BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH TAHUN 2014

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Powered by TCPDF (

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BUPATI KLUNGKUNG PROVINSI BALI

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP )

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

GULANG BENCANA BENCAN DAERAH KABUPATEN KABUPATE MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KUPANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

RINGKASAN REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG PERIODE

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HALMAHERA BARAT DAN BUPATI HALMAHERA BARAT M E M U T U S K A N

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

BAB IV VISI, MISI,TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN AGAM

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2017 SEKRETARIS BPBD

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2014

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PATI

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2010 PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU TENGAH,

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdir

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 13 TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PINRANG

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN SEBAGAI BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KERINCI

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 3 Tahun 2014 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

TUGAS POKOK & FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Untuk memberikan arah dan pedoman dalam mewujudkan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar menyusun dan menetapkan Rencana Strategis Tahun 2012-2016. Perwujudan Renstra di setiap tahun adalah Rencana Kerja Tahunan (RKT) atau Rencana Kerja (Renja) sebagai dasar penyusunan program dan kegiatan yang dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam APBD Kabupaten Blitar. Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan harus diukur, dievaluasi dan dilaporkan capaian kinerjanya yang dituangkan dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). LKjIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blitar dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, serta pengelolaan sumberdaya dan pelaksanaan kebijakan, yang berdasarkan Perjanjian Kinerja yang telah disepakati yang diukur dengan menggunakan kinerja dan indikator kinerja utama yang telah ditetapkan. 1.2 GAMBARAN UMUM BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Kabupaten Blitar. BPBD Kabupaten Blitar dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 3 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blitar. BPBD berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Blitar. BPBD dipimpin oleh Kepala Badan secara rangkap (ex-officio) dijabat oleh Sekretaris Daerah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blitar mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi yang meliputi pra bencana, saat tanggap darurat, dan pasca bencana. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, BPBD mempunyai tugas antara lain: 1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara; 1

2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan; 3. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana; 4. Menyusun dan menetapkan dan prosedur tetap penanganan bencana; 5. Melaksanakan menyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Blitar; 6. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana; 7. Mengendalikan pengumpuan dan penyaluran uang dan barang; 8. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan 9. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk mendukung pelaksanaan tugas tersebut BPBD menjalankan fungsi pelaksanaan, koordinasi dan komando dalam penanggulangan bencana. Berdasarkan Peraturan Bupati Blitar Nomor 6 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Pelaksana BPBD, susunan organisasi BPBD terdiri dari Kepala Pelaksana, Sekretariat, Bidang Pencegaan dan Kesiapsiagaan, Bidang Kedaruratan dan Logistik, serta Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Sekrtariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, sedangkan Bidang, Seksi dan Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dddiii bawwwah dan berrrtannnggungjawab kepada Kepala Pelaksana secara berjenjang. Sekretariat membawahi Sub Bagian Penyusunan Program, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan membawahi Seksi Pencegahan dan Seksi Kesiapsiagaan. Bidang Kedaruratan membawahi Seksi Kedaruratan dan Seksi Logistik. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi membawahi Seksi Rehabilitasi dan Seksi Rekonstruksi. Adapun struktur organisasi BPBD dapat dilihat pada Gambar 1.1. 2

KEPALA BPBD Ex Officio Sekda UNSUR PENGARAH - Instansi - Profesional UNSUR PELAKSANA Kepala pelaksana KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT Sekretaris SUBBAG PENYUSUNAN PROGRAM SUBBAG KEUANGAN SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI SEKSI PENCEGAHAN SEKSI KEDARURATAN SEKSI REHABILITASI SEKSI KESIAPSIAGAAN SEKSI LOGISTIK SEKSI REKONSTRUKSI Gambar 1.1 Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Perbup Nomor 6 Tahun 2011) Kabupaten Blitar memiliki risiko bencana yang tinggi. Ancaman bencana yang ada di Kabupaten Blitar antara lain erupsi Gunungapi Kelud, banjir lahar hujan, banjir genangan, banjir bandang, longsor, angin kencang, angin puting beliung, gempabumi, tsunami, gelombang tinggi dan abrasi, kekeringan dan kegagalan teknologi berupa jebolnya waduk Wlingi Raya dan waduk Serut. Di sisi lain jumlah penduduk yang tinggal di lokasi rawan bencana cukup tinggi, hal ini menyebabkan tingkat kerentanan menjadi tinggi. Multiancaman bencana yang tinggi apabila bertemu dengan kerentanan yang tinggi akan menghasilkan risiko bencana yang tinggi apabila tidak diimbangi dengan kapasitas masyarakat yang tinggi. Agar risiko bencana dapat diminimalisasi maka peningkatan kapasitas inilah yang menjadi tugas BPBD. Dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsiya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah sampai akhir tahun 2016 didukung oleh 20 orang PNS dan 21 orang 3

