BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia memiliki berbagai jenis atraksi. Setiap daerah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1"Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

TUJUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. alamnya sudah tersohor hingga ke dunia internasional. Dengan luas provinsi

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170).

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

PENGEMBANGAN GAMELAN JEGOG SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN JEMBRANA

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Rasa solidaritas

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta juga mempunyai seni dan budaya didalamnya. Orang Betawi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN GAMELAN JEGOG KELURAHAN SANGKARAGUNG SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PESTA KESENIAN BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagai slogan resmi Kabupaten Ponorogo, yang berarti Resik, Endah, Omber,

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali memiliki daya tarik yang kuat dalam dunia pariwisata, baik dinikmati

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

2015 PENGOLAHAN MUSIK TETABUHAN NUSANTARA DALAM RHYTHM SAWAH KARYA GILANG RAMADHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SLOPENG SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN SUMENEP MIRA HAWANIAR

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ribuan pulau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <

BAB I PENDAHULUAN. tradisionalnya. Tidak jarang tradisi serta kebudayaan dan kesenian yang

BAB I PENDAHLUAN. Pulau Bali merupakan daerah tujuan pariwisata dunia yang memiliki

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebagai objek daya tarik wisata meliputi; pesta panen hasil kebun, makan adat Horum

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

Oleh Hendra Santosa, Dosen PS Seni Karawitan Di Bali masih ada nama Igor Tamerlan. Seniman musik idealis ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB IV. Kesimpulan. positif terhadap pulau Bali seperti yang telah di paparkan di atas, telah dikaji

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 391,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 31,911,581, BELANJA LANGSUNG 91,604,159,680.00

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh kolonial Belanda sejak tahun Mereka membuat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT PENGEMBANGAN KESENIAN JEGOG

HOTEL BUTIK & SPA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

BAB I PENDAHULUAN. Tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Indonesia memiliki berbagai jenis atraksi. Setiap daerah memiliki atraksi tersendiri guna mendatangkan wisatawan. Keunikan dan keindahan alam serta beragamnya budaya yang dimiliki merupakan potensi setiap daerah di Indonesia. Hal ini pula yang dimiliki oleh Pulau Bali. Keindahan alam dan keunikan budayanya memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Bali. Pulau Bali dalam perkembangannya telah menjadi Pulau Tujuan Wisata Terbaik di Asia Pacific (Best Island Destination Asia-Pacific in Asia Pacific) pada The Fifth Annual Destin Asian Readers Choice Awards, 8 Februari 2010. Penghargaan yang didasarkan pada pilihan pembaca majalah Destin Asian ini, merupakan penghargaan yang ke-3 untuk kategori yang sama, yaitu pada tahun 2007, 2009 dan 2010. Pada tahun 2006 dan 2008 Bali terpilih sebagai Best Leisure Destin Asian dalam Disparda Bali (2012). Terpilihnya Bali sebagai tujuan wisata terbaik berdampak pada kunjungan wisatawan yang meningkat setiap tahun. Kecenderungan wisatawan yang berkunjung hanya ke Bali bagian tengah dan selatan berdampak pada pengembangan pariwisata yang tidak merata. Pengembangan pariwisata belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat Bali. Pembangunan pariwisata Bali bagian utara, barat, dan timur kondisinya relatif tertinggal dibandingkan dengan Bali 1

2 bagian tengah dan selatan. Padahal, keindahan alam maupun budaya yang dimiliki oleh Bali bagian timur, utara dan barat juga menarik untuk dikunjungi. Pemerataan pengembangan daya tarik wisata di Kabupaten Jembrana yang kurang mendapat porsi kunjungan wisatawan perlu dilakukan. Selain daya tarik alam perlu juga dikembangkan daya tarik budaya. Masih banyak potensi wisata yang perlu dikembangkan, seperti atraksi-atraksi seni yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Jembrana. Kebudayaan mengandung beberapa unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Terdapat tujuh unsur kebudayaan yaitu: sistem religi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, bahasa, sistem mata pencaharian hidup, kesenian, sistem peralatan hidup dan teknologi (Koentjaraningrat, 1969) dalam situs ww.repository.usu.ac.id. Kebudayaan Kabupaten Jembrana yang layak dikembangkan adalah unsur yang ke enam yaitu kesenian. Kabupaten Jembrana memiliki kesenian gamelan yang merupakan ciri khas dari Kabupaten Jembrana, dan lebih dikenal dengan nama gamelan jegog. Dalam perkembangannya, gamelan jegog mengalami berbagai perubahan bentuk, fungsi maupun perubahan makna. Seni gamelan jegog pada awalnya digunakan untuk memanggil anggota masyarakat dalam melakukan gotong-royong seperti: membuat atap rumah dari ijuk yang oleh masyarakat setempat disebut nyucuk, membersihkan lingkungan desa, mempersiapkan suatu acara peringatan, dan beberapa kegiatan lainnya. Gamelan jegog selanjutnya berkembang menjadi pengiring tari pencak silat kemudian berkembang lagi menjadi pengiring tari-tarian.

