BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 alinea

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. daya bagi kesehjateraan manusia yakni pembangunan tersebut. Adapun tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tujuan negara yaitu Melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 Alinea ke-iv, yakni melindungi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

PENJELASAN ATAS QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas sumber daya alam, sumber daya potensial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang memadai dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

mekanisme pemerintahan negara dijalankan oleh presiden sebagai pemegang kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, memiliki wilayah (daerah) tertentu, adanya rakyat yang hidup teratur,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan yang sebaik mungkin. Untuk mencapai hakekat dan arah dari

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara

I. PENDAHULUAN. meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Sumber daya potensial yang

PERAN RETRIBUSI OBYEK WISATA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. (Bratahkusuma dan Solihin, 2001:1). Menurut Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN TENTANG

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun di sektor swasta, hanya fungsinya berlainan (Soemitro, 1990).

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedikit mirip dengan negara serikat/federal 1. Namun terdapat perbedaanperbedaan

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

BAB I PENDAHULUAN. mampu membangun prasarana yang sangat dibutuhkan di wilayahnya. Perubahan

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan

DESA PANDA KABUPATEN BIMA PERATURAN DESA PANDA NOMOR 1 TAHUN Tentang

BAB I PENDAHULUAN. diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan dengan tujuan untuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG - UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam tata pemerintahan di Indonesia. Penerapan otonomi daerah di

BAB I PENDAHULUAN. mengingat kebutuhan serta kompleksitas permasalahan yang ada saat ini.

ANALISIS SUMBERDAYA PESISIR YANG BERPOTENSI SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BENGKULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya otonomi daerah. Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagaimana yang kita ketahui bahwasannya Negara Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Melalui sistem pemerintahan yang baik, setidaknya hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab warga negara dan masyarakatnya. Kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengelola sumber daya yang dimiliki secara efisien dan efektif.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. pembangunan. Oleh karena itu peran masyarakat dalam Pembiayaan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 3 SERI E

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam era globalisasi dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

KONTRIBUSI REALISASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keberhasilan Otonomi Daerah. hanya mencakup reformasi akuntansi keuangannya.

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan.undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dasar 1945, bahwa cita-cita bangsa Indonesia adalah untuk melindungi. segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan ini dalam artian bahwa karena lapangan retribusi daerah berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu fungsi alokasi yang meliputi: sumber-sumber ekonomi dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan, setiap daerah memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia senantiasa melakukan pembangunan nasional untuk mensejahterakan

BUPATI SUBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang

-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat dengan daerah, dimana pemerintah harus dapat mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. Januari 2001 telah memberikan kewenangan yang luas, nyata dan. bertanggungjawab kepada daerah secara proporsional mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan

I. PENDAHULUAN. berdasarkan pertimbangan kemampuan daerah. Tujuannya adalah memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia yang berada di masing masing Provinsi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 tahun 1999 diganti menjadi UU No. 32 tahun 2004 tentang

BAB I. Pendahuluan. Pemberlakuan undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah, undang - undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Sebagai Negara Kesatuan, Indonesia mempunyai fungsi dalam membangun masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempatyang berisi tentang Untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian, segenap potensi dan sumber daya pembangunan yang ada harus dialokasikan secara efektif dan efisien melalui suatu proses kemajuan dan perbaikan secara terus-menerus yang disebut pembangunan. Pembangunan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pembangunan nasional dan pembangunan daerah.pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang termasuk dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sedangkan pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat baik moril maupun materil. Dalam pasal 18 Undang-undang dasar tahun 1945 dinyatakan bahwa Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan susunan pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-undang, dengan memandang dan mengingatkan dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan Negara dan hak asal-usul dalam daerahdaerah yang bersifat istimewa. Pasal tersebut dapat digunakan sebagai landasan yang kuat bagi daerah untuk menyelenggarakan otonomi melalui kewenangan yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Otonomi yang dimaksud adalah Otonomi Daerah yang berarti sebagai kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 menjelaskan bahwa daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang antara lain: berupa kepastian tersedianya pendanaan dari pemerintah sesuai dengan urusan pemerintah yang diserahkan, untuk tujuan tersebut Pemerintah Daerah harus memiliki kekuatan untuk menggali potensi sumber sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pemerintah harus mentransfer sebagai pendapatan dana atau membagi sebagian pendapatan pajaknya dengan Pemerintah Daerah. Dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan peluang yang besar bagi daerah untuk mengelola sumber daya alam yang dimiliki agar dapat memberikan hasil yang optimal. Setiap

pemerintah daerah berupaya keras meningkatkan perekonomian daerahnya sendiri termasuk meningkatkan perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Di samping pengelolaan terhadap sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sudah ada perlu ditingkatkan dan daerah juga harus selalu kreatif dan inovatif dalam mencari dan mengembangkan potensi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga dengan semakin banyak sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dimiliki, daerah akan semakin banyak memiliki sumber pendapatan yang akan dipergunakan dalam membangun daerahnya. Sumber-sumber Pendapatan Daerah antara lain: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Lain-lain pendapatan yang sah. Salah satu upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu dengan mengoptimalkan potensi dalam sektor Pariwisata. Optimalisasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal sebagai suatu bentuk mengoptimalkan sesuatu hal yang sudah ada, atau merancang dan membuat sesuatu secara optimal. Di Indonesia sektor yang paling dominan dan banyak dikembangkan pada saat ini adalah sektor pariwisata. Pengembangan sektor pariwisata di Indonesia pada saat ini menunjukkan peranan yang berarti dalam pembangunan perekonomian nasionalyaitu suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka yang panjang, disertai dengan perubahan ciri-ciri penting suatu masyarakat, yaitu perubahan dalam hal teknologi, pola pikir masyarakat maupun kelembagaan.pariwisata juga sering disajikan sebagai jawaban atas beberapa masalah yang dihadapi Indonesia antara lain menciptakan lapangan kerja dan banyak peluang ekonomi, menjaga dan memperbaiki lingkungan, serta mendorong perekonomian regional.

Keberhasilan pengembangan sector kepariwisataan, berarti akan meningkatkan perannya dalam penerimaan daerah, dimana kepariwisataan merupakan komponen utamanya dengan memperhatikan juga faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti: pendapatan perkapita, dan besar kecilnya retribusi obyek wisata. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi di Indonesia bagian Timur. Apabila parawisa tawan bias ditarik untuk menghabiskan waktunya di Nusa Tenggara Timur (NTT) meski dalam waktu sehari, sudah memiliki efek positif untuk pengembangan bisnis wisata. Dengan demikian, industry pariwisata merupakan salah satu sector jasa yang sangat penting untuk dikembangkan. Dalam hal ini, Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendapatkan prioritas utama dalam rangka memperbaiki struktur ekonomi daerah serta dapat meningkatkan kemandirian dan daya saing, dengan demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kawasan wisata di Kota Kupang yang paling terkenal adalah Pantai Lasiana yang menunjukkan panorama keindahan laut yang dapat dinikmati pengunjung di Kota Kupang. Obyek wisata pantai Lasiana berjarak kurang lebih 12 km dari Kota Kupang. Obyek ini mulai dibuka untuk umum pada Tahun 1970 dan pada Tahun 1986 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Dinas Pariwisata membangun prasarana dan fasilitas. Penataan objek wisata pantai Lasiana menjadi keharusan karena merupakan bagian dari Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPARNAS) disamping juga harus menjadi citra dan terutama berpotensi menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup signifikan bagi pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada kawasan wisata pantai Lasiana ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi sehingga dilihat secara keseluruhan kawasan wisata pantai Lasiana ini belum optimal.

Untuk mengetahui data kunjungan, realisasi penerimaan retribusi, dan target penerimaan kawasan wisata pantai Lasiana dapat dilihat pada tabel berikut : Tahun Tabel 1.1 Data Kunjungan, Target Penerimaan dan Realisasi Penerimaan Pada Kawasan Wisata Pantai Lasiana Kupang Tahun 2013-2015 Data kunjungan (anak-anak dan orang dewasa) Target penerimaan (Rp) Realisasi Penerimaan (Rp) (%) 2013 27.651 200.000.000 87.720.000 43.86 2014 39.474 200.000.000 112.727.000 56.36 2015 44.138 250.000.000 157.335.000 62.93 Sumber : Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Tahun 2013-2015 Berdasarkan data pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwarealisasi penerimaan retribusi pada kawasan wisata pantai Lasiana dari Tahun 2013-2015 tidak selalu mencapai target yang ditetapkan. Rata-rata pengunjung setiap tahun mencapai 37.087 pengunjung. Apabila dilihat dari jumlah pengunjung tiga tahun terakhir, maka setiap tahun terjadi peningkatan yang juga berpengaruh terhadap realisasi penerimaan retribusi kawasan. Peningkatan ini terjadi dari 30 hingga 50% dari total penerimaan pada tahun 2013. Terjadi hubungan yang sangat erat antara jumlah pengunjung dengan realisasi penerimaan retribusi kawasan dikarenakan pengunjung yang masuk ke kawasan wisata pantai Lasiana memberikan retribusi sebesar Rp. 1.000 (anak-anak) - Rp. 2.000 (dewasa), biaya parkir untuk kendaraan roda dua Rp. 2.000 dan untuk kendaraan roda empat Rp. 2000, sewa panggung terbuka yang berada di kawasan tersebut satu x sewa Rp.500.000 serta pajak yang dikenakan kepada para pedagang yang berada di dalam kawasan wisata tersebut 10.000/bulan.Namun

peningkatan retribusi ini belum mencapai target penerimaan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah (lihat tabel 1.1). Sehingga dapat dikatakan bahwa kawasan wisata pantai Lasiana belum berfungsi secara optimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan para penjaga pantai maka diketahui beberapa kendala yang sangat mempengaruhi Pendapatan Asli daerah (PAD) kawasan wisata pantai Lasiana ini diantaranya adalah kurangnya fasilitas yang memadai, keterbatasan dana untuk menata kawasan pantai Lasiana, dan adanya peristiwa (buaya) pada tahun 2014 sehingga mengurangi pengunjung untuk berkunjung ke objek wisata pantai Lasiana dan juga seluruh kawasan pantai Lasiana sebagian masih dikuasai oleh pemilik lahan.kendala tersebutlah yang merupakan akar dari penurunan realisasi penerimaan retribusi kawasan wisata pantai Lasiana. Apabila terjadi penurunan retribusi maka akan mempengaruhi pengoptimalan kawasan wisata pantai Lasiana. Realisasi penerimaan retribusi kawasan wisata pantai Lasiana pada tabel 1.1 tidak mencapai target penerimaan yang diajukan oleh pemerintah daerah. Tidak tercapainya target tersebut mungkin diakibatkan oleh kurangnya pengoptimalan kawasan wisata pantai Lasiana baik berupa fisik (sarana prasarana) dalam kawasan wisata ataupun dikarenakan kurangnya promosi yang dilakukan oleh pemerintah daerahsehingga pengetahuan masyarakat terhadap pantai Lasiana masih minim dan belum mengetahui kondisi kawasan pantai Lasiana yang terbaru. Promosi dengan melakukan iklan ataupun melakukan acara besar pemerintah daerah di dalam suatu kawasan wisata merupakan upaya yang cukup berpengaruh terhadap peningkatan jumlah pengunjung masyarakat. Sehingga dapat memberikan peluang yang menguntungkan terhadap peningkatan penerimaan yang telah ditargetkan oleh pemerintah.

Kawasan wisata pantai Lasiana lebih luas dan juga banyak sarana yang dimiliki dan dapat dinikmati oleh pengunjung seperti sarana permainan anak-anak, jogging track, lopo (tempat istirahat), dan panggung terbuka untuk acara besar. Dapat diketahui bahwa kawasan pantai Lasiana lebih mampu untuk mengoptimalkan kawasan wisata yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas obyek wisata tersebut. Sehingga dari tahun ke tahun memiliki jumlah pengunjung dan realisasi penerimaan rertibusi yang semakin meningkat walaupun setiap tahun tidak mencapai target pada kawasan tersebut. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dimiliki kawasan wisata pantai lasiana ini tidak sejalan dengan fasilitas yang dimiliki, karena masih banyak perbaikan yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut untuk mengoptimalisasi kawasan pantai lasiana. Berdasarkanpenjelasanlatarbelakangini, maka dilakukan suatu penelitian denganjudul: ANALISIS OPTIMALISASI PENERIMAAN RETRIBUSI KAWASAN WISATA PANTAI LASIANA KUPANG. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka di rumuskan masalah sebagai berikut: 1. Faktor apa yang menyebabkan rendahnya realisasi penerimaan rertibusi kawasan wisata pantai Lasiana Kupang?

2. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam mengoptimalkan penerimaan rertibusi obyek wisata pantai Lasiana Kupang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahuifaktor apa yang menyebabkan rendahnya realisasi penerimaan retribusi kawasan wisata pantai Lasiana Kupang. 2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam mengoptimalkan penerimaan retribusi obyek wisata pantai Lasiana Kupang. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya pada Dinas Pariwisata dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada kawasan wisata Pantai Lasiana. 2. Bagi Akademis Diharapkan dapat memberikan informasi tentang Pendapatan Asli Daerah (PAD)dilihat dari segi Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).