MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DALAM MENULIS TEKS REPORT DI SMK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI PERMAINAN GAMBAR THINGS AROUND US PADA SISWA SMK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENGGUNAAN MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

Siti Jaleha SMPN 3 Paringin, Jl. Paringin, Tanjung KM. 08 Dahai RT. 2, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH

MANAJEMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA METODE JIGSAW PADA SISWA SMK

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

PENGELOLAN PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL ROLE PLAYING DI SMK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI MODEL INKUIRI DI MA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PENINGKATAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KASEGERAN

PENGGUNAAN METODE SCRAMBLE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN

PENGGUNAAN METODE MENDONGENG DENGAN MEDIA SCRABBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KALIREJO TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN METODE COMPLETE SENTENCE

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

PENGGUNAAN MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN SISWA KELAS II Oleh:

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN INDEX CARD MACHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

Dalmawati¹, Wirnita Eska¹, Zulfa Amrina¹. ¹Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IV SEKOLAH DASAR

Citra Kasmili SMK Negeri 2 Kota Bengkulu, Jl Batanghari No 2 Padang Harapan

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

Keyword: CIRC, Learning, Phoem

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Keyword: Concept Sentence, Multimedia, Writting Skills

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan observasi awal terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Tabongo

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PAIKEM METODE GUIDED NOTE TAKING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN QUANTUM TEACHING SDN 15 V KOTO KAMPUNG DALAM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI TEKNIK PICK UP CARDS GAME DI SDN KEBONSARI 04 KABUPATEN JEMBER

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENGGUNAAN POHON FAKTOR PADA MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Hasil Belajar, Pembelajaran Tematik, Metode Make A Mact

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL PAIKEM PADA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

Abstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SIDOARJO MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia masih

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODELS TYPE WRITE A ROUND TO IMPROVE THE CAPABILITIES OF WRITING STUDENTS CLASS V SD NEGERI 5 TANJUNG PUNAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA. Oleh I Made Dwi Ariyuda NIM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan.

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

Darmawati, Arnentis dan Sri Iryani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

BAB III METODEI PENELITIAN

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENYUSUN KALIMAT AKTIF DAN PASIF MELALUI METODE PERMAINAN KARTU KALIMAT DI SD

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SD

MODEL KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

Transkripsi:

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DALAM MENULIS TEKS REPORT DI SMK Walia SMKN 2 Kota Bengkulu, Jl Batanghari No 2 Padang Harapan e-mail: e-mail: waliea84@gmail.com Abstract: The purpose of this study is to describe the management of English language learning materials compose the text form of the report through the application of learning models make a match students of SMKN 2 Bengkulu City. This study was conducted in two cycles, with each cycle activities include planning, implementation, observation and reflection. Results showed improvement of learning outcomes and student learning activities. The first cycle with the percentage of active students is 66.29% to 77.14% enough category into the good category. Learning ability of teachers increased from 62.5% to a category quite the first cycle to 72.9% in both categories at the second cycle. 65.7% student learning outcomes of students pass the study in the first cycle increased to 77.14% of students pass the study on the second cycle. Thus the management of English language learning success. Keyword: management, report, make a match Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan manajemen pembelajaran bahasa Inggris materi menyusun teks berbentuk report melalui penerapan model pembelajaran make a match siswa SMK Negeri 2 Kota Bengkulu. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dimana aktifitas setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Siklus I dengan persentase siswa yang aktif adalah 66,29% dengan kategori cukup menjadi 77,14% pada kategori baik. Kemampuan guru dalam PBM meningkat dari 62,5% dengan kategori cukup pada siklus I menjadi 72,9% dengan kategori baik pada siklus II. Hasil belajar siswa 65,7 % siswa tuntas belajar pada siklus I meningkat menjadi 77,14% siswa tuntas belajar pada siklus II. Dengan demikian manajemen pembelajaran bahasa inggris berhasil. Kata Kunci: manajemen, report, make a match PENDAHULUAN Pada jenjang SMK Bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran pokok yang di UN kan. Penguasan materi pelajaran Bahasa Inggris meliputi 4 skill, yaitu: listening (mendengar), speaking (berbicara), reading (membaca) dan writing (menulis) yang didukung dengan penguasaan vocabulary (Kosa Kata), tata Bahasa (grammar) dan Pronunciation (pengucapan). Dari keempat skill tersebut di atas, penulis memilih Writing (menulis) karena unsur ini merupakan salah satu skill yang sulit bagi siswa. Untuk diteliti mengingat kemampuan menulis (writing ability) sangatlah dipengaruhi oleh penguasaan kosa kata, struktur bahasa dan kemampuan siswa dalam merangkai kata menjadi sebuah teks. Perbedaan secara grammatical antara bahasa Inggris sebagai bahasa asing dan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama merupakan masalah yang sering timbul pada saat belajar menulis. Pembelajaran materi ini (teks Report) telah penulis lakukan secara klasikal. Dalam pembelajaran tersebut penulis menjelaskan materi pokok yang terdapat dalam indikator adalah Menyusun kalimat acak menjadi teks yang padu berbentuk Report. Dalam kegiatan inti pembelajaran, siswa biasanya diberi contoh teks monolog berbentuk report dan siswa diminta untuk mencari arti dari teks tersebut yang kemudian dirangkai menjadi sebuah kalimat yang benar. Proses pembelajaran seperti itu sudah biasa dilakukan oleh penulis dan ternyata hasil pembelajaran siswa tidak sesuai yang diharapakan dan siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Melalui metode pembelajaran klasikal ini terlihat siswa semakin bingung, bahkan ada beberapa siswa yang mengeluh tidak percaya diri dalam 616

617 Manajer Pendidikan, Volume 10, Nomor 6, November 2016, hlm. 616-621 mengungkapkan ide atau gagasannya. Yang menyebabkan siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yang berdampak kegagalan terhadap hasil dan proses belajar. Pada akhirnya Penulis berkesimpulan bahwa metode pembelajaran tersebut tidak berhasil (gagal) dan cenderung tidak efektif. Sebagai upaya memperbaiki kegagalan tersebut penulis berusaha mencari metode dan strategi pembelajaran yang tepat sebagai solusi selanjutnya. Penulis sadar bahwa di era Kurikulum 2013 ini, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif. Guru harus mampu mencari satu teknik pembelajaran yang sesuai dengan slajarituasi dan kondisi kelas. Prinsip PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) guru harus jadi seorang fasilitator dan motor yang mampu memfasilitasi dan menggerakkan siswanya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan. Dalam hal ini penulis mencoba melaksanakan manajemen pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan model pembelajaran Make a Match. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: (a) Apakah manajemen pembelajaran bahasa inggris melalui penerapan Model Pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan Kemampuan Siswa Untuk Menyusun Teks Berbentuk Report? (b) Apakah manajemen pembelajaran bahasa inggris melalui penerapan Model Pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan keaktifan Siswa Untuk Menyusun Teks Berbentuk Report? Dari permasalahan diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk: (a) meningkatkan manajemen pembelajaran bahasa inggris melalui penerapan Model Pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan Kemampuan Siswa Untuk Menyusun Teks Berbentuk Report; (b) Untuk meningkatkan manajemen pembelajaran bahasa inggris melalui penerapan Model Pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan keaktifan Siswa Untuk Menyusun Teks Berbentuk Report. Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, guru menerapkan model pembelajaran make a match. Metode make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Model pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut: (1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; ( 2) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban; ( 3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang; ( 4) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Pemegang kartu yang bertuliskan penggalan kalimat prosedur A akan berpasangan dengan kalimat berikutnya yang dipegang oleh siswa di kelompok lain yang memegang kalimat prosedur B dan seterusnya; ( 5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin; ( 6) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama; (7) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya; ( 8) Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok; ( 9) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Kota Bengkulu, di kelas XI TSM. Pemilihan materi disesuaikan dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI TSM, dengan jumlah siswa 28 orang. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TSM. Selain siswa sebagai sumber data, penulis juga menggunakan guru sebagai sumber data. Guru yang dimaksud adalah guru bidang studi Bahasa Inggris yang menjadi guru kolaborasi dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes yang digunakan pada akhir siklus I dan siklus II, yang terdiri atas materi teks report. Teknik non tes terdiri dari observasi yang digunakan pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas, kemampuan

Walia, Manajemen Pembelajaran Bahasa Inggris 618 memahami materi teks report pada siklus I dan siklus II, serta dokumentasi yang digunakan untuk mengumpulkan data khususnya nilai mata pelajaran Bahasa Inggris. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 1. Perencanaan Tahap-tahap yang dilakukan pada tindakan perencanaan adalah : a. Menyusun RPP b. Membuat media pembelajaran c. Membuat instrumen observasi aktivitas siswa 2. Pelaksanaan Tahap-tahap yang dilakukan pada tindakan pelaksanaan adalah semua kegiatan yang terdapat pada tahap perencanaan 3. Pengamatan Tahap-tahap yang dilakukan pada tindakan pengamatan adalah melakukan pengamatan yang dilakukan oleh guru peneliti terhadap siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung yang gunanya untuk melihat aktifitas siswa 4. Refleksi Refleksi dilakukan pada akhir proses pembelajaran, untuk melihat hasil dari kegiatan yang dilakukan pada siklus satu, yang merupakan acuan bagi guru peneliti untuk pelaksanaan perbaikan pada siklus ke dua, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan harapan dan tujuan yang ingin dicapai. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran awal sebelum pelaksanaan tindakan kelas (classroom action research), guru melaksanakan proses pembelajaran dengan apa adanya, tanpa adanya upaya untuk membuat proses pembelajaran menjadi menarik, guru hampir setiap hari masuk kelas dengan tanpa persiapan apapun, guru lebih cenderung mengajar dengan metode ceramah dengan mengabaikan apakah siswa menyerap apa yang sudah diajarkan atau tidak, tidaklah mengherankan apabila nilai yang diperoleh siswa juga seadanya dengan kata lain dibawah KKM. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran terabaikan, guru lebih suka melihat anak duduk, diam, dengar dan selesai. Seperti halnya dengan SMK Negeri 2 Kota Bengkulu juga pada umumnya melakukan hal yang sama. Prestasi yang dicapai siswa pada prasiklus adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk tabel diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sebanyak 2 siswa atau 7,1%, yang mendapat nilai B (baik) sebanyak 3 siswa atau 10,7%, yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 6 siswa atau 21,4%, yang mendapat nilai D (kurang) sebanyak 15 siswa atau 53,6% dan yang mendapat nilai E (sangat kurang) sebanyak 2 siswa atau 7,1%. Dari hasil tes seperti tersebut diatas, hanya sebagian siswa saja yang tuntas belajar, sedangkan sebagian lagi belum tuntas belajar. Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat diketahui sebagai berikut: Pada kondisi awal ini terdapat 9 siswa (32,1%) yang memiliki nilai di atas KKM sebesar 65 yang dinyatakan tuntas belajar dan 19 siswa (67,9%) memiliki nilai dibawah KKM yang dinyatakan belum tuntas belajar. Selanjutnya data aktifitas siswa sebagai berikut: Tabel 1. Aktifitas Siswa pada Kondisi Awal N o Aspek yang diamati Jumlah Persen -tase Kategori 1 Memperhatikan 6 21,4 D penjelasan guru 2 Menghargai 5 17,9 E pendapat teman 3 Mengajukan 7 25 D 4 Menjawab 6 21,4 D 5 Menunjukkan 9 32,1 D sikap senang 6 Ikut merangkum pelajaran 11 39,3 E Rata-rata aktifitas peserta didik (%) 26,2 Cukup Tabel diatas menunjukkan bahwa aktivitas siswa tergolong kategori (E) atau masih sangat kurang. Atas dasar hasil tersebut Peneliti mencoba melakukan perubahan dan perbaikan dengan cara menerapkan metode yang menarik untuk lebih memotivasi siswa dalam belajar. Pada prasiklus siswa belum belajar dalam kelompok, siswa belajar dan memecahkan masalah secara individu. Deskripsi Hasil Siklus I

