Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA DAMPAK ANGKUTAN PETI KEMAS TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KOTA PONTIANAK

RENCANA MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS ATAS DIBANGUNNYA CITIMALL DI JALAN GATOT SUBROTO KABUPATEN KETAPANG

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS DI JEMBATAN LANDAK

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

BAB III LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

EVALUASI KINERJA JALAN DAN PENATAAN ARUS LALU LINTAS PADA AKSES DERMAGA FERRY PENYEBERANGAN SIANTAN

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

EVALUASI KINERJA JALAN TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN DUA JALUR

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN (Studi Kasus Jalan Medan Banda Aceh km s.d km )

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (29-36) ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Permasalahan. Survei Pendahuluan. Pengambilan data. Analisis Data. Perubahan Kinerja

BAB III LANDASAN TEORI

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan MKJI 1997 terhadap faktor hambatan

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 1 : 81-91, Maret 2016

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA

Gambar 5.1. Geometrik Tinjauan Titik I Lokasi Penelitian.

ANALISA HAMBATAN SAMPING TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN RAYA (Studi kasus : Sepanjang 200 M Pada Ruas Jalan Imam Bonjol Kota Metro)

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN SULTAN SALEH PONTIANAK

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

Gambar 2.1 Keterkaitan Antar Subsistem Transportasi (Tamin, 2000)

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

Tugas Akhir. Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh Ijazah Sarjana Teknik. Disusun Oleh; FITRA WAHYUZAN

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT SILOAM MANADO TERHADAP KINERJA LALU LINTAS RUAS JALAN SAM RATULANGI DAN PIERE TENDEAN MANADO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

ANALISA KINERJA RUAS JALAN HASANUDDIN KOTA MANADO

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

BAB III LANDASAN TEORI. lebih sub-pendekat. Hal ini terjadi jika gerakan belok-kanan dan/atau belok-kiri

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

Analisis Kinerja Ruas Jalan Kaliurang KM 12 KM 14,5 Sleman Yogyakarta

BAB III METODELOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR DAMPAK LALULINTAS AKIBAT AKTIVITAS MALIOBORO MALL DAN RENCANA PEMBANGUNAN HOTEL MALIOBORO YOGYAKARTA

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II STUDI PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA. kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik ruas jalan Kalimalang. a. Sistem jaringan jalan : Kolektor sekunder

Gambar 5.8 Grafik hubungan hambatan samping (SF) dan kecepatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMETAAN TINGKAT KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN JETIS KARAH DENGAN METODE LINEAR TUGAS AKHIR

PENGARUH AKTIVITAS PERDAGANGAN DAN JASA TERHADAP VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN HERTASNING KOTA MAKASSAR

LAMPIRAN A (Hasil Pengamatan)

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Efektivitas Penyediaan Celukan Angkutan Kota Di Jalan Margonda Raya (Studi Kasus: Depan Depok Town Square)

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, Mei 2007

Transkripsi:

RENCANA MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS AKIBAT DIBANGUNNYA RUMAH SAKIT MITRA MEDIKA DI JALAN SULTAN SYARIF ABDURAHMAN PONTIANAK Doddy Cahyadi Saputra D 111 09 016 Abstrak Rencana pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika akan berdampak lalu lintas di jalan Sultan Syarif Abdurahman. Perubahan dan intensitas aktivitas penggunaan lahan tentu akan membawa peningkatan volume lalu lintas. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas jalan Sultan Syarif Abdurahman sebelum dan sesudah beroperasinya Rumah Sakit Mitra Medika dan merencanakan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan Sultan Syarif Abdurahman saat beroperasinya Rumah Sakit Mitra Medika. Dalam penelitian ini mengambil data sampel Rumah Sakit yang mempunyai karakteristik Rumah Sakit yang sama dengan Rumah Sakit Mitra Medika yang berhubungan langsung dengan jalan kolektor atau jalan arteri dan mempunyai jumlah tempat tidur (148 bed) yaitu R S. St. Antonius, RS. Soedarso, RS. Anugerah Bunda dan RS. YARSI. Persamaan yang di dapat dari analisa regresi tunggal dari penelitian ini menggambarkan hubungan antara bangkitan dan tarikan lalu lintas dengan jumlah tempat tidur yaitu y = 0,4371x + 496,53. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Tingkat Kinerja Pelayanan Jalan Sultan Syarif Abdurahman sebelum beroperasinya Rumah Sakit Mitra Medika didapat derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,58 atau masuk kedalam tingkat pelayanan A; 2) Setelah beroperasi Rumah Sakit Mitra Medika tingkat pelayanan di Jalan Sultan Syarif Abdurahman menjadi sebesar 0,70 atau masuk kedalam tingkat pelayanan C. Ada beberapa alternatif solusi yang didapat dari penelitian ini seperti; 1) menambahan jalur di Jalan Sultan Syarif Abdurahman menjadi 6 jalur 2 arah tak terbagi; 2) membuat teluk atau bukaan di depan jalan masuk RS. Mitra Medika; 3) mengubah tipe jalan Putri Dara Nante menjadi 2 lajur 1 arah pada jam puncak; 4) mengubah tipe jalan KS. Tubun menjadi 2 lajur 1 arah pada jam puncak 5) mengubah arah jalan Putri Dara Nante dan KS. Tubun menjadi satu arah dari jalan Sultan Syarif Abdurahman. Kata Kunci : manajemen lalu lintas, rekayasa lalu lintas, derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang terjadi akibat pembangunan infrastruktur berupa Rumah Sakit di Jalan Sultan Syarif i

