HUBUNGAN TINDAKAN KEPERAWATAN PREOPERATIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN FRAKTUR DI RUANG BEDAH B RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA Oleh: Anas Tamsuru Dosen Akper Pamenang Kediri Abstract Preoperative period is a stressful situation and may cause anxiety. Reducing anxiety is an important role of nursing during this term because emotional and physical stresses increase risk of surgery. The objective of this research was to identify the relationship between nurse activity and anxiety respond of the patient. Research method was cross sectional. Sampling design was purposive sampling and sample size was 30 respondents at Surgical Ward B of Dr. Sutomo General Hospital, Surabaya. Data was collected by questionaire and analyzed by Spearman correlation with α=0,05. Statistical result show that the correlation of nurse activity and anxiety respond of the patient was significant, with significance level (p)= 0,001 and correlation coefficient was - 0,459. From research, it is suggested to nurse to maintain and improve their role and activities during preoperative period in order to decrease anxiety level Keyword: anxiety, preoperative, nursing activities. Latar Belakang Kecemasan merupakan perasaan yang terus-menerus akan kesedihan dan ketidakpastian (Ellis dan Now lis, 1994 dalam Chitty, 1997). Cemas berbeda dengan rasa takut, dimana cemas disebabkan oleh hal-hal yang tidak jelas, termasuk didalamnya pasien yang akan menjalani operasi karena mereka tidak tahu konsekuensi pembedahan dan takut terhadap prosedur pembedahan itu sendiri (Chitty, 1997). Gejala kecemasan meliputi fisik, emosid an kognitif. Kecemasan yang sering muncul pada pasien merupakan salah satu respon individu terhadap situasi yang mengancam atau mengganggu integritas diri (Kozier dan Erb, 1991; Long, Barbara C, 1996). Berbagai dampak psikologis yang dapat muncul adalah adanya ketidaktahuan akan pengalaman pembedahan yang dapat menyebabkan kecemasan yang terekspresi dalam berbagi bentuk seperti marah, menolak dan apatis terhadap kegiatan perawatan. Pasien yang mengalami kecemasan sering mengalami ketakutan atau perasaan tidak tenang (Rothrock, 1999). Berbagai bentuk ketakutan muncul seperti ketakutan akan yang tidak diketahui seperti terhadap pembedahan, anastesi, masa depan, keuangan dan tanggungjawab keluarga; ketakutan akan nyeri atau kematian atau ketakutan akan perubahan citra diri dan konsep diri (Lilis & Taylor, 1997). Kecemasan dapat menimbulkan adanya perubahan secara fisik maupun psikologis yang akhirnya sering mengaktifkan syaraf otonom dimana letak jantung menjadi bertambah, tekanan darah meningkat, frekuensi pernafasan meningkat dan secara umum terjadi penurunan tingkat energi pada pasien, sehingga merugikan individu itu sendiri (Rothrock, 1999). Berdasarkan konsep Psikoneuroimunologi; kecemasan merupakan stressor yang dapat menurunkan sistem imunitas tubuh. Hal ini terjadi melalui serangkaian 11
Anas Tamsuru 12 aksi yang diperantarai oleh HPA-Aksis (Hipotalamus, Pituitari dan Adrenal). Stress akan merangkan hipotalamus untuk mengeluarkan CRF ( Corticotropin Releasing Factor) yang merangsang Pituitari untuk mengeluarkan hormoan ACTH ( Adenocorticotropic Hormon). ACTH akan merangsang kelenjar Adrenal meningkatkan sekresi kortisol. Kortisol inilah yang menekan/ merepresi sistem imun tubuh (Ader, 1996). Selama dalam situasi praoperasi, pasien memerlukan perawatan dari perawat. Perawatan selama masa preoperasi meliputi mengkaji faktor yang mempengaruhi resiko pelaksanaan operasi, mengkaji kebutuhan fisikd an psikologis dan memfasilitasi persiapan fisik dan psikologis selama masa pembedahan (lilis dan Taylor, 1997; Rothrock, 1999). Pengkajian perawat difokuskan pada kondisi fisik, spikologis, sosiokulutral dan dimensi spiritual pada pasien penting karena pembedahan merupakan stressor utama psikologis, mempengaruhi pola koping, support sistem dan kebutuhan sosiokultural (Lilis dan Taylor, 1997). Penurunan rasa cemas dan takut merupakan hal yang penting selama masa preoperatif karena stress emosional ditambah dengan stress fisik akan meningkatkan resiko pembedahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adakah hubungan antara asuhan/ tindakan keperawatan yang dilakukan perawat dengan derajat kecemasan yang terjadi pada pasien pre operasi fraktur di Ruang Bedah B RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain cross sectional dimana pengukuran masing-masing variabel dilakukan satu kali untuk satu waktu. Populasi penelitian adalah seluruh klien yang mengalami fraktur yang akan menjalani operasi di Ruang Bedah B RSUD Dr. Soetomo. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 30 orang.variabel penelitian adalah tindakan keperawatan (variabel independen) dan kecemasan (variabel dependen). Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dimana tindakan keperawatan diukur dengan kuesioner yang disusun oleh peneliti sementara kecemasan diukur dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk menggambarkan karakteristik responden dan masing-masing variabel; sementara untuk mencari hubungan antara tindakan keperawatan dan kecemasan dilakukan uji korelasi Spearman dengan α=0,05. Hasil Penelitian Karakteristik responden penelitian adalah sebagai berikut: Diagram 1: Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Anas Tamsuru 13 Dari diagram diatas, umur terbanyak pada kelompok usia 31-40 tahun. Diagram 2: Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Dari diagram diperoleh pendidikan terbanyak adalah SLTA. Diagram 3: Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Dari diagram pekerjaan terbanyak pasien adalah swasta Gambaran tingkat pelayanan keperawatan pada pasien adalah sebagai berikut: Diagram 4: Kualitas Tindakan Kepe-rawatan Pada Pasien
Anas Tamsuru 14 Gambaran tingkat kecemasan pasien adalah sebagai berikut: Diagram 5: Tingkat Kecemasan Pasien Hubungan antara tindakan keperawatan preoperasi dengan tingkat kecemasan adalah sebagai berikut: Diagram 5: Hubungan Kualitas Tindakan Keperawatan Dengan Kecemasan Pada Pasien Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan korelasi Spearman dengan α=0,05; didapatkan derajat kemaknaan p=0,01 lebih kecil dari 0,05; yang berarti Ho ditolak atau terdapat hubungan yang bermakna antara tindakan keperawatan dengan derajat kecemasan pasien. Perhitungan statistik dengan SPSS menunjukkan koefisien korelasi = -0,459 yang menunjukkan hubungan cukup kuat. Hubungan yang terbentuk adalah hubungan negatif yang bermakna semakin tinggi kualitas tindakan keperawatan maka kecemasan semakin menurun; dan atau sebaliknya. Pembahasan Berdasarkan tingkat kecemasan pasien didapatkan sebagian besar (70%) responden mengalami kecemasan sementara yang lain tidak mengalami kecemasan. Hal ini sesuai dengan konsep bahwa klien yang akan menjalani operasi akan mengalami kecemasan (Chitty, 1997). Dari data juga didapatkan bahwa kecemasan pasien bervariasi dari tidak
Anas Tamsuru 15 mengalami kecemasan, kecemasan ringan dan kecemasan sedang. Peplau dalam Chitty (1997) juga menyatakan bahwa kecemasan dapat terjadi dalam suatu rentang (continuum). Carpenito (1999) mengungkapkan bahwa klien yang menjalani operasi biasanya mengalami kecemasan sedang. Namun hal ini dimungkinkan karena dua faktor: 1) pada pasien telah mengalami perlukaan tubuh yang relatif lama sehingga telah terbangun coping, dan 2) akibat tindakan keperawatan yang telah dilakukan, maka terjadi penurunan respon cemas. Berdasarkan uji hubungan didapatkan koefisien korelasi sebesar -0,459 yang artinya terdapat hubungan yang cukup kuat antara tindakan preoperatif dengan kecemasan (Notoatmodjo, 1993). Tindakan keperawatan sebagai tindakan dukungan profesional dan dukungan sosial (support system) memberikan pengaruh baik secara fisik, psikologis dan spiritual sehingga pasien merasa lebih aman dan berdampak pada penurunan kecemasan (Lonquis dan Weiss, 1997). Selain itu kecemasan merupakan pengalaman psikologis dan lebih sering timbul akibat ketidaktahuan dari konsekuensi pembedahan dan prosedur bedah itu sendiri (Chitty, 1997; Stuard dan Laraia, 1998) maka klien yang mendapatkan persiapan operasi tentu akan lebih memiliki pemahaman karena dalam persiapan preoperatif terkandung unsur persiapan psikologis dan sekaligus bentuk komunikasi untuk mengurangi ketidaktahuan tentang konsekuensi pembedahan (Lilis & Taylor, 1997). Kesimpulan Terdapat hubungan antara tindakan keperawatan preoperatif dengan tingkat kecemasan pasien fraktur yang dirawat di ruang Bedah B RS Dr. Soetomo Surabaya (koefisien korelasi/r = -0,459) Saran Dari hasil penelitian disarankan bagi perawat untuk meningkatkan pelayanan keperawatan pre operatif untuk menurunkan kecemasan pada pasien, serta bagi penelitian selanjutnya untuk mengeksplorasi faktor lain yang berpengaruh terhadap kecemasan pasien. Daftar Pustaka Abraham & Stanley (1996) Konseling Keperawatan, Penerbit EGC, Jakarta Ader, Albert (1996) Psychoneuroimmunology, JB Lippincott Co, Philadelphia Bayne, Marilyn V & ignatavicus, Donna D (1991) Medical-Surgical Nursing, A Nursing Proccess Approach, W.B. Saunders Co, Philadelphia Citty, Kay K (1997) Professional Nursing, Concepts and Challenge, 2 nd ed, W.B. Saunders Co, Philadelphia Carpenito, Linda Juall (1995) Nursing Diagnosis, J.B. Lipincott Co, Philadelphia Dempsey, Patricia Ann & Dempsey, Arthur D (1995) Nursing Research With Basic Statistical Application, Jones & Bartlett Publ, Boston George, Julia B (1990) Nursing Theories, The Base For Professional Nursing Practice, Appleton & Lange, Conecticut Guyton & Hall (1996) Fisiologi Kedokteran, Penerbit EGC, Jakarta Kozier, Barbara; Erb, Glenora (1991) Fundamentals of Nursing, The Arts and Science of Nursing Care, 3 rd ed, J.B. Lippincott Co, Philadelphia
Anas Tamsuru 16 Lonnquis, Linne & Weiss, Gregory L (1997) The Sociology of Health, Healing and Illness, 2 nd ed., Prentice-Hall, New Jersey Rothrock, Jane C (1999) Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif, Penerbit EGC, Jakarta Schwartz (2000) Ilmu Bedah, Penerbit EGC, Jakarta Santoso, Singgih (2000) Statistical Product and Service Solution Versi 7.5, Elekmedia Computindo, Jakarta Sugiyono (2000) Statistik Untuk Penelitian, Alpha Beta, Bandung