BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beban-beban dinamik yang merusak struktur bangunan umumnya adalah bebanbeban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada daerah pertemuan 4 (empat)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Gempa Bumi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kerusakan Hotel Ambacang akibat gempa di Padang, Sumatera Barat, Rabu (30/09/2009), (Sumber : wikipedia.org).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga tinggi, sehingga perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Kepulauan Indonesia

ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN

BAB 1 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Efek dinding..., Yohannes Arief Ninditta Siregar, FT UI, 2010.

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. gempa yang mengguncang di beberapa bagian wilayah Indonesia. Hal ini

ANALISIS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG DUA TOWER YANG TERHUBUNG OLEH BALOK SKYBRIDGE

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pada saat gempa terjadi, titik tangkap gaya gempa terhadap bangunan berada pada pusat massanya, sedangkan perlawanan yang dilakukan oleh bangunan berp

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Vihara Satya Budhi (Jl. Kelenteng 10/23A, Bandung) 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat

Contoh Perhitungan Beban Gempa Statik Ekuivalen pada Bangunan Gedung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dua dari banyak faktor yang dapat memancing orang dari luar daerah untuk datang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. permukaaan bumi. Ketika pergeseran terjadi timbul getaran yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

Disusun oleh: VISHNU DEWA PUTRA

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh faktor eksternal (gempa, angin, tsunami, kekakuan tanah, dll)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan analisis statik ekivalen, analisis spektrum respons, dan

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilewati oleh pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Peta tektonik kepulauan Indonesia dan sekitarnya (Bock et al., 2003)

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS APARTEMEN KALIBATA RESIDENCE TOWER D JAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia termasuk daerah dengan tingkat resiko gempa yang cukup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa detik sampai puluhan detik saja, walaupun kadang-kadang dapat terjadi lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. ingin menempatkan jendela, pintu, lift, koridor, saluran-saluran mekanikal dan

PERILAKU STRUKTUR RANGKAA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADAA GEDUNG EMPAT LANTAI

BAB I PENDAHULUAN. tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan Pasifik. Keberadaan

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan terjadi gempa-gempa besar yang membentang dari benua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

BAB 3 METODE PENELITIAN

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. syarat bangunan nyaman, maka deformasi bangunan tidak boleh besar. Untuk. memperoleh deformasi yang kecil, gedung harus kaku.

PENGARUH PASANGAN DINDING BATA PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

yaitu plat Philippines, plat Pasifik, plat Australia dan plat Eurasia (Widodo 2001).

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

METODOLOGI DESAIN DAN PERENCANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu di kepulauan Alor (11 Nov, skala 7.5), gempa Papua (26 Nov, skala 7.1),

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BETON BERTINGKAT BANYAK BERDASARKAN PERBANDINGAN ANALISIS RESPONS SPEKTRUM DAN DINAMIK RIWAYAT WAKTU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG DUAL SYSTEM 22 LANTAI DENGAN OPTIMASI KETINGGIAN SHEAR WALL

PENGARUH PENEMPATAN DAN POSISI DINDING GESER TERHADAP SIMPANGAN BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan maupun tempat hunian seperti hotel, apartemen, dan home stay.

EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL PADA PENGGUNAAN SISTEM GANDA

STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik yang sering disebut juga Ring of Fire, karena sering

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, yaitu gempa Aceh disertai tsunami tahun 2004, gempa Nias tahun. gempa di Indonesia menjadi sangatlah penting.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gempa bumi adalah gerakan atau getaran yang terjadi di permukaan bumi yang diakibatkan oleh adanya pergerakan dua lempengan yang saling bergesekan yang menimbulkan pelepasan energi yang sangat besar secara tiba-tiba. Energi yang dilepaskan akan merambat ke segala arah hingga mencapai permukaan bumi. Getaran pada permukaan bumi tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada struktur gedung diatasnya. Gambar 1.1 Peta Tektonik dan Sesar Aktif di Indonesia (Sumber gambar: Peta Hazard Gempa Indonesia 2010:Kementrian Pekerjaan Umum) Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara geologis berada diantara tiga lempeng tektonik yaitu lempeng eurasia, lempeng pasifik dan lempeng indoaustralia sehingga menyebabkan sebagian besar wilayah di indonesia sering terjadi peristiwa gempa bumi tektonik. Ada beberapa gempa bumi besar yang pernah terjadi Indonesia seperti gempa bumi Aceh 26 Desember 2004 dengan kekuatan sebesar 9.3 SR, Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 sebesar 5.9 SR dan Gempa Sumatra Barat 30 September 2009 sebesar 7.6 SR. Tidak dapat dipungkiri bahwa 1

2 kejadian-kejadian gempa tersebut mengakibatkan banyaknya korban jiwa, kerugian ekonomi maupun kerugian infrastruktur. Gambar 1.2 Kerusakan-kerusakan bangunan yang disebabkan gempa bumi. Sumber gambar: Wikipedia.org Berdasarkan dampak yang dapat ditimbulkan dari peristiwa gempa bumi terhadap bangunan gedung, maka sangat penting untuk mengetahui bagaimana kinerja dan perilaku bangunan gedung terhadap beban gempa yang terjadi. Efek yang ditimbulkan oleh gaya gempa harus diperhitungan dalam suatu perencanaan struktur bangunan gedung sehingga diharapkan ketika terjadi gempa bumi yang besar walaupun terjadi kerusakan struktur gedung masih dapat tetap berdiri agar tidak membahayakan orang di dalamnya. Ada dua jenis metode analisa struktur terhadap beban gempa yang dapat dilakukan, yaitu analisa gempa secara statik ekuivalen dan analisa gempa dinamik. Pada umumnya perencanaan bangunan tahan gempa tidak memperhitungkan pengaruh dinding non-struktural, padahal dinding non-struktural yang tersusun dari pasangan bata dapat memberikan tambahan kekakuan dan kekuatan yang signifikan pada struktur bangunan yang direncanakan. Pada tugas akhir ini akan membandingkan perilaku yang didapat dari struktur dengan dinding yang

3 dimodelkan (infill frame) dan struktur dengan dinding yang tidak dimodelkan (open-frame) pada gedung K.H Ibrahim (Twin) E6 dan E7 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terhadap beban gempa dengan menggunakan 3 metode analisis beban gempa diantaranya: analisis beban ekuivalen statik, analisis dinamik riwayat waktu (time history analysis) dan analisis dinamik respons spektrum. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut. 1. Berapa nilai beban gempa ekuivalen statik, respons spektrum dan time history yang direncanakan berdasarkan SNI-1726-2012? 2. Berapa besar gaya geser dasar dan simpangan antar lantai yang terjadi akibat dari masing-masing beban gempa ekuivalen statik, time history dan respons spektrum? 3. Bagaimana hasil evaluasi kinerja gedung K.H Ibrahim dengan model open frame structure dan infill frame structure? 4. Bagaimana perbedaan respon gedung yang dimodelkan sebagai open frame structure dan infill frame structure? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk. 1. Mengetahui besaran nilai beban gempa statik ekuivalen, dinamik respons spektrum dan time history sesuai dengan SNI-1726-2012. 2. Mengetahui besaran nilai gaya geser dasar dan simpangan antar lantai yang terjadi akibat dari masing-masing beban gempa ekuivalen statik, time history dan respons spektrum. 3. Mengetahui tahapan evaluasi kinerja struktur gedung terhadap beban gempa. 4. Mengetahui dan membandingkan respon yang didapat dari hasil pemodelan dan analisa struktur dengan open frame dan infill frame structure.

4 D. Manfaat Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Dapat memberikan informasi dan pemahaman tentang analisis beban gempa ekuivalen statik, time history dan respons spektrum. 2. Dapat menjadi panduan tentang cara evaluasi kinerja struktur pada bangunan bertingkat berdasarkan SNI 03-1726-2012. 3. Memberikan gambaran perbedaan perilaku struktur bangunan yang dianalisis secara open frame dan infill frame. E. Batasan Masalah Batasan-batasan permasalahan pada penelitian ini adalah. 1. Analisis struktur bangunan dilakukan secara 3 dimensi dengan bantuan perangkat lunak ETABS. 2. Struktur yang dimodelkan 3 dimensi mengacu pada gambar perencanaan. 3. bangunan gedung dimodelkan dan dianalisis dengan dan tanpa dinding nonstruktrual. 4. Analisa perhitungan beban gempa mengacu pada peraturan SNI 03-1726-2012 5. Perhitungan pembebanan mengacu pada Peraturan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPURG) 1987 dan SNI 2847-2013. 6. Metode analisis beban gempa yang digunakan adalah analisa ekuivalen statik, analisa dinamik time history dan respons spektrum. 7. Rekaman akselerogram gempa untuk analisis time history dimodifikasi dengan perangkat lunak SeismoMatch. 8. Sistem struktur yang dianalisis berupa dual system rangka pemikul momen khusus (SRPMK) dan dinding geser beton bertulang khusus. 9. Struktur yang dianalisis adalah struktur atas. 10. Bangunan gedung dalam penelitian ini hanya memiliki 7 lantai 11. Struktur atap dimodelkan secara terpisah dan didistribusikan sebagai beban perletakan pada struktur portal.

5 12. Pada model struktur infill frame, dinding pasangan bata diasumsikan dan modelkan sebagai masonry wall monolith pada kolom dan balok. F. Keaslian Penelitian Berdasarkan kajian referensi yang ada, penelitian yang mengkaji perbandingan antara kinerja gedung open frame dan infill frame dengan kasus gedung kembar K.H Ibrahim dengan beban gempa ekuivalen statik, time history dan respons spektrum belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang sebelumnya yang menggunakan gedung yang sama hanya menganalisis respons struktur terhadap beban-beban gempa statik ekuivalen dan respons spektrum dengan model open-frame tanpa mengkaji bagaimana perbandingan perilaku jika gedung tersebut dimodelkan dengan dinding nonstruktural yang dimodelkan (infill frame structure) dan penelitian tersebut belum menganalisis bagaimana kinerja gedung tersebut terhadap kinerja batas layan dan kinerja batas ultimit.