tenaga Non PNS. Adapun sumberdaya manusia yang ada di BPBD berdasarkan pangkat/golongan dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Pegawai PNS Berdasarkan Pangkat/Golongan dan Tingkat Pendidikan NO. PANGKAT/GOL PENDIDIKAN S2 S1 AKADEMI SMA SMP SD 1. Pembina Utama Muda/ IV-c 1 2. Pembina/ IV-a 4 1 3. Penata Tingkat I/ III-d 6 4. Penata/ III-c 2 5. Penata Muda Tingkat I/ III-b 1 6. Pengatur Tingkat I/ II-d 2 7. Pengatur/ II-c 2 8. Pengatur Muda Tingkat I II-b 9. Pengatur Muda/ II-a 10. Juru Tingkat I/ I-d 1 Jumlah 5 10 4 1 Sumber: BPBD Kabupaten Blitar, 2016 Dalam kurun waktu lima tahun terbentuknya BPBD, berbagai upaya peningkatan kapasitas masyarakat dan upaya pengurangan risiko bencana telah dilakukan. Serangkaian upaya tersebut tentu membutuhkan proses dan kerjasama antarpemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana. Selama berproses dalam penanggulangan bencana, BPBD mengalami beberapa permasalahan utama yang berasal dari internal maupun eksternal organisasi. Permasalahan utama (strategic issue) tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Kurangnya tenaga posko yang terlatih; 2. Kurangnya jumlah staf di masing-masing bidang; 3. Tingkat risiko bencana yang tinggi membutuhkan koordinasi yang intensif dengan masyarakat, lembaga, usaha, dan instansi terkait; 4. Peraturan Daerah mengenai Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Blitar belum di sah kan; dan 5. Belum adanya rencana induk kabupaten yang membahas mengenai pembagian tugas dan peran SKPD dalam penanggulangan bencana yang dituangkan dalam Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Kabupaten Blitar. 4

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS BPBD TAHUN 2016-2021 2.1.1 VISI Berdasarkan Perda Nomor 8 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2016-2021, visi Bupati dan Wakil Bupati Blitar Terpilih yaitu Menuju Kabupaten Blitar Lebih Sejahtera, Maju dan Berdaya Saing. Sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah maka BPBD memiliki visi yang mendukung visi Bupati dan Wakil Bupati Terpilih tersebut. 2.1.2 MISI Visi Bupati dan Wakil Bupati Blitar diterjemahkan kedalam enam misi. Misi tersebut antara lain sebagai berikut: 1) Meningkatkan taraf kehidupan masyarakat; 2) Memantapkan kehidupan masyarakat berlandaskan nilai-nilai keagamaan (religius), kearifan lokal, dan hukum; 3) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia; 4) Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik; 5) Meningkatkan keberdayaan masyarakat dan usaha ekonomi masyarakat yang memiliki daya saing; dan 6) Meningkatkan pembangunan berbasis desa dan kawasan perdesaan. BPBD sebagai salah satu SKPD yang mendukung tercapainya visi misi Bupati mengacu pada misi kedua yaitu Memantapkan kehidupan masyarakat berlandaskan nilai-nilai keagamaan (religius), kearifan lokal dan hukum. Sasaran dari misi kedua tersebut adalah Terwujudnya stabilitas wilayah, dan dijabarkan kedalam tiga strategi. BPBD masuk dalam strategi ketiga yang berbunyi Meningkatkan mitigasi bencana dengan arah kebijakan meningkatkan kewaspadaan masyarakat pada daerah rawan bencana. 2.1.3 TUJUAN STRATEGIS Dalam mewujudkan pencapaian visi yang telah dirumuskan tersebut, maka implementasinya dijabarkan dalam tujuan strategis yang ingin dicapai. Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan masyarakat pada daerah rawan bencana tujuan strategis BPBD sebagai berikut. 1) Penguatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha mitigasi risiko bencana serta penanganan bencana; 5

