BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman

BAB I PENDAHULUAN. Brazil ( ton pertahun) dan Vietnam ( ton pertahun) dengan

aspek penting yang mendukung perusahaan itu sendiri. pemasaran itu diawali

BAB I PENDAHULUAN. evaluatif, analitis dan selalu mempertimbangkan semua informasi atas

BAB I PENDAHULUAN. ketat, khususnya pada perusahaan yang bergerak dalam industri Fast Moving

RINGKASAN EKSEKUTIF. SARLAN SIANTURI, Analisis Ekuitas Merek Kopi Bubuk di Kota Bogor. Di bawah bimbingan ANNY RATNAWATI dan MD. DJAMALUDIN.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini memunculkan peluang bagi perusahaan untuk memproduksi

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. semakin mengalami perkembangan. Berkembangnya perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Konsumsi. Pertumbuhan (%) Konsumsi Per Kapita (Gram) Jumlah Populasi. Tahun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)

BAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. ketat khususnya untuk industri dalam kategori yang sejenis. Kelangsungan hidup

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

BAB I PENDAHULUAN. sosialis, liberal, dan syariah membawa dampak baik positif dan negatif. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang

Judul : Pengaruh Brand Equity, Brand Trust, Brand Preference,

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan konsumen atau kebutuhan manusia merupakan dasar bagi semua

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang, semakin mengharuskan setiap perusahaan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. pilihan dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan. munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. waktu tahun 2010 sampai 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015), disertai

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan predikat investment grade level. Kedua, pendapatan perkapita yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penjualan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun Wings adalah salah satu perusahaan yang telah tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. pada tingkat domestik maupun pada tingkat internasional. Persaingan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat


BAB I PENDAHULUAN. Kopi pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1696 dari jenis kopi tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap orang untuk dapat berpikiran maju. Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. dalam mempromosikan produknya kepada konsumen. perusahaan bertujuan akhir yang sama yaitu untuk memperoleh keuntungan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pendatang kemudian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam zaman moderenisasi sekarang ini dunia bisnis terus berjalan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. Speciality Reguler. Children

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat yang mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasiinovasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan satu dengan perusahaan lainnya, baik perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang semakin kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. Charty (Kotler 2002:18) mengklasifikasikan alat-alat tersebut menjadi empat

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dalam kehidupan sehari-hari. Pasta gigi merupakan alat

STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. minat konsumen di dalam perdagangan internasional. dibutuhkan adanya promosi yang efektif, harga yang kompetitif dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. dihubungi di manapun berada menyebabkan telepon selular menjadi suatu

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penelitian yang telah di lakukan mengenai kinerja merek-merek mie

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dsb. Oleh karena itu para perusahaan berlomba-lomba membuat produk. Wafer merupakan makanan ringan atau snack yang dapat dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

Brand Indosat IM3 Ooredoo Di Mata Bobotoh Brand Indosat IM3 Ooredoo in Bobotoh s Perspective

I. PENDAHULUAN. Fenomena persaingan antar produk pada saat ini mengharuskan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasarkan sebuah produk, perusahaan memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dalam menentukan produk yang akan dibelinya. Konsumen akan memilih

BAB I PENDAHULUAN. produknya agar dapat bersaing dengan produk lain. Menurut Kotler(2009),

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi negara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sewaktu-waktu dapat beralih pada produk lain. Dalam hal ini, komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan perusahaan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. yaitu product (produk), price (harga), place (distribusi) dan promotion (promosi),.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perusahaan dituntut untuk bersaing secara cermat dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Persaingan terjadi pada beberapa sektor baik industri jasa dan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki masyarakat pada saat ini. Khususnya untuk industri sepeda motor