3 Kesenian gamelan jegog berkembang di Kabupaten Jembrana. Setiap desa/kelurahan terdapat satu sekeha Jegog. Keberadaan gamelan jegog ini didukung oleh lembaga-lembaga tradisional seperti desa adat, banjar, dan sekeha (organisasi profesi). Salah satu desa/kelurahan yang berkembang kesenian gamelan jegognya adalah Kelurahan Sangkaragung dengan sekeha jegog bernama Suar Agung. Suar Agung adalah salah satu dari 3 (tiga) sekeha jegog yang ada di Kelurahan Sangkaragung. Sekeha jegog yang ada di Kelurahan Sangkaragung adalah jegog Banjar Sangkaragung, jegog Banjar Samblong, dan jegog Suar Agung. Kesenian jegog di Kelurahan Sangkaragung berkembang secara terus-menerus dari generasi ke generasi, dan memiliki kekhasan terutama di bidang penyajiannya, yaitu memasukkan unsur-unsur sendratari dan tari-tari lepas seperti pendet, makepung dan tarian lainnya. Suar Agung adalah yayasan yang bergerak dibidang pelayanan pariwisata. Yayasan Suar Agung telah memperoleh ijin dari Pemerintah Daerah Tingkat I Bali dan Pemerintah Daerah Tingkat II Jembrana dengan Akta Notaris No. 10 tanggal 4 September 1989. Meskipun yayasan yang berada di Kelurahan Sangkaragung ini secara administrasi berdiri sejak tahun 1989, namun cikal bakal sekeha jegog Suar Agung ini telah terbentuk sejak tanggal 24 April 1979. Berdirinya sekeha ini dimulai dari keinginan masyarakat untuk meneruskan dan menyalurkan kesenian. Kelompok ini terdiri dari para remaja yang mempercayakan kepengurusan kepada I Ketut Suwentra yang menjadi ketua hingga saat ini.

4 Untuk mendukung kelompok ini, I Ketut Suwentra memasukkan juga beberapa seniman handal, baik dari dalam maupun luar Kelurahan Sangkaragung. I Ketut Suwentra juga mengambil pemain, penari, maupun penabuh dari berbagai desa di Kabupaten Jembrana. Pemberian nama Suar Agung diyakini memiliki prospek yang bagus di masa depan. Suar berarti sinar dan agung yang berarti besar. Suar Agung diartikan sebagai sinar atau cahaya yang besar, sehingga diharapkan dapat terus bersinar guna menampung segala bentuk kepentingan yang bersifat sosial dan juga seni di Kabupaten Jembrana. Sejak berdirinya, sekeha ini berkiprah dalam mengadakan pembinaan maupun pertunjukan serta mengadakan festival-festival gamelan jegog antar kecamatan. Dalam acara resmi yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana, gamelan jegog Suar Agung selalu ikut ambil bagian. Usaha yang telah dilakukkan tidak sia-sia karena hasilnya cukup membanggakan. Bagi sekeha Jegog Suar Agung keberhasilan itu dipandang belum cukup dan tidak berhenti hanya sampai disana. Tekad yang kuat untuk mempertahankan keberadaan jegog sebagai seni kebanggaan masyarakat Kabupaten Jembrana mendorong para anggotanya untuk meningkatkan kreatifitasnya. Suar Agung selalu berusaha untuk bisa menambah materi pertunjukan dengan menciptakan kreasi-kreasi tabuh maupun tari untuk dapat ditampilkan pada acara-acara pementasannya. Banyaknya karya yang diciptakan, memperlihatkan betapa kreatifnya para anggota jegog Suar Agung. Di samping memikirkan kreativitas, faktor kualitas juga tidak pernah diabaikan. Untuk meningkatkan kualitas sajian pertunjukan, diadakan latihan rutin minimal satu minggu sekali. Apabila ada pergelaran

