JURNAL ILMIAH PERAN DAN KEBIJAKAN KEPOLISIAN RESORT (POLRES) SLEMAN DALAM PENANGGULANGAN PERJUDIAN DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN.

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI PERAN DAN KEBIJAKAN KEPOLISIAN RESORT (POLRES) SLEMAN DALAM PENANGGULANGAN PERJUDIAN DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian dan analisis pada bab - bab sebelumnya, maka dapat. 1. Upaya yang dilakukan oleh Kepolisian Resort Sleman dalam

JURNAL PENELITIAN HUKUM / SKRIPSI UPAYA POLISI RESORT (POLRES) SLEMAN DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI PRAKTEK JUDI SEPAK BOLA ONLINE

KINERJA KEPOLISIAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT GIANYAR

JURNAL PENEGAKAN HUKUM OLEH POLRI TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN KEKERASAN DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia menjadi suatu masyarakat global (global society). Selanjutnya, global

BAB III PENUTUP. pengaruhi oleh beberapa penyebabnya antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

JURNAL UPAYA KEPOLISIAN DAERAH (POLDA) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PERJUDIAN MELALUI INTERNET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

Jenis Kelamin. Umur : tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai ketentuan yang ada dalam undang undang dasar 1945 negara

BAB III PENUTUP. mengambil kesimpulan sebagai berikut: dilakukan oleh anak-anak, antara lain : bentuk penanggulangan secara preventif yaitu :

UPAYA HUKUM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL OLEH KEPOLISIAN DI POLRESTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia berkembang

JURNAL UPAYA POLISI DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PERJUDIAN SEPAK BOLA MELALUI SITUS ONLINE DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TINJAUAN KRIMINOLOGIS TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN SABUNG AYAM DALAM MASYARAKAT DI WILAYAH HUKUM KABUPATEN MAGETAN

ANALISIS PERAN POLISI DALAM MEMBERANTAS PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA KOTA JAYAPURA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI PERJUDIAN HONGKONGPOOLS DI DIY

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang. termuat dalam Pasal 28B Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Upaya yang dilakukan Polisi DIY dalam Penanggulangan Tindak. pidana Kesusilaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB III PENUTUP. sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

JURNAL ILMIAH UPAYA KEPOLISIAN RESORT SLEMAN DALAM MENANGGULANGI PEREDARAN NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III PENUTUP. disimpulkan beberapa hal dalam penulisan ini, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya maka dapat. Yogyakarta melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

BAB III PENUTUP. POLRI dalam memberantas peredaran minuman keras illegal khususnya di

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang Undang Dasar Repubik Indonesia (UUD 1945) Pasal 1 ayat (3).

I. PENDAHULUAN. mengkhawatirkan. Narkotika sendiri merupakan barang yang tidak lagi dikatakan

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCABULAN ANAK Oleh Wayan Widi Mandala Putra I Gusti Ngurah Wairocana

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN BOLA (Studi Kasus Di Wilayah Kota Surakarta dan Sragen) NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

JURNAL PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI KEKERASAN OLEH ORGANISASI MASYARAKAT (STUDI KASUS DI TASIKMALAYA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI POLRESTA DENPASAR

BAB III PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Dasar pertimbangan yang dipergunakan oleh hakim di dalam menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu

BAB III PENUTUP. dalam perkara pelibatan anak dalam distribusi narkotika pada praktek. anak segera lepas dari rasa trauma.

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan

UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB III PENUTUP. ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Lebih selektif dalam memberikan rekomendasi izin; penggunaan senjata api; Tindakan Kepolisian;

NASKAH AKADEMIK UPAYA DAN KENDALA POLISI DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PERJUDIAN BALAP

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

JURNAL UPAYA KEPOLISIAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH GENG MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

I. PENDAHULUAN. seseorang (pihak lain) kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkenaan dengan pembangunan teknologi,dewasa ini seperti

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

Kebijakan Kriminal, Penyalahgunaan BBM Bersubsidi 36

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

PERAN KEPOLISIAN SERTA UPAYA MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)

cenderung meningkat, juga cukup besar dibandingkan komponen pengeluaran APBN yang lain,

Sikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat. Oleh : Suzanalisa

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

JURNAL UPAYA POLISI DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PEMANFAATAN TEMPAT HIBURAN SEBAGAI SARANA PROSTITUSI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjudian adalah sebuah tindak pidana yang banyak dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB I PENDAHULUAN. terbendung lagi, maka ancaman dahsyat semakin mendekat 1. Peredaran

Polda DIY juga memaparkan dampar-dampak dari trafficking. Hal ini agar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diungkap karena bantuan dari disiplin ilmu lain. bantu dalam penyelesaian proses beracara pidana sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Trend perkembangan kejahatan Narkoba di Indonesia akhir-akhir ini

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKTIFITAS PERJUDIAN ONLINE DI INDONESIA SERTA PENGAWASAN DAN PENERAPAN SANKSI

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia 1.

BAB I PENDAHULUAN. proses pelaksanaan pembangunan di segala bidang kehidupan sosial, politik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DAN/ ATAU SAKSI KORBAN TRANSNATIONAL CRIME DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM PIDANA

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis di dalam bab 2 maka dapat

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

Transkripsi:

JURNAL ILMIAH PERAN DAN KEBIJAKAN KEPOLISIAN RESORT (POLRES) SLEMAN DALAM PENANGGULANGAN PERJUDIAN DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DiajukanOleh : YOHANES SENO AJI NPM :050509148 Program Studi Program Kekhususan :Ilmu Hukum :Peradilan Dan Penyelesaian Sengketa Hukum UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS HUKUM 2015

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH PERAN DAN KEBIJAKAN KEPOLISIAN RESORT (POLRES) SLEMAN DALAM PENANGGULANGAN PERJUDIAN DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DiajukanOleh : YOHANES SENO AJI NPM :050509148 Program Studi :Ilmu Hukum Program Kekhususan : Peradilan Dan Penyelesaian Sengketa Hukum Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Pada Tanggal... Januari 2015 Dosen Pembimbing, P. Prasetyo Sidi Purnomo, SH., M.S

ABSTRACT The title of this legal research is "Role and Policy Resort Police Sleman in Gambling Prevention in Sleman Regency ". Background on which to base this legal research is, Sleman Resort Police efforts to prevent the practice of gambling in Sleman regency. purpose of this study to determine the Sleman Resort Police efforts to prevent the practice of gambling and what the barriers are, as well as one of the requirements to earn his law degree at the faculty of law of, Atma Jaya Yogyakarta. the method used in the writing of this research is using normative methods. The results of this research is that Many people still practice of gambling, and gambling practices continue to evolve with the development of technology, especially in the area of Sleman Regency. Sleman Resort Police have an responsibility to prevent and repressive this problems and Resort Police Sleman have constraints in performing their duties, and Sleman Resort Police will continue to strive to practice this gambling missing from society. Keyword: Gambling, Resort Police, Sleman Regency, Rule and Policy Judul penelitian hukum ini adalah aturan dan kebijakan polisi resort sleman dalam pencegahan penrjudian di wilayah kabupaten Sleman, latar belakang yang menjadi penelitian hukum ini ialah upaya kepolisian resort sleman dalam mencegah praktek perjudian di wilayah kabupaten sleman. Tujuan dari penelitian hukum ini untuk mengetahui upaya kepolisian sleman dalam mencegah praktek perjudian dan hambatan hambatannya, serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Atmajaya Yogyakarta. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini menggunakan metode normatif. Hasil penelitian yang diperoleh ialah bahwa masih banyak orang melakukan perjudian dan praktek perjudian semakin berkembang dengan melalui perkembangan teknologi terutama didaerah kabupaten sleman. Polres sleman memiliki peran dan tanggung jawab untuk mencegah secara represif dan ada pun kendala yang dimiliki polres sleman untuk terus berusaha mencegah peraktek perjudian supaya segala jenis perjudian hilang dari masyarakat. Kata Kunci : Perjudian, Polisi Resort, Kabupaten Sleman, Aturan dan Kebijakan 1

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Perjudian merupakan salah satu kegiatan atau permainan yang dilakukan masyarakat yang hampir di semua negara masih populer dan terus berkembang hingga saat ini, seperti Amerika Serikat, Itali, Singapura, Cina, Jepang, dan negara lainnya termasuk Indonesia. Aturan hukum yang mengatur tentang perjudian berbeda di tiaptiap negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengatur perjudian sebagai aktifitas masyarakat yang tidak legal. Di Indonesia perjudian merupakan tindakan yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan, maupun hukum. Serta dapat merugikan kepada pihak yang melakukan perjudian maupun masyarakat umum. Sehingga perjudian dianggap sebagai salah satu penyakit masyarakat (pekat) serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan Masyarakat, Bangsa, dan Negara Indonesia. Dalam prespektif hukum, perjudian merupakan salah satu tindak pidana (delict). Pada Pasal 1 Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1974 dinyatakan bahwa, Semua tindak perjudian sebagai kejahatan. Dan di Pasal 303 ayat (1) Kitab Undang - Undang Hukum Pidana (KUHP), tindak pidana perjudian diancam dengan dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah. Serta dalam konsideran Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1981 tentang Pelaksanaan Penerbitan Perjudian mempunyai maksud 2

untuk membatasi perjudian sampai lingkungan sekecil - kecilnya untuk akhirnya menuju ke penghapusan sama sekali dari seluruh Wilayah Indonesia. Peran Dan Kebijakan Kepolisian Resort (Polres) Sleman Dalam Penanggulangan Perjudian Di Wilayah Kabupaten Sleman merupakan Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat sebagaimana dijelaskan pada Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana kebijakan dan peran Kepolisian Resort (POLRES) Sleman dalam menanggulangi perjudian di Wilayah Kabupaten Sleman? B. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah jenis pene- litian Hukum Normatif, yaitu jenis penelitian yang berfokus pada data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer (norma hukum) dan bahan hukum sekunder (pendapat hukum). 3

2. Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian hukum secara normatif, oleh karena itu pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis berdasarkan pada data sekunder yang meliputi : a. Bahan hukum primer Bahan hukum primer meliputi Peraturan Perundang-Undangan yang disusun secara sistematis. b. Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder meliputi pendapat hukum yang didapat dari buku, makalah, hasil penelitian, jurnal, internet, dokumen, surat kabar, dan wawancara dengan narasumber. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah; a. Studi Kepustakaan Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku - buku, serta Peraturan Perundang - Undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang ditulis terkait dengan penelitian. bertujuan untuk mendapatkan landasan teori mengenai permasalahan yang akan diteliti. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1981 Tentang Pelaksanaan Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1974, dan Kitab Undang - Undang Hukum Pidana ( KUHP ), serta 4

Undang - Undang Nomor. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung dengan narasumber Ipda. Budi Karyanto. S.H sebagai kasi pengawasan polres sleman dan BRIPKA. Muh Haimid sebagai Basiwas Kepolisian Resort (Polres) Sleman, sebagai wakil dari pemerintah yang memberikan data untuk mengetahui fakta fakta, informasi pendapat dan saran dari nara sumber tersebut. 4. Metode Analisis Data Metode analisis menggunakan metode penelitian hukum normatif, dengan menggunakan metode analisis kualitatif. Proses penalaran yang digunakan dalam menarik kesimpulan menggunakan metode berfikir secara deduktif, yaitu cara berfikir yang mendasarkan pada hal - hal yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. C. Peran Dan Kebijakan Kepolisian Resort (POLRES) Sleman Dalam Penanggulangan Perjudian 1. Pengertian Perjudian Berdasarkan Pasal 303 ayat (3) Kitab Undang - Undang Hukum Pidana (KUHP) definisi judi yaitu bahwa, Judi atau permainan judi adalah tiap - tiap permainan, dimana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain - 5

lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya. 2. Peran Kepolisian Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum dinyatakan pada Pasal 30 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945. Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, dinyatakan pada Pasal 6 ayat (1) Tap MPR RI No. VII/MPR/2000, serta pada Pasal 5 ayat (1) Undang- Undang Nomor. 2 Tahun 2002 dinyatakan bahwa, Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan, dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya kemananan dalam negeri. Kebijakan hukum pidana tidak hanya sebagai tugas legislator yang bersifat yuridis normatif tetapi juga menjadi tugas para pakar dibidang lain seperti sosilogi, historis, dan komparatif yang lebih bersifat yuridis faktual. Pada uraian tersebut, dapat dilihat keterkaitan (integritas) antara politik kriminal dengan politik sosial, dan penanggulangan kejahatan dengan kebijakan penal dengan kebijakan non penal. Hal dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas penanggulangan kejahatan, artinya optimalisasi hukum pidana tanpa upaya-upaya kebijakan sosial lainnya akan sulit diwujudkan dalam menanggulangi kejahatan. 6

D. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dalam penelitian dengan menggunakan teori hukum positif maka dapat disimpulkan: 1. Bahwa, kebijakan Polres Sleman dalam mencegah dan menanggulangi praktek perjudian melakukan upaya-upaya sebagai berikut: a. Upaya Pencegahan: melakukan pengawasan di setiap daerah atau tempattempat yang berpotensial atau sering dijadikan tempat praktek perjudian, memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan tindak kejahatan yang berupa perjudian, mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif dan bekerja sama dalam membantu mencegah adanya tindak kejahatan perjudian, dan melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi tindak pidana. b. Upaya penanggulangan: mencari informasi dari masyarakat, melakukan penyelidikan dan penyidikan, membentuk tim khusus guna mematamatai adanya dugaan tempat praktek judi yang sulit ditemukan, dan melakukan penyergapan. Meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat, mengadakan penyelidikan terhadap dugaan praktek perjudian yang dilakukan secara tersembunyi atau tertutup. 7

Berdasarkan uraian dan analisis pada bab - bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang diajukan dalam penulisan hukum/skripsi ini, yaitu ; 1. Upaya yang dilakukan oleh kepolisian dan masyarakat untuk menanggulangi peredaran gelap narkotika adalah: a. Upaya yang dilakukan oleh Polda DIY yaitu: 1) Upaya pre-emtif yaitu, dengan melakukan pembinaan dan penyuluhan bersama instansi terkait, melakukan informasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika melalui penyuluhan dan penyebaran pamlet, poster atau pun spanduk di setiap daerah. 2) Upaya preventif dengan melalukan patroli dari personil kepolisian, melakukan razia di tempat tempat rawan terjadi peredaran narkotika. 3) upaya represif meliputi penangkapan dan penggeledahan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, melakukan investigasi serta penyelidikan dan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika untuk menetapkan para pelakunya sebagai tersangka. b. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat, yaitu; 1) Upaya pre-emtif, masyarakat melakukan pembinaan dan penyuluhan bersama instansi terkait, menumbuhkan kesadaran 8

akan bahaya penyalahgunaan narkotika dimulai dari pendidikan sejak dini oleh orang tua dalam keluarga. 2) Upaya preventif, masyarakat dengan melalukan mencari, memperoleh, dan memberikan informasi kepada penegak hukum atau badan narkotika nasional jika ada dugaan telah terjadi tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. 3) Upaya represif, mayarakat membangun kerja sama dengan kepolisian atau badan narkotika nasional dalam upaya pencegahan peredaran gelap narkotika., melaporkan adanya dugaan telah terjadi tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. 2. Kendala yang dihadapi Polda DIY dan masyarakat dalam menanggulangi peredaran narkotika adalah; 1) Polda DIY mengalami kekurangan jumlah anggota, kurangnya kwalitas sumber daya manusia sehingga tidak efektif dalam mengungkap dan menangkap para pengedar narkotika yang berada di DIY. Ada kebocoran informasi mengenai kapan dan dimana razia akan dilakukan. Sarana yang kurang memadai dan dukungan dana yang minim, menyebabkan upaya penanggulangan peredaran gelap narkotika tidak maksimal.. 2) Masyarakat, khususnya di DIY kurang peduli dalam membantu pengungkapan pelaku peredaran gelap narkotika yang semakin hari semakin sulit diminimalisir. Kurangnya pemahaman masyarakat 9