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi perkembangan telekomunikasi semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran tradisional menuju konsep pemasaran modern. Perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Colombia.Dari total produksi, sekitar 67% kopinya diekspor sedangkan sisanya 33% untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. (Sumber: www.aeki-aice.orgdiakses pada 26 September 2014, 09:47 WIB) Besarnya produksi kopi di Indonesia tak lepas dari banyaknya pelaku di industri ini.tingkatan industri kopi sangat beragam, unit usaha berskala home industry hingga industri kopi berskala multinasional.mereka tidak hanya memproduksi kopi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kopi dalam negeri, namun juga untuk mengisi pasar internasional.hal tersebut menunjukkan bahwa konsumsi kopi di dalam negeri merupakan pasar yang menarik bagi kalangan pengusaha yang masih memberikan prospek dan peluang sekaligus menunjukkan adanya kondisi yang kondusif dalam berinvestasi dibidang industri kopi. Kopi yang di produksi mayoritas merupakan kopi dalam kemasan dan sangat beragam. Dimulai dari kopi bubuk berampas, kopi bubuk instan, kopi susu, mocca, cappucino (kopi khas Italia), dan yang baru yaitu white coffe. Namun nyatanya, kopi bubuk berampas inilah yang paling digemari masyarakat di Indonesia. Persaingan pada produsen kopi multinasional lebih kompetitif dibanding home industry. Bukan hanya karena ruang lingkupnya yang jauh lebih besar, namun juga brand dari masing-masing produsen yang tentunya sudah sangat

2 melekat di masyarakat Indonesia. Sebut saja Kapal Api, Kopi ABC, Torabika, dan masih banyak lagi. Bukan hanya kualitas kopi yang bisa dibilang di atas rata-rata merek kopi lainnya, merek-merek tersebut merupakan pemain lama dalam industri kopi.tingkat persaingan di industri kopi tersebut sangatlah tinggi.semua berlomba untuk mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen lama. Kapal Api merupakan merek kopi yang mendominasi pasar di Indonesia dan bisa dibilang sebagai top of mind merek kopi di kalangan masyarakat Indonesia. Kopi ABC, yang merupakan fighting brand Kapal Api dari perusahaan yang sama, masih belum bisa mengalahkan saudaranya tersebut. Dominasi Kapal Api sebagai top of mind di Indonesia tersebut diperkuat dengan data Top Brand Index tahun 2011-2014 pada Tabel 1.1 di bawah ini. TABEL 1.1 TOP BRAND INDEX KOPI BUBUK DI INDONESIA TAHUN 2011-2014 Merek Top Brand Index 2011 2012 2013 2014 Kapal Api 51.90% 49.90% 52.90% 42.10% ABC 27.50% 26.50% 24.80% 20% Torabika 8.10% 9.70% 6.50% - Luwak 2.10% 2.10% 3.80% 14.50% Sumber: Majalah Marketing Edisi 02/XI/FEBRUARI 2011, Majalah Marketing Edisi 02/XII/FEBRUARI 2012, Majalah Marketing Edisi 02/XIII/FEBRUARI 2013, Majalah Marketing Edisi 02/XIV/FEBRUARI 2014. Tabel 1.1 di atas menunjukkan dominasi Kapal Api sebagai merek kopi yang paling digemari di Indonesia. Meskipun mengalami penurunan pada Top Brand Index 2014, Kapal Api masih mendominasi. Lain halnya dengan pesaing terdekatnya yaitu Kopi ABC.Merek Kopi ABC ini terus mengalami penurunan

3 setiap tahunnya.sementara itu, kopi merek Luwak mengalami peningkatan dari tahun 2013 hingga 2014. Penurunan yang dialami Kopi ABC tersebut juga dipengaruhi oleh menurunnya kinerja merek Kopi ABC.Bahkan kinerja merek Kopi ABC tidak stabil dan cenderung menurun setiap tahunnya.data pada Tabel 1.2 di bawah ini menunjukkan kinerja merek dari beberapa merek kopi di Indonesia. TABEL 1.2 KINERJA MEREK PRODUK KOPI DI INDONESIA TAHUN 2011-2014 Merek TOM Ads TOM Brand 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 Kapal Api 37.9 35 38.6 35.9 37.1 35.4 37.7 37.8 ABC 22.3 23.9 19.8 17 21.5 22.4 20.2 18 Luwak - - 10.3 12.2 - - 9.6 10.7 Indocafe 5.6 6.1 6.9-6.5 6.3 7.6 - Nescafe 7.3 7.1 5.1-6.6 6.4 5.1 - Torabika 6.4 7.7 - - 6.5 8.2 - - Sumber: SWA edisi 15/XXVII, SWA edisi 20/XXVIII, SWA edisi 19/XXIX, SWA edisi 19/XXX Data pada Tabel 1.2 di atas menunjukkan kinerja merek dari merek kopi di Indonesia.TOM Ads dan TOM Brand Kopi ABC sempat meningkat di tahun 2012, namun setelah itu mengalami penurunan hingga tahun 2014. Sedangkan Kapal Api sebagai pesaing utamanya, meskipun sempat menurun di tahun 2012, Kapal Api kembali meningkat di tahun 2013. Luwak yang masih menjadi merek baru, bisa mengalahkan merek-merek lama seperti Indocafe, Nescafe, dan Torabika. Untuk dapat terus bersaing, Kopi ABC perlu mendapatkan kembali konsumennya dan mempertahankan konsumen lama.minat beli terhadap Kopi ABC semakin menurun setiap tahunnya. Rendahnya minat beli dari Kopi ABC

4 ditunjukkan dari penurunan market share Kopi ABC tiap tahunnya. Hal tersebut ditunjukkan pada Tabel 1.3 di bawah ini. TABEL 1.3 MARKET SHARE PRODUK KOPI DI INDONESIA TAHUN 2011-2014 Merek 2011 2012 2013 2014 Kapal Api 35.70% 37.40% 37.50% 35.40% ABC 24.40% 22.60% 19.70% 16.80% Torabika 8.50% 7% - - Luwak - - 12.30% 13.60% Sumber: SWA edisi 15/XXVII, SWA edisi 20/XXVIII, SWA edisi 19/XXIX, SWA edisi 19/XXX Tabel 1.3 tersebut menunjukkan penurunan market share Kopi ABC sejak tahun 2011 yang memiliki 24.4%, menurun menjadi 22.6% di tahun 2012, dan kembali menurun di tahun 2013 menjadi 19.7%, bahkan di tahun 2014 Kopi ABC kembali mengalami penurunan menjadi 16.80%. Sedangkan pesaing utamanya, Kapal Api mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Jika minat beli pada Kopi ABC terus menurun, maka akan berakibat pada keluarnya Kopi ABC dalam persaingan industri kopi di Indonesia. Berdasarkan data market share dan kinerja merek Kopi ABC yang rendah, menimbulkan indikasi Kopi ABC yang banyak kehilangan konsumen dan belum mampu mendapatkan konsumen baru untuk tetap bersaing dengan para pesaingnya. Masalah minat beli dari Kopi ABC diperkuat melalui temuan hasil survei pra penelitian yang dilakukan terhadap anggota Viking Persib Club Distrik Batujajar yang merupakan organisasi yang menghimpun para penggemar klub Persib Bandung di wilayah Batujajar dan sekitarnya yang mempunyai struktur

5 kepengurusan yang terbentuk sejak tahun 2002. Survei pra penelitian sebanyak 40 responden mengenai pemilihan merek produk kopi atau penggunaan produk terakhir kopibermerek pada Tabel 1.4 berikut : TABEL 1.4 PEMILIHAN MEREK KOPI SEBELUM KOPI ABC MENJADI OFFICIAL SPONSOR PERSIB BANDUNG (Survei Pada Anggota Viking Persib Club Distrik Batujajar) No Merek Responden Persentase 1 Kapal Api 18 45% 2 Luwak 9 22,5% 3 Kopi ABC 8 20% 4 Nescafe 3 7,5% 5 Torabika 2 5% Jumlah 40 100 % Sumber :Pra penelitian, Januari 2015 Berdasarkan Tabel 1.4 pemilihan merek Kopi ABC berada pada posisi ketiga dengan persentase 20% sedangkan Kapal Api menempati posisi pertama dengan persentase 45% dan disusul dengan kopi merek Luwak di posisi kedua dengan 22,5%, disusul kopi merek Nescafe dan Torabika di posisi keempat dan kelima dengan 7,5% dan 5%. Beberapa faktor yang dipertimbangkan responden dalam mengambil keputusan pembelian kopi bermerek sebagaimana disajikan pada Tabel 1.5 berikut : TABEL 1.5 FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM MEMBELI PRODUK KOPI BERMEREK (Survei Pada Anggota Viking Persib Club Distrik Batujajar) No Faktor Responden Persentase 1 Kualitas Rasa 22 55% 2 Kuantitas 9 22,5% 3 Harga 5 12,5% 4 Iklan 4 5% Jumlah 40 100 % Sumber : Pra penelitian, Januari 2015

6 Berdasarkan Tabel 1.5 kualitas rasa dengan persentase 55% menjadi faktor yang paling banyak dipertimbangkan dalam memilih produk kopi bermerek, kuantitas dengan persentase 22,5%, harga dengan persentase 12,5% dan iklan dengan persentase 5%. Rendahnya tingkat minat membeli Kopi ABC dibandingkan Kapal Api mengharuskan Kopi ABC menjalankan strategi-strategi pemasaran untuk memberikan stimulus bagi masyarakat dalam memperbaiki minat membelikopi ABC. Sikap konsumen dan penilaian terhadap faktor eksternal membangun minat membeli konsumen yang merupakan faktor penting untuk memprediksi perilaku konsumen (Fishbein dan Ajzen dalam Hsinkuang Chiet al, 2009:3).Minat membeli dapat mengukur kemungkinan konsumen untuk membeli produk, dan semakin tinggi minat membeli maka kesediaan seorang konsumen lebih tinggi untuk membeli produk (Schiffman dan Kanuk dalam Hsinkuang Chiet al, 2009:3).Minat membelimenunjukkan bahwa konsumen akan mengikuti pengalamanmereka, preferensi dan lingkungan eksternal untuk mengumpulkan informasi, mengevaluasi alternatif, dan melakukan keputusan pembelian (Schiffman & Kanuk,Hsinkuang Chiet al, 2009:3). Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hendra Fure (2013: 273-283) menyatakan bahwa Lokasi, keberagaman produk, harga, dan kualitas pelayanan secara bersama berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Disamping faktor-faktor tersebut, Heidi M.K. Ngan (2011: 551) menjelaskan bahwa sport sponsorship secara signifikan berpengaruh pada minat membeli

7 konsumen terhadap produk sponsor. Hal tersebut akan lebih efektif terhadap fans dari tim yang memiliki bintang. Pope dan Voges dalam Aaron Smith (2008: 388) menyatakan bahwa minat membeli dapat berasal dari dua pengaruh dominan: pertama, sikap positif terhadap merek, dan kedua yaitu keakraban merek yang diperoleh dari merek sebelum digunakan. Speed dan Thompson dalam Aaron Smith (2008: 389) menyatakan, sikap positif terhadap merek adalah sikap lebih lanjut dari asosiasi positif terkait dengan persepsi yang baik terhadap merek dan minat membeli produk sponsor. Kopi ABC menggunakan strategi Sport Sponsorship dalam memperoleh sikap positif tersebut dengan bertujuan akan meningkatkan minat beli terhadap produk mereka. Berbagai strategi promosi dilakukan Kopi ABC di tahun 2015, diantaranya dengan mengadakan undian berhadiah Kopi ABC Gebyar Undian berhadiah motor, TV, Mini Compo, dan berbagai macam hadiah lainnya. Kopi ABC juga melakukan strategi engagement Kopi ABC di Bobotoh Community.Selain strategi tersebut, Kopi ABC masih mempertahankan sport sponsorship dengan Persib Bandung yang telah terjalin sejak 2012. Sport sponsorship yang dilakukan Kopi ABC adalah dengan menjadi sponsor resmi dari klub sepak bola tanah air, yaitu Persib Bandung. Pemilihan menjadi sport sponsorship sepak bola karena sepak bola merupakan cabang olahraga yang paling banyak digemari, tak terkecuali di Indonesia. Faktor utama Kopi ABC mau menjadi sponsor Persib Bandung adalah keberadaan bobotoh (suporter Persib Bandung) yang terkenal sangat militan. Selain memiliki