2) Pembentukan Tim Reaksi Cepat (Unit Khusus Penanganan Bencana) dengan dukungan peralatan dan alat transportasi yang memadai; 3) Terwujudnya sistem penanganan kedaruratan bencana yang efektif melalui peningkatan, koordinasi penanganan kedaruratan, peningkatan sarana dan prasarana, pendukung serta peningkatan sistem logistik dan peralatan penanggulangan bencana yang efektif dan efisien; dan 4) Terwujudnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih dari pada sebelum bencana melalui peningkatan kapasitas perencanaan rehabilitasi rekonstruksi yang handal, peningkatan koordinasi peningkatan serta pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka pembangunan berkelanjutan. 2.1.4 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Untuk mewujudkan tujuan strategis organisasi, maka ditetapkan sasaran dengan fokus utama berupa target yang tercantum pada Indikator Kerja Utama (IKU) Kabupaten Blitar serta IKU pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blitar. Indikator kinerja utama dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama BPBD Kabupaten Blitar NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1. Penguatan kapasitas aparatur pemerintah dan 1. Prosentase lokasi rawan masyarakat dalam usaha mitigasi risiko bencana serta penanganan bencana bencana yang telah dipasang rambu-rambu 2. Pembentukan Tim Reaksi Cepat (Unit Khusus Penanganan Bencana) dengan dukungan peralatan dan alat transportasi yang memadai 3. Terwujudnya sistem penanganan kedaruratan bencana yang efektif melalui peningkatan, koordinasi penanganan kedaruratan, peningkatan sarana dan prasarana, pendukung serta peningkatan sistem logistik dan peralatan penanggulangan bencana yang efektif dan efisien 4. Terwujudnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih dari pada sebelum bencana melalui peningkatan kapasitas perencanaan rehabilitasi rekonstruksi yang handal, peningkatan koordinasi peningkatan serta pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka pembangunan berkelanjutan Sumber: BPBD Kabupaten Blitar Tahun 2016 2. Jumlah lokasi rawan bencana Jumlah Tim Reaksi Cepat 1. Prosentase korban bencana yang dapat tertangani pada masa tanggap darurat 2. Jumlah bantuan logistik bagi korban bencana Prosentase sarana prasarana yang terbangun kembali pascabencana 6

2.2 PERJANJIAN KINERJA Perjanjian kinerja merupakan pernyataan komitmen yang merepresentasikan janji untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab Kepala SKPD. Adapun sasaran strategis, indikator kinerja dan target BPBD Kabupaten Blitar tahun 2016 dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Sasaran Strategis, Indikator dan Target Tahun 2016 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Penguatan kapasitas aparatur 1. Prosentase lokasi 15% pemerintah dan masyarakat rawan bencana yang dalam usaha mitigasi risiko telah dipasang bencana serta penanganan rambu-rambu bencana 2. Jumlah lokasi rawan bencana 22 kecamatan 2. Pembentukan Tim Reaksi Jumlah Tim Reaksi 1 tim Cepat (Unit Khusus Cepat Penanganan Bencana) dengan dukungan peralatan dan alat transportasi yang memadai 3. Terwujudnya sistem 1. Prosentase korban 100% penanganan kedaruratan bencana yang dapat bencana yang efektif melalui tertangani pada peningkatan, koordinasi masa tanggap penanganan kedaruratan, darurat peningkatan sarana dan 2. Jumlah bantuan 170 paket prasarana, pendukung serta logistik bagi peningkatan sistem logistik dan korban bencana peralatan penanggulangan bencana yang efektif dan efisien 4. Terwujudnya upaya rehabilitasi Prosentase sarana 6% dan rekonstruksi yang lebih dari prasarana yang pada sebelum bencana melalui terbangun kembali peningkatan kapasitas pascabencana perencanaan rehabilitasi rekonstruksi yang handal, peningkatan koordinasi peningkatan serta pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka pembangunan berkelanjutan Sumber: BPBD Kabupaten Blitar Tahun 2016 7

