UCAPAN TERIMA KASIH Om Swastiastu Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang melimpahkan rahmat, tuntunan, berkah sehingga penulisan Tesis dengan judul Penghapusan Jaminan Fidusia Yang Didaftarkan Dalam Sistem Online dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini merupakan tugas akhir selama penulis menempuh pendidikan Pascasarjana (S2) Ilmu Hukum Universitas Udayana dan sebagai syarat guna mencapai gelar Magister Hukum (S2) Ilmu Hukum pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dalam penyusunan tesis ini tidak terlepas berkat adanya bantuan, bimbingan, dorongan, semangat dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD.KEMD dan Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Magister (S2) Ilmu Hukum pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ketua Program Studi Magister (S2) Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Udayana Dr. Dewa Nyoman Rai Asmara Putra, S.H.,M.H dan Sekretaris Program Studi Magister (S2) Ilmu Hukum Dr. Putu Tuni Cakabawa Landra, S.H.,M.Hum atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan selama mengikuti dan menyelesaikan pendidikan pada vi
Program Studi Magister (S2) Ilmu Hukum Program Pa scasarjana Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana Prof. Dr. I Made Arya Utama, S.H.,M.Hum atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Magister (S2) Ilmu Hukum Universitas Udayana. Terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada Dr. I Made Sarjana, S.H.,M.H dan Dr. I Made Udiana, S.H.,M.H Pembimbing Tesis yang telah memberikan bimbingan, semangat, arahan serta saran secara baik dan teliti dalam penyelesaian tesis ini dan Prof. R.A Retno Murni, S.H.,M.H.,Ph.D Pembimbing Akademik penulis yang telah memberikan arahan dan dorongan semangat kepada penulis selama menuntut ilmu pada Program Studi Magister (S2) Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Udayana. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Dosen pada Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Udayana, khususnya Dosen pada kosentrasi Hukum Bisnis atas segala ilmu yang telah diberikan. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada Staf Pegawai Tata Usaha Program Studi Magister (S2) Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Udayana atas bantuan dan kerjasamanya sehingga proses administrasi terselesaikan dengan baik. Rasa terima kasih dari lubuk hati yang terdalam juga diucapkan penulis kepada orang tua tercinta yaitu I Gusti Made Budiana, SE dan Ni Nyoman Sriasih, adik kandung dari penulis Anak Agung Made Krisna Jaya dan Anak Agung Ayu vii
Krisna Dewi, serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih juga diucapkan kepada seluruh teman-teman Program Studi Magister (S2) Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Udayana angkatan 2014, khususnya teman-teman kosentrasi Hukum Bisnis yaitu Indra Prastika, Darma Putra Sucahya, Eka, Dimas, Yogiartha, Dwi Marini, Ibu Ani, Megawati, Putri Rahayu, Ratna serta seluruh rekan dan sahabat yang telah banyak membantu memberikan inspirasi, dorongan semangat dalam penyelesaian tesis ini. Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini sudah tentu masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan-kekurangan baik dari metode penulisan maupun analisis, untuk itu dibutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan penulisan tesis ini sehingga dapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Akhir kata, besar harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat. Om Shanti Shanti Shanti Om Denpasar, 11 Oktober 2016 Penulis viii
ABSTRAK Penelitian sehubungan dengan penulisan tesis ini mengambil judul Penghapusan Jaminan Fidusia Yang Didaftarkan Dalam Sistem Online. Setiap benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib untuk dilakukan pendaftaran jaminan fidusia melalui sistem elektronik oleh penerima fidusia. Apabila perjanjian kredit telah selesai maka penerima fidusia juga diwajibkan juga untuk melakukan penghapusan jaminan fidusia melalui sistem elektronik. Namun dalam prakteknya dilapangan banyak penerima fidusia tidak melakukan pemberitahuan penghapusan jaminan fidusia baik secara sengaja ataupun tidak setelah debitur memenuhi prestasinya. Permasalahan yang diteliti menyangkut dua hal yaitu pertama, pelaksanaan pengaturan mengenai penghapusan jaminan fidusia dalam sistem online. Kedua, akibat hukum tidak dilakukannya permohonan penghapusan jaminan fidusia dalam sistem online. Penelitian yang dilakukan ini termasuk penelitian hukum empiris. Penelitian hukum empiris adalah suatu penelitian yang beranjak dari adanya kesenjangan antara ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan realita pelaksanaannya dilapangan, kesenjangan antara keadaan teoritis dengan fakta hukum. Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pengaturan mengenai penghapusan jaminan fidusia dalam sistem online sesuai dengan ketentuan pasal 16 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia pada prinsipnya menyatakan bahwa penerima fidusia diwajibkan untuk melakukan pemberitahuan penghapusan jaminan fidusia setelah hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia. Namun pelaksanaan mengenai kewajiban untuk melakukan penghapusan jaminan fidusia yang didaftarkan dalam sistem online tersebut pada prakteknya belum berjalan efektif sesuai dengan ketentuan pengaturan yang berlaku karena masih banyak penerima fidusia yang tidak melakukan penghapusan jaminan fidusia setelah pemberi fidusia memenuhi seluruh prestasinya. Selanjutnya akibat hukum apabila tidak dilakukannya penghapusan jaminan fidusia dalam sistem online yaitu status hak kepemilikan atas benda jaminan fidusia tersebut masih tetap berada pada penguasaan penerima fidusia, sehingga apabila tidak dilakukan penghapusan jaminan fidusia maka benda jaminan tersebut sewaktu-waktu dapat diambil oleh penerima fidusia walaupun pemberi fidusia telah melunasi seluruh utangnya, karena penerima fidusia masih memiliki hak eksekutorial terhadap benda jaminan fidusia tersebut. Selain itu, benda yang menjadi objek jaminan tersebut tidak dapat dijaminkan kembali dikemudian hari sebagai jaminan fidusia karena pada saat melakukan pendaftaran jaminan fidusia online akan ditolak oleh sistem administrasi pusat. Kata kunci : pendaftaran fidusia, penghapusan jaminan fidusia, akibat hukum. ix
ABSTRACT Research in connection with this thesis takes the title Removal of Fiduciary Who Enrolled In Online System. Each object encumbered with a fiduciary obligation to the registration of fiduciary through the electronic system by the recipient fiduciary. If the credit agreement has been completed, the recipient of the fiduciary is also obliged also to eliminate fiduciary through the electronic system. However, in practice the field of fiduciary many recipients do not notice the elimination of fiduciary either intentionally or not after the debtor fulfill his achievements. Problems studied involves two things: first, the implementation of the arrangements concerning the elimination of fiduciary online system. Second, due to the legal removal request does not fiduciary in the online system. This research includes empirical legal research. Empirical legal research is a study that is getting out of the gap between the statutory provisions applicable to the reality of its implementation in the field, the gap between the theoretical situation with legal facts. The results of the research results that arrangements concerning the elimination of fiduciary online system in accordance with the provisions of article 16 paragraph (2) of Government Regulation No. 21 Year 2015 regarding Registration Procedures and Fees Fiduciary Fiduciary Deed Manufacture in principle stating that the recipient is obliged to perform fiduciary fiduciary removal notices following the elimination of the debt secured by the fiduciary. However, implementation of the obligation to carry out the elimination of fiduciary registered in the online system in practice has not been effective in accordance with the provisions of the current setting for many recipients who did not conduct the removal fiduciary fiduciary fiduciary meet after giving the whole performance. Furthermore, the legal consequences if it did not commit the deletion fiduciary online system that is the status of ownership of objects fiduciary still remain in control of the receiver fiduciary, so if no elimination of fiduciary then the object of such guarantee at any time can be taken by the recipient of the fiduciary though giver fiduciary has paid all debts, because the receiver still has the right executorial fiduciary to the fiduciary guarantee object. In addition, objects that become the object of such guarantees can not be mortgaged back later as a fiduciary for the time of online registration of fiduciary guarantee will be rejected by the central administration system. Keywords: fiduciary registration, deletion fiduciary, legal consequences. x
