SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

ABSTRAK. Kata Kunci: Constant Current Regulator (CCR), Mikrokontroller, Ethernet, Touchscreen ABSTRACTION

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan

MINI SCADA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 DENGAN KOMUNIKASI MODBUS RS 485 DAN SISTEM MONITORING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem

I. PENDAHULUAN. Salah satu peralatan yang sangat penting pada bagian distribusi yaitu

SKRIPSI. Monitoring Kadar ph Air Berbasis Mikrokontroler Arduino Dengan Tampilan LCD dan Grafik Komputer

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI TEMPERATUR MULTICHANNEL MULTIBIT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 DENGAN PEMROGRAMAN BORLAND DELPHI 7 TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi sekarang sangat memegang peranan penting. Teknologi yang modern harus

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

Sistem Monitor Dan Kendali Ruang Server Dengan Embedded Ethernet

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PERSEMBAHAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. KATA PENGANTAR...

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENGATURAN SUHU RUANGAN YANG ADAPTIF DENGAN INTEGRASI INDOOR POSITIONING SYSTEM BERBASIS WI-FI DAN SENSOR SUHU

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem. Jika sistem proteksi tersebut bagus, maka akan terciptanya keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. elektronika menyebabkan rangkaian-rangkaian aplikasi elektronika menggantikan

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III PERANCANGAN ALAT

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang

BAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya.

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

PENGENDALI LAMPU JARAK JAUH TANPA KABEL BERBASIS PC

REALISASI SISTEM AKUISISI DATA MENGGUNAKAN ARDUINO ETHERNET SHIELD DAN SOCKET PROGRAMMING BERBASIS IP

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

LAPORAN. Project Microcontroller Semester IV. Judul : Automatic Fan. DisusunOleh :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran, pemantauan dan tampilan nilai suhu adalah bagian yang sering

PERANCANGAN PROTOTIPE MONITORING PARAMETER PARAMETER TRANSFORMATOR DAYA SECARA ONLINE BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Perumusan masalah 1.3 Tujuan

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

Sistem Pemantauan Suhu, Tekanan Udara dan Ketinggian Tempat

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMANTAU SUHU SERTA PENANGANAN DINI KANDANG AYAM BOILER BERBASIS MIKROKONTROLER

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK

BAB III DESKRIPSI MASALAH

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Sensor Arus Sensor arus yang digunakan pada tugas akhir ini mengikuti

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah

BAB I PENDAHULUAN. segala peralatan elektronik. Akan tetapi, energi-energi tersebut berbeda dengan

Simulasi Otomatisasi Pengoperasian pompa Air Untuk Mengatur Ketinggian Air Danau di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Berbasis Arduino Uno

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

SISTEM MONITORING ARUS DAN TEGANGAN PADA BATERAI KENDARAAN BERMOTOR(ACCU) BERBASIS ARDUINO UNO. Zainul As adi

BAB I PENDAHULUAN I.1

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

PROCEEDING. sepeti program untuk mengaktifkan dan PENERAPAN AUTOMATIC BUILDING SYSTEM DI PPNS. menonaktifkan AC, program untuk counter

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data telah menjadi layanan utama pada sistem telekomunikasi.

Prosid i ng SNATIF K e - 4 Tahun ISBN:

RANCANG BANGUN PENGUKURAN TEMPERATUR JARAK JAUH VIA SMS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

KIPAS ANGIN OTOMATIS DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. ABSTRAKSI... DAFTAR ISI...

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOTOR INDUKSI 3 FASA TERHADAP UNBALANCE VOLTAGE DAN OVERLOAD DENGAN SISTEM MONITORING

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Pemakaian Beban Saat Kondisi Filter Bersih. 35PK, langsung pada sub distribution panel di area ruang serbaguna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini, hampir

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

Transkripsi:

SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG Suhanto 1), Kustori 2) 1),2) Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya Jl. Jemur Andayani I No 73 Surabaya 60236 Email : nadiafather@gmail.com Abstrak. Pemasangan Building Automation System (BAS) pada sebuah gedung memberi cukup banyak manfaat, antara lain memudahkan dalam pemantauan dan pengendalian peralatan gedung, meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik dan meningkatkan kenyamanan penghuni gedung. Air Conditioning (AC) merupakan salah satu jenis perangkat elektronik yang cukup banyak pada gedung dan menyerap energi listrik paling besar. Penyerapan energi oleh AC sangat dipengaruhi oleh keadaan AC itu sendiri, dimana saat AC dalam kondisi kotor, rusak atau kemampuannya dibawah kebutuhan ruang maka energi yang diserap akan lebih besar dibanding dalam kondisi normal atau bersih. Hingga saat ini masih belum ada dipasaran sistem yang dapat memberikan informasi terkait kondisi AC dan kapan AC harus dibersihkan, padahal jika kondisi tersebut dapat diketahui maka energi yang terbuang akibat AC tidak bekerja maksimal dapat dikurangi. Sistem monitoring AC ini pada prinsipnya memonitor penggunaan energi listrik dimana saat kondisi AC mengalami kerusakan atau kotor maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu tertentu lebih lama dibanding saat kondisi baik atau normal. Pada penelitian ini telah diimplementasikan sebuah prototipe sistem monitoring kondisi AC berdasarkan penggunaan energi dan suhu ruang, sistem ini terdiri atas sebuah thermal transmitter, current transmitter, sistem mikrokontroler dan Human Machine Interface (HMI). Komunikasi antar device menggunakan komunikasi Modbus TCP. Hasil pengujian menunjukkan rerata selisih waktu pencapaian suhu saat AC dalam kondisi baik dengan AC dalam kondisi kotor adalah 21 menit, dan keberhasilan sistem dalam mendeteksi kondisi AC adalah 90%. Kata kunci: Human Machine Interface, Air Conditioning, Mikrokontroler. 1 Pendahuluan Keberadaan indonesia di daerah tropis menjadikan kondisi suhu lingkungan cenderung panas setiap tahun. Hal ini sangat mempengaruhi banyaknya jumlah pengguna Air Conditioning (AC) untuk mendinginkan ruangan. Tren jumlah pengguna AC di indonesia meningkat cukup besar tiap tahunnya, hal ini karena suhu bumi semakin meningkat serta murahnya harga AC dipasaran indonesia. Peningkatan jumlah tersebut menjadikan kebutuhan energi listrik meningkat cukup tajam, sehingga pemerintah harus dapat meningkatkan sumber listrik dengan membangun pembangkit baru. Besarnya energi yang dipakai untuk menjalankan AC sangat bergantung dengan kondisi AC, dimana jika AC dalam perawatan yang teratur akan sangat menghemat penggunaan energi. Tetapi jika AC dalam kondisi kotor akan mengkonsumsi energi lebih besar karena proses pendinginan menjadi lama akibat kotoran yang menghambat proses transfer panas. Penambahan sistem pengukur penggunaan energi listrik dan suhu ruang pada AC dapat membantu memberikan informasi terkait waktu yang tepat untuk membersihkan AC. Pembersihan AC secara tepat sesuai kondisi sangat membantu dalam konservasi energi listrik. Jika AC terlalu sering di bersihkan akan meningkatkan biaya maintenance dan jika jarang dibersihkan akan meningkatkan konsumsi energi listrik. 1.1 Diagram Blok Sistem Sistem monitoring kondisi AC berdasarkan arus listrik dan gradien perubahan temperatur pada penelitian ini memiliki diagram blokseperti pada Gambar 1. B60.1

Gambar 1. Diagram blok sistem Sistem monitoring ini terdiri atas 3 bagian utama, yaitu thermal transmitter, current transmitter dan Human Machine Interface (HMI). Thermal transmitter berfungsi membaca temperatur ruang dimana AC terpasang dan mengirimkan datanya ke HMI melalui jaringan ethernet menggunakan protocol MODBUS TCP. Current transmitter berfungsi mengukur besarnya arus pemakaian AC dan mengirimkan datanya ke HMI. Pengendalian penyalaan AC dilakukan oleh mikrokontroler yang ada di current transmitter emnggunakan device driver berupa Solid State Relay (SSR). Informasi semua data pengukuran dari transmitter dan sinyal kontrol pada AC tertampil di HMI dengan menu tampilan berupa grafik antara besarnya arus listrik yang dipakai AC terhadap waktu dan grafik antara suhu ruang terhadap waktu. 1.2 Thermal Transmitter Thermal transmitter merupakan sistem instrument yang digunakan untuk mengukur suhu ruangan dengan luaran berupa data digital. Format protokol komunikasi transmitter ini adalah Modbus TCP, sehingga komunikasi antara thermal transmitter dengan HMI menggunakan jaringan ethernet. Perangakat keras sistem ini terdiri atas sebuah sensor suhu LM35, mikrokontroler ATMega328 dan SPI to ethernet converter menggunakan IC Wiznet W5100. Skematik rangkain thermal transmitter seperti gambar 2.1. Gambar 2. Skematik thermal transmitter B60.2

Mikrokontroler mengendalikan proses pembacaan sinyal dari sensor suhu, mengkonversi menjadi data digital hingga mengemas data dalam format protokol Modbus TCP. Thermal transmitter dalam sistem jaringan komunikasi ini sebagai slave dengan HMI sebagai masternya, sehingga pengiriman data ke master hanya saat master memerintahkan untuk mengirimkan data. 1.3 Current Transmitter Current transmitter merupakan sistem instrument yang digunakan untuk mengukur besarnya arus listrik yang digunakan oleh AC. Sinyal luaran sistem intrument ini berupa data digital dengan format protokol Modbus TCP, sehingga komunikasi antara current transmitter dengan HMI menggunakan jaringan ethernet. Perangakat keras sistem ini terdiri atas sebuah sensor arus menggunakan current transformer, mikrokontroler ATMega328 dan SPI to ethernet converter menggunakan IC Wiznet W5100. Skematik rangkain thermal transmitter seperti Gambar 2. Gambar 2. Skematik thermal transmitter Mikrokontroler menjadi pengendali utama dalam sistem ini, dimana pembacaan arus listrik, penskalaan dan linearisasi serta pemaketan data sesuai protokol Modbus TCP dilakukan oleh mikrokontroler ATMega 328. Sinyal luaran current transformer dikuatkan dan di filter secara analog dalam Rangkaian Pengkondisi Sinyal (RPS) sehingga luaran dari RPS cukup untuk diakuisisi menggunakan ADC 10 bit yang ada didalam mikrokontroler.mikrokontroler didalam current trasmitter juga sebagai pengendali penyalaan AC secara telecontrol melalui HMI. Hasil implementasi perancangan sistem monitoring ini seperti pada Gambar 3. Gambar 3. Hasil implementasi perancangan sistem monitoring AC B60.3

1.4 Solid State Relay Solid state relay (SSR) merupakan bagian divais driver yang mengendalikan aliran arus dari jaringan sumber listrik ke AC. SSR merupakan perangkat pemutus dan penyambung arus listrik menggunakan komponen solid state atau semikonduktor. Rangkaian ekuivalen SSR seperti pada Gambar 4. 1.5 Algoritma Penentuan Kondisi AC Gambar 4. Rangkaian ekuivalent SSR Metode penentuan kondisi AC didasarkan pada perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkan ruangan pada selisih suhu tertentu antara saat AC dalam kondisi bersih dengan kondisi yang diukur, sehingga kondisi AC yang bersih dan normal menjadi acuan dasar. Sebagai ilustrasi metode ini seperti pada gambar 2.5. berikut ini. Gambar 5. Ilustrasi metode penentuan kondisi AC Grafik pada gambar 2.5 menunjukkan besarnya waktu yang dibutuhkan AC dalam kondisi normal dan bersih untuk menurunkan suhu ruangan dari suhu 30 0 C menjadi 25 0 C yaitu selama t1. t2 merupakan besarnya waktu yang dibutuhkan AC yang dalam kondisi kotor untuk menurunkan suhu dari 30 0 C menjadi 25 0 C. Besarnya selisih antara t1 dan t2 jika dikalikan dengan daya AC yang bekerja menunjukkan energi yang terbuang akibat AC bekerja kurang optimal. Energi yang terbuang tersebut akan semakin besar jika kondisi AC semakin kotor atau cairan freon dalam AC berkurang. Besarnya selisih waktu tersebut dihitung oleh mikrokontroler berdasarkan sensor suhu dan arus. B60.4

2 Pembahasan 2.1 Pengujian dan Analisa Pengujian sistem monitoring kondisi AC ini meliputi beberapa bagian sub sistem yaitu sistem thermal transmitter, current transmitter dan pengujian sistem keseluruhan. 2.1.1 Pengujian Sistem Thermal Transmitter Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengukuran suhu ruang oleh thermal transmitter dengan sebuah thermometer digital yang telah terkalibrasi. Hasil pembacaan thermal transmitter tersebut juga dibandingkan antara yang terbaca di mikrokontroler dengan hasil yang dikirim ke HMI menggunakan protokol Modbus TCP. Hasil pengujian tersebut seperti pada Tabel 1. berikut ini: Tabel 1. Hasil pengujian thermal transmitter No Thermal Transmitter ( 0 C) HMI ( 0 C) Thermometer digital ( 0 C) Kesalahan (%) 1 30,5 30,5 30,00 1,67 2 29,1 29,1 29,02 0,28 3 28,5 28,5 28,33 0,60 4 27,3 27,3 27,29 0,04 5 26,0 26,0 26,01 0,04 6 25,0 25,0 25,04 0,16 7 24,3 24,3 23,21 4,70 8 23,0 23,0 23,03 0,13 9 22,2 22,2 22,05 0,68 10 21,0 21,0 21,10 0,47 Rerata 0,88 Berdasarkan tabel data pengujian tersebut terlihat rerata kesalahan sistem thermal transmitter adalah 0,88%. Kesalahan ini dikarenakan IC sensor suhu LM35 memiliki akurasi ± 0.5 0 C. Komunikasi antara thermal transmitter sebagai slave dengan HMI sebagai master bekerja 100%. 2.1.2 Pengujian Sistem Current Transmitter Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengukuran arus listrik yang dipakai AC saat bekerja dengan ampere meter. Hasil pengujian tersebut seperti pada tabel 2. berikut ini: Tabel 2. Hasil pengujian current transmitter No Current Transmitter (A) HMI (A) Ampere meter digital (A) Kesalahan (%) 1 0,5 0,5 0,49 2,0 2 1,1 1,1 1,15 4,4 3 1,5 1,5 1,44 4,2 4 2,0 2,0 2,08 3,9 5 2,2 2,2 2,15 2,4 Rerata 3,4 Berdasarkan tabel data pengujian tersebut terlihat rerata kesalahan sistem current transmitter adalah 3,4%.Komunikasi antara thermal transmitter sebagai slave dengan HMI sebagai master bekerja 100%. B60.5

2.1.3 Pengujian sistem terintegrasi Sistem terintegrasi yang dimaksud adalah sistem hasil integrasi beberapa sub sistem yang meliputi thermal transmitter, current transmitter dan HMI. Pengujian ini dilakukan dengan cara memasang sistem tersebut pada sebuah AC untuk mendinginkan ruangan dengan luasan tertentu. Pengujian pertama adalah saat AC dalam kondisi masih bersih dimana waktu proses pendinginan tersebut dijadika sebagai waktu referensi. Pengujian selanjutnya adalah pengukuran waktu pendinginan saat kondisi AC kotor, dimana untuk mensimulasikan kondisi A tersebut pada filter saringan udara masuk di sisi indor diberi beberapa lapisan kapas sehingga akan menghambat aliran udara. Hasil pengujian kondisi tersebut seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil pengujian current transmitter No Kondisi AC Suhu Awal ( 0 C) Suhu Akhir ( 0 C) Waktu proses (menit) 1 Bersih 30 25 15 2 Kotor 1 30 25 20 3 Kotor 2 30 25 25 4 Kotor 3 30 25 35 Berdasarkan tabel data pengujian tersebut terlihat semakin tinggi tingkat kotor kondisi AC maka waktu proses untuk mendinginkan suhu ruangan dari suhu awal misalnya 30 0 C menjadi 25 0 C. Menguraikan hasil analisis kualitatif dan/atau kuantitatif dengan penekanan pada jawaban atas permasalahan. Pembahasan juga dikembangkan dengan hasil-hasil penelitian sudah ada berikut referensi yang mendukung. Isi didukung dengan gambar dan tabel yang dirujuk dalam naskah. 3 Simpulan Dari hasil pengujian terhadap sistem monitoring AC berdasarkan waktu proses pendinginan ruangan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Thermal transmitter hasil implementasi memiliki rerata kesalahan pengukuran 0,88%. 2. Current trasnmitter hasil implementasi memiliki rerata kesalahan pengukuran 3,4% 3. Sistem monitoring mampu mengukur tingkat kondisi AC berdasarkan waktu proses dalam mendinginkan ruangan. 4. Sistem protokol komunikasi dengan Modbus TCP bekerja baik. Daftar Pustaka [1] Teknik Dasar AC, DPMK, Dirjen Diknas 2003. [2] W. Durfee, Arduino Microcontroller Guide, University of Minnesota 2011. [3] https://openenergymonitor.org/emon/current_transformer_installation. [4] http://scionelectronics.com/product/lm35-temperature-sensor-module/ B60.6