5 biasanya latihan dilakukan dengan lebih intensif. Sekeha jegog Suar Agung selalu berusaha menampilkan garapan baru hasil ciptaannya sendiri. Selain mementaskan tabuh jegog, Jegog Suar Agung juga telah melakukan kolaborasi dengan musik dalam maupun luar negeri pada tahun 1995. Hasil kolaborasinya melahirkan karya yang telah tertuang dalam disc digital audio berjudul Bali Meets Africa and Java (Bamboo gamelan and Drums). Didalamnya terdapat kurang lebih sepuluh garapan musik antara lain: Bamboo Trance, Bali Meets Africa, Sunda Bali, Akuna Matata (No Problem), Sexy Durian, Song To The Himbas Of Namibia, Kuta Cowboy-Jakarta Play Boy, Sweet Pain Of Sadness (Indian Rhythm 7 Beats), Boring No Thanks dan Playing Music With The Birds (koleksi pribadi I Ketut Suwentra). Keterlibatan gamelan jegog dalam industri pariwisata juga tidak terlepas dari usaha yang telah dirintis oleh Suar Agung, yang dengan semangat tinggi ikut berjuang dalam mengangkat citra potensi kesenian Kabupaten Jembrana. Suar Agung didirikan pada tahun 1971 oleh dua bersaudara yaitu I Ketut Suwentra, dan Nyoman Jayus di Kelurahan Sangkaragung Kabupaten Jembrana dari barat Bali. Yayasan Suar Agung, atau Suar Agung Foundation, bertujuan untuk mempromosikan musik Bali dan pertunjukan tari. Sekeha Suar Agung adalah sekeha jegog yang paling terkenal untuk musik jegog di Kabupaten Jembrana, gamelan jegog merupakan sebuah gaya yang unik dari musik gamelan yang dimainkan pada instrumen bambu yang berukuran besar. Musik jegog pertama kali dibuat pada awal abad ke-20 oleh masyarakat petani akan tetapi dilarang pada

6 tahun 40-an oleh penguasa Belanda yang takut tabung bambu dapat digunakan sebagai senjata pemberontakan. Pasca kemerdekaan kebangkitan jegog memikat penonton di seluruh dunia dengan musikalitas mempesona dan teknik gamelan sangat unik ini. Suar Agung pertama kali mengunjungi Jepang pada tahun 1975 dan telah melakukan tour di Jepang setiap tahun sejak tahun 1984. Pada tahun 1995 diadakan konser kolaborasi antara Suar Agung dan Senegal Doudou Ndiaye Rose yang mengambil lokasi di Tokyo-Jepang. Selain itu juga gamelan jegog telah mengadakan pentas di berbagai Negara di Eropa seperti Perancis, Swiss, Jerman, termasuk juga ikut dalam pembukaan piala dunia antara Brazil dan Prancis pada tahun 2008 (hasil wawancara dengan I Ketut Suwentra). Pada tahun 2006 I Ketut Suwentra selaku ketua dari sekeha gamelan jegog Suar Agung diakui oleh Pemerintah Indonesia dengan penghargaan Kontribusi Budaya. Pengembangan dan perencanaan gamelan jegog perlu dilakukan untuk dapat dikelola dengan lebih baik, dengan melihat faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhinya. Pengembangan gamelan jegog bertujuan untuk menjaga kelestarian budaya yang berkelanjutan, meminimalkan dampak negatif pariwisata, serta manfaat dari pengembangan gamelan jegog di Kelurahan Sangkaragung.

7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut. 1. Apa potensi dan kendala gamelan jegog sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Jembrana? 2. Bagaimanakah peran pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan gamelan jegog sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Jembrana? 3. Bagaimanakah strategi pengembangan gamelan jegog sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Jembrana? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan pengembangan gamelan jegog di Kelurahan Sangkaragung Kabupaten Jembrana. Mengidentifikasi peran serta pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan gamelan jegog, sehingga dapat dijadikan model pengembangan di daerah lain dengan tetap memperhatikan potensi wilayah yang dimiliki. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk menjelaskan potensi gamelan jegog sebagai daya tarik wisata dan mengidentifikasi kendala pengembangannya di Kabupaten Jembrana. 2. Mengungkapkan bentuk peran pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan gamelan jegog sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Jembrana.

8 3. Menjelaskan strategi pengembangan gamelan jegog di Kelurahan Sangkaragung sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Jembrana. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan karyasiswa dan dapat dijadikan model dalam mengkaji pengembangan potensi kesenian di daerah lainnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian lanjutan yang lebih mendalam. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan dari akademisi untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan gamelan jegog di Desa Sangkaragung di Kabupaten Jembrana. 1.4.2 Manfaat praktis 1) Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah daerah sebagai fasilitator dalam menunjang pengembangan gamelan jegog di Kelurahan Sangkaragung. Melalui penelitian ini pula hubungan yang baik antarpemangku kepentingan dan pengembangan dapat berkelanjutan. 2) Bagi Industri Pariwisata Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu industri pariwisata dalam memberikan informasi dan gambaran tentang

9 keberadaan kesenian gamelan jegog di Kelurahan Sangkaragung. Adanya promosi yang dilakukan pelaku industri pariwisata untuk memperkenalkan gamelan jegog sehingga mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Jembrana. 3) Bagi masyarakat khususnya seniman jegog Hasil peneltian ini diharapkan dapat memberikan kesadaran dan mendorong masyarakat tentang arti pentingnya pelestarian berbagai potensi pariwisata yang dimiliki. Selain itu, agar masyarakat mengetahui langkah-langkah pengembangan potensi pariwisata desa yang dimiliki khususnya gamelan jegog. pementasan gamelan jegog dapat meningkatkan taraf hidup melalui pendapatan yang diperoleh akibat dari perkembangan gamelan jegog tersebut.