Matius 11 : 25-30 ANTARA AKU DENGAN DIA HARI MINGGU BIASA XIV - 06 Juli 2014 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada- Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada- Mu. Semua telah diserahkan kepada- Ku oleh Bapa- Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Marilah kepada- Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada- Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban- Kupun ringan. Pertanyaanya sekarang, apakah saya sudah punya relasi yang seperti itu? Seberapa jauh saya mengenal Yesus? Seberapa dalam saya punya relasi seperti itu? Seperti dalam sebuah hubungan dalam pacaran atau suami istri bahkan dalam pertemanan, untuk mengenal seseorang kita harus meluangkan waktu untuk orang tersebut. Kita harus berkomunikasi dengannya. Untuk mengenal Yesus, kita harus meluangkan waktu dengannya. Kita harus mengenal hatinya. Kita harus berkomunikasi dengannya. Yesus terlebih dahulu mau berkomunikasi dengan kita. Firman Tuhan adalah salah satu cara Yesus berkomunikasi dengan kita. Dengan kita mengenal Yesus maka kita pun akan tahu kehendaknya atas hidup kita. Mengenal Yesus tidak cukup hanya satu malam namun ini proses. Jika kita gagal, jangan menyerah. Lakukan lagi. Salah satu cara lain meluangkan waktu dengannya adalah dengan rajin menghadiri Perayaan Ekaristi. Bagaimana kehidupan doa kita? Bagaimana dengan membaca Kitab Suci? Sudahkah kita rajin membaca Kitab Suci? Bagaimana dengan perayaan Ekaristi? Renungan singkat! Tidak seorang pun mengenal Anak selain Bap dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain anak. Disini kita melihat relasi yang sangat dekat antara Yesus dengan BapaNya.
SUDAHKAH SAYA BERTUMBUH? Matius 13 : 1-23 HARI MINGGU BIASA XV - 13 Juli 2014 Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk ditepi danau. Maka datanglah orang banyak berbon dong - bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata- Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu- batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" Maka datanglah murid- murid- Nya dan bertanya kepada- Nya: "Mengapa Engkau berkata- kata kepada mereka dalam perumpamaan?" Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata- kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu- batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Renungan singkat! Bahkan saat orang tua kita meminta kita untuk melakukan sesuatu dan mereka mengucapkannya berulang- ulang, SATU: Kita tidak melakukan apa yang mereka minta atau KEDUA: Yang mereka minta SANGAT PENTING. Saya pun ingat saat mami saya meminta saya untuk melakukan sesuatu dan saya hanya diam saja, dia akan mengulanginya terus menerus sampai saya lakukan. Sama dengan apa yang Yesus coba sampaikan di sini. Yesus mau memberi tahu betapa pentingnya kita menjaga benih yang Tuhan sudah tabur dalam hati kita. Perhatikan berapa kali Yesus menggunakan kata DENGAR di bacaan kali ini? Penting bagi kita untuk menjaga benih iman yang Tuhan sudah tabur dalam hati kita. Kita harus memastikan benih tersebut tumbuh subur dan pada akhirnya berbuah. Sudahkan benih iman tumbuh subur dalam hati saya? Atau benih iman itu sudah hilang entah kemana. Bagaimana saya bisa usahakan agar benih tersebut tumbuh subur dan berbuah lebat dan manis?
~SIAPA BERTELINGA HENDAKNYA IA MENDENGAR~ Matius 13 : 24 43 HARI MINGGU BIASA XVI - 20 Juli 2014 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepa da mereka, kata- Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladang nya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, da - tanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak juga lah lalang itu. Maka datanglah hamba - ham ba tuan ladang itu kepadanya dan berka ta Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba- hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas- berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku." Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata- Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung- burung di udara datang bersarang pada cabang- cabangnya." Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak disampaikan- Nya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut- Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan." Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid- murid- Nya datang dan berkata kepada- Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu." Ia menjawab, kata- Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak- anak Kerajaan dan lalang anak- anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat- malaikat- Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan- Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang- orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" Lectio Divina Empat langkah Lectio Divina: 1. Lectio Membaca firman Tuhan dengan lembut dan beberapa kali pengulangan (Dapat 2 atau 3 kali). Temukan ayat yang menyentuh dari perikop tersebut. Ayatt tersebut bisa satu, dua, atau tiga. 2. Meditatio Renungkan ayat yang menyentuh tersebut. Renungkan bagaimana saya dapat mengaplikasikan kedalam hidup kita.
3. Oratio Merespon dari ayat tersebut dengan membuka hati kepada Tuhan. 4. Contemplatio Dengarkan Tuhan. Apa yang mau Tuhan katakan melalui ayat yang menyentuh ini. Buka pikiran, hati, dan jiwa kita kepada Tuhan Keterangan : Setelah lakukan keempat langkah tersebut, bagikan kepada anggota sel kamu, apa yang kamu dapatkan, ayat mana yang menyentuh, dan apa yang Tuhan mau sampaikan kepada kamu melalui ayat tersebut. INGAT!! Saat sharing, tidak ada jawaban yang salah dalam lectio divina. Jadi tidak ada koreksi dan tidak ada penjelasan karena setiap orang bisa mendapatkan hal yang berbeda.
Matius 13 : 44-52 BERANI IKUT TUHAN??? HARI MINGGU BIASA XVII - 27 JULI 2014 "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai- bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat- malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Mengertikah kamu semuanya itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami mengerti." Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya." Renungan singkat! 30 Oktober 1998 adalah tanggal di mana saya bertobat dan menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan juruselamat saya. Sejak saat itu saya mulai pelayanan dan kerinduan untuk memberikan seluruh waktu saya untuk melayani Tuhan mulai datang. Saya mulai menjalani Discernment untuk mencari tahu apa yang Tuhan mau dan apakah dengan menjadi pelayan Tuhan sepenuh waktu adalah apa yang Tuhan mau. Akhirnya November 2008 setelah melalui proses doa dan bicara dengan pembimbing rohani, saya memutuskan unutk berhenti kerja dan memberikan seluruh waktu saya untuk Tuhan. Saya menemukan sukacita yang luar biasa. Hingga sampai saat ini Tuhan telah membawa saya untuk melayani di Selandia Baru. Pelayanan ini pun sepenuhnya berdasarkan kemurahan Tuhan. Saya tidak menerima gaji atau persembahan kasih namun Tuhan mencukupi semua kebutuhan saya disini. Tuhan kita sungguh ajaib dan luar biasa. 4 tahun yang penuh dengan berkat. Ketika Tuhan memanggil, jangan pernah takut untuk menjawab YA. Tuhan akan mencukupi segala kebutuhan kita bahkan sampai hal yang paling kecil sekalipun. Sukacita untuk melayani Tuhan tidak akan pernah bisa tergantikan. Satu hal yang pasti, Yesus sudah berikan segalanya di atas kayu salib untuk kita. Sekarang, BERANIKAH kita untuk memberikan segalanya kepada Yesus? Apa saya masih takut untuk menanggapi panggilan Tuhan dalam hidup saya? Apa sih yang masih menjadi ketakutan saya untuk menanggapi panggilannya?