BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi

dokumen-dokumen yang mirip
Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I Tinjauan Umum Etika

01ILMU ETIKA PROFESI. Etika dan Etiket dalam Humas. Frenia KOMUNIKASI.

Modul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 TINJUAN UMUM ETIKA. Henry Anggoro Djohan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

BAB I PENDAHULUHAN. detail yang berbeda. Nilai berasal dari bahasa latin, dari kata value

ETIKA PERGAULAN REMAJA. Oleh: Achmad Dardiri (FIP UNY) internasional yaitu pergaulan antar bangsa selalu diperlukan etika atau lebih tepat etiket

Pengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012

Pengertian etika = moralitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I)

warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

Analisis Proses Bisnis ETIKA BISNIS LOGO. STMIK PPKIA PRADNYA PARAMITA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Ketika manusia berbicara,

ETIKA PROFESI Mia Fitriawati, M.Kom.

ETIKA BISNIS DAN PROFESI PPAK

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

LANGKAH AWAL KKN DI DESA ETIKA DAN MORAL PERGAULAN DI MASYARAKAT. LANGKAH AWAL KKN DI DESA (lanjt) 12/11/2015

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana seseorang bertindak dan berprilaku. moral. Etika pergaulan perlu di terapkan misalnya (1) Berpakaian rapi di

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

Pertemuan 1 TINJAUAN UMUM

KODE ETIK PSIKOLOGI. Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi

Oleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak

MATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS

BAB II LANDASAN TEORI

ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran

ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. NANDANG SOLIHIN, M.Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan masa peralihan untuk menuju kedewasaan, dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

PENDIDIKAN ETIKA MENJADI TARGET KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

A. Latar Belakang Masalah

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI

2 Analisis Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, ide-ide, nilai-nilai kejadian-kejadian yang membangun cerita,

ETIK UMB ETIKA PERGAULAN. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah diperlukan guna meningkatkan kinerja karyawan. Menurut Purwanto (2003:25), komunikasi merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

EKSPEKTASI DARI ETIKA DOSEN. Oleh Eva Imania Eliasa,M.Pd*

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Dalam Negara manapun remaja adalah penerus. pertanda akan merosotnya akhlak anak bangsa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

ABSTRAK

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO

BAB I PENDAHULUAN. perasaan (Sumarsono, 2004: 21).Selanjutnya, dengan bahasa orang-orang dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

PENGERTIAN DAN NILAI ETIKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM

Pert ke 12. Oleh: Mohklas, SE., M.Si STIE PENA SEMARANG Semarang, Maret 2014

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Zico Oktorachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentunya membutuhkan alat komunikasi yang berupa bahasa guna

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. tentang isu kemerosotan nilai-nilai yang terkandung dalam keluarga cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah hamba Allah yang termulia yang melebihi makhluk mana pun di dunia ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi yang berkembang pesat dan berpengaruh sangat luas menghanyutkan manusia yang kurang mantap kepribadiannya. Hal tersebut juga mempengaruhi kesantunan yang diterapkan oleh manusia yang hidup bermasyarakat ( Masnur, 2010:5 ). Dalam kehidupan sehari-hari istilah etika, moral, norma, akhlak, budi pekerti, dan nilai sering tidak dibedakan secara jelas sehingga terjadi kerancauan dalam penalaran. Istilah etika berasal dari bahasa Yunani etos, yang berarti adat, kebiasaan, peraturan tingkah laku yang disebut moralitas, yang sama artinya dengan istilah moral, yang berasal dari bahasa Latin (mos-mores). Namun, dalam bidang kefilsafatan, moralitas lebih diartikan sebagai perilaku manusia dan norma-norma yang dipegang masyarakat yang mendasarinya. Sementara itu, etika lebih menunjuk pada pemikiran atau refleksi kritis dan sistematik mengenai moralitas. Dalam berbagai situasi pembicaraan sering kali etika disebut sebagai filsafat moral ( Masnur, 2010:6 ). Secara formal sampai saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi. Dalam perkembangannya lebih lanjut, bahasa Indonesia berhasil mendudukkan diri sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Keenam kedudukan ini mempunyai fungsi yang berbeda, walaupun dalam praktiknya dapat saja muncul secara bersama bersama dalam satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau dua fungsi saja.

Bahasa Indonesia bisa menjalankan fungsi sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia rasa kesatuan dan persatuan bangsa yang berbagai etnis terpupuk. Kehadiran bahasa Indonesia di tengah-tangah ratusan bahasa daerah tidak menimbulkan sentimen negatif bagi etnis yang menggunakannya. Sebaliknya, justru kehadiran bahasa Indonesia dianggap sebagai pelindung sentimen kedaerahan dan sebagai penengah ego kesukuan. Dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional maka ketika beberapa orang dari lain suku berkumpul maka tidak akan menimbulkan kekacauan karena bahasa yang diucapkan memiliki arti yang sama. Lain halnya apabila menggunakan bahasa daerah, tanpa disengaja sering dalam 2 daerah memiliki bahasa atau kata-kata yang sama namun memiliki arti yang berbeda, dari situ lah maka akan muncul perselisihan diantara masing-masing suku ( Masnur, 2010:6 ). Bahasa Indonesia dalam kajiannya mencakup empat keterampilan yaitu membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Berbicara adalah bentuk komunikasi dua arah yang efektif untuk mengkomunikasikan ide atau gagasannya secara langsung dengan lawan bicara. Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang penting dalam kehidupan. Hampir semua aktivitas komunikasi yang dilakukan tidak dapat dilepaskan dari aspek berbicara ( Masnur, 2010:6 ). Berbicara adalah kegiatan yang bisa dikatakan mudah karena ketika kita berbicara dengan orang yang sedang bertatap muka dengan kita, maka tidak membutuhkan media ataupun alat perantara apapun. Misalnya ketika seseorang telah asik berbicara dengan orang yang dirasa cocok ataupun dirasa dekat maka dia tidak akan memperhatikan kesopanan atau kesantunan bahasa yang digunakannya. Bahkan dia tidak akan sadar bahwa telah melanggar batas norma berkomunikasi dan membuat orang lain sakit hati. Dengan adanya kejadiankejadian sepeti itu di masyarakat luas maka perlu dilakukan pendidikan berkarakter sejak

dini. Untuk dapat mencetak generasi penerus bangsa yang berakhlak dan memiliki norma kesopanan ( Sutarjo, 2010:79 ). SDN Mojolangu I terletak di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. SDN tersebut berada dikawasan padat penduduk dan di lingkungan kota. Dari hasil observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti pada bulan Juli 2013, peneliti menemukan perilaku dan tutur kata siswa yang kurang menunjukkan sikap hormat terhadap orang yang lebih tua. Melihat kondisi diatas, maka peneliti melakukan analisa terhadap kesantunan berbahasa yang telah ada pada diri anak-anak bangsa yang seharusnya telah tertanam sejak pendidikan dasar. Khususnya untuk siswa kelas V SDN Mojolangu I Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. 1.2 Fokus Masalah Dari latar belakang di atas, fokus masalah yang akan dibahas adalah kesantunan berbahasa yang telah tertanam dalam pribadi siswa dan telah menjadi kebiasaan bertutur kata dalam kehidupan sehari-hari khususnya untuk siswa kelas V SDN Mojolangu I Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. 1.3 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah bentuk tindak tutur kesantunan berbahasa siswa kelas V SDN Mojolangu I Kecamatan Lowokwaru Kota Malang?. 2. Bagaimanakah konteks penggunaan kesantunan berbahasa yang digunakan siswa kelas V SDN Mojolangu I Kecamatan Lowokwaru Kota Malang ketika bertegur sapa dengan teman sebaya, atau guru disekolah?. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas maka, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa yang digunakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas V SDN Mojolangu I Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. 2. Untuk mendeskripsikan penggunaan kesantunan berbahasa siswa kelas V SDN Mojolangu I Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan karakter yang terlah dimiliki oleh siswa. Manfaat tersebut dibagi menjadi 2 macam yaitu manfaat teoritis dan praktis antara lain yaitu : 1.5.1 Teoritis Penelitian yang dilakukan memiliki manfaat untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan dari penerapan pendidikan karakter yang dilakukan di dunia pendidikan saat ini. Hasil penelitian ini akan dapat menunjukkan seberapa besar pencapaian keberhasilan yang telah didapatkan pada penerapan karakter pada siswa kelas 5 SDN Mojolangu I Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Dengan adanya penelitian ini sekolah akan mengetahui bagaimana kesantunan yang ditunjukkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. 1.5.2 Praktis a. Bagi peneliti 1. Dapat menambah wawasan bagi peneliti untuk dapat mangetahui secara lebih jelas dan lengkap mengenai kesantunan berbahasa siswa. 2. Dapat menambah pengetahuan bagaimana kesantunan bahasa yang ada pada anak usia sekolah. b. Bagi siswa Dapat mengetahui dan meningkatkan kualitas diri dari karakter yang dimiliki siswa agar mampu menjadi pribadi yang lebih baik dari yang sebelumnya, dan agar siswa mampu

memahami dan menjunjung tinggi batasan norma-norma kesopanan yang harus dia ketahui dan dia terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi penerus bangsa yang unggul dalam kesopanan dan memiliki karakter yang santun. c. Bagi sekolah Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkarakter yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan siswa khususnya dalam kesantunan berbahasa. Agar tujuan pembelajaran disekolah akan lebih mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh sekolah. Serta apa yang akan di terapkan pada siswa akan dapat lebih mengena dan sesuai dengan karakteristik siswa yang ada pada SDN Mojolangu I Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. 1.6 Batasan Istilah Berbicara memiliki norma-norma yang harus diperhatikan dalam penggunaannya, seperti halnya kesantunan berbahasa harus sangat di perhatikan dan dijunjung tinggi adanya. Kesantunan bahasa yang akan dibahas oleh peneliti adalah kesantunan bahasa dalam penggunaan bahasa Indonesia yang dilakukan oleh siswa SDN Mojolangu I Kecamatan Lowokwaru Kota Malang kepada guru, orang tua dan siswa lain. Batasan-batasan istilah dalam penelitian ini antara lain : 1. Tindak Tutur Tindak tutur merupakan sepenggal tutur atau kata-kata yang disampaikan oleh penutur kepada orang yang sedang berkomunikasi atau sedang bertutur kata dengan penutur atau orang yang sedang diajak berbicara. 2. Kesantunan

Kesantunan merupakan suatu sikap yang harapannya dimiliki oleh setiap orang, karena dengan memiliki sikap santun maka orang tersebut akan membuat seseorang lebih di hormati dan dihargai oleh orang lain. 3. Kesantunan Berbahasa Kesantunan Berbahasa merupakan sikap santun yang ditunjukkan melalui tutur kata seseorang yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-harinya yang mana orang tersebut memperhatikan bagaimana tidak tuturnya terhadap orang lain untuk selalu menjaga rasa hormat dan menghargai orang yang menjadi lawan bicaranya. 4. Konteks penggunaan bahasa Konteks penggunaan bahasa yaitu sikap dimana penutur dapat menyesuaikan diri dengan siapa dia bertutur kata, sehingga penutur mampu menggunakan bahasa yang santun yang tepat sesuai dengan sasaran yang dituju atau kepada siapa penutur sedang berbicara, sehingga penutur dapat selalu memperhatikan sikap santun menghargai dan menghormati orang lain sesuai dengan ketentuan-ketentuan sikap santun yang semestinya dilakukan oleh penutur.