Penerapan Metode Neural Network Berbasis Algoritma Genetika Untuk Prediksi Penyakit Kanker Payudara

dokumen-dokumen yang mirip
DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP

PENERAPAN ALGORITMA NAÏVE BAYES UNTUK DETEKSI BAKTERI E-COLI

KLASIFIKASI NASABAH ASURANSI JIWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERBASIS BACKWARD ELIMINATION

Versi Online tersedia di : JURNAL TECH-E (Online)

KOMPARASI ALGORITMA NAÏVE BAYES DAN K- NEAREST NEIGHBOR UNTUK DETEKSI KANKER PAYUDARA

PENERAPAN ALGORITMA KLASIFIKASI C4.5 UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA

Jaringan Syaraf Tiruan dengan Pembelajaran Algoritma Genetika dan Diversitas untuk Deteksi Kelas Penyakit

PENINGKATAN METODE NAIVE BAYES CLASSIFICATION UNTUK PENENTUAN TINGKAT KEGANASAN KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

Perbandingan 5 Algoritma Data Mining untuk Klasifikasi Data Peserta Didik

PENERAPAN ALGORITMA NEURAL NETWORK DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JALAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PENERAPAN ALGORITMA KLASIFIKASI DATA MINING C4.5 PADA DATASET CUACA WILAYAH BEKASI

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN:

Penerapan Algoritma C4.5 untuk Klasifikasi Tingkat Keganasan Kanker Payudara

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-222

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

OPTIMASI PARAMETER MARSHALL STABILITY PADA ASPAL BETON MENGGUNAKAN PENDEKATAN HYBRID NEURAL NETWORK GENETIC ALGORITHM

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Optimasi, Naïve Bayes, Risiko Kredit, Algoritma Genetika, Seleksi Fitur.

PENERAPAN DECISION TREE UNTUK PENENTUAN POLA DATA PENERIMAAN MAHASISWA BARU

DIAGNOSA PREDIKSI PENYAKIT JANTUNG DENGAN MODEL ALGORITMA NAÏVE BAYES DAN ALGORITMA C4.5

STUDI ANALISA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN DAN TANPA ALGORITMA GENETIKA

Optimasi Fitur Menggunakan Backward Elimination Dan Algoritma SVM Untuk Klasifikasi Kanker Payudara

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Application Determination Of Credit Feasibility in Sharia Cooperative

KOMPARASI ALGORITMA BERBASIS NEURAL NETWORK DALAM MENDETEKSI PENYAKIT HEPATITIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS DECISION TREE DALAM PEMBERIAN BEASISWA STUDI KASUS: AMIK BSI YOGYAKARTA

Penerapan Algoritma Genetika pada Peringkasan Teks Dokumen Bahasa Indonesia

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN PARAMATER PADA ALGORITMA KLASIFIKASI K-NEAREST NEIGHBOR BERBASIS ALGORITMA GENETIKA

PERBANDINGAN DECISION TREE

PREDIKSI PENYAKIT MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOUR DAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK DATA BERDIMENSI TINGGI

ISSN: X 77 IMPUTASI MISSING DATA DENGAN K-NEAREST NEIGHBOR DANALGORITMA GENETIKA

Penerapan Data Mining Classification Untuk Prediksi Perilaku Pola Pembelian Terhadap Waktu Transaksi Menggunakan Metode Naïve Bayes

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS

SNIPTEK 2014 ISBN:

PEMBELAJARAN BERTINGKAT PADA ARSITEKTUR JARINGAN SARAF FUNGSI RADIAL BASIS

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017.

Bab II Konsep Algoritma Genetik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dataset

Implementasi Algoritma Genetika dan Neural Network Pada Aplikasi Peramalan Produksi Mie (Studi Kasus : Omega Mie Jaya)

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Algoritma C4.5 Untuk Penentuan Jurusan Mahasiswa

Pemanfaatan Educational Data Mining (EDM)...

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Komparasi algoritma Conjugate gradient dan Gradient descent pada MLPNN untuk Tingkat Pengetahuan Ibu (Studi kasus Pemberian ASI Ekslusif)

Penerapan Algoritma Klasifikasi Data Mining C4.5 Pada Dataset Cuaca Wilayah Bekasi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Technologia Vol 7, No.3, Juli September OPTIMASI KLASIFIKASI PENILAIAN AKREDITASI LEMBAGA KURSUS MENGGUNAKAN METODE K-NN DAN NAIVE BAYES

PRESENTASI TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PENGGABUNGAN ALGORITMA SUPPORT VECTOR MACHINE DAN SIMULATED ANNEALING PADA PERMASALAHAN KLASIFIKASI POLA

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELLITUS TIPE II BERBASIS TEKNIK KLASIFIKASI DATA ABSTRACT

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

PREDIKSI CHURN DAN SEGMENTASI PELANGGAN MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK BERBASIS EVOLUTION STRATEGIES

PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 BERBASIS FORWARD SELECTION

PREDIKSI KETEPATAN KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE BERBASIS PARTICLE SWARM OPTIMATION (PSO)

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

KAJIAN PENERAPAN ALGORITMA C4.5, NAIVE BAYES, DAN NEURAL NETWORK DALAM PEMILIHAN DOSEN TELADAN: STUDI KASUS UNIVERSITAS INDRAPRASTA

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC)

ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR BERBASIS FORWARD SELECTION UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT JANTUNG KORONER

SELEKSI MOBIL BERDASARKAN FITUR DENGAN KOMPARASI METODE KLASIFIKASI NEURAL NETWORK, SUPPORT VECTOR MACHINE, DAN ALGORITMA C4.5

Optimasi Teknik Klasifikasi Modified k Nearest Neighbor Menggunakan Algoritma Genetika

BAB II LANDASAN TEORI

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY

IMPLEMENTASI ALGORITMA ID3 UNTUK KLASIFIKASI PERFORMANSI MAHASISWA (STUDI KASUS ST3 TELKOM PURWOKERTO)

Penerapan Adaptive Genetic Algorithm dengan Fuzzy Logic Controller pada Capacitated Vehicle Routing Problem

KAJIAN PERANCANGAN RULE KENAIKAN JABATAN PADA PT. ABC

MODEL PREDIKSI BERBASIS NEURAL NETWORK UNTUK PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK METODE BLACK-BOX

Prediksi Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia menggunakan Metode Genetic-Based Backpropagation

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika

KLASIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG DENGAN MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK BERBASIS ALGORITMA GENETIKA

SWABUMI VOL IV No. 1, Maret 2016 ISSN X

KLASIFIKASI PENENTUAN TIM UTAMA OLAHRAGA HOCKEY MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 (STUDI KASUS : HOCKEY KABUPATEN KENDAL)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Denny Hermawanto

PREDIKSI KEMACETAN ANGSURAN LEASING MOTOR MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPRPAGATION NEURAL NETWORK BERBASIS PARTICLE SWARM OPTOMIZATION

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

Model Prediksi Berbasis Neural Network untuk Pengujian Perangkat Lunak Metode Black-Box

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PENERAPAN DATA MINING UNTUK REKOMENDASI BEASISWA PADA SMA MUHAMMADIYAH GUBUG MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PREDIKSI NILAI PROYEK AKHIR MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA KLASIFIKASI DATA MINING

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Transkripsi:

JURNAL TECH-E - VOL. NO. (207) Versi Online tersedia di : http://bsti.ubd.ac.id/e-jurnal JURNAL TECH-E 258-96 (Online) Artikel Penerapan Metode Neural Network Berbasis Algoritma Genetika Untuk Prediksi Penyakit Kanker Payudara Rino Universitas Buddhi Dharma, Sistem Informasi, Banten, Indonesia JEJAK PENGIRIMAN Diterima: Agustus 5, 207 Revisi Akhir: Agustus 20, 207 Tersedia Online: September 3, 207 KATA KUNCI Neural Network, Algoritma Genetika, Prediksi, Kanker Payudara KORESPONDENSI Telepon: 08965893979 E-mail: rino@ubd.ac.id A B S T R A K Kanker merupakan tantangan besar bagi umat manusia.kanker dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh. Penyakit mematikan ini dapat ditemukan pada manusia dari segala usia. Kanker payudara merupakan penyakit kanker paling umum di kalangan wanita, dan merupakan penyebab kematian terbesar juga bagi wanita. Pada penelitian yang serupa, ada beberapa metode yang digunakan tetapi terdapat masalah dikarenakan bentuk dari sel-sel kanker yang nonlinier. Neural network dapat mengatasi permasalahan tersebut,tetapi neural network lemah dalam hal penentuan nilai parameter, sehingga perlu dioptimasi. Algoritma Genetika adalah salah satu metode optimasi yang baik,oleh karena itu nilai-nilai parameter dari neural network akan dioptimasi dengan menggunakan Algoritma Genetika sehingga mendapatkan nilai parameter yang paling baik. Algoritma Neural Network berbasis algoritma genetika memiliki nilai akurasi yang lebih tinggi dibanding hanya menggunakan algoritma Neural Network. Hal ini terbukti dari peningkatan nilai akurasi untuk model algoritma Neural Network sebesar 95.42% dan nilai akurasi algoritma Neural Network berbasis Algoritma Genetika sebesar 96.85% dengan selisih akurasi.43%.sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik optimasi Algoritma Genetika dapat meningkatkan nilai akurasi pada algoritma Neural Network PENGANTAR Kanker merupakan tantangan besar bagi umat manusia, kanker dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh. Kanker payudara merupakan penyakit kanker paling umum yang ditemukan di kalangan wanita (Dellen, Walker, & Kadam, 2005, p. 2). Informasi tentang tumor dari pemeriksaan tertentu dan tes diagnosa yang dikumpulkan menentukan seberapa ganas kanker tersebut. Dengan mengetahui keganasan kanker, tindakan pengobatan dapat dilakukan dengan lebih baik dan tingkat kematian dapat dikurangi.

RINO / JURNAL TECH-E - VOL.. NO.X (207) Pada penelitian ini akan diterapkan metode Neural Network yang dioptimasikan dengan Algoritma Genetika dalam memprediksi kanker payudara. I. METODE a. Neural Network Neural Network adalah processor yang terdistribusi paralel, terbuat dari unit-unit yang sederhana, dan memiliki kemampuan untuk menyimpan pengetahuan yang diperoleh secara eksperimental dan siap pakai untuk berbagai tujuan (Haykin, 999, p. 23). Neural Network ini meniru otak manusia dari sudut: - Pengetahuan diperoleh oleh network dari lingkungan, melalui suatu proses pembelajaran. - Kekuatan koneksi antar unit yang disebut synaptic weights, berfungsi untuk menyimpan pengetahuan yang telah diperoleh oleh network tersebut. b. Algoritma Genetika Optimasi adalah tentang menemukan nilainilai parameter yang optimal untuk suatu objek atau sistem yang meminimalkan tujuan (biaya) dan fungsi (Shukla, 200, p. 47). Dalam optimasi, kita diberi sebuah fungsi, yang dikenal sebagai fungsi tujuan. Tujuannya adalah untuk meminimalkan atau memaksimalkan nilai dari fungsi tujuan dengan menyesuaikan parameter berbagai. Masing-masing kombinasi parameter menandai solusi yang mungkin baik atau buruk, tergantung pada nilai fungsi tujuan. Soft-teknik komputasi menghasilkan set parameter terbaik yang memberikan nilainilai terbaik dari fungsi tujuan mengingat kendala dari waktu. Algoritma genetika (GA), yang dikembangkan oleh John Holland pada tahun 960 dan 970-an, merupakan upaya untuk meniru proses komputasi di mana seleksi alam beroperasi. Langkah-langkah dalam Algoritma Genetika sebagai berikut: begin end Pada akhirnya, Algoritma Genetika memproses dari populasi awal melalui serangkaian operasi genetik, seperti, seleksi, crossover dan mutasi, untuk mencari ruang yang lebih baik, langkah demi langkah sampai mencapai solusi yang optimal. II. HASIL x 0; initialize P(x); evaluate P(x); while(not termination condition) do recombine P(x) to yield O(x); evaluateo(x); select P(x + ) from P(x) and O(x); x++; end Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model yang sudah terbentuk dengan algoritma Neural Network. Data dianalisa dengan melakukan dua perbandingan yaitu menggunakan Algoritma Neural Network dan Algoritma Neural Network berbasis Algoritma Genetika Hasil Penghitungan Neural Network Pembuatan model neural network akan dilakukan pada dataset yang terdiri dari 9 attribut yang merupakan attribut dari kanker payudara, dan kelas yang mewakili jinak atau ganas. Tabel. Dataset Kanker Payudara 2

RINO / JURNAL TECH-E - VOL.. NO.X (207) Dari data tersebut, hidden layer akan dikalkulasikan dengan perhitungan dengan ( jumlah attribut + hasil ) / 2 + yaitu 7 hidden layer, bobot untuk hidden layer pada awalnya diberikan secara acak, model dengan bobot yang sudah diberikan secara acak dapat dilihat pada gambar Model akan dibentuk dengan momentum sebesar 0. dan learningrate 0.3. Input -0.042-0.27-0.098 0.79-0.45 0.046-0.089-0.23 0.064 0.073 2 0.52-0.03-0.084 0.8 0.064-0.37 0.080 0.007-0.30-7 -0.007 0. -0.053 0.7 0.0 0.55 0.024 0.04 0.03 Hidden Layer 0.3 0.45-0.00-0.28-0.78 0.05-0.036 0.7 0.028-0.08-0.094-0.62-0.77-0.75 0.085-0.00-0.032 0.3-0.89 0.075-0.003 0.026-0.65 0.33-0.030-0.082 6 0.029 0.037-0. -6 0.040 0.036 0.038 0.63 Output 0.036-0.40-0.06-0.20 0.26-0.29 0.09-0.059 0.28 0.00-0.037-0.44 Gambar. Model Awal Neural Network y hidden = f(0.028 + (5 0.3) + (3 0.45) + (3 0.00) + (3 0.28) + (2 ) + (3 0.78) + (4 0.05) + (4 0.036) + ( 0.7)) = 0.44 y hidden = = 0.602 + e (0.44) y hidden2 = f(0.073 + (5 0.042) + (3 0.27) + (3 0.098) + (3 0.79) + (2 0.45) + (3 0.046) + (4 0.089) + (4 0.23) + ( 0.064)) =.22 y hidden2 = = 0.227 + e (.22) Nilai untuk output dihitung berdasarkan bobot node output dengan nilai dari hidden layer. Perhitungan dapat dilihat pada perhitungan berikut: 3

RINO / JURNAL TECH-E - VOL.. NO.X (207) y output = f( 0.29 + (0.0364 0.602) + ( 0.40 0.227) + ( 0.058 0.074) + ( 0.06 0.78) + ( 0.20 0.249) + ( 0.583) + (0.26 0.657)) = 0.082 y output = = 0.479 + e ( 0.082) Input -0.042-0.27-0.098 0.79-0.45 0.046-0.089-0.23 0.064 0.073 2 0.52-0.03-0.084 0.8 0.064-0.37 0.080 0.007-0.30-7 -0.007 0. -0.053 0.7 0.0 0.55 0.024 0.04 0.03 Hidden Layer 0.602 0.227 0.074 0.78 0.249 0.583 0.657 y output2 = f( 0.44 + (0.09 0.602) + ( 0.058 0.227) + ( 0.074) + ( 0.059 0.78) + (0.28 0.249) + (0.00 0.583) + ( 0.037 0.657)) = 0.24 y output2 = = 0.469 + e ( 0.24) 0.3 0.45-0.00-0.28-0.78 0.05-0.036 0.7 0.028-0.08-0.094-0.62-0.77-0.75 0.085-0.00-0.032 0.3-0.89 0.075-0.003 0.026-0.65 0.33-0.030-0.082 6 0.029 0.037-0. -6 0.040 0.036 0.038 0.63 Output 0.469 0.479 0.036-0.40-0.06-0.20 0.26-0.29 0.09-0.059 0.28 0.00-0.037-0.44 Gambar 2. Pengolahan Nilai Pada Hidden Layer dan Output Layer 4

RINO / JURNAL TECH-E - VOL.. NO.X (207) Input -0.045-0.29-0.00 0.77-0.46 0.045-0.092-0.26 0.063 0.072 3 0.53-0.030-0.083 0.82 0.065-0.36 0.08 0.007-0.30-9 -0.008 0.0-0.054 0.70 0.009 0.53 0.022 0.040 0.03 Hidden Layer 0.602 0.227 0.074 0.78 0.249 0.583 0.657 0.32 0.46-0.00-0.28-0.77 0.05 - -0.7 0.029-0.083-0.095-0.63-0.77-0.76 0.084-0.0-0.20 0.032 0.30-7 0.070-0.008-0.080 0.022-0.7 0.26-0.037-0.028-0.084 0.203 0.033 0.04-0.07-0.08-2 0.046 0.04 0.039 0.64 Output 0.469 0.479 0.059-0.3-0.055 0.03-0.0 0.058 0.52-0.090-0.00-0.066 0.032-0.087 0.080-0.060-0.79 Gambar 3. Gambar Nilai Perubahan Bobot Baru Perhitungan dilanjutkan dengan menerapkan model yang sudah disesuaikan pada data kedua. Data kedua dimasukkan kedalam variable input, lalu disesuaikan bobotnya sampai menjadi output, kemudian dihitung nilai error, dan didapatkan nilai delta untuk output, kemudian nilai delta disesuaikan kedaam node hidden layer dan kemudian dihitung bobot baru. Berikut model yang terbentuk dengan 2 hidden layer seperti pada Gambar 5 Gambar 4. Model Dengan 2 Hidden Layer 5

RINO / JURNAL TECH-E - VOL.. NO.X (207) Dilanjutkan hingga 9 hidden layer. Hasil Penghitungan optimasi model dengan Algoritma Genetika. Menentukan populasi awal C [0.3_0._3] = 95.4% C2 [0.2_0.4_8] = 96% C3 [0.5 4] = 96.57% C4 [0._0.2_5] = 96% C5 [0.02_0.08_9] = 96.57% 2. Evaluasi nilai fitness Fitness C = / ( + 95.4-00 ) = / 5.86 = 0.70648 Fitness C2 = / ( + 96-00 ) = / 5 = 0.2 Fitness C3 = / ( + 96.57-00 ) = /4.43 = 0.225734 Fitness C4 = / ( + 96-00 ) = /5 = 0.2 Fitness C5 = / ( + 96.57-00 ) = /4.43 = 0.225734 Total fitness = 0.70648 + 0.2 + 0.225734 + 0.2 + 0.225734 =.0226 Probabilitas masing-masing chromosom menjadi: P[C] = 0.70648 /.0226 = 0.66956 P[C2] = 5672507 P[C3] = 0.220849688 P[C4] = 5672507 P[C5] = 0.220849688 3. Seleksi Chromosom induk Untuk proses seleksi digunakan Roullete Wheel, untuk itu diperlukan nilai kumulatif probabilitasnya dari setiap chromosom, yakni sebagai berikut: C = 0.66956 C2 = 0.66956 + 5672507 = 0.3626287 C3 = 0.66956 + 5672507 + 0.220849688 = 0.583477805 C4 = 0.66956 + 5672507 + 0.220849688 + 5672507 = 0.7795032 C5 = 0.66956 + 5672507 + 0.220849688 + 5672507 + 0.220849688 = Langkah selanjutnya dengan menggunakan bilangan acak R antara 0 sampai. Bilangan acak yang digunakan sebanyak jumlah chromosom, misalkan sebagai beikut: R = 0.22786742 R2 = 0.2264966 R3 = 0.857372275 R4 = 0.649737022 R5 = 0.799273008 Memilih chromosom ke x sebagai Parent.Hasil seleksi Roullete Wheel pada populasi ini untuk crossover menjadi: P -> C2 -> 0.2_0.4_8 P2 -> C2 -> 0.2_0.4_8 -> karena sama maka diulang kembali P2 -> C5 -> 0.02_0.08_9 Kedua induk yang akan diambil adalah C2 dan C, maka anak yang dihasilkan oleh kromosom induk akan menggantikan kromosom yang ada, lalu kembali diambil nilai R secara acak R = 0.8490706 R2 = 0.30009289 R3 = 0.00278035 R4 = 0.305677568 R5 = 0.30644202 4. Melakukan crossover (perkawinan silang) Dengan nilai crossover probability 0.5, hanya kromosom yang nilai R lebih kecil dari 0.5 yang akan bermutasi. maka selain C semua akan digantikan dengan kromosom hasil perkawinan, nilai C3 dan C5 memiliki nilai fitness tertinggi, sehingga C3 dan C5 lolos dari proses seleksi. Hanya C2 dan C4 yang perlu digantikan oleh 6

RINO / JURNAL TECH-E - VOL.. NO.X (207) crossover proses perkawinan dilakukan dengan pengambilan nilai acak sejumlah attribut yaitu - 3. R[C2] = 2 R[C4] = 3 hasil proses crossover C2 = 0.2_0.4_8 >< 0.02_0.08_9 => 0.2_0.08_8 C4 = 0.2_0.4_8 >< 0.02_0.08_9 => 0.2_0.4_9 Populasi baru terbentuk dengan hasil crossover yang telah terjadi menjadi: C [0.3_0._3] = 95.4% C2 0.2_0.08_8] =? C3 0.5 4] = 96.57% C4 [0.2_0.4_9] =? C5 [0.02_0.08_9] = 96.57% 5. Mutasi Chromosom Jumlah chromosom yang mengalami mutase dalam satu populasi ditentukan oleh persentase p mutation. Proses mutasi dilakukan dengan cara mengganti satu gen yang terpilih secara acak dengan suatu nilai baru yang didapat secara acak. Total gen = (gen dalam chromosom) * jumlah chromosom = 3 * 5 = 5 Dalam menentukan posisi gen yang mengalami mutasi dilakukan dengan cara menggunakan bilangan acak antara sampai total gen, yakni antara sampai 5. Misal kita tentukan 0% maka jumlah gen yang mengalami mutasi adalah 0% dari 5 yaitu,5 atau gen. Kemudian menggunakan bilangan acak dan terpilih posisi gen 2 yang mengalami mutasi. Dengan demikian yang akan mengalami mutasi adalah chromosome ke-3 gen nomor 8. Maka nilai gen pada posisi tersebut kita ganti dengan bilangan acak 0- ( Momentum). Misalkan bilangan acak yang digunakan adalah 0.3, maka chromosom ke-8 berubah menjadi [0.5_0.3_4]. Populasi pada generasi pertama menjadi: C [0.3_0._3] = 95.4% C2 [0.2_0.08_8] = 95.7% C3 [0.5_0.3_4] = 95.42% C4 [0.2_0.4_9] = 96.57% III. PEMBAHASAN C5 [0.02_0.08_9] = 96.57% Hasil Pengujian dengan Confusion Matrix Evaluasi Model dengan Confusion Matrix, model confusion matrix akan membentuk matrix yang terdiri dari true positif atau tupel positif dan true negatif atau tupel negatif, kemudian masukan data testing yang sudah disiapkan kedalam confusion matrix sehingga didapatkan hasil pada Tabel 2 seperti dibawah ini: Tabel 2. Hasil Confusion Matrix Dengan 2 Hidden Layer true Jinak true Ganas Class precision Pred. Jinak 440 2 97.35% Pred. Ganas 8 229 92.7% Class Recall 96.07% 95.02% Accuracy 95.7% Pada Tabel 2 akurasi 95.7% dan untuk jumlah True Positive (TP) adalah 229, untuk False Negative (FN) adalah 440, untuk False Positive (FP) adalah 2, dan untuk True Negative (TN) adalah 8. Confusion Matrix di lanjutkan hingga dengan 9 hidden layer. Hasil Pengujian Dengan ROC Curve (AUC) Pada Gambar 6 menunjukan grafik ROC dengan nilai AUC (Area Under Curve) sebesar 94. 7

RINO / JURNAL TECH-E - VOL.. NO.X (207) Gambar 5. Nilai AUC dalam ROC Curve 2 Hidden Layer ROC dilanjutkan hingga 9 hidden layer.... Penentuan Nilai parameter Hasil dari pengujian model yang dilakukan pada bab tiga adalah penentuan nilai parameter dengan algoritma Neural Network dan algoritma Neural Network berbasis Algoritma Genetika untuk menentukan nilai parameter. Hasil yang diperoleh dari nilai parameter yang sudah ditentukan oleh Algoritma Genetika yang Tabel 3. Hasil Penentuan Nilai Parameter (Learning Rate, Momentum, Hidden Layer) di uji pada metode Neural Network akan menghasilkan nilai akurasi dan AUC. Berdasarkan hasil uji coba penentuan nilai parameter oleh Algoritma Genetika didapatkan hasil terbaik untuk nilai parameter Learning Rate adalah sebesar 0.56207036566738 dan nilai parameter Momentum adalah 36637279685964 dengan 4 Hidden Layer. Perbandingan hasil dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini. Learning Rate 0.5000235354 75244 0.2072256758 97004 0.5620703656 6738 Momen tum Hidd en Laye r 66967707257 33 54372322052 6088 36637279685 964 Akurasi 2 3 4 95.7 % 96.5 7% 96.8 5% AU C 93 92 93 0.2032895882 0866 0.4253444065 6286 0.698487625 963385 0.57660285292 5632 0.62049898445 428 75066453274 8256 0.06034850904 8709 0.07756304 32243 367356907 8865 0.8737724729 6034 5 6 7 8 9 96.2 9% 96. 4% 94.5 6% 96.7 % 96.5 7% 89 92 9 87 87 Hasil Perbandingan Menggunakan Neural Network dengan Neural Network Berbasis Algoritma Genetika a. Evaluasi Model dengan Confusion Matrix Model confusion matrix akan membentuk matrix yang terdiri dari true positif atau tupel positif dan true negatif atau tupel negatif, kemudian masukan data testing yang sudah disiapkan kedalam confusion matrix. Pada Tabel 4- akurasi 95.42 % dan untuk jumlah True Positive (TP) adalah 225, untuk False Negative (FN) adalah 442, untuk False Positive (FP) adalah 6, dan untuk True Negative (TN) adalah 6. 8

RINO / JURNAL TECH-E - VOL.. NO.X (207) Tabel 4. Hasil Confusion Matrix NN true Jinak true Ganas Class precision Pred. Jinak 442 6 96.5% Pred. Ganas 6 225 93.36% Class Recall 96.5% 93.36% Accuracy 95.42% Setelah dioptimasi terlihat peningkatan seperti terlihat pada Tabel 4-2 dengan akurasi 96.85% dan untuk jumlah True Positive (TP) adalah 234, untuk False Negative (FN) adalah 443, untuk False Positive (FP) adalah 7, dan untuk True Negative (TN) adalah 5 dengan jumlah Hidden Layer 4. Tabel 5. Hasil Confusion Matrix NN+GA true Jinak true Ganas Class precision Pred. Jinak 443 7 98.44% Pred. Ganas 5 234 93.96% Class Recall 96.72% 97.0% Accuracy 96.85% b. Evaluasi dengan ROC Curve Akurasi memiliki tingkat diagnosa yaitu (Gorunescu, 20):. Akurasi bernilai 0.00 = Excellent classification 2. Akurasi bernilai 0.80 0 = Good classification 3. Akurasi bernilai 0.70 0.80 = Fair classification 4. Akurasi bernilai 0.60 0.70 = Poor classification 5. Akurasi bernilai 0.50 0.60 = Failure Pada Gambar 4-2 menunjukan grafik ROC dengan nilai AUC (Area Under Curve) sebesar 84 dengan tingkat diagnosa Excellent classification. Gambar 6. Nilai AUC NN dalam ROC Curve Setelah dioptimasi terjadi peningkatan seperti terlihat pada Gambar 4-22 menunjukan grafik ROC dengan nilai AUC (Area Under Curve) sebesar 93 dengan tingkat diagnosa Excellent classification. 9

RINO / JURNAL TECH-E - VOL.. NO.X (207) Gambar 7. Nilai AUC Neural Network+GA dalam ROC Curve Hasil dari uji coba yang dilakukan yaitu untuk menghasilkan nilai accuracy, dan nilai AUC (Area Under Curve) dengan menggunakan nilai parameter yang telah ditentukan didapatkan hasil terbaik seperti Tabel 4-3 sebagai berikut: Tabel 6. Pengujian Neural Network dan Neural Network Berbasis Algoritma Genetika Accuracy AUC Neural Network 95.42% 84 Neural Network berbasis GA 96.85% 93 Arsitektur neural network terbaik yang didapatkan dari percobaan, dapat dilihat seperti pada gambar 23 di bawah ini: Input Clumph Thickness Uniformity of Cell Size Uniformity of Cell Shape Marginal Adhesion Single Epithelial Cell Size Bare Nuclei Bland Chromatin Normal Nucleoli Mitoses 0.036-0.40-0.06-0.20 0.26-0.29-7 -0.007 0.09-0.059 0.28 0.00-0.037-0.44 Hidden Layer -0.08-0.094-0.62-0.77-0.75 0.085-0.00-0.032 0.3 0.029-0.89 0.075-0.003 0.026-0.65 0.33-0.030-0.082 Output Jinak Ganas 0. -0.053 0.7 0.0 0.55 6 0.037-0. -6 0.040 Gambar 8. Arsitektur Neural Network Terbaik dari Hasil Percobaan Pengujian model untuk menentukan nilai parameter pada neural network dilakukan dengan menggunakan 0 folds cross validation yang akan secara acak mengambil 0 % dari data training untuk sebagai data testing. Kemudian proses ini dilakukan di rapid miner dengan pengujian awal yang kemudian nilai parameter di adjust dan dioptimisasi sehingga meningkatkan nilai akurasi. IV. KESIMPULAN Algoritma Genetika terbukti mampu meningkatkan akurasi prediksi pada penyakit kanker payudara. Model yang dibentuk oleh neural network berbasis Algoritma Genetika menghasilkan akurasi yang lebih baik ketimbang neural network tanpa dioptimasi. Peningkatan dapat dilihat dari peningkatan dari nilai akurasi untuk model algoritma Neural Network sebesar 95.42 %, setelah dioptimasi nilai akurasi algoritma Neural Network berbasis Algoritma Genetika sebesar 96.85% dengan selisih akurasi.43%. Untuk evaluasi menggunakan ROC curve sehingga menghasilkan nilai AUC (Area Under Curve) untuk model algoritma Neural Network menghasilkan nilai 84, sedangkan untuk algoritma Neural Network berbasis Algoritma Genetika menghasilkan nilai 93 dengan nilai 0

RINO / JURNAL TECH-E - VOL.. NO.X (207) diagnosa Excelent Classification, dengan selisih nilai keduanya sebesar 0.009. Adapun dari model yang terbentuk, nantinya dapat dikembangkan atau diimplementasikan ke dalam sebuah aplikasi. sehingga dapat membantu dan memudahkan bagi para praktisi kesehatan dalam mendiagnosa kanker payudara, dan hasil diagnosa pun bisa lebih akurat dan terpercaya. REFERENSI Abbas, H. A. (2002). An Evolutionary Artificial Neural Networks Approach For Breast Cancer Diagnosis. Artificial Intelligence in Medicine, vol.25, no.3, -30. Adam, A., & Omar, K. (2006). Computerized Breast Cancer Diagnosis with Genetic Algorithms and Neural Network. Department of System and Management Sciences, Faculty of Technology and Information Sciences, 83-88. Bellachia, A. (2000). Predicting Breast Cancer Survivability Using Data Mining Techniques. Ninth Workshop on Mining Scientific and Engineering Datasets in conjunction with the Sixth SIAM International Conference on Data Mining (SDM 2006), Saturday, April 22, 2006.. Calle, J. (2004). Breast cancer facts andfigures 2003 2004. American Cancer Society. p. 27. Retrieved from (http://www.cancer.org/). Dellen, D., Walker, G., & Kadam, A. (2005). Predicting Breast Cancer Survivability: A Comparison of Three Data Mining Methods. Artificial intelligence in medicine, Elsevier, 27-3. Gorunescu, F. (20). Data Mining Concepts, Models and Techniques. Springer; st Edition. edition (June 24, 20). Han, J., & Kamber, M. (2007). Data Mining: Concepts and Techniques 2nd Edition. Morgan Kaufmann Publishers is an imprint of Elsevier. Haykin, S. (999). Neural Networks: A Comprehensive Foundation.: Prentice Hall. K. Hornik, M. Stinchcombe, H. White. (989). Multilayer Feedforward Networks are Universal Approximators. Journal Neural Networks Volume 2 Issue 5, 989, 359-366. Larose, D. T. (2005). Discovering Knowledge In Data An Introduction to Data Mining. A John Wiley & Sons, Inc., Publication. Lundin, M., & Burke, H. B. (999). Artificial Neural Networks Applied to Survival Prediction in Breast Cancer. Journal Artificial Intelligence in Medicine Volume 34 Issue 2, June, 2005, 28-286. Shukla. (200). Real Life Application of Soft Computing. Taylor and Francis Group, LLC. Wu, G. (2009). Research on Parameter Optimization of Neural Network. International Journal of Hybrid Information Technology Vol. 2, No., January, 2009, 8. Zhang, Q., & Wang, C. (2008). Using Genetic Algorithm to optimize Artificial Neural RIWAYAT HIDUP Rino Lulus pada Program Studi Teknik Informatika (S) di bidang Jaringan, 2008, Program Studi Teknik Informatika (S2) di bidang Rekayasa Piranti Lunak. Saat ini Sebagai Dosen Tetap pada Program Studi Sistem Informasi, Universitas Buddhi Dharma.