BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi.

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. efek yang buruk pada kesehatan pada umumnya, sehingga kesehatan mulut yang. baik dapat dicapai dengan kebersihan mulut yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. menunjang upaya kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2001). menunjang kesehatan tubuh seseorang (Riyanti, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. dengan kerusakan bahan organik yang dapat menyebabkan rasa ngilu sampai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penerus bangsa sehingga mereka harus dipersiapkan dan. yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri dan sejahtera menjadi

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi kesehatan keseluruhan dari tubuh. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. karies karena struktur dan morfologi gigi sulung yang berbeda dari gigi tetap. 1

BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi estetik yang menunjang kecantikan. Menjaga kebersihan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. luas penyebaranya, diperkirakan 90% lebih banyak melanda anak anak

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi atau yang biasanya dikenal masyarakat sebagai gigi berlubang,

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara selalu menjaga kebersihan gigi dan

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang ikut

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan

Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai Anatomi dan Karies Gigi dengan Status Karies Gigi (Kajian pada Mahasiswa Tingkat IV Fakultas Kedokteran Unisba)

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimulai sejak 1000 tahun sebelum masehi yaitu dengan perawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Karies gigi dapat terjadi karena

BAB II TINJAUAN TEORETIS. renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan kesehatannya, tetapi masih banyak orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menyerang jaringan keras gigi seperti , dentin dan sementum, ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dapat dipisahkan satu dengan lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan

BAB I PENDAHULUAN. mulut pada masyarakat. Berdasarkan laporan United States Surgeon General pada

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK SDN KLECO II KELAS V DAN VI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai tahapannya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Malik, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENCEGAHAN KARIES DAN STATUS KARIES MURID SD KELURAHAN MENDONO KECAMATAN KINTOM KABUPATEN BANGGAI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak ahli mengatakan bahwa kesehatan rongga mulut merupakan bagian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pengunyah makanan. Dengan diketahuinya fungsi-fungsi gigi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik

BAB I PENDAHULUAN. baik. Penelitian yang di lakukan Nugroho bahwa dari 27,1% responden yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. (Soetjiningsih, 1995). Pada usia tersebut anak mengalami proses

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh masyarakat di dunia (Kemenkes RI, 2011). Penyakit pada

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya terjadi pada orang dewasa tapi juga pada anak-anak. Proses perkembangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah dengan kesehatan gigi dan mulutnya. Masyarakat provinsi Daerah

RELATIONSHIP BETWEEN DENTAL CARE AND CARIOGENIC FOODS WITH CHILDREN DENTAL CARIES INCIDENCE IN JURAN ELEMENTRY SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN. kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Empat Sehat atau dikenal dengan istilah Kuartet Nabati yang dijalankan oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rasa sakit fisik, ketidaknyamanan psikis, disabilitas fisik, psikis dan sosial.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada sistem pencernaan dalam tubuh manusia. Masalah utama kesehatan gigi dan mulut anak adalah karies gigi. 1 Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, dan daerah interproksimal) lalu meluas ke arah pulpa. 2 Hingga kini penyakit karies gigi merupakan masalah yang tidak ada hentinya. Masalahnya menjadi lebih kompleks dengan adanya bukti bahwa karies gigi dipengaruhi oleh perkembangan konsumsi dan lingkungan yang ada di masyarakat. Disamping itu penyakit karies gigi dapat meluas ke bagian dalam dari gigi. Plak merupakan penyebab awal dari karies gigi, oleh karena itu setelah makan sedapat mungkin gigi dibersihkan dengan cara menyikat gigi. 3 Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa. 2 Karies merupakan penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menyebutkan bahwa prevalensi rerata penduduk Indonesia yang bermasalah pada gigi dan mulut sebesar 25,9%, dimana prevalensi karies melalui pemeriksaan DMF-T untuk rerata nasional sebesar 4,6%. 4 Prevalensi karies aktif di Indonesia sebesar 46,5%. 5 Menurut data, 1

2 Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi dengan masalah gigi dan mulut tertinggi di Indonesia. 6 Hal ini membuktikan bahwa karies menjadi salah satu bukti penyakit gigi dan mulut yang paling banyak terjadi di Indonesia. 6 Penyebab timbulnya masalah gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah faktor perilaku yang mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya memeliharaan kesehatan gigi dan mulut. 5 Orang tua memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan anggota keluarganya terutama anak. Orang tua harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan gigi dan mulut serta karies gigi. Pengetahuan mengenai kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka panjang dari pendidikan kesehatan. 5 Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak. 4 Anak pada usia 6 12 tahun diperlukan perawatan yang lebih intensif karena pada usia tersebut terjadi pergantian gigi dan tumbuhnya gigi permanen. Anak biasanya banyak jajan di sekolah dan memiliki kegemaran makan makanan yang manis. 5 Sebenarnya anak boleh makan-makanan manis tetapi harus disertai dengan sikat gigi rutin, sehingga sisa makan yang menempel pada gigi dapat

3 hilang. 6 Jika orang tua kurang mempedulikan kebiasaan untuk menyikat gigi pada anak, maka penyakit karies gigi akan mudah terjadi. Sebagai orang tua sebaiknya memberikan contoh yang baik pada anak khususnya dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Bila seorang anak tidak terbiasa menyikat gigi maka dari kebiasaan tersebut dapat menyebabkan anak mengalami karies. 7 Anak usia prasekolah (3 5 tahun) umumnya sebagian besar menghabiskan waktu mereka dengan orang tua, khususnya ibu. 8 Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh orang tua untuk mencegah terjadinya karies. Pada saat anak memasuki sekolah dasar (6 7 tahun), merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk diantaranya menyikat gigi. Pada usia ini, anak dianggap sudah mampu untuk menyikat gigi sendiri tanpa harus di bantu oleh orang tua, tetapi orang tua masih harus mengawasi anak saat menyikat gigi. Kemampuan seorang anak menyikat gigi dengan baik dan benar merupaka hasil dari pembelajaran yang dilakukan oleh orang tua sejak dini, begitu pula sebaliknya. Hasil yang di harapkan dari pembelajaran yang dilakukan sejak dini adalah untuk menimbulkan rasa tanggung jawab akan kebersihan dirinya sendiri. 8,9 Fenomena yang peneliti temukan mengenai tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini khususnya pada anak-anak, dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor perilaku orang tua yang belum menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak sejak dini. Fenomena yang peneliti temukan diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hamadi, Gunawan, dan Mariati yang dilakukan pada murid sekolah dasar di Kelurahan

4 Mendono, Kecamatan Kontom, Kabupaten Banggai yang dilakukan pada bulan Januari Juni 2015. 4 Sekolah Dasar Negeri Sukasari 1 dan 3 Bandung ialah sekolah yang berada di kota Bandung, tepatnya di Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi, lokasinya berada di lingkungan Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Maranatha, sehingga penduduk yang berada di sekitar lingkungan RSGM seharusnya mendapatkan lebih banyak informasi kesehatahn khususnya mengenai kesehatan gigi dan mulut, sehingga penduduk yang berada di sekitar lingkungan RSGM harusnya lebih mengerti akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut dan lebih termotivasi untuk tetap menjaga kebersihan gigi dan mulutnya. Sekolah Dasar Negeri Sukasari 1 dan 3 Bandung juga berdekatan dengan Universitas Kristen Maranatha, dimana Sekolah Dasar Negeri Sukasari 1 dan 3 Bandung ini merupakan sekolah dasar yang bekerja sama dengan Universitas Kristen Maranatha pada Program Pengalaman Pembelajaran Lapangan 1 (PBL 1). Sekolah Dasar Sukasari 1 dan 3 Bandung ini merupakan sekolah dengan tingkat pendidikan orang tua peserta didik yang bervariasi. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Perilaku Orang Tua dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi Pada Anak Kelas 1 di Sekolah Dasar Negeri Sukasari 1 dan 3 Bandung. 6

5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Adakah hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak kelas 1 di Sekolah Dasar Negeri Sukasari 1 dan 3 Bandung. 2. Adakah hubungan antara perilaku orang tua dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak kelas 1 di Sekolah Dasar Negeri Sukasari 1 dan 3 Bandung. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umun Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan perilaku orang tua dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak kelas 1 di Sekolah Dasar Negeri Sukasari 1 dan 3 Bandung. 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Mengetahui tingkat pendidikan orang tua anak kelas 1 di Sekolah Dasar Negeri Sukasari 1 dan 3 Bandung. 2) Mengetahui perilaku orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak kelas 1 di Sekolah Dasar Negeri Sukasari 1 dan 3 Bandung. 3) Mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan perilaku orang tua peserta didik kelas 1 di Sekolah Dasar Negeri Sukasari 1 dan 3 Bandung.

6 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Menambah wawasan tentang faktor risiko lain yang dapat menyebabkan anak terkena masalah karies gigi, hubungan antara tingkat pendidikan dan perilaku orang tua dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak kelas 1 di Sekolah Dasar Negeri Sukasari 1 dan 3 Bandung. 1.4.2 Bagi Orang Tua Meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, serta perilaku seperti apa yang seharusnya dilakukan kepada anak agar kesehatan gigi dan mulut anak dapat tetap terjaga sehingga dapat mencegah dan mengurangi terjadinya kerusakan gigi dan mulut anak. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka pemikiran Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah karies dan penyakit periodontal. Karies merupakan penyakit keras gigi, yaitu email, dentin, dan sementum, yang dapat disebabkan oleh aktivitas jasad renik suatu karbohidrat. Ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri. 4

7 Faktor utama yang menyebabkan terjadinya karies adalah faktor (host), agen (mikroorganisme), substrat (diet), dan faktor waktu. Keempat faktor ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi, sehingga apabila salah satu faktor tidak ditemukan, maka tidak akan terjadi interaksi yang akan menyebabkan karies gigi. 3 Maka dari itu untuk mencegah proses interaksi faktor tersebut diperlukan suatu pencegahan. 4 Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan pendidikan anak usia dini yang dilakukan oleh orang tua. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 10 Sampai usia enam tahun, anak diajarkan oleh orang tua dan orang tua memberikan contoh untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, anak di ajarkan cara menyikat gigi yang benar, dan sebagainya, dengan demikian diharapkan kebiasaan yang diajarkan selama ini dapat anak terapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Setelah anak memasuki umur enam tahun ke atas, anak dianggap sudah mampu melakukan kebersihan mulut sendiri tanpa harus dibantu oleh orang tua, meskipun masih tetap harus di awasi. Saat itulah kita dapat menilai hasil dari pendidikan yang orang tua selama ini lakukan kepada anak tentang menjaga kebersihan mulut. Kita dapat melihat, apa yang orang tua selama ini ajarkan, dapat dilakukan anak dengan baik atau tidak, menjadi suatu rutinitas yang harus dilakukan setiap hari bagi anak, dan cara yang dilakukan oleh anak benar atau tidak. Hasilnya juga

8 dapat di lihat dari keadaan gigi dan mulut anak, jika keadaan gigi dan mulut anak baik, tandanya pendidikan yang diberikan sejak dini dapat diterapkan dengan baik oleh anak, begitu pula sebaliknya. 11,12,13 Pencegahan karies pada anak memerlukan peran serta dari orang tua. Peran serta dari orang tua sangat penting dalam perilaku kesehatan karena mengingat anak usia sekolah masih sangat bergantung pada orang tua. Orang tua hendaknya memerhatikan kesehatan gigi dan mulut anak sehingga gigi asli dapat dipertahankan seumur hidup agar kesehatan gigi dengan fungsi optimalnya dapat dinikmati. 6 Pengetahuan orang tua tentang pencegahan karies anaknya akan sangat menentukan status kesehatan gigi anaknya kelak. Pencegahan karies dapat dilakukan dengan cara menyikat gigi secara teratur, memperhatikan pola makan, dan melakukan kunjungan kedokter gigi secara rutin. 4 Bila pencegahan tidak dilakukan, dampaknya akan segera terlihat pada anak dimana dapat menyebabkan keterbatasan fungsi, rasa sakit secara fisik, ketidaknyamanan secara psikis, disabilitas fisik, psikis, dan sosial, yang akan berdampak pada kualitas hidup anak. 6 Banyak orang tua yang beranggapan bahwa gigi sulung hanya sementara dan akan diganti oleh gigi permanen sehingga mereka tidak memerhatikan kebersihan gigi anak tersebut. Padalal sebenarnya justru pada masa gigi susu itulah anak harus mulai diajarkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan giginya. 14 Peran orang tua ini akan bergantung pada tingkat pendidikan dan perilaku. 3 Pendidikan sangat berhubungan erat dengan pengetahuan, terutama pengetahuan tentang kesehatan. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi

9 diasumsikan memiliki pengetahuan yang baik. 6 Tingkat pendidikan merepresentasikan tingkat kemampuan seseorang dalam memperoleh dan memahami informasi kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diasumsikan semakin baik tingkat pemahamannya terhadap informasi kesehatan yang diperolehnya sehingga semakin mendorong seseorang mencari informasiinformasi dan akan menerima serta menggunakan informasi tersebut sehingga akan membuat seseorang menjadi semakin baik dalam hal pengetahuan dan sikap tentang kesehatan yang memengaruhi perilaku hidup sehat, dengan demikian juga semakin mudah dalam memperoleh pekerjaan dan semakin banyak penghasilan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan kesehatan. 6,7,15 Menurut Green tahun 2000, menyatakan bahwa karakteristik pendidikan sebagai faktor predisposisi akan mempermudah terjadinya perubahan perilaku pada seseorang dalam melakukan praktik deteksi dini karies gigi. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi akan termotivasi untuk melakukan upaya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Pendapat Kasnodiharjo tahun 1988, menyatakan bahwa faktor dominan yang memengaruhi perilaku positif adalah tingkat pendidikan. 15 Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Tingkat pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. 10 Sedangkan yang dimaksud perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku kesehatan adalah sebuah

10 aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. 16 Dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak, tenaga kesehatan dan peran serta orang tua sangat dibutuhkan. Orang tua memiliki peran yang cukup besar dalam mendidik dan mengajarkan cara hidup sehat bagi anaknya, sebab seorang anak akan memperoleh pengetahuan dan pendidikan tentang segala hal pertama kali dari orang tuanya. 5 Dengan demikian pengetahuan orang tua tentang bagaimana cara hidup sehat khususnya untuk mencegah terjadi penyakit gigi dan mulut serta cara menjaga kebersihan rongga mulut, akan menentukan status kesehatan gigi dan mulut anaknya kelak. Anak yang selalu di didik dari kecil untuk selalu menjaga kesehatan gigi dan mulut, pada akhirnya penyakit karies gigi akan dapat di cegah. 4,17

11 Host Mikroorganisme Substrat Waktu Penyakit Gigi dan Mulut KARIES Mempengaruhi Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Faktor Predisposisi Tingkat Pendidikan Perilaku Pendidikan Rendah Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Tingkat Pendidikan Karies Perilaku Gambar 1.2 Kerangka Penelitian

12 1.5.2 Hipotesis Penelitian H01: Tidak Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan tingkat keparahan karies gigi pada peserta didik kelas 1 SD. Ha1: Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan tingkat keparahan karies gigi pada peserta didik kelas 1 SD. H02: Tidak terdapat hubungan antara perilaku orang tua dengan tingkat keparahan karies gigi pada peserta didik kelas 1 SD. Ha2: Terdapat hubungan antara perilaku orang tua dengan tingkat keparahan karies gigi pada peserta didik kelas 1 SD. 1.6 Metodologi Penelitian Disain penelitian : Cross sectional Jenis penelitian : Deskriptif analitik dengan metode survei Teknik pengumpulan data : Kuesioner dan observasi Populasi : Anak SD kelas 1 yang bersekolah di Sekolah Dasar Negeri Sukasari 1 dan 3 Bandung Sampel : whole sample Analisis data : Chi square

13 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi : Sekolah Dasar Negeri Sukasari 1 dan 3 Bandung. Waktu : Penelitian ini dilakukan pada November 2015 Februari 2016