619 Manajer Pendidikan, Volume 10, Nomor 6, November 2016, hlm. 616-621 Perencanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pemilihan materi dan penyusunan RPP. Materi yang dipilih dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kemampuan menulis teks report, kemudian disusun ke dalam RPP dengan alokasi waktu sebanyak 3 x 40 menit. Pada siklus ini terjadi dua kali pertemuan. b. Pembentukan kelompok. Pada siklus I, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil terdiri dari 3 orang perkelompok. Penentuan anggota kelompok sesuai dengan keinginan siswa. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sesuai perencanaan yang telah disiapkan. Pada kegiatan pelaksanaan ini siswa melakukan diskusi kelompok untuk mengerjakan LKS yang telah dibagikan. Setiap kelompok diberi tugas untuk memasangkan kartu sesuai dengan pasangannya kemudian menuliskan per paragraf sehingga terbentuk sebuah teks report. Tes hasil belajar siswa terpapar sebagai berikut: Sebagian siswa yang tuntas belajar, jumlahnya sudah meningkat menjadi 18 orang siswa sedangkan siswa yang belum tuntas belajar berkurang menjadi 10 orang siswa. Data ketuntasan belajar pada siklus I dapat diketahui sebagai berikut: tuntas 64,3 % dan belum tuntas 35,7% Dari hasil diskusi dengan guru kolaborasi perlu perbaikan dalam PBM, yaitu pengelolaan proses belajar mengajar dengan menggunakan kartu lebih banyak mengahabiskan waktu. Siswa terkendala pada penyusunan kartu menjadi sebuah teks berbentuk report sehingga butuh waktu lebih banyak. Sebaiknya petunjuk diberikan sebelum siswa menyusun kartu tersebut. Bimbingan lebih intensif pada siswa yang tidak aktif pada diskusi kelompok dan diskusi kelas Observasi yang dilakukan pada siklus I ini antara lain adalah aktivitas siswa saat PBM berlangsung. Hasil observasi guru terhadap aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa, yaitu persentase aktivitas sebesar 69,6%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa tergolong kategori cukup namun masih kurang dari yang diharapkan oleh peneliti. Menurut observer hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa bekerja dalam kelompok mereka masih terbawa kebiasaan lama. Perbaikan harus dilakukan pada siklus berikutnya dengan cara lebih memotivasi siswa karena masih ada siswa yang tidak memusatkan perhatian pada saat KBM berlangsung. Mereka cenderung membiarkan teman kelompok yang dianggap pandai mengerjakan tugas. Data aktivitas siswa dideskripsikan pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Data Aktifitas Siswa Siklus I N o Aspek yang diamati Jumlah Persentase Kategori 1 Memperhatikan 21 75 B penjelasan guru 2 Bekerja pada saat 20 71,4 B diskusi kelompok 3 Menghargai 15 53,6 C pendapat teman 4 Melakukan 22 78,6 C kerjasama dalam memecahkan masalah 5 Mengajukan 17 60,7 C pada diskusi kelas 6 Menjawab 18 64,3 C 7 Menunjukkan 23 82,1 B sikap senang 8 Ikut merangkum pelajaran 20 71,4 C Rata-rata aktifitas peserta didik (%) 69,6 Cukup Dari hasil diskusi dengan guru kolaborasi perlu perbaikan dalam PBM, yaitu pengelolaan proses belajar mengajar lebih terarah. Bimbingan lebih intensif pada siswa yang tidak aktif pada diskusi kelompok dan diskusi kelas. Setelah PBM pada Siklus I selesai, tim peneliti mengadakan pertemuan untuk membahas hal-hal yang harus diperbaiki pada pertemuan selanjutnya. Perbaikan PBM yang harus dilakukan adalah: 1. Melakukan pengawasan dan bimbingan yang lebih intensif terhadap siswa yang tidak ikut dalam kegiatan diskusi kelompok dan diskusi kelas. 2. Pengelolaan waktu harus lebih efektif. 3. Petunjuk diberikan lebih jelas sebelum siswa mengerjakan tugas. Deskripsi Siklus II Perencanaan yang dibuat sama seperti pada siklus I yaitu membahas LKS. Terjadi perubahan pada kegiatan penyusunan, untuk menentukan apakah urutan gambar sudah benar, siswa membalik gambar tersebut dibelakang