Dalam Perjanjian Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2016, BPBD mendapatkan anggaran sebesar Rp. 17.999.587.000,00 ( Tujuhbelas Milyar Sembilanratus Sembilanpuluh Sembilan Juta Limaratus Delapanpuluh Tujuh Ribu Rupiah). Pagu anggaran tersebut digunakan untuk membiayai program seperti pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Program dan Anggaran BPBD Kabupaten Blitar Tahun 2016 NO. PROGRAM ANGGARAN SUMBER 1. Program Pelayanan Rp. 909.060.500,00 APBD Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana Rp. 1.231.155.000,00 APBD Prasarana Aparatur 3. Program Penngkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Rp. 30.250.000,00 APBD 4. Program Peningkatan Rp. 25.000.000,00 APBD Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 5. Program Pencegahan Dini dan Rp. 1.295.700.500,00 APBD Penanggulangan Korban Bencana Alam 6. Program Kedaruratan dan Rp. 635.000.000,00 APBD Logistik 7. Program Optimalisasi Rp. 50.150.000 APBD Pemanfaatan Tekhnologi Informasi 8. Program Rehabilitasi dan Rp. 13.823.271.500,00 APBD Rekonstruksi Jumlah Total Anggaran Rp. 17.999.587.000,00 APBD Sumber: BPBD Kabupaten Blitar, Pebruari 2016 2.3 PERUBAHAN ANGGARAN DAN KEGIATAN Seiring dengan berjalannya waktu, beberapa kegiatan dan program yang telah direncanakan oleh BPBD tidak terlaksana karena beberapa hal. Kondisi tersebut menyebabkan pergeseran anggaran dari kegiatan yang tidak terlasana ke kegiatan lain yang harus segera dilaksanakan. Adapun perubahan Sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang ingin dicapai dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan perubahan anggaran dapat dilihat pada Tabel 2.4. 8

Tabel 2.4 Perubahan Sasaran Strategis, Indikator dan Target Tahun 2016 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET AWAL PERUBAHAN TARGET 1. Penguatan kapasitas 1. Prosentase lokasi 15% 0% aparatur pemerintah dan rawan bencana yang masyarakat dalam usaha telah dipasang mitigasi risiko bencana serta penanganan bencana 2. rambu-rambu Jumlah lokasi rawan bencana 22 kecamatan 22 kecamatan 2. Pembentukan Tim Reaksi Jumlah Tim Reaksi 1 tim 1 tim Cepat (Unit Khusus Cepat Penanganan Bencana) dengan dukungan peralatan dan alat transportasi yang memadai 3. Terwujudnya sistem 1. Prosentase korban 100% 100% penanganan kedaruratan bencana yang dapat bencana yang efektif tertangani pada melalui peningkatan, masa tanggap koordinasi penanganan darurat kedaruratan, peningkatan 2. Jumlah bantuan 170 paket 170 sarana dan prasarana, logistik bagi korban paket pendukung serta bencana peningkatan sistem logistik dan peralatan penanggulangan bencana yang efektif dan efisien 4. Terwujudnya upaya Prosentase sarana 6% 8% rehabilitasi dan rekonstruksi prasarana yang yang lebih dari pada terbangun kembali sebelum bencana melalui pascabencana peningkatan kapasitas perencanaan rehabilitasi rekonstruksi yang handal, peningkatan koordinasi peningkatan serta pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka pembangunan berkelanjutan Sumber: BPBD Kabupaten Blitar, Oktober 2016 Adanya perubahan target capaian pada dua indikator menyebabkan perubahan anggaran kegiatan. Setelah dilakukan Perubahan Anggaran Kegiatan (PAK) di bulan Oktober 2016, pagu anggaran BPBD menjadi Rp. 19.398.762.000,00 (Sembilanbelas Milyar Tigaratus Sembilanpuluh Delapan Juta Tujuhratus Enampuluh Dua Ribu Rupiah). Hal ini berarti pagu anggaran BPBD bertambah sebesar Rp. 1.399.175.000,00 (Satu Milyar Tigaratus Sembilanpuluh Sembilan Juta Seratus Tujuhpuluh Lima Ribu Rupiah) atau sebesar 7,7 % dari pagu anggaran awal. Adapun perincian anggaran setelah PAK dilihat pada Tabel 2.5. 9

