulzaman, op.cit. hlm. 17

5 tidak memenuhi ketentuan pasal 18 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen adalah batal demi hukum. Seperti ditegaskan dalam pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menyatakan bahwa setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dinyatakan batal demi hukum. III IV KESIMPULAN Dari pemaparan diatas maka dapat diambil kesimpulan : a. Perjanjian kredit baku yang dipakai oleh bank BRI belum memenuhi dan tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 18 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 karena klausula baku dalam perjanjian kredit bank BRI tersebut menentukan klausula secara sepihak dan diberitahukan secara tertulis untuk mengikat pengambil kredit. b. Akibat hukum terhadap klausula baku dalam perjanjian kredit bank BRI yang tidak memenuhi ketentuan pasal 18 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen adalah batal demi hukum dan klausula baku perjanjian kredit bank BRI itu bertentangan dengan pasal 1320 KUHPerdata untuk sahnya suatu perjanjian. Daftar Pustaka 1. Buku Marian Darus Badrulzaman,1980, Perlidungan Terhadap Konsumen Dilihat Dari Sudut Perjanjian Baku, BPHN Departemen Kehakiman, Jakarta Rudi Indrajaya,2000, Era Baru Perlindungan Konsumen, IMNO, Bandung Sidharta,2000, Hukum Perlidungan Konsumen Indonesia, Ghasindo, Jakarta Soerjono Soekanto,2007, Penelitian Hukum Empiris, suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2. Peraturan Perundang-Undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek),Niniek Suparni,2000,PT Rineka Cipta Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Redaksi Sinar Grafika,2009,Sinar Grafika Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Redaksi Sinar Grafika,2009,Sinar Grafika