BAB I PENDAHULUAN. keuangan bank dan industri keuangan non bank (asuransi, dana pensiun,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia dari tahun ke tahun terus berkembang. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. satunya berdampak pada peningkatan permintaan akan Audit Delay laporan

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

DAFTAR PUSTAKA. Agoes, Sukrisno Auditing: Petunjuk Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik, Jakarta: Salemba Empat.

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang go public,

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang profesional. Saat ini banyak perusahaan yang sudah go public maka

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan. perusahaan (Widosari dan Rahardja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut Kieso

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. hingga tanggal diselesaikan laporan auditor independen. Apabila audit report

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan terhadap laporan keuangan seperti manajemen, pemegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya yang bermanfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat mengkomunikasikan data keuangan kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan (Daniswara dan Kiswara, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi (Shukeri dan Sherliza, 2010 dalam Sumartini dan

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wujud tanggung jawab manajemen kepada investor. Investor pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga digunakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Halim, 2000). Senada dengan pernyataan Halim, Aryati (2005) menyebutkan audit

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam bisnis investasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal indonesia saat

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara akurat dan tepat waktu (Rachmawati, 2008). biasanya dapat melakukan kesalahan manajemen (mis-management) dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini, kondisi perekonomian di indonesia dapat dilihat dari kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Sehingga informasi yang dihasilkan akan kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB I PENDAHULUAH. pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena kasus pelanggaran ketentuan di bidang pasar modal (

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna bila disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan tentunya dimasa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Manfaaat dari

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. berpendapat bahwa harus dibutuhkannya aturan-aturan dalam akuntansi yang dibuat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan masyarakat yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alat ukur untuk melihat baik atau buruknya kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk. yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY)

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas audit laporan keuangan juga meningkat pesat karena hal itu UKDW

BAB I PENDAHULUAN. datang akan semakin tumbuh dan bersaing secara ketat dimana masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sektor jasa keuangan merupakan sub sistem dari keseluruhan sistem perekonomian di Indonesia. Berdasarkan data yang tercatat pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sektor keuangan Indonesia terdiri dari industri keuangan bank dan industri keuangan non bank (asuransi, dana pensiun, perusahaan pembiayaan, sekuritas dan pegadaian). Kinerja dan kesehatan perbankan yang mendominasi sektor keuangan Indonesia perlu mendapat perhatian guna mewujudkan sistem perbankan yang efisien, sehat, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan lebih merata melalui pembiayaan yang mudah, aman, dan terjangkau dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat. Perkembangan di sektor perbankan konvensional maupun syariah bias dikatakan cukup stabil sebagaimana Tabel 1.1 Tabel 1.1 Perkembangan Sektor Perbankan di Indonesia (dalam Rp Miliar) Bank Konvensional Bank Syariah Indikator 2014 2015 2016 Indikator 2014 2015 2016 Total Aset 5.615.150 6.132.583 6.243.113 Total Aset 204.961 213.423 211.358 Jumlah Bank Jumlah Kantor 119 118 118 Jumlah Bank 32.729 32.949 32.771 Jumlah Kantor 12 12 12 2.163 1.990 1.844 Sumber : Statistika Perbankan Indonesia & Statistika Perbankan Syariah Posisi Mei 2016 Otoritas Jasa Keuangan, diolah (http://www.ojk.co.id) 1

2 Industri perbankan mempunyai peranan yang amat penting terhadap pembangunan ekonomi. Sejarah perekonomian Indonesia menunjukkan bahwa ekonomi bangsa ini bergerak seiring dengan industri perbankan. Ekonomi Indonesia adalah bank-based economy, sebuah perekonomian yang bergantung pada keberadaan perbankan sebagai sumber pembiayaan (Prasetyo dan Sunaryo, 2015). Oleh sebab itu, upaya memperkuat sistem perbankan yang sehat, efisien dan bermanfaat bagi perekonomian menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga keberlangsungan pembangunan ekonomi nasional. Untuk menilai kesehatan kondisi suatu perusahaan terutama perusahaan perbankan, dapat dilihat dari kondisi laporan keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut IAI (2009), laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dapat berguna dengan optimal, apabila disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan, seperti kreditor, investor, pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai dasar pengambilan suatu keputusan. Laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitas yang membuat informasi laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar

3 penggunanya. Keempat karakteristik tersebut antara lain dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan (IAI, 2009). Karakteristik informasi yang relevan harus mempunyai nilai prediktif dan tepat waktu. Adanya nilai prediktif dan ketepatan waktu merupakan karakteristik informasi yang bersifat relevan. Ketepatan waktu pelaporan keuangan penting dalam memilih informasi yang berbeda yang dilaporkan, sedangkan reliabilitas dicapai ketika penggambaran fenomena ekonomi selesai, netral dan bebas dari kesalahan material. Semakin cepat informasi laporan keuangan dipublikasikan ke publik, maka informasi tersebut semakin bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Dan sebaliknya jika terdapat penundaan yang tidak semestinya, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya dalam hal pengambilan suatu keputusan. Oleh karena itu, informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu pengambilan keputusankeputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut (Baridwan, 2000). Penerbitan laporan keuangan perusahaan seringkali bervariasi. Perusahaan dengan kondisi yang baik biasanya menerbitkan laporan keuangan lebih cepat dibandingkan dengan waktu yang ditentukan oleh Bapepam. Selisih tanggal antara akhir tahun buku dengan tanggal penandatanganan laporan keuangan dapat mengindikasikan adanya keterlambatan dalam penyajian laporan keuangan ke publik yang dapat memperlambat proses penerbitan laporan keuangan sehingga tidak sesuai

4 dengan peraturan yang diberlakukan oleh Bapepam. Panjangnya waktu penerbitan laporan keuangan tersebut sering disebut dengan istilah audit delay. Menurut Ashton dkk (1987) dalam Ningsih dan Widhiyani (2015) audit delay merupakan jangka waktu proses penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal hingga tanggal laporan audit yang dikeluarkan oleh perusahaan. Perusahaan dapat dikatakan terlambat dalam penyajian laporan keuangan apabila audit delay melebihi jangka waktu dari ketentuan yang sudah diberlakukan oleh Bapepam. Keterlambatan dalam pempublikasian laporan keuangan dapat menyebabkan terjadinya masalah pada laporan keuangan emiten. Ukuran Perusahaan yang merupakan salah satu faktor yang menjadi tolak ukur besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Auditor cenderung akan memerlukan waktu yang lebih banyak dalam mengaudit perusahaan besar karena total aset yang dimiliki perusahaan besar lebih besar dari pada perusahaan yang lebih kecil, hal ini mengakibatkan semakin banyak jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang dilakukan (Puspitasari dan Sari, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan Puspitasari dan Sari (2012) sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2012), Prabowo dan Marsono (2013), dan Damiari dan Ulupui (2014) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap audit delay. Sementara hasil penelitian dari Ariyani dan Budiarta (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hasil yang sama diperoleh dari penelitian Togasima

5 dan Christiawan (2014) dan Arifatun (2013) yang juga menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Rahardja (2012), Lucyanda dan Nura ni (2013), Sari (2014), Aditya (2014) dan Prameswari (2015) yang menunjukan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dari pengujian variabel Ukuran perusahaan yang dilakukan peneliti terdahulu terdapat 4 (empat) hasil yang menyatakan Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay, dan terdapat 3 (tiga) hasil yang menyatakan Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay. Sementara terdapat 5 (lima) hasil yang menyatakan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Faktor lain yang kemungkinan mempengaruhi audit delay yaitu profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Oleh karena itu, perusahaan yang mampu menghasilkan profit akan cenderung mengalami audit delay yang lebih pendek, sehingga good news tersebut dapat segera disampaikan kepada para investor dan pihak pihak yang berkepentingan lainnya. Ketika profitabilitas perusahaan sudah cukup tinggi, biasanya tidak banyak koreksi yang diperlukan dalam melaksanakan kebijakan akuntansi dan dengan demikian proses audit akan lebih cepat (Ramantha dkk, 2015). Penelitian Listiana (2012), Arifatun (2013), Ariyani dan Budiartha (2014) dan Ramantha (2015) berhasil membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif

6 terhadap variabel audit delay. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Prabowo dan Marsono (2013) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap audit delay. Sedangkan penelitian Togasima dan Christiawan (2014), Angruningrum (2013), Tiono dan Jogi (2013), Purnamasari (2012) dan Kartika (2011) menunjukkan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dari pengujian variabel Profitabilitas yang dilakukan peneliti terdahulu terdapat 4 (empat) hasil yang menyatakan Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay, dan terdapat 1 (satu) hasil yang menyatakan Profitabilitas berpengaruh positif terhadap audit delay. Sementara terdapat 5 (lima) hasil yang menyatakan Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Likuiditas merupakan kemampuan emiten dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya setiap saat termasuk penarikan yang tidak dapat diduga seperti membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Sebagai lembaga kepercayaan bagi masyarakat maka bank harus bisa mengelola likuiditas secara baik terutama ditunjukan untuk memperkecil risiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan dalam mengelola likuiditas selalu akan terjadi benturan kepentingan antara keputusan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan pendapatan (Natsir,2012). Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) jangka pendek perusahaan untuk memenuhi kewajiban

7 jangka pendeknya yang jatuh tempo, perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi memiliki risiko yang lebih kecil terhadap kemungkinan terjadinya gagal bayar atas utang jangka pendek perusahaan (Listiana dan Susilo, 2012). Tingginya tingkat likuiditas perusahaan menggambarkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga cenderung lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Romanika (2013) membuktikan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hasil yang sama diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Marathani (2013) dan Kurniawati (2015) yang menyatakan bahwa likuiditas suatu perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan (2013) menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap audit delay. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2012) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Listiana (2012) dan Andika (2015) juga menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dari pengujian variabel Likuiditas yang dilakukan peneliti terdahulu terdapat 3 (tiga) hasil yang menyatakan Likuiditas berpengaruh negatif terhadap audit delay, dan terdapat 1 (satu) hasil yang menyatakan Likuiditas berpengaruh positif terhadap audit delay. Sementara terdapat 2 (dua) hasil yang menyatakan Likuiditas tidak berpengaruh terhadap audit delay.

8 Opini audit adalah pendapat akuntan independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit, Auditor sebagai pihak yang independen didalam pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan akan memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya (Purnamasari, 2012). Hasil penelitian Purnamasari (2012) dan Aditya (2014) membuktikan bahwa opini audit berpengaruh negatif terhadap audit delay. Apabila perusahaan mendapat unqualified opinion (wajar tanpa pengecualian) maka audit delay akan berkurang dibandingkan perusahaan yang mendapat jenis opini selain wajar tanpa pengecualian. Sementara dari penelitian yang dilakukan oleh Prabowo dan Marsono (2013) diperoleh hasil yaitu opini auditor berpengaruh positif terhadap audit delay. Sedangkan hasil penelitian Kartika (2011), Shulthoni (2013), Tiono dan Jogi (2013), Lestari (2010) dan Fiatmoko dan Anisykurlillah (2015) menunjukkan bahwa opini audit tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Dari pengujian variabel Opini audit yang dilakukan peneliti terdahulu terdapat 2 (dua) hasil yang menyatakan Opini Audit berpengaruh negatif terhadap audit delay, dan terdapat 1 (satu) hasil yang menyatakan Opini audit berpengaruh positif terhadap audit delay. Sementara terdapat 5 (lima) hasil yang menyatakan Opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay.

9 Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Anisma dkk (2014) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan pertambangan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada variabel dan objek penelitian yang akan diteliti. Pada penelitian Anisma dkk (2014) menggunakan variabel ukuran perusahaan, opini audit, solvabilitas, profitabilitas dan ukuran KAP sedangkan dalam penelitian ini menggunakan variabel Ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, dan opini audit. Variabel likuiditas digunakan sebagai pengganti variabel solvabilitas karena objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan perbankan yang biasanya memiliki rasio likuiditas yang tinggi. Dalam penelitian ini juga menghilangkan faktor eksternal seperti ukuran KAP karena diperkirakan kurang mempengaruh audit delay. Dalam penelitian ini objek yang digunakan adalah perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI. Penelitian ini mengambil objek Perusahaan Perbankan karena sektor ini merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan menurut Prasetyo (2015), perekonomian Indonesia adalah bank-based eoconomy, yaitu perekonomian yang bergantung pada keberadaan perbankan sebagai sumber pembiayaan. Menurut Kurniawati (2015) Emiten perbankan mengumumkan laporan keuangannya lebih cepat karena waktu penyelesaian proses audit lebih cepat dibandingkan perusahaan industri (non perbankan). Periode penelitian yang digunakan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian Anisma dkk (2014) periode yang digunakan

10 tahun 2012-2013, sedangkan peneliti mengambil periode 2013-2015. Peneliti mengambil periode tersebut untuk melihat perkembangan terbaru dari sektor perbankan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay? 2. Apakah Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay? 3. Apakah Likuiditas berpengaruh negatif terhadap audit delay? 4. Apakah Opini Audit berpengaruh negatif terhadap audit delay? 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka pembatasan masalah yang perlu dibatasi pada penelitian ini adalah: 1. Perusahaan yang menjadi objek penelitian yaitu perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI 2. Laporan keuangan yang menjadi objek penelitian yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan Perbankan periode 2013-2015 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan dalam perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap audit delay.

11 2. Untuk mengetahui pengaruh negatif profitabilitas terhadap audit delay. 3. Untuk mengetahui pengaruh negatif likuiditas terhadap audit delay. 4. Untuk mengetahui pengaruh negatif opini audit terhadap audit delay. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut beberapa manfaat penelitian ini. 1. Bagi pengguna laporan keuangan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengguna laporan keuangan dalam memperoleh gambaran mengenai penyebab terjadinya audit delay dan menjadi bahan pertimbangan oleh auditor dalam mengoptimalkan kinerja yang berimbas pada tepatnya waktu pelaporan keuangan dan penyampaian laporan keuangan kepada publik. 2. Bagi akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. 3. Bagi Penulis Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan dari teori yang diterima sehingga memperoleh gambaran mengenai faktor - faktor yang mempengaruhi audit delay.