RINGKASAN PENGHAPUSAN JAMINAN FIDUSIA YANG DIDAFTARKAN DALAM SISTEM ONLINE Penelitian ini disusun dalam 5 (lima) bab yang secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut : Bab I yakni pendahuluan yang berisi tentang hal-hal yang menjadi latar belakang penulisan penelitian ini bahwa ketika suatu benda milik debitur dijadikan jaminan kredit, maka akan dibuatkan perjanjian pengikatannya yang disebut dengan perjanjian pembebanan atau pengikatan jaminan. Jaminan merupakan hal yang penting dalam membuat dan melaksanakan perjanjian kredit. Jaminan berfungsi sebagai pengamanan pemberian dana atas kredit yang akan diberikan. Bila suatu benda akan diikatkan sebagai jaminan kredit maka pembebanan atau pengikatannya tergantung pada jenis bendanya. Apabila benda bergerak maka pengikatannya menggunakan fidusia berdasarkan Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang jaminan fidusia. Setiap benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib untuk dilakukan pendaftaran jaminan fidusia melalui sistem elektronik oleh penerima fidusia. Apabila perjanjian kredit telah selesai maka penerima fidusia juga diwajibkan juga untuk melakukan penghapusan jaminan fidusia melalui sistem elektronik sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2015 tentang tata cara pendaftaran fidusia dan biaya akta jaminan fidusia. Dalam prakteknya dilapangan banyak penerima fidusia tidak melakukan pemberitahuan penghapusan jaminan fidusia baik secara sengaja ataupun tidak setelah debitur memenuhi prestasinya. Dalam sosialisasi yang dilaksanakan oleh Kementrian Hukum dan HAM Provinsi Bali juga disinggung mengenai seringnya penerima fidusia tidak melakukan pemberitahuan penghapusan, padahal dalam peraturan yang berlaku penghapusan jaminan fidusia itu wajib dilakukan oleh penerima fidusia agar dikemudian hari tidak merugikan pihak yang berkepentingan. Disini dapat dilihat adanya perbedaan atau kesenjangan antara peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan praktek implementasinya dilapangan. xi
Bab II menguraikan mengenai tinjauan umum tentang perjanjian kredit dan jaminan fidusia. Uraian tersebut meliputi pengertian dasar perjanjian kredit, syarat sahnya perjanjian kredit, hapusnya perjanjian kredit, pengertian dasar dan fungsi jaminan, sifat dan kedudukan jaminan, pengertian dasar jaminan fidusia, syarat-syarat jaminan fidusia, subjek dan objek jaminan fidusia, pembebanan jaminan fidusia berdasarkan Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, berakhirnya jaminan fidusia dan eksekusi jaminan fidusia. Bab III membahas mengenai maksud dan tujuan pendaftaran jaminan fidusia yaitu memberikan kepastian hukum serta perlindungan hukum kepada para pihak yang berkepentingan dan memberikan hak yang didahulukan kepada penerima fidusia terhadap kreditur lainnya, hubungan antara penerima fidusia dengan notaris serta tata cara pendaftaran jaminan fidusia secara online dan pelaksanaan pengaturan penghapusan jaminan fidusia dalam sistem online. Bab IV membahas mengenai hambatan dalam pelaksanaan pendaftaran maupun penghapusan jaminan fidusia secara online, faktor penyebab tidak dilakukan permohonan penghapusan jaminan fidusia, akibat hukum tidak dilakukannya penghapusan jaminan fidusia terhadap pemberi fidusia, akibat hukum tidak dilakukannya penghapusan jaminan fidusia terhadap penerima fidusia dan akibat hukum tidak dilakukannya penghapusan jaminan fidusia terhadap objek jaminan. Bab V merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan pertama yang dipaparkan penulis yakni pengaturan mengenai penghapusan jaminan fidusia dalam sistem online sesuai dengan ketentuan pasal 16 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia pada prinsipnya menyatakan bahwa penerima fidusia diwajibkan untuk melakukan pemberitahuan penghapusan jaminan fidusia setelah hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia. Namun pelaksanaan mengenai kewajiban untuk melakukan penghapusan jaminan fidusia yang didaftarkan dalam sistem online tersebut pada prakteknya belum berjalan efektif sesuai dengan ketentuan pengaturan yang berlaku karena masih banyak penerima fidusia yang tidak melakukan xii