Tabel 2.5 Perubahan Anggaran BPBD Kabupaten Blitar Setelah PAK Tahun 2016 NO. PROGRAM ANGGARAN SUMBER 1. Program Pelayanan Rp. 889.060.500,00 APBDP Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana Rp. 702.034.500,00 APBDP Prasarana Aparatur 3. Program Penngkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Rp. 0 APBDP 4. Program Peningkatan Rp. 25.000.000,00 APBDP Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 5. Program Pencegahan Dini dan Rp. 2.493.148.000,00 APBDP Penanggulangan Korban Bencana Alam 6. Program Kedaruratan dan Rp. 670.200.000,00 APBDP Logistik 7. Program Optimalisasi Rp. 30.150.000,00 APBDP Pemanfaatan Tekhnologi Informasi 8. Program Rehabilitasi dan Rp. 14.589.169.000,00 APBDP Rekonstruksi Jumlah Total Anggaran Rp. 19.398.762.000,00 APBDP Sumber: BPBD Kabupaten Blitar, Oktober 2016 10

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Secara umum Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blitar telah dapat melaksanakan tugas, pokok, fungsinya sebagai unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh seorang kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Sesuai dengan tugas dan fungsi tersebut pada tahun 2016 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Blitar memiliki capaian sebagai berikut. 3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 3.1.1 PERBANDINGAN ANTARA TARGET DENGAN REALISASI KINERJA TAHUN 2016 Membandingkan target dengan realisasi kinerja tahun 2016 bertujuan untuk mengetahui apakah sasaran strategis yang ditetapkan tercapai atau tidak. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Perbandingan Antara Target dengan Realisasi Kinerja Tahun 2016 NO. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 1. Prosentase lokasi rawan bencana yang 0% 0% 0% telah dipasang rambu-rambu 2. Jumlah lokasi rawan bencana 22 kec 22 kec 100% 3. Jumlah Tim Reaksi Cepat 1 tim 1 tim 100% 4. Prosentase korban bencana yang dapat tertangani pada masa tanggap darurat 100% 100% 100% 5. Jumlah bantuan logistik bagi korban 170 paket 159 paket 93,5% bencana 6. Prosentase sarana prasarana yang 8% 118,18% 147,7% terbangun kembali pascabencana Sumber : BPBD Kabupaten Blitar, 2016 Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dievaluasi bahwa indikator kinerja ynag belum tercapai adalah pada indikator ke 5 yaitu jumlah bantuan logistik bagi korban bencana. Ditargetkan 170 paket bantuan dapat disalurkan kepada korban bencana, namun yang tersalurkan hanya 159 paket. Hal ini disebabkan karena kejadian bencana tidak dapat diprediksikan sebelumnya. Begitupun dengan jumlah korban bencananya, sehingga penerima bantuan bencana tidak dapat tepat sesuai dengan yang ditargetkan. 11

3.1.2 PERBANDINGAN ANTARA REALISASI KINERJA TAHUN 2016 DENGAN TAHUN LALU Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun 2015 digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan realisasi kinerja antar tahun. Berikut disajikan perbandingannya pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun 2015 NO URAIAN IKU 1. Prosentase rawan bencana yang telah dipasang rambu-rambu REALISASI 2015 REALISASI 2016 27 % 0 2. Jumlah lokasi rawan bencana 22 Kec 22 Kec 3. Jumlah tim reaksi cepat 1 Tim 1 Tim 4. Prosentase korban bencana yang dapat tertangani pada masa 100 % 100 % tanggap darurat 5. Jumlah bantuan logistik bagi korban bencana 145 Paket 159 Paket 6. Prosentase sarana dan prasarana yang terbangun kembali 3% 118,18% pascabencana Sumber: BPBD Kabupaten Blitar, 2016 Berdasarkan Tabel 3.2 dapat dievaluasi capaian kinerja indikator utama sebagai berikut: a. Capaian IKU yang mengalami penurunan: pada tahun 2016 pemasangan rambu-rambu di daerah rawan bencana tidak terealisasi sama sekali, sehingga prosentase pemasangan rambu di daerah rawan bencana adalah 0%. Hal ini terjadi karena adanya pergeseran anggaran yang diperlukan untuk kegiatan penanganan darurat bencana yang dianggap lebih mendesak. b. Capaian IKU yang mengalami peningkatan: pada tahun 2016 jumlah bantuan logistik bagi korban bencana mengalami peningkatan sebesar 14 paket atau sebesar 9,6%. c. Perbedaan IKU tahun 2015 dengan 2016: pada tahun 2015 terdapat satu perbedaan indikator kinerja utama yaitu jumlah desa tangguh dalam menghadapi bencana. Tahun 2016 indikator kinerja tersebut tidak ada. 12