tentang ciri - ciri narkotika dan kurangnya kesadaran akan kejahatan narkotika yang terjadi di lingkungannya. E. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut; 1. Meningkatkan sistem pengawasan yang optimal kepada masyarakat yang patut dicurigai melakukan praktek perjudian. 2. Pihak kepolisian harus melakukan pendekatan kepada masyarakat supaya kepolisian dapat mudah mendapatkan informasi mengenai praktek perjudian. 3. Memberikan pendidikan atau pembekalan khusus kepada anggota Polres Sleman tentang teknologi informasi dan komunikasi yang dapat mendukung dalam menjalankan tugasnya untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan praktek perjudian. 4. Dalam mencegah terjadinya kebocoran informasi tentang operasi tindak pidana perjudian oleh oknum-oknum yang berada di keanggotaan Polres Sleman, maka Polres Sleman diharapkan dapat memberi sanksi yang seberat-beratnya kepada oknum-oknum yang membocorkan informasi tersebut yang dapat dijadikan sebagai efek jera. Serta dapat membenahi sistem operasi yang akan dilakukan agar tidak terjadi lagi kebocoran. 5. Perlunya diajukan anggaran oprasional yang mendukung untuk upah kinerja kepolisian dalam memberantas praktek perjudian 10

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Kepolisian dan masyarakat diharapkan mampu menguasai betul tugas dan wewenang yang harus dilakukan untuk memberantas peredaran narkotika. 2. Perlu dilakukan penambahan jumlah anggota kepolisian bagian narkoba dan penambahan ke pekaan serta kepedulian bagi masyarakat sebagai makluk yang hidup berdampingan sehingga mampu menciptakan negara yang bersih dari pengaruh narkoba. 3. Perlu diajukan anggaran operasional yang mendukung untuk upah kinerja kepolisian dalam memberantas peredaran narkotika dan masyarakat yang saling bersosialisasi dalam bertetanggaan. 4. Pihak kepolisian hendaknya lebih gencar lagi menghimbau agar kesadaran masyarakat berperan aktif melaporkan pihak-pihak yang dicurigai mengedarkan atau menjadi pemakai dari narkotika. 5. Diharapkan adanya partisipasi dari masyarakat agar upaya pencegahan penanggulangan peredaran narkotika di Indonesia, khususnya di DIY dapat mudah dilaksanakan sehingga masyarakat mampu dan berani melaporkan tentang keberadaan pengguna dan peredaran narkotika. 11

DAFTAR PUSTAKA Buku : Adami Chazawi, 2005, Tindak Pidana Mengenai Kesopanan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Al. Wisnubroto, 1999, Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Komputer, Universitas Atmajaya, Yogyakarta. Barda Namawi, 1996, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung. Barda Namawi Arief, 2007, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan, Kencana, Jakarta. Kartini Kartono, 2003, Patologi Sosial jilid I, UI Press, Jakarta. Moeljatno, 1987, Azas-Azas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta. Ninik Widiayanti dan Yulius Waskita, 1987, Kejahatan Dalam Masyarakat dan Pencegahannya. Bina Aksara. Jakarta. Soedjono D, 1970, Konsepsi Kriminologi Dalam Usaha Penanggulangan Kejahatan (Crime Prevention), Alumni, Bandung. Sadjijono, 2008, POLRI Dalam Perkembangan Hukum Di Indonesia. LaksBang Pressindo. Yogyakarta. Website : http://kbbi.web.id/ diakses pada tanggal 27 Februari 2014. http://www.slemankab.go.id/profil-kabupaten-sleman/sejarah-kabupatensleman/periode-1964-sekarang diakses pada tanggal 27 Februari 2014. Peraturan Perundang-Undangan : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1981 Tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1974.