BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

Bab I. Pendahuluan. semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Sukses Offset, Yogyakarta, 2009, hlm. 3 2

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi. dalam rangka mencerdaskan kahidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Siswa adalah suatu komponen input dalam proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.1 Pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, tangguh, dan siap

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan akhlak mulia bukanlah menjadi tugas semata-mata dari

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. atau narapidana agar mereka dapat kembali hidup bermasyarakat dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu persoalan krusial sebagai dampak proses globalisasi yang terkait dengan kehidupan keagamaan adalah semakin menipisnya ruang religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan perkembangan pengetahuan menghadapkan kepada manusia (beragama) sebuah realitas akan kekuasaan manusia di muka semesta ini. Hal-hal yang sebelumnya dianggap sebagai misteri Tuhan satu persatu, telah jatuh ke tangan manusia melalui eksperimentasi yang mereka lakukan. 1 Maka tak ayal agama pun semakin kehilangan daya signifikansi dan perananya di tengah kehidupan manusia. Suatu kenyataan hidup yang tidak dapat kita pungkiri bila kehidupan manusia dewasa ini semakin pandai dan semakin maju akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi ternyata ilmu pengetahuan dan teknologi tidak selamanya bisa membawa manusia hidup tenang dan bahagia jika manusia itu sendiri tidak mempunyai dasar dan bekal ilmu agama yang baik yang mendasarinya. 1 Pengantar Redaksi dalam buku Mahmud, Hamdi Zaqauq, Reposisi Islam di Era Globalisasi. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001) hal. 6 1

2 Memang dengan kemajuan ilmu pengetahuan bisa membawa manusia dalam segi lahiriah saja, namun apabila dengan kemajuan ilmu pengetahuan tanpa didasari agama yang kuat akan berakibat lemah dari segi batiniahnya. Berangkat dari lemah batiniah tersebut merupakan tanda bahwa manusia tersebut sudah tidak mempunyai apa-apa sama sekali, miskin dunia, miskin hati dan terakhir manusia dalam hidupnya tidak akan memperoleh kebahagiaan dan ketenangan.dari berbagai hal tersebut diatas penyebabnya tidak lain hanyalah jika manusia tidak mempunyai bekal iman serta tidak memperoleh pendidikan agama yakni agama islam. Dari hal tersebut diatas, dapatlah dimengerti bahwa pembentukan akhlakul karimah bagi seseorang itu sangat menentukan sikap, perbuatan dan tingkah laku hidup di dunia ini. Hanya orang yang mempunyai dasar atau pedoman agama yang kuat, maka akan dapat merasakan bahagia, merasa berguna dan sanggup menghadapi kesulitan kesulitan dalam hidup. Untuk itulah sebaiknya pembentukan akhlakul karimah itu dapat dilakukan sejak kecil. Untuk pembentukan akhlak yang baik dilakukan sejak kecil atau yang dilakukan selanjutnya sangat penting bukan hanya sekedar sebagai penunjang, melainkan menjadi pokok persoalan tuntunan hidup. Bisa dikatakan agama menjadi unsur mutlak yang menentukan dalam konstruksi pribadi seseorang, sebab itu apabila seseorang telah menjadi remaja atau dewasa tanpa mengenal agama, maka goncangan 2

3 jiwanya akan mudah terdorong kearah perilaku yang kurang baik, atau bahkan mungkin menjadi lebih tidak baik. Bukan suatu hal yang mustahil apabila pendidikan agama islam diberikan disekolah-sekolah secara baik, tertib, dan layak, maka kehidupan bagi murid-murid akan lebih baik dan dapat dengan mudah melakukan tugas tugas mereka dengan sungguh - sungguh dan lancar, bahkan mereka dapat terhindar dari perbuatan tercela. Bagi Freire, pendidikan haruslah berorientasi pada pengenalan realitas diri manusia dan dirinya sendiri. Pengenalan itu tidak cukup hanya bersifat objektif atau subjektif, tetapi harus kedua-duanya. Kebutuhan objektif untuk merubah keadaan yang tidak manusiawi selalu memerlukan kemampuan subjektif untuk mengenali terlebih dahulu keadaan hang tidak manusiawi, yang tejadi senyatanya. 2 Mudyaharjo menjelaskan arti luas pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Ditambah dengan adamya UU Sisdiknas 2003: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3 2 Paulo Freire, Politik Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hal. 4 3 Tim Redaksi Fokusmedia, Himpunan Peraturan Perundang Undangan Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung:Fokusmedia,2006),hal. 5 3

4 Selain itu, ada juga tujuan pendidikan yang sifatnya umum, khusus, bahkan bersifat sementara. Pertama, tujuan umum merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan pendidik dalam segala waktu dan keadaan. Tujuan umum ini dirumuskan dengan memperhatikan hakikat kemanusiaan yang universal. Kedua, tujuan khusus merupakan pengkhususan dari tujuan umum di atas dasar beberapa hal diantaranya, perbedaan individual anak didik, perbedaaan lingkungan masyarakat, perbedaan yang berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan, perbedaan yang berhubungan dengan pandangan atau falsafah hidup suatu bangsa. 4 Pemahaman kecerdasan bakat, minat, dan aspek kepribadian lainnya melalui pengukuran psikologis, memiliki arti penting bagi upaya penggembangan proses pendidikan individu bersangkutan sehingga pada gilirannya dapat dicapai perkembangan individu yang optimal. 5 Dalam dunia pendidikan memang tidak lepas dengan adanya pendidik dan peserta didik. Salah satu fungsi pendidik adalah mentransfer pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang lebih sempurna kepada murid murid sehingga ia merupakan merupakan kunci keberhasilan dalam pendidikan. Begitu juga dalam dalam pendidikan agama islam, menurut Al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawa hati nurani 4 Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 9-15 5 Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2012).hal. 22 4

5 untuk bertaqarrub kepada Allah SWT. Hal tersebut karena pendidik adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 6 Menurut penulis bahwa pemebelajaran aqidahh akhlak sangat berperan penting dalam proses penumbuhan kepribadian muslim siswa, karena siswa yang masih duduk dibangku Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah masih sangat memerlukan bimbingan dan pengawasan agar mereka tidak terjerumus kearah kehidupan yang tidak diinginkan. Guru Aqidah Akhlak bukanlah hanya sekedar mengajarkan materi di kelas, akan tetapi guru Aqidah akhlak haruslah dapat mengubah sikap atau perilaku anak didik itu sesuai dengan ajaran ajaran agama islam yang telah mereka terima. Bertitik tolak dari hal tersebut diatas, maka penulis selaku mahasiswa IAIN Tulungagung yang selalu berkecimpung dalam bidang pendidikan agama islam berusaha untuk mengadakan pengkajian, penelitian dan pengembangan pendidikan agama islam khususnya yang berkaitan dengan kepribadian siswa. Sehubungan dengan ini maka diadakanlah penelitian di MAN 2 Tulungagung dengan judul, Implemetasi Pembelajaran dalam Menumbuhkan Kepribadian Siswa di MAN 2 Tulungagung. 6 Munardji, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Bina ILmu, 2004), hal. 63 5

6 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan pemebelajaran aqidah akhlak dalam menumbuhkan sikap disiplin siswa di MAN 2 Tulungagung? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak dalam menumbuhkan sikap sopan santun siswa di MAN 2 Tulungagung? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemeblajaran aqidah akhlak dalam menumbuhkan sikap disiplin siswa di MAN 2 Tulungagung. 2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak dalam menumbuhkan sikap sopan santun siswa di MAN 2 Tulungagung. D. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan memberikan sumbangan pemikiran bagi pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak dalam kaitanya dengan menumbuhkan kepribadian siswa yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan umumnya. 2. Secara praktis a. Bagi Perguruan Tinggi IAIN Tulungagung Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, sebagai bahan masukan dan sumbangsih pemikiran untuk tercapainya tujuan pendidikan agama Islam. 6

7 b. Bagi Lembaga Pendidikan MAN 2 Tulungagung Dapat dijadikan sebagai suatu masukan yang konstruktif bagi MAN 2 Tulungagung dalam hal menumbuhkan kepribadian siswa di MAN 2 Tulungagung. c. Bagi penulis Hasil pembahasan penelitian ini dapat dijadikan sebagai penambahan wawasan pola fikir dan juga sebagai sarana untuk mengaktualisasikan berbagai macam ilmu pengetahuan serta sebagai salah satu pemenuhan tahap akhir dari persyaratan menyelesaikan tugas akhir. E. Definisi Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam memahami suatu istilah dalam judul, maka perlu penjelasan sebagai berikut: 1. Penegasan Konseptual a. Implementasi menurut Fullan dalam Miller and Seller memberikan definisi tentang implementasi yaitu: Sebagai suatu proses peletakan kedalam praktik tentang suatu ide, program atau seperangkat aktivitas baru bagi orang dalam mencapai atau mengharapkan perubahan. 7 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia implementasi yaitu penerapan, pelaksanaan. 8 b. Pembelajaran aqidah akhlak merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT, dan merealisasikan dalam perilaku akhlak mulia hlm. 221 7 Ibid, hlm. 68 8 Sulchan Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (KBI-Besar), (Surabaya: Amanah, 1997) 7

8 dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan dan pembiasaan. 9 c. Kepribadian adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya, kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaanya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan penyerahan diri kepadanya. 2. Secara Operasional Implementasi pembelajaran aqidah akhlak dalam menumbuhkan pribadi siswa sesuai dengan ajaran Islam yang menanamkan nilai-nilai terpuji sebagai tanda kesempurnaan iman. Pribadi muslim disini yaitu disiplin dan sopan santun. Dengan memiliki kapribadian para peserta didik sukses dalam kehidupannya untuk mengahadapi globalisasi kebudayaan dengan tetap berpegang teguh terhadap nilai-nilai agama Islam. F. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah dalam membaca skripsi ini, maka dipandang perlu adanya sistematika pembahasan. Pembahasan dalam skripsi yang berjudul Implementasi Pemebelajaran Aqidah Akhlak dalam Menumbuhkan Kepribadian siswa di MAN 2 Tulungagung ini nantinya dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 9 Harietzachmad.blogspot.co.id/2013/06/makalah-tentang-pembelajaran-aqidah.html?m=1, diakses pada tanggal 18 0kober 2015 8

9 1. Bagian awal terdiri dari: 1) sampul halaman depan, 2) halaman judul, 3) halaman persetujuan, 4) halaman pengesahan, 5) halaman motto, 6) halaman persembahan, 7) halaman kata pengantar, 8) halaman daftar isi, 9) halaman daftar tabel, 10) halaman daftar lampiran, dan 11) halaman abstrak. 2. Bagian inti Bab I : Pendahuluan Berisi, a) konteks penelitian, b) fokus penelitian, c) tujuan penelitian, d) kegunaan hasil penelitian, f) penegasan istilah, dan g) sisematika pembahasan Bab II : Kajian Pustaka Berisi, a) kajian pendidikan aqidah akhlak: pengertian aqidah, dasar aqidah Islam, pengertian akhlak, b) pembelajaran aqidah akhlak, c) hubungan aqidah dan akhlak, d) pembagian akhlak: akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama, dan akhlak terhadap lingkungan. Bab III : Metode Penelitian Adapun yang dibahas pada Bab III ini antara lain: a) pola atau jenis penelitian, b) lokasi penelitian, c) kehadiran peneliti, d) sumber data, e) prosedur pengumpulan data, f) teknik analisis 9

10 data, g) pengecekan keabsahan temuan, dan h) tahap-tahap penelitian. Bab IV : Paparan Hasil Penelitian Terdiri dari, a) paparan data, b) temuan penelitian, Bab V Bab VI : pembahasan. : Penutup Berisi, a) kesimpulan dan b) saran. 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir ini terdiri dari: a) daftar rujukan, b) daftar lampiran, c) surat keaslian tulisan/ skripsi, dan d) daftar riwayat hidup 10