3.1.3 PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN 2016 DENGAN TARGET JANGKA MENENGAH YANG TERDAPAT DALAM DOKUMEN RENCANA STRATEGIS Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen Rencana Strategis BPBD dimaksudkan untuk mengetahui apakah sasaran strategis dan capaiannya telah sesuai dengan perencanaan jangka menengah SKPD. Perbandingan keduanya disajikan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Target Jangka Menengah dalam Renstra BPBD NO. URAIAN IKU TARGET AKHIR REALISASI 2016 RENSTRA (2016) 1. Prosentase kecukupan 100% 100% administrasi perkantoran 2. Prosentase sarana prasarana 100% 100% aparatur dalam kondisi layak fungsi 3. Prosentase lokasi rawan 0% 0% bencana yang telah terpasang rambu-rambu 4. Jumlah lokasi rawan bencana 22 kecamatan 0% 5. Jumlah Tim Reaksi Cepat 1 tim 1 tim 6. Prosentase korban bencana yang dapat tertangani pada masa tanggap darurat 7. Jumlah bantuan logistik bagi korban bencana 8. Prosentase sarana prasarana yang terbangun kembali pascabencana Sumber: BPBD Kabupaten Blitar, 2016 100% 100% 170 paket 170 paket 8% 118,18% 3.1.4 ANALISIS PENYEBAB KEBERHASILAN/KEGAGALAN ATAU PENINGKATAN/PENURUNAN KINERJA ATAS ALTERNATIF SOLUSI YANG TELAH DILAKUKAN Berdasarkan hasil evaluasi kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah tahun 2016 tidak terdapat kendala yang berarti dalam pencapaian target kinerja. Target kinerja yang belum tercapai 100% adalah penyaluran bantuan korban bencana yang baru mencapai 93,5%. Kejadian bencana tidak dapat 13

ditargetkan, karena kejadian bencana terjadi diluar perencanaan manusia. Sehingga jumlah bantuan yang diberikan kepada korban juga tidak dapat secara tepat ditargetkan. Indikator kinerja yang belum tercapai pada tahun 2016 adalah pemasangan rambu-rambu di daerah rawan bencana. Kegiatan tersebut tidak dilaksanakan karena pada tahun 2016 terjadi peningkatan intensitas bencana yang terjadi. Salah satunya adalah Banjir Sutojayan yang terjadi pada awal tahun 2016. Peningkatan intensitas bencana yang terjadi menyebabkan peningkatan anggaran yang dibutuhkan untuk operasional kedarurata. Secara lebih jauh, anggaran rehabilitasi dan rekonstruksipun juga ikut meningkat. Sehingga anggaran pemasangan rambu-rambu di daerah rawan bencana digeser ke anggaran operasional kedaruratan dan rehabilitasi dan rekonsruksi. 3.1.5 ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBERDAYA Analisis efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan dengan membandingkan antara hasil capaian kinerja dengan anggaran yang diserap. Tahun 2016 BPBD mendapatkan pagu anggaran Rp.19.398.762.000,00 untuk melaksanakan 7 program kerjanya. Dari pagu anggaran tersebut terealisasi Rp. 18.394.685.482 dengan prosentase penyerapan 94,82 %. 3.1.6 ANALISIS PROGRAM/KEGIATAN YANG MENUNJANG KEBERHASILAN ATAUPUN KEGAGALAN PENCAPAIAN PERNYATAAN KINERJA Secara umum program/kegiatan BPBD tahun 2016 menunjang keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja Utama. Terbukti tingkat penyerapan anggaran seluruh program/kegiatan mencapai 94,82%. Indikator kinerja utama yang mencapai capaian 100% atau lebih antara lain: 1. Prosentase kecukupan administrasi perkantoran; 2. Prosentase sarana prasarana aparatur dalam kondisi layak fungsi; 3. Prosentase korban bencana yang dapat tertangani pada masa tanggap darurat; 4. Jumlah bantuan logistic bagi korban bencana; dan 5. Prosentase sarana prasarana yang terbangun kembali pascabencana. Diantara capaian di kelima indikator kinerja utama tersebut, indikator kinerja yang mencapai lebih dari 100% adalah prosentase sarana prasarana yang terbangun kembali pascabencana, yaitu 118,18%. Hal ini terjadi karena pada 14

tahun 2016 BPBD memperoleh dana hibah rehabilitasi dan rekonