MENCETAK BAGI ANAK USIA DINI Oleh: Dra. Tity Soegiarty, M.Pd.

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEMATIKA PROPOSAL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. Proses Membuat Topeng Kertas untuk Siswa Sekolah Dasar di

SISTEMATIKA PROPOSAL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. Menggambar dengan Media Warna Alam untuk Siswa Sekolah Dasar di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah

KARAKTERISTIK GAMBAR ANAK Oleh: Dra. Tity Soegiarty, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

2014 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN SENI MENCETAK DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN ALAM

SISTEMATIKA PROPOSAL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali,

Kegiatan Bermain Kreatif Untuk Anak Usia Dini Oleh: Nur Hayati, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan daya hidup dan kreativitasnya. Karena berkat jasa orang orang. inilah maka kehidupan dapat dapat berkembang.

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN AFEKSI SOSIAL EMOSIONAL MELALUI STRATEGI SALING TUKAR ALAT MAINAN PADA ANAK KELOMPOK A. TK AISYIYAH DEMANGAN SAMBI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kreativitas Pengertian Kreativitas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. bimbingan dan pengarahan anak tidak akan faham dan tidak tahu cara

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya yang mulai memasuki

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

PEMBELAJARAN TEMA. Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Bahan Sisa Kardus Bekas Taman Kanak- Kanak Padang

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

TINJAUAN MATA KULIAH...

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK HERLINA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Melalui kreativitas yang dimiliki, seseorang akan mampu

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK PELANGI NUSA KLATEN

HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

KREATIVITAS MAHASISWA DALAM MENCIPTA PRODUK KERAJINAN PADA MATA KULIAH REKAYASA LIMBAH TEKSTIL

Ni Made Susanti 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah harapan masa depan. Karenanya, mereka perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA Alamat: Karangmalang, Yogyakarta (0274) , Fax. (0274) http: //

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Mata Kuliah : Pendidikan Seni Rupa. Kode Mata Kuliah : SKS : 3 (Tiga) Oleh : Ira Rengganis, S.Pd., M.

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan non fisik. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

A. Latar Belakang Masalah

SURAT EDARAN Nomor: 1839/C.C2/TU/2009

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak didik dikaruniai potensi kreatif sejak lahir. Hal ini dapat dilihat

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal ini sesuai dengan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam pembentukan kepribadian serta karakter anak. Masa usia dini 0-6

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI METODE BERMAIN DENGAN BARANG BEKAS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

Transkripsi:

MENCETAK BAGI ANAK USIA DINI Oleh: Dra. Tity Soegiarty, M.Pd. A. Seni Rupa Bagi Anak Usia Dini Pertama kali anak melakukan kegiatan seni senantiasa diawali dengan kegiatan meniru orang dewasa. Dalam melakukan kegiatan kesenian, tidak selalu anak dilatar belakangi dengan semangat berkesenian, melainkan lebih didorong oleh bagian dari permainan. Dengan demikian, pada umumnya anak yang normal pada usia-usia tertentu suka sekali menggambar. Kepuasan bagi anak berbeda maknanya dengan kepuasan bagi orang dewasa. Anak-anak mampu mengungkapkan emosinya tanpa batas ke dalam bentuk yang indah terutama terdapat pada anak-anak yang menjalani perkembangan normal hingga batas usia tertentu.. Pada anak-anak kreativitas sedang menonjol perkembangannya, dengan dorongan bermain dan keinginan hendak tahu yang membludak, hingga mudah tercapai penghayatan. Tuhan memberikan anugerah pada anak, hingga baginya bermain adalah pula belajar, 1

bereksperimen, berekspresi dan berkreasi: Belajar sambli bermain, bermain sambil belajar (Tabrani, 2001). Pengertian seni bagi anak usia dini pada dasarnya adalah permainan yang memberikan kesenangan batin (rohani), baik bagi yang berkarya seni maupun bagi yang menikmatinya. Para pendidik harus memperhatikan kegiatan bermain yang dilakukan anak anak, karena permainan merupakan kegiatan jasmani dan rohani yang dapat membentuk sebagian besar perkembangan kepribadian anak, misalnya sikap mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial dan fisik. Hurlock (1978) menyatakan bahwa kreativitas memberi anak-anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar, penghargaan yang mempunyai pengaruh nyata terhadap perkembangan kepribadiannya. Sebagai contoh, tidak ada yang memberi anak rasa puas yang lebih besar daripada menciptakan sesuatu sendiri, apakah itu berbentuk rumah-rumahan yang dibuat dari kursi yang terbalik dan ditutup selimut, atau gambar seekor anjing. Oleh karena itu Utami Munandar (1987:46-47) 2

menyatakan pula bahwa pengembangan kreativitas dalam sistem pendidikan penting dikembangkan. Mengekspresikan diri melalui teknik mencetak merupakan permainan menciptakan kreasi untuk memperoleh rasa kepuasan, memahami keindahan, dan melatih imajinasi. Pemahaman tentang pengetahuan keterampilan mencetak merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru, terutama guru Taman Kanak-kanak, karena proses kegiatan mencetak bagi anak merupakan kegiatan bermain dan berkreasi. Permainan yang pertama dilakukan anak adalah menghasilkan kembali sesuatu yang pernah dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Media yang digunakan biasanya tanah, balok-balok kayu kecil, lumpur, tanah liat, cat, kertas, lem, dan sebagainya. Ketika seorang ayah sedang menulis, si anak akan menirunya dengan mengambil kertas dan membuat goresan-goresan, sekalipun goresan-goresan itu bagi anak tidak bermakna, tetapi nampak anak mendapat kepuasan. Jadi bukan makna dari goresan itu yang berarti bagi anak, tetapi kepuasan yang lebih diutamakan. Buktinya anak akan semakin senang dan 3

semakin rajin menggores. Hal itu bukan tanpa arti, tetapi merupakan langkah awal bagi anak dalam melakukan gerak motoriknya, gerak kordinasi antara tangan dan mata. Ini akan merupakan langkah yang penting dalam kehidupan selanjutnya walaupun dilakukan secara santai sambil bermain-main. Ketika anak diajari mencetak, mereka akan melakukannya sambil bermain. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik sebaiknya menguasa tentang konsep dan teknik mencetak, mampu mengembangkan gagasan anak, dan memilih media dan material yang sesuai untuk anak, terutama anak usia dini. Menurut Sobandi (2008), bahwa guru sebagai ujung tombak untuk perlu membuat suatu terobosan dalam proses pembelajaran pendidikan seni rupa agar siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif sehingga tingkat apresiasinya terhadap pendidikan seni meningkat. Guru dalam gilirannya perlu melakukan perubahan paradigma dalam pembelajaran pendidikan seni yang sampai saat ini hanya mementingkan aspek penguasaan disiplin ilmu dengan mengabaikan aspek siswa dan perkembangan budaya. 4

B. Mencetak Seni grafis identik dengan kegiatan cetakmencetak, oleh karena itu istilah seni grafis dikenal juga dengan seni mencetak atau mencetak. Istilah ini lebih sesuai dengan istilah yang digunakan dalam pelajaran mencetak yang dilakukan di Taman Kanakkanak. Mencetak merupakan kegiatan seni rupa yang termasuk seni dua dimensi. Sebenarnya kegiatan encetak ini tidak asing bagi anak-anak. Mereka sering melakukannya di atas trotoar atau dinding dengan menjejakkan alas sepatu atau tangannya ke atas trotoar an dinding tersebut. Kadang-kadang mereka menjejakkan kakinya di atas lumpur atau pasir pantai hingga terdapat bekas jejak-jejak kaki tersebut. Kreasi lain sering juga dilakukan dengan membuat goresan dari tongkat ke atas pasir laut, atau tanah. Tanpa disadari kegiatan tersebuat merupakan kegiatan mendesain yang dilakukan berulang-ulang yang merupakan kegiatan mencetak. (Mattil, 1965) Mencetak membutuhkan acuan sebagai alat cetak yang digunakan sebagai alat untuk 5

mereproduksi karya sesuai jumlah yang diinginkan. Prinsip mencetak dapat dijumpai ketika membubuhkan cap jari pada surat identitas atau menstempel surat. Kegiatan tersebut dapat dilakukan berulang kali dengan asil yang sama, hasil dari cetakan tidak dapat dikatakan mana yang asli dan mana yang duplikat dari hasil cetak pertama, kedua dan seterusnya. Seni grafis atau seni mencetak dibagi atas dua kelompok (Soegiarty, 1989): 1. Seni grafis/mencetak murni. Yang lebih dipentingkan dalam hal ini adalah ekspresi pembuatnya yang terungkap dalam katyakatyanya. 2. Seni grafis/mencetak terapan. Dalam hal ini yang lebih diutamakan adalah fungsi terapannya, seperti poster, majalah, surat kabar, perangko, buku, dan sbagainya. 1. Alat dan Bahan untuk Mencetak dengan teknik paper cut 6

Bahan yang diperlukan untuk mencetak sederhana terdiri dari: - Pewarna - Tempat mencapur warna/palet - Busa - Plastik Jilid - Gunting/cutter - Pensil - Kertas Gambar - Kain Pewarna dan busa untuk membubuhkan warna pada kertas 7

2. Membuat desain Sebelum melakukan mencetak, peserta terlebih dulu membuat desain yang akan mereka buat/cetak. Desain dibuat di atas kertas gambar. Desain gambar yang akan dibuat acuan cetaknya 3. Membuat Acuan Cetak dari Plastik Jilid Setelah membuat desain, peserta membuat acuan cetak yang terbuat dari plastik jilid. Proses Membuat Acuan Cetak 8

4. Memberi Warna Peserta membubuhkan warna di atas kain. Warna yang dibubuhkan harus melalui acuan cetak. Pemberian Warna pada Acuan Cetak 5. Hasil Mencetak dengan teknik paper cut 9

DAFTAR PUSTAKA Hurlock, Elizabeth B. 1978. Child Development. London: MacGraw Hill. Inc. Mattil, Edward L. 1965. Meaning in Craft. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs Munandar, Utami. 1987. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia. Soegiarty, Tity. 1989. Pengetahuan Dasar Mencetak Sederhana. Jurusan Pendidikan Seni Rupa. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tabrani, Permadi. 2001. Memahami Cara Berpikir dan Bahasa Rupa Anak, dalam Wacana Seni Rupa Vol. 2, 1, Maret 2001. Bandung: STISI RIWAYAT PENULIS Dra, Tity Soegiaty,M.P.d., adalah dosen di Jurusan Pendidikan Seni Rupa, FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia. Mengajar mata kuliah Menggambar Bentuk, Konsep Pendidikan Seni, Sejarah Seni Rupa Indonesia, dan Krya Tekstil dan Batik. Menulis buku untuk materi kuliah, seperti Karakteristik Gambar Anak, Kegiatan Seni Rupa untuk Anak TK dan SD, Seni Mencetak Sederhana untuk Anak Anak, Dasardasar Menggambar Bentuk, dan lain-lain. 10

MENCETAK BAGI ANAK USIA DINI Oleh: Dra. Tity Soegiarty, M.Pd. MAKALAH Disampaikan dalam Ceramah Pelatihan Seni Mencetak bagi Guru Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Sumedang Tanggal 17 Februari 2007 DISELENGGARAKAN OLEH TAMAN KANAK KANAK NEGERI PEMBINA KABUPATEN SUMEDANG 2007 11

SURAT KETERANGAN Makalah dengan judul MENCETAK BAGI ANAK USIA DINI, ditulis oleh Dra. Tity Soegiarty, M.Pd., Disampaikan dalam Ceramah Pelatihan Seni Mencetak bagi Guru Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Sumedang, Tanggal 17 Februari 2007. Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih. Sumedang, 17 Februari 2007 Kepala, Mamay Marwati, S.Pd.,M.M. NIP. 131667760 12