8 pendukung yang banyak, profesionalitas manajemen Persib juga menjadi alasan Kopi ABC menjadi sponsor Persib. Persepakbolaan Indonesia yang menuju sebuah industri menjadi lahan dan peluang bagi perusahaan untuk mulai memasuki industri sepakbola tersebut.peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang menyatakan bahwa klub sepakbola tidak boleh lagi dibiayai APBD Hal tersebut memaksa para klub sepakbola untuk berjuang sendiri mencari pendanaan. Salah satu cara mendapatkan pendanaan bagi klub adalah dengan mencari sponsor klub. Persib Bandung merupakan klub sepakbola Indonesia yang terbilang sukses dan memiliki fans dengan jumlah yang besar. Menurut Joko Driyono, CEO PT Liga Indonesia, Persib merupakan klub yang sukses dalam mendapatkan sponsor dengan angka tertinggi. (Sumber: m.bolanews.com diakses pada 4 September 2014, pukul 13:28) Menjalin sponsorship dengan Persib Bandung yang memiliki jumlah penggemar yang sangat banyak diharapkan mampu menumbuhkan minat beli terhadap produk mereka. Tabel 1.6 di bawah adalah jumlah rata-rata penonton klub di Indonesia pada tahun 2011-2013. TABEL 1.6 JUMLAH RATA-RATA PENONTON 5 KLUB INDONESIA TAHUN 2010-2013 2010 2011 2012 2013 Rata-Rata Persib 314.533 237.269 293.571 87.617 233.247,5 Persija 352.861 259.715 244.435 62.384 229.848 Arema 154.025 283.009 269.795 154.025 215.213,5

9 2010 2011 2012 2013 Rata-Rata Persipura 233.702 277.689 261.345 79.328 213.016 Sriwijaya 199.153 145.174 362.079 74.695 195.275,3 Sumber: Diolah dari berbagai sumber Tabel 1.6 menunjukkan meskipun secara keseluruhan penonton Indonesia mengalami penurunan, Persib Bandung memiliki jumlah rata-rata penonton terbanyak.jumlah penonton Persib yang terbilang cukup fantastis tersebut menjadi pertimbangan Kopi ABC dalam mensponsori Persib.Hal itu dilihat oleh Kopi ABC sebagai peluang dalam peningkatan minat belibagi brand mereka. Kotler dan Keller (2012: 525) menyatakan dalam menjadikan sponsorship yang sukses dibutuhkan pemilihan event yang tepat, program sponsorhip yang optimal, dan mengukur efek dari sponsorship tersebut.dalam hal ini, Kopi ABC melihat persepakbolaan Indonesia yang menuju sebuah industri sebagai peluang bagi mereka dalam meningkatkan minat beli.persib Bandung yang merupakan salah satu klub sepakbola terbesar di Indonesia dengan jumlah penggemar terbanyak di Indonesia menjadi pilihan Kopi ABC untuk melakukan sponsorship dalam meningkatkan minat beli. Menyadari minat beli Kopi ABC yang terbilang rendah diantara para pesaingnya, mereka menjalin sponsorship dengan Persib Bandung, dengan tujuan untuk meningkatkan minat belinya. Oleh karena itu, berdasarkan uraian tersebut untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sport sponsorship yang dilaksanakan Kopi ABC terhadap minat beli, maka perlu dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Sport Sponsorship terhadapminat Beli (Survei pada Anggota Viking Persib Club Distrik Batujajar Konsumen Kopi ABC)

10 1.2 Identifikasi Masalah Rendahnya minat beli pada produk Kopi ABC menyebabkan market share Kopi ABC yang menurun setiap tahunnya. Jika minat membeli terus menurun, hal tersebut dapat menyebabkan Kopi ABC keluar dari persaingan di industri kopi Indonesia.Dalam usahanya meningkatkan minat beli masyarakat agar tetap bisa bersaing, strategi promosi perusahaan dalam mengenalkan mereknya ke masyarakat harus dikomunikasikan kepada target sasaran. Kotler dan Armstrong (2012; 154) menyatakan bahwa pada tahapan evaluasi konsumen akan memberi peringkat pada merek dan membentuk minat untuk membeli. Umumnya, konsumen membeli merek yang paling disukai.menurut Fishbein dan Ajzen dalam Hsinkuang Chi et al (2009: 3), sikap konsumen dan penilaian terhadap faktor eksternal membangun minat membeli konsumen yang merupakan faktor penting dalam memprediksi perilaku konsumen. Pope dan Voges dalam Aaron Smith, et al (2008: 388) menyatakan bahwa minat membeli dapat berasal dari dua pengaruh dominan: pertama, sikap positif terhadap merek, dan kedua yaitu keakraban merek yang diperoleh dari merek sebelum digunakan. Speed dan Thompson dalam Aaron Smith, et al (2008: 389) menyatakan, sikap positif terhadap merek adalah sikap lebih lanjut dari asosiasi positif terkait dengan persepsi yang baik terhadap merek dan minat membeli produk sponsor. Beberapa strategi dilakukan kopi ABC, diantaranya yaitu dengan melakukan sales promotion bertemakan Rejeki Milyaran Kopi ABC. Selain itu, Kopi ABC juga menjalin sponsorship terhadap salah satu klub sepakbola di

11 Indonesia, yaitu Persib Bandung, bahkan kini Kopi ABC telah menjadi sponsor utama kedua di Persib Bandung. Berdasarkan latar belakang penelitian, maka yang menjadi tema sentral dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Fenomena yang terjadi penurunan market share dari Kopi ABC yang setiap tahunnya cenderung menurun. Hal tersebut disebabkan oleh minat beli Kopi ABC terbilang rendah diantara para pesaingnya. Kopi ABC menjalin sport sponsorship dengan Persib Bandung, dengan tujuan untuk menumbuhkan minat belinya.dalam hal ini, Kopi ABC melihat persepakbolaan Indonesia yang menuju sebuah industri sebagai peluang bagi mereka dalam peningkatan minat beli.persib Bandung yang merupakan salah satu klub sepakbola terbesar di Indonesia dengan jumlah penggemar terbanyak di Indonesia menjadi pilihan Kopi ABC untuk melakukan sponsorship dalam meningkatkan minat beli.selain itu, Kopi ABC melaksanakan berbagai program tambahan dalam menjalin sponsorship bersama Persib Bandung dalam upaya peningkatan minat beli.sehingga dibutuhkan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan pembenahan pada strategi promosinya, yang dilaksanakan dengan melakukan sport sponsorship. Pelaksanaan sport sponsorship dengan baik, maka minat beli akan menjadi lebih tinggi. 1.3 Rumusan Masalah berikut: Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah sebagai 1. Bagaimana gambaran sport sponsorship yang dilakukan Kopi ABC 2. Bagaimana gambaran minat beliterhadap Kopi ABC 3. Seberapa besar pengaruh sport sponsorshipterhadap minat belikopi ABC 1.4 Tujuan Penelitian untuk: Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah

12 1. Memperoleh temuan mengenai gambaran sport sponsorship yang dilakukan Kopi ABC 2. Memperoleh temuan mengenai gambaranminat beli terhadapkopi ABC 3. Memperoleh temuan mengenai seberapa besar pengaruh sport sponsorshipterhadap minat belipada Kopi ABC 1.5 Kegunaan Penelitian Adapaun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan teoritis: Secara teoritis, hasil penelitian ini dilakukan sebagai bentuk pengembangan ilmu manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh sport sponsorship terhadap minat beli. 2. Kegunaan Praktis: a. Bagi perusahaan Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak perusahaan dalam mengembangkan strategi pemasarannya dengan mengetahui pengaruh sport sponsorship terhadap minat beli. b. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis mengenai pengaruh sport sponsorship terhadap minat beli pada Kopi ABC.