penghapusan jaminan fidusia setelah pemberi fidusia memenuhi seluruh prestasinya. Kesimpulan kedua yang dipaparkan penulis yakni akibat hukum apabila tidak dilakukannya penghapusan jaminan fidusia dalam sistem online yaitu status hak kepemilikan atas benda jaminan fidusia tersebut masih tetap berada pada penguasaan penerima fidusia, sehingga apabila tidak dilakukan penghapusan jaminan fidusia maka benda jaminan tersebut sewaktu-waktu dapat diambil oleh penerima fidusia walaupun pemberi fidusia telah melunasi seluruh utangnya, karena penerima fidusia masih memiliki hak eksekutorial terhadap benda jaminan fidusia tersebut. Selain itu, benda yang menjadi objek jaminan tersebut tidak dapat dijaminkan kembali dikemudian hari sebagai jaminan fidusia karena pada saat melakukan pendaftaran jaminan fidusia online akan ditolak oleh sistem administrasi pusat yang artinya benda tersebut masih tercatat sebagai jaminan fidusia pada data base Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum karena belum dilakukan penghapusan jaminan fidusia sebelumnya. Selain itu dalam bab v ini juga dicantumkan saran-saran untuk mengatasi permasalan yang dikemukakan. xiii
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN HALAMAN SAMPUL DALAM... PERSYARATAN GELAR MAGISTER... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN TELAH DIUJI... SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... RINGKASAN... i ii iii iv v vi ix x xi DAFTAR ISI... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 8 1.3 Ruang Lingkup Masalah... 9 1.4 Tujuan Penelitian... 9 1.4.1. Tujuan Umum... 9 1.4.2. Tujuan Khusus... 10 1.5 Manfaat Penelitian... 10 1.5.1. Manfaat Teoritis... 10 1.5.2. Manfaat Praktis... 10 xiv
1.6 Orisinalitas Penelitian... 11 1.7 Landasan Teoritis dan Kerangka Berpikir... 13 1.7.1. Landasan Teoritis... 13 1.7.2. Kerangka Berpikir... 26 1.8 Metode Penelitian... 27 1.8.1. Jenis Penelitian... 27 1.8.2. Sifat Penelitian... 28 1.8.3. Data dan Sumber Data... 28 1.8.4. Teknik Pengumpulan Data... 30 1.8.5. Teknik Penentuan Sampel Penelitian... 31 1.8.6. Pengolahan dan Analisis Data... 32 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN FIDUSIA... 33... 2.1 Perjanjian Kredit... 33 2.2 Syarat Sahnya Perjanjian Kredit... 37 2.3 Hapusnya Perjanjian Kredit... 40 2.4 Pengertian dan Fungsi Jaminan... 42 2.5 Jenis-Jenis Jaminan... 45 2.6 Sumber Hukum Jaminan... 52 2.7 Sifat dan Kedudukan Jaminan... 56 2.8 Jaminan Fidusia... 58 2.8.1 Pengertian Jaminan Fidusia... 58 2.8.2 Syarat-Syarat Jaminan Fidusia... 61 xv
2.8.3 Subjek dan Objek Jaminan Fidusia... 63 2.8.4 Asas-Asas Perlindungan Hukum Jaminan Fidusia... 64 2.8.5 Pembebanan Jaminan Fidusia... 69 2.8.6 Berakhirnya Jaminan Fidusia... 72 2.8.7 Eksekusi Jaminan Fidusia... 74 BAB III PELAKSANAAN PENGATURAN MENGENAI PENGHAPUSAN JAMINAN FIDUSIA DALAM SISTEM ONLINE... 81 3.1 Maksud dan Tujuan Pendaftaran Jaminan Fidusia... 81 3.2 Hubungan Notaris Dalam Pendaftaran Jaminan Fidusia Online serta Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia Online... 88 3.2 Pelaksanaan Pengaturan Mengenai Penghapusan Jaminan Fidusia Dalam Sistem Online..... 96 BAB IV AKIBAT HUKUM TIDAK DILAKUKANNYA PERMOHONAN PENGHAPUSAN JAMINAN FIDUSIA DALAM SISTEM ONLINE... 106 4.1 Hambatan Dalam Pelaksanaan Penghapusan Jaminan Fidusia Dalam Sistem Online... 106 4.2 Faktor Penyebab Tidak Dilakukannya Permohonan Penghapusan Jaminan Fidusia oleh Penerima Fidusia... 110 4.3 Akibat Hukum Tidak Dilakukannya Penghapusan Jaminan Fidusia Dalam Sistem Online Terhadap Pemberi Fidusia... 114 4.4 Akibat Hukum Tidak Dilakukannya Penghapusan Jaminan Fidusia Dalam Sistem Online Terhadap Penerima Fidusia... 118 xvi
4.5 Akibat Hukum Tidak Dilakukannya Penghapusan Jaminan Fidusia Dalam Sistem Online Terhadap Objek Jaminan... 121 BAB V PENUTUP... 124 5.1 Kesimpulan... 124 5.2 Saran... 125 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR INFORMAN DAN RESPONDEN LAMPIRAN xvii