BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud mengungkap tentang perkembangan petikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Sebagaimana telah peneliti jelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan tentang bagaimana proses

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan cara mengumpulkan, menyusun dan menginterpretasikan data.

Kesenian Sisingaan Grup Putra Mekar Jaya Pada Acara Khitanan Di kabupaten Subang

BAB I PENDAHULUAN. Sumedang merupakan kota yang kaya akan kebudayaan, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian bertempat di SMP Negeri 1 Padalarang di Jl.U.Suryadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian dengan latar alamiah

BAB III METODE PENELITIAN. diungkap untuk dapat bermanfaat bagi manusia (Aan Komariah, 2011:22).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara khusus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. No 95 Pesawahan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan

kajian dalam penelitian ini menyangkut perilaku organisasi, maka metode yang dianggap tepat adalah metode deskriptif pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB III METODE PENLITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan topik bahasan, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian yang mengkaji atau menganalisis fenomena di masyarakat mengenai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan paradigma kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

26 Sekar Larasati, 2014 Gaya Vokal Waldjinah pada Langgam Keroncong Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang terbaik untuk meneliti suatu masalah adalah metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Majalengka adalah suatu penelitian untuk mengkaji sejauh mana siswa terlibat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

hubungan sekolah (perguruan tinggi) dengan masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya pendidikan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian digunakan dalam proses penelitian agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Moleong, 1996 : 5). Oleh karena itu, pemahaman terhadap. sekaligus memaknai kenyataan tersebut dapat diungkap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

Tahap awal. Tahap proses pelaksnaan. Tahap akhir pelaporan

III. METODE PENELITIAN. Cresswell (2012: 4) penelitian kualitatif merupakan metode -metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni musik bisa dimulai dari tingkat pendidikan formal.

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pemanfaatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Seorang peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini akan dikemukakan metodologi penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, metode merupakan satu hal penting sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

III. METODE PENELITIAN. ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga akan menentukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala holistic-kontekstual melalui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Ciamis merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki

awal tenaga kependidikan dari tingkat dan posisi jabatan terendah hingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

25 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bermaksud mengungkap tentang perkembangan petikan Kacapi Jentreng pada grup Tarawangsa Pusakawarna yang beralamat di kampung Sukaluyu desa Girimukti kecamatan Sumedang utara. Dengan demikian, melalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana perkembangan petikan Jentreng itu terjadi, serta dan bentuk perkembangan yang dilakukan oleh para penabuhnya. Mengingat tujuan penelitiannya hanya untuk mencari data yang lebih otentik dan akurat, untuk memberikan gambaran tentang keberadaan perkembangan petikan Kacapi Jentreng seperti tersebut di atas, maka metode yang dianggap paling sesuai untuk kegiatan penelitian ini adalah metode deskriptif, melalui paradigma kajian kualitatif. Kegiatan penelian ini didasari oleh pendapat yang diungkapkan oleh Sukmadinata (2005:72) bahwa: Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain.

26 Bila melihat tujuan penelitian yang ingin dicapai dan disesuaikan dengan teori dari Sukmadinata di atas, peneliti punya keyakinan bahwa metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini sudah sangat tepat. Peneliti katakana begitu karena peneliti hanya mengkaji fenomena tentang perkembangan yang terjadi kepada teknik petikan Kacapi Jentreng di Kampung Sukaluyu, Desa Girimukti, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. Dengan metode ini peneliti dapat memecahkan semua permasalahan yang telah dirumuskan di dalam penelitian. Selain itu, karena penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif, tentu saja semua data hasil penelitian disajikan dalam bentuk paparan. B. Teknik Pengumpulan Data : Teknik yang dilakukan untuk pengumpulan data dilakukan dengan cara 1. Observasi Teknik pengumpulan data yang pertama digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi pertama dilakukan pada tanggal 10 Januari 2009 yang bertempat di rumah H. Aan Mamur (alm) di Kampung Sukaluyu Desa Girimukti Kecamatan Sumedang Utara. Di mana pada waktu yang bersamaan dilaksanakan upacara ritual bubur sura, dan pada saat itu kesenian Tarawangsa yang salah satu instrumennya adalah Jentreng dimainkan pada

27 upacara itu. Pada saat observasi ini peneliti hanya bertindak sebagai pembantu pelaksanaan upacara ritual. Observasi atau pengamatan berikutnya dilaksanakan pada tanggal 9 dan 22 Juni 2009, selanjutnya kegiatan obeservasi ini disesuaikan dengan kebutuhan data yang sudah dikemas dalam jadwal kegiatan penelitian di tempat seni tarawangsa itu berada. Data-data observasi ini didapat dari saudara Hani selaku pemain pada generasi ke IV yang dianggap lebih mengenal tentang keberadaan perkembangan seni tarawangsa itu, dan Hani pula yang dianggap memiliki kemampuan yang sudah professional di dalam memainkan petikan jentreng tarawangsa. Beliau berdomisili di Kampung Cihanyir Desa Girimukti Kecamatan Sumedang Utara. Pada saat inilah peneliti mulai turut belajar beberapa lagu yang telah dikembangkan oleh pemainnya. Terakhir observasi atau pengamatan dilakukan pada tanggal 19 Juni 2009 yang juga dilakukan di rumah saudara Hani. Selain itu observasi tidak hanya dilakukan pada kegiatan upacara saja melainkan pada saat penyajian seni tarawangsa yang dipergelarkan pada kegiatan hiburan atau pada kegiatan salametan khitanan. Dimana pada saat kegiatan itu dilaksanakan, dilakukan pengamatan untuk pengumpulan data-data tentang teknik petikan jentreng yang dimainkan oleh Saudara Mamat dan Ayat. Kedua orang tersebut adalah merupakan pemain yang sudah biasa memainkan Jentreng dan ngekngek di sanggar seni Pusaka warna yang sedang dijadikan peneliti sebagai lokasi penelitian yang sedang dilakukan.

28 Pada kegiatan observasi terakhir ini, selanjutnya dilakukan kegiatan pengamatan tentang pembelajaran berbagai petikan Jentreng yang diterapkan pada beberapa lagu yang telah dipelajari sebelumnya. Seperti halnya petikan yang dimainkan dalam lagu pamapag yang disajikan sebagai lagu bubuka. 2. Wawancara Secara teknis pelaksanaan wawancara ini terdiri dari dua jenis, yaitu wawancara berstruktur dan tidak berstruktur. Tetapi dalam kesempatan penelitian yang dilakukan, hanya menggunakan jenis wawancara tidak berstruktur. Artinya pertanyaan yang diajukan tidak berdasarkan kepada urutan permasalahan yang sedang dibahas. Wawancara yang dilakukan disesuaikan dengan instrument penelitian yang sudah dirancang berdasarkan pada permasalahan yang diteliti, sebagaimana terungkap di dalam sajian pedoman wawancara (terlampir). Kegiatan awal dalam wawancara yang dilakukan, berlangsung pada tanggal 9 dan 22 Juni 2009 di tempat saudara Hani di Kampung Cihanyir Desa Girimukti Kecamatan Sumedang Utara. Terakhir wawancara dilakukan pada tanggal 19 dan 20 Juni 2009, selain itu, dalam waktu yang sama wawancara dilakukan dengan saudara Yayat, juga dilakukan dengan dengan Bapak Sumarya yang pernah belajar Jentreng kepada Bapak H.Aan Mamur secara langsung.

29 Mengingat data-data yang dibutuhkan itu tidak hanya diperoleh dari orang-orang yang terlibat secara langsung di sanggar itu, peneliti merasa perlu dan penting melakukan wawancara terhadap orang yang berada di lingkungan akademisi, sebagai bahan informasi untuk penyeimbang data-data yang terhimpun di lapangan. Adalah Nanang Supriatna sebagai seorang akademisi yang sekaligus pakar tentang seni dan budaya tradisional Sunda, khususnya untuk pengkajian seni Tarawangsa, beliau yang dianggap lebih mengetahui tentang keberadaan seni Tarawangsa tersebut. Permasalahan yang ditanyakan adalah tentang sejarah perkembangan seni Tarawangsa berikut jenis-jenis petikan jentreng yang biasa dimainkan pada pertunjukan seni Tarawangsa. (wawancara dilakukan sekitar 8 kali pada bulan Juni dan Juli 2009). 3. Studi Dokumentasi dan Studi Pustaka Teknik pengumpulan data ini dilakukan melalui pengkajian terhadap berbagai dokumen yang dimiliki oleh semua pihak dari pemilik kesenian, para pemain, maupun tokoh masyarakat pendukungnya. Kajian dokumentasi ini dilakukan terhadap beberapa dokumen dalam bentuk audio visual (pada tahun 1980an s.d tahun 2009) seperti: Photo, kaset recorder, Audio visual dalam bentuk CD dan VCD, tentang data-data yang sudah direkam terkait dengan pertunjukkan seni Tarawangsa di sanggar pusaka warna. dokumen tertulis yang berhubungan dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti yang diambil atau

30 dikutif dari buku-buku seni, budaya, dan pendidikan, journal, majalah, skripsi, thesis, internet, dan media cetak lainnya. 4. Analisis Tekstual Hal ini yang dilakukan oleh peneliti selain kegiatan yang dikerjakan di atas dalam penelitian ini adalah melakukan kegiatan analisis tekstual terhadap teknik-teknik petikan jentreng yang dilakukan oleh subjek peneliti. Kegiatan ini dianggap penting oleh peneliti, yaitu untuk mengetahui bagaimana perkembangan yang telah dilakukan oleh para penabuh jentreng ketika penelitian ini dilakukan. Oleh karenanya untuk mendapat menjawab tentang perkembangan petikan dan alasan-alasan yang dilakukannya diperlukan analisis tekstual tentang petikan jentreng pada grup Tarawangsa Pusakawarna dari Kampung Sukaluyu Desa Girimukti Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. C. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengolahan data kualitatif. Setelah semua data terkumpul, baik dalam bentuk catatan, rekaman atau bentuk lainnya, sehingga data terungkap secara detail, kemudian dilakukan kegiatan analisis terhadap data-data tersebut, model

31 analisis penelitian ini diadaptasi dari konsep Huberman (tahun 1992: 18), melalui langkah- langkah Mengklasifikasikan data, Mengkomparatifkan data, mendeskripsikan data, menganalisis dan memverifikasi serta menyimpulkan data. Untuk rincian kegiatan pengolahan data terkait dengan perkembangan kesenian Tarawangsa ini khususnya tentang teknik petikan data, dilakukan langkah-langkah yang mengadaptasi pola kutifan tersebut, yaitu sebagai berikut: a. Mengklasifikasikan setiap tema, sesuai pola data dari hasil penelitian. Pada kegiatan ini, dilakukan pengelompokan tema tentang perkembangan seni tarawangsa jentreng dan petikan jentreng pada setiap periode. b. Menyesuaikan dan membandingkan antara data hasil lapangan dengan literature atau sumber lain yang berupa teori serta dengan nara sumber yang menunjang sehingga menghasilkan beberapa kesimpulan. Semua data yang telah terhimpun diantara data lapangan dan data hasil kajian referensi di pilah-pilah untuk disesuaikan dengan topic kajian utama yang diteliti. c. Mendeskripsikan hasil penelitian yang telah mengalami proses pengolahan sehingga bisa disebut kesimpulan ke dalam bentuk tulisan. Setelah melalukan kajian komparatif tersebut, maka data berikutnya data disusun dan dipaparkan melalui tulisan skripsi ini sebagai gambaran dari keberadaan seni tarawangsa yang berkembang di sanggar

32 pusaka warna di kampong Girimukti Sumedang, terutama tentang perkembangan petikan jentrengnya pada setiap periode. d. Menganalisis data berdasarkan masalah penelitian. Data perkembangan petikan jentreng tersebut, selanjutnya dianalisi untuk diketahui bagian-atau komponen yang mengalami perubahan petikan baik secara umum maupun khusus untuk petikanjentreng yang dimainkan pada setiap event kegiatan. D. Fokus Penelitian Penelitian ini berfokus pada masalah perkembangan tabuhan Kacapi Jentreng oleh para pemain Kesenian Tarawangsa Pusakawarna dari Kampung Sukaluyu, Desa Girimukti, Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas, pengakajian ini dapat diketahui tidak saja tentang alasan perkembangan yang dilakukan, tetapi juga perkembangan yang seperti apa yang dilakukan oleh mereka terhadap instrumen Jentreng yang ada pada kesenian Tarawangsa. Memperhatikan masalah yang dikaji tersebut, dan agar penelitian ini lebih terarah dalam mencapai target kualitas penelitian yang diharapkan, tentu saja diperlukan sebuah arah atau fokus kajian yang lebih tepat. Oleh karena itu yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah mengutamakan kajian

33 data perkembangan petikan yang terjadi terhadap instrumen Jentreng yang dilakukan oleh para pemain kesenian Tarawangsa Pusakawarna Kampung Sukaluyu Desa Girimukti Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. E. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dimana grup kesenian tradisional Tarawangsa Pusakawarna ini berada, yaitu di Kampung atau dusun Sukaluyu RT 04/RW 02 Desa Girimukti, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. Masyarakat di desa ini mayoritas pekerjaannya sebagai petani, buruh tani dan sebagai penggarap hanya beberapa orang saja yang berdagang dan menjadi pegawai negeri, Di desa ini Agama yang di anut sebagian besar Agama islam. Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan kepada alasan bahwa di desa ini hanya terdapat satu-satunya grup kesenian Tarawangsa, yaitu grup Tarawangsa Pusakawarna yang ada di Sukaluyu tersebut dan masih eksis keberadaannya. F. Prosedur Analisis Data Kegiatan penelitian kualitatif ini, pelaksanaan analisis data dilakukan sepanjang penelitian dilakukan, dan secara terus menerus mulai dari tahap pengumpulan data hingga akhir penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak akan memberikan makna yang berarti apabila tidak dianalisis lebih lanjut. Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk melakukan analisis data dengan teknik analisis kualitatif secara induktif, yaitu dengan cara

34 membandingkan antara data yang terkumpul dari lapangan dengan teori yang ada. Berdasarkan kepada uraian tersebut di atas, maka penelitian ini mengadaptasikan konsep itu dengan melakukan analisis data melalui langkahlangkah sebagai berikut: 1. Reduksi Data Kegiatan reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisis data suatu penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam memahami data yang dikumpulkan dari lapangan. Kegiatan ini dilakukan dengan membuat rangkuman terhadap aspek-aspek permasalahan yang diteliti agar mudah untuk melakukan analisis data lebih lanjut. Adapun aspek-aspek permasalahan yang direduksi dalam penelitian ini meliputi perkembangan teknik petikan kacapi Jentreng pada Tarawangsa Pusakawarna. 2. Display atau penyajian data Langkah selanjutnya setelah melakukan kegiatan reduksi terhadap seluruh data, adalah menyajikan data-data tentang perkembangan petikan Jentreng secara jelas dan singkat dengan mengacu kepada judul dan rumusan masalah tentang perkembangan petikan kacapi Jentreng Pusakawarna. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam memahami gambaran data dan kemudian mengambil suatu kesimpulan.

35 3. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi data Menganalisis data dalam upaya mengambil suatu kesimpulan, oleh sebab itu, pengambilan kesimpulan merupakan intisari dari hasil penelitian. Sedangkan verifikasi adalah suatu upaya untuk mempelajari kembali data-data yang sudah dikumpulkan dengan meminta pertimbangan dari berbagai pihak yang relevan dengan penelitian ini. Kegiatan pengambilan kesimpulan di dalam sebuah penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk memberikan gambaran secara pasti tentang masalah yang diteliti. Sedangkan kegiatan verifikasi data dilakukan agar hasil penelitian ini memiliki validitas yang tinggi. Oleh karena itu, kegiatan seperti tersebut di atas sangat penting untuk dilakukan dalam kegiatan penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif ini. G. Tahap-Tahap Penelitian Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif secara garis besarnya dibedakan atas tiga tahap, yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi dan tahap member check. Dengan demikian penelitian ini juga mengikuti ketiga tahap tersebut. 1. Tahap Orientasi Tahap ini merupakan tahap persiapan pengumpulan data dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

36 a. Melakukan pendekatan terhadap beberapa tokoh yang dianggap memiliki sejumlah data penting mengenai masalah yang akan dikaji. b. Menyiapkan pedoman wawancara dan observasi untuk responden yang sebelumnya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pembimbing. c. Menghubungi setiap tokoh-tokoh yang dimaksudkan di atas untuk mengadakan negosiasi dan mendapatkan persetujuan mengenai jadwal pelaksanaan observasi dan wawancara dalam rangka pengumpulan data. d. Melakukan kegiatan observasi dan wawancara dengan para tokoh yang dianggap memiliki pengalaman dan keterampilan tinggi dalam hal teknik petikan kacapi Jentreng Pusakawarna. 2. Tahap Eksplorasi meliputi: Tahap ini merupakan implementasi kegiatan pengumpulan data yang a. Melakukan wawancara secara intensif dengan para tokoh Tarawangsa yang ada di Desa Girimukti yang ditetapkan sebagai informan mengenai perkembangan teknik petikan kacapi Jentreng Pusakawarna. b. Melakukan beberapa kegiatan anatara lain: 1) Observasi terhadap kegiatan pertunjukan yang dilakukan oleh grup kesenian tradisional Tarawangsa Pusakawarna Dusun Sukaluyu Desa Girimukti Sumedang.

37 2) Wawancara dengan para pelaku kesenian Tarawangsa, seperti Saudara Hani, Yayat, Bapak Sumarya, dan beberapa tokoh lainnya yang dianggap memiliki informasi penting mengenai masalah yang diteliti. c. Melakukan studi dokumentasi terhadap berbagai data dokumentasi mengenai kesenian tarawangsa pusakawarna yang sedang diteliti. 3. Tahap Member Check Tahap ini merupakan kegiatan pengecekan kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan agar hasil penelitian lebih dapat dipercaya. Kegiatan ini meliputi: a, Melakukan analisis terhadap data dan informasi yang dikumpulkan. Kemudian hasilnya dibagikan atau dilaporkan kembali kepada setiap informan untuk mengkonfirmasikan tentang kesesuaian data dan informasi yang telah mereka berikan. b. Meminta penjelasan lebih lanjut kepada informan bila dianggap perlu untuk melengkapi data dan informasi yang masih diperlukan.