Abdurahman (jalan kolektor) dapat menimbulkan dampak langsung akibat keluar masuknya kendaraan di sekitar rumah sakit, naik turunnya penumpang kendaraan umum dan kendaraan pribadi yang berhenti di bahu jalan. Jika hal ini terjadi akan banyak menimbulkan berbagai masalah lalu lintas di sekitar kawasan rumah sakit. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu di lakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan sekitar kawasan rumah sakit tersebut sebagai upaya pengendalian lalu lintas akibat pembangunan rumah sakit tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Mengacu pada latar belakang masalah yang di bahas sebelumnya, diperoleh perumusan masalah atas di bangun Rumah Sakit Mitra Medika di jalan Sultan Syarif Abdurahman. Dari permasalahan tersebut terdapat beberapa pokok bahasan yaitu : 1. Bagaimana kapasitas jalan Sultan Syarif Abdurahman setelah dibangunnya Rumah Sakit Mitra Medika? 2. Bagaimana merencanakan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada ruas jalan Sultan Syarif Abdurahman dengan supaya tidak terjadi kemacetan? 1.3 Maksud dan Tujuan 1. Untuk mengetahui besaran bangkitan dan tarikan yang di timbulkan Rumah Sakit Mitra Medika. 2. Untuk mengetahui kapasitas Jalan Sultan Syarif Abdurahman sebelum dan sesudah beroperasinya Rumah Sakit Mitra Medika. 3. Mengatur lalu lintas di jalan Sultan Syarif Abdurahman, sehingga di harapkan dapat mengoptimalkan prasarana jalan yang ada di sekitar kawasan rumah sakit tersebut terutama pada jam-jam puncak. 1.4 Pembatasan Masalah 1. Pengambilan data dilakukan dari simpang empat Ahmad Yani sampai simpang tiga Polresta. 2. Kondisi ditinjau pada hari kerja (Senin dan Jum at), akhir pekan (Sabtu) dan libur (Minggu). Waktu pengambilan data dari pukul 06.00 21.00. 3. Rencana manajemen dan rekayasa lalu lintas yang dibahas dalam studi ini adalah pengaturan lalu lintas dengan prasarana dan sarana yang ada atau sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisa Dampak, serta ii

Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tata Guna Lahan Perencanaan Tata Guna lahan pada hakekatnya adalah pemanfaatan lahan yang ditujukan untuk yang suatu permukaan tertentu. Permasalahan yang mungkin timbul dalam perencanaan suatu lahan adalah masalah kesesuaian/kecocokan lahan terhadap suatu peruntukan tertentu. 2.2 Bangkitan dan Tarikan Menurut Tamin (2000), tarikan pergerakan adalah jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona tarikan pergerakan. Tarikan pergerakan dapat berupa tarikan lalu lintas yang mencakup fungsi tata guna lahan yang menghasilakn arus lalu lintas. 2.3 Arus Lalu Lintas Arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang terdapat dalam ruang yang di ukur dalam satu jalur unterval tertentu, biasanya didasarkan pada kondisi arus lalu lintas rencana jam sibuk. Nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang (smp). 2.4 Tingkat Kinerja Ruas Jalan 2.4.1 Kapasitas Ruas Jalan Kapasitas didefinisikan sebagai arus lalu lintas yang dapat didukung pada ruas jalan kendaraan tertentu (geometrik, komposisi, distribusi lalu lintas dan faktor lingkungan). Berdasarkan standar dari Derpatemen Pekerjaan Umum dalam MKJI 1997, kapasitas jalan dinyatakan dengan persamaan : C = Co FCw FCsp FCsf FCcs 2.4.2 Derejat Kejenuhan Derajat kejenuhan merupakan arus terhadap kapasitas. Digunakan sebagai faktor utama dalam menentukan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Berdasarkan standar dari Manual Kapasitas Jalan Indonesian1997 (MKJI 1997) nilai derajat kejenuhan menunjukan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah atau tidak, yang dinyatakan dalam persamaan : DS = 2.4.3 Hambatan Samping Hambatan samping unutk sisi jalan per 200 meter dari : 1. Pejalan kaki berjalan atau menyeberang sepanjang segmen jalan. 2. Kendaraan berhenti atau parkir. 3. Kendaraan motor yang masuk dan keluar ke/dari lahan samping jalan dan jalan sisi. 4. Arus kendaraan yang bergerak lambat, yaitu arus total dari sepeda, becak, gerobak dan sebagainya. 2.4.4 Tingkat Pelayanan Jalan atau Kinerja Jalan (LOS) iii

Tingkat pelayanan jalan adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu ruas jalan tertentu dalam melayani arus lalu lintas yang melewatinya. Tingkat Pelayanan Jalan ( Level Of Service/LOS) adalah gambaran kondisi operasional arus lalu lintas dan persepsi pengendara dalam terminologi kecepatan, waktu tempuh, kenyamanan, kebebasan bergerak, keamanan dan keselamatan. 2.5 Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas 2.5.1 Manajemen Lalu Lintas Manajemen lalu lintas adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.rekayasa Lalu Lintas. (sumber : PP no.32 2011) 2.5.2 Rekayasa Lalu Lintas Rekayasa lalu lintas adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran lalu lintas dan perjalanan, studi hukum dasar yang terkait dengan arus lalu lintas dan bangkitan, dan penerapan ilmu pengetahuan professional praktis tentang perencanaan, perancangan dan operasi sistem lalu lintas untuk mencapai keselamatan dan pergerakan yang efisien terhadap orang dan barang. (sumber : Blunden,1981) 3. PEMBAHASAN 3.1 Analisa Bangkitan dan Tarikan Lalu Lintas Rumah Sakit Dalam penelitian ini untuk mengetahui besar bangkitan dan tarikan dihitung berdasarkan besarnya lalu lintas yang ada dari rumah sakit berbanding dengan unit yang ditinjau. Unit yang di tinjau yaitu jumlah tempat tidur pasien (bed). Jumlah Kendaraan (smp/jam) 800.00 700.00 600.00 500.00 400.00 300.00 200.00 100.00 0.00 y = 0.437x + 496.5 R² = 0.728 0 100 200 300 400 500 Jumlah Tempat Tidur (Bed) iv

Gambar 3.1 Grafik Perbandingan Jumlah Kendaraan dengan Jumlah Tempat Tidur (Bed) Dari grafik 5.2 perbandingan jumlah kendaraan dengan jumlah tempat tidur menghasilkan nilai koefisien determinasi (R2) yang tertinggi dengan nilai R2= 0,7286 dengan persamaan model : y = 0,4371x + 496,53 Dengan demikian maka akan di dapat bangkitan dan tarikan yang ditimbulkan akibat Rumah Sakit Mitra Medika di Jalan Sultan Syarif Abdurahman dengan masukan varibel x = jumlah tempat tidur adalah : y = 0,4371x + 496,53 y = (0,4371*148) + 496,53 y = 561 smp/jam 3.2 Analisa Volume Lalu Lintas 3.2.1 Lalu Lintas Harian Rata-Rata mingguan (LHRm) Tabel 3.1 Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-Rata mingguan Klasifikasi Kendaraan Jumlah Kendaraan LHRm Faktor Koreksi smp/hari smp/hari Sepeda Motor (MC) 139417 128866 118457 22893 21160 19451 Kendaraan Ringan 1.15 (LV) 43350 47597 47012 7118 7816 7720 Kendaraan Berat (HV) 1357 1357 1357 223 223 223 Total 184124 177820 166827 30234 29199 27394 (sumber : analisa 2013) v

3.2.2 Lalu Lintas Harian Rata-Rata tahunan (LHRt) Tabel 3.2 Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-Rata tahunan Klasifikasi Kendaraan LHRm LHRt Faktor Koreksi smp/hari smp/hari Sepeda Motor (MC) 22893 21160 19451 21003 19413 17845 Kendaraan Ringan (LV) 7118 7816 7720 0.92 6530 7170 7082 Kendaraan Berat (HV) 223 223 223 204 204 204 Total 30234 29199 27394 27737 26788 25132 (sumber : analisa 2013) 3.2.3 Perhitungan Volume Jam Perencanaan (VJP) Tabel 3.3 Perhitungan Perhitungan Volume Jam Perencanaan Klasifikasi Kendaraan LHRt VJP Faktor Koreksi smp/jam smp/jam Sepeda Motor (MC) 21003 19413 17845 2100 1941 1785 Kendaraan Ringan (LV) 6530 7170 7082 0.10 653 717 708 Kendaraan Berat (HV) 204 204 204 20 20 20 Total 27737 26788 25132 2774 2679 2513 (sumber : analisa 2013) 3.2.4 Analisa Hambatan Samping Frekuensi berbobot hambatan samping rata-rata harian jam Jalan Sultan vi Syarif Abdurahman didapat total frekuensi berbobot hambatan samping rata-rata harian dibagi dengan lamanya survey dalam satu hari. Frekuensi berbobot = = 332 Tabel 3.4 Penentuan Kelas Hambatan Samping Jumlah Berbobot Kelas Kejadian Hambatan Kode Kondisi Khusus Samping per 200 m perjam (SFC) (dua sisi) Sangat Rendah VL < 100 Daerah permukiman, hampir tidak ada kegiatan Rendah L 100-299 Daerah permukiman, beberapa angkutan umum dsb. Sedang M 300-499 Daerah industri; beberapa toko disisi jalan

Tinggi H 500-899 Daerah kormesial; aktivitas sisi jalan tinggi Sangat Tinggi VH > 900 Daerah kormesial; aktivitas pasar sisi jalan (sumber: MKJI,1997) 3.3 Analisa Tingkat Kinerja Jalan Sultan Syarif Abdurahman Tabel 3.5 Tingkat Kinerja Jalan pada Jalan Sultan Syarif Abdurahman sebelum Dibangunnya Rumah Sakit Mitra Medika No. Tipe Jalan Kapasitas Jalan (C) Arus (Q) Lebar Jalan Derajat Kejenuhan LOS 1 1 4 Lajur 2 Arah tak terbagi 2 2 4 Lajur 2 Arah terbagi 3 3 5 Lajur 2 Arah tak terbagi (sumber:analisa,2013) 4772 2774 8.00 0.58 A 5307 2679 8.00 0.50 A 5902 2513 10.00 0.43 A Tabel 3.6 Tingkat Kinerja Jalan pada Jalan Sultan Syarif Abdurahman setelah Beroperasinya Rumah Sakit Mitra Medika No. Tipe Jalan Kapasitas Lebar Arus (Q) Jalan (C) Jalan Derajat Kejenuhan (smp/jam) (smp/jam) (m) LOS 1 1 4 Lajur 2 Arah tak terbagi 4772 3335 8.00 0.70 C 2 2 4 Lajur 2 Arah 5307 3240 8.00 0.61 B terbagi 3 3 5 Lajur 2 Arah tak 5902 3074 10.00 0.52 A terbagi (sumber:analisa,2013) 3.4 Alternatif-alternatif Manajemen dan 1. Altenatif 1 Rekayasa Lalu Lintas di Jalan Sultan Syarif Abdurahman 3.4.1 Manajemen Lalu Lintas Menambah lajur jalan menjadi 6 lajur 2 arah tak terbagi (6/2UD) dapat di liat pada gambar 5.1. Gambar 5.1 Sketsa Manajemen Lalu Lintas Alternatif 1 vii

Tabel 5.1 Tingkat Kinerja Jalan pada Jalan Sultan Syarif Abdurahman setelah dilakukan Manajemen Lalu Lintas No. Tipe Jalan C Q L Derajat (smp/jam) (smp/jam) (m) Kejenuhan LOS 1 1 6 Lajur 2 Arah 7083 3335 12.00 0.47 A tak terbagi 2 2 6 Lajur 2 Arah 7083 3240 12.00 0.46 A tak terbagi 3 3 6 Lajur 2 Arah 7083 3074 12.00 0.43 A tak terbagi (sumber:analisa,2013) 2. Alternatif 2 Mengubah geometrik jalan di depan gedung Rumah Sakit dengan menambahkan bukaan atau teluk yang mempermudah akses menuju Rumah Sakit. Gambar 5.2 Sketsa Manajemen Lalu Lintas Alternatif 2 3.4.2 Rekayasa Lalu Lintas 1. Alternatif 1 Mengubah tipe jalan Putri Dara Nante menjadi satu arah dari jalan Sultan Syarif Abdurahman menuju jalan Putri Dara Nante pada kondisi jam puncak yaitu pagi, siang dan sore hari. 2. Alternatif 2 Mengubah tipe jalan KS Tubun (Sekolah Santo Petrus) menjadi satu arah dari jalan Sultan Syarif Abdurahman menuju KS Tubun pada kondisi jam puncak yaitu pagi, siang dan sore hari. 3. Alternatif 3 Mengubah total tipe jalan Putri Dara Nante dan KS. Tubun menjadi jalan tipe satu arah yang dari jalan Sultan Syarif Abdurahaman menuju jalan Putri Dara Nante dan KS. Tubun sehingga tidak menambah volume pada jalan Sultan Syarif Abdurahman. viii

Gambar 5.3 Sketsa Alternatif 1, 2 dan 3 Rekayasa Lalu Lintas 4. KESIMPULAN 1. Persamaan yang di dapat dari analisa regresi tunggal dari penelitian ini menggambarkan hubungan antara bangkitan dan tarikan lalu lintas dengan jumlah tempat tidur yaitu; y = 0,4731x + 496,53 dimana : x = jumlah tempat tidur 2. Setelah Rumah Sakit Mitra Medika beroperasi pada tahun 2014, terjadi bangkitan dan tarikan lalu lintas yang relatif besar. Sebelum Rumah Sakit Mitra Medika beroperasi di jalan Sultan Syarif Abdurahman tingkat derajat kejenuhannya (DS) 0,58 menjadi 0,70. Sehingga untuk tingkat kinerja pelayanan (LOS) di jalan Sultan Syarif Abdurahman dari tingkat kinerja pelayanan (LOS) A menjadi tingkat kinerja pelayanan (LOS) C. 3. Setelah dilakukan penelitian ini dan mendapatkan penanganannya untuk memperlancar beroperasinya Rumah Sakit Mitra Medika dilakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas yang akan mengatasi permasalahan yang ditimbulkan akibat pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika di jalan Sultan Syarif Abdurahman sehingga memperoleh tingkat kinerja pelayanan tipe A dan tingkat derajat kejenuhan kurang dari 0,47. 4. Dari hasil penelitian ini menghasilkan alternatif-alternatif sebagai berikut: a. Manajemen Lalu Lintas 1. Altenatif 1 Menambah lajur jalan menjadi 6 lajur 2 arah tak terbagi (6/2UD). 2. Alternatif 2 Mengubah geometrik jalan di depan gedung Rumah Sakit dengan menambahkan bukaan atau teluk yang mempermudah akses menuju Rumah Sakit. b. Rekayasa Lalu Lintas 1. Alternatif 1 Mengubah tipe jalan Putri Dara Nante menjadi satu arah dari jalan Sultan Syarif Abdurahman ix

menuju jalan Putri Dara Nante pada kondisi jam puncak yaitu pagi, siang dan sore hari. 2. Alternatif 2 Mengubah tipe jalan KS Tubun (Sekolah Santo Petrus) menjadi satu arah dari jalan Sultan Syarif Abdurahman menuju KS Tubun pada kondisi jam puncak yaitu pagi, siang dan sore hari. 3. Alternatif 3 Mengunah total tipe jalan KS. Tubun dan Putri Dara Nante menjadi dua lajur satu arah dari jalan Sultan Syarif Abdurahman meuju jalan KS. Tubun dan Putri Dara Nante. 5. DAFTAR PUSTAKA C. Jotin. Khisty., (2003). Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi. Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta. Universitas Diponogoro, Semarang. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah., (2004). Tentang Penanganan Praktis Kemacetan lalu lintas di jalan Perkotaan, Jakarta. Direktorat Jendral Bina Marga., (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Departemen Perkerjaan Umum, Jakarta. Morlok, Edward K., (1998). Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta Peraturan Pemerintah no. 32., (2011). Tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisa Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas, Jakarta. Tamin, O. Z., (2000). Perencanaan & Pemodelan Transportasi. Penerbit ITB, Bandung. Undang-Undang Lalu Lintas Jalan no.22., (2009). Tentang Rekayasa Lalu Lintas, Jakarta. Well. G. F., (1993). Rekayasa Lalu Lintas. Penerjemah Ir. Suwarjoko warpani, Penerbit Bharat, Jakarta. 10