Walia, Manajemen Pembelajaran Bahasa Inggris 620 gambar sudah tersusun gambar berbentuk binatang. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai perencanaan yang telah disusun pada siklus II. Pelaksanaan PBM pada siklus II lebih memfokuskan pada pengawasan dan bimbingan terhadap siswa yang tidak bekerja pada kelompoknya dan mengelola waktu menjadi lebih efektif. Pada siklus ini siswa menempelkan hasil kegiatan diskusi kelompoknya di papan pajangan, hasil kerja kelompok dinyatakan benar apabila kartu tersebut terbentuk menjadi sebuah gambar binatang. Berdasarkan hasil bahwa perubahan nilai sudah menunjukkan hasil yang memuaskan, dibuktikan dengan meningkatnya jumlah siswa yang memperoleh nilai kategori A (sangat baik) sebanyak 7 orang siswa atau 25%, kategori B (baik) sebanyak 15 siswa atau 53,6%, kategori C (cukup) sebanyak 6 siswa atau 21,4%, sedangkan kategori D (kurang) dan kategori E (sangat kurang) 0%. Dari hasil nilai tes pada siklus II secara otomatis menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, seperti yang terpapar sebagai berikut: Terlihat bahwa siswa yang tuntas atau mencapai Kriterian Ketuntasa Minimal (KKM) sudah mencapai 25 siswa atau 89,3%, sedangkan 3 siswa tidak tuntas atau 10,7%, ketiga orang siswa ini perlu ditindak lanjuti dengan mengadakan tes ulang atau penambahan tugas. Pelaksanaan PBM pada siklus II terjadi perubahan yang sangat memuaskan, antara lain: (1) Siswa sudah aktif belajar dalam kelompoknya; (2) Setiap siswa sudah memahami tugasnya dalam kelompok; (3) Siswa terlihat lebih bersemangat dan senang dalam belajar; (4) Siswa lebih mudah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hasil observasi yang dilakukan pada siklus II terhadap aktifitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3. Aktifitas Siswa Siklus II N o Aspek yang diamati Jumlah Persentase Kategori 1 Memperhatikan 21 75 B penjelasan guru 2 Bekerja pada saat 23 82,1 A diskusi kelompok 3 Menghargai 27 96,4 A pendapat teman 4 Melakukan kerjasama dalam 28 100 A memecahkan masalah 5 Mengajukan 27 96,4 A pada diskusi kelas 6 Menjawab 25 89,3 A 7 Menunjukkan 28 100 A sikap senang 8 Ikut merangkum pelajaran 28 100 A Rata-rata aktifitas peserta didik (%) 92,4 B Data hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa terjadi peningkatan dari 62,99% pada siklus I menjadi 92,4% di siklus II. Kenaikan persentase aktivitas siswa disebabkan adanya aktivitas siswa pada kegiatan diskusi kelompok dan diskusi kelas. Selain itu tindakan guru yang terus membimbing siswa pada kegiatan diskusi juga ikut mempengaruhi kenaikan aktivitas tersebut. Dari data yang diperoleh masih ada siswa yang tidak aktif dan telah dilakukan tindak lanjut dengan memberikan dan diberikan sanksi berupa tugas yang harus dilakukan di depan kelas tanpa bantuan dari kelompoknya. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I dan II, maka dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan aktifitas belajar siswa pada materi Menulis Teks Berbentuk Report. Selain itu juga terjadi perubahan dalam proses PBM yang diselenggarakan oleh guru yang ditandai dengan peningkatan kemampuan guru pada setiap siklusnya. Peningkatan lainnya adalah hasil belajar yang didapat dari test yang diberikan setiap akhir pembelajaran. Setelah dilakukan analisis keseluruhan peningkatan ini berkaitan langsung dengan penerapan pembelajaran model Make to Macth sebagai strategi yang digunakan dalam PBM. Model pembelajaran ini menarik perhatian siswa sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar. Siswa menjadi lebih aktif, belajar sambil bermain namun tidak mengurangai makna dari pembelajaran itu sendiri. Aktifitas belajar siswa, kemampuan guru dalam PBM dan hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya. Aktifitas belajar siswa meningkat dari siklus I dengan persentase siswa yang aktif adalah 66,29% dengan kategori cukup menjadi 77,14% pada kategori baik. Kemampuan guru dalam PBM meningkat dari

621 Manajer Pendidikan, Volume 10, Nomor 6, November 2016, hlm. 616-621 62,5% dengan kategori cukup pada siklus I menjadi 72,9% dengan kategori baik pada siklus II. Hasil belajar siswa 65,7 % siswa tuntas belajar pada siklus I meningkat menjadi 77,14% siswa tuntas belajar pada siklus II. Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran model Make to Macth dapat digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa pada materi Menulis Teks Berbentuk Report. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran model Make to Macth dapat digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa, hasil belajar siswa serta peningkatan proses belajar mengajar yang diselenggarakan oleh guru. Saran yang dapat disampaikan pada tulisan ini antara lain, penerapan pembelajaran model Match to Macth dapat diaplikasikan untuk menambah variasi strategi pembelajaran Bahasa Inggris sehingga memberikan efek pada peningkatan keaktifan belajar, kreatifitas, kerjasama, kondisi pembelajaran dan pencapaian hasil. DAFTAR RUJUKAN BNSP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta: Depdiknas. Dave Meier. 2002. The Accelerated Learning Handbook.Terjemah:Rahmani Astuti. Bandung: Kaifa Dimyati dan Mujiono. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud Gordon Dryden dan Jeannette Vos. 2000. The Learning Revolution to Change The Way The World Learns atau Revolusi Cara Belajar. Terjemah: Baiquni Ahmad.Bandung: Kaifa. Oemar Hamalik. 2002. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Oos M. Anwas. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Kelas Rangkap Berbantuan Media Audio di Sekolah Dasar. Jakarta: Didasmen. Sutrisno. 2007. E-learning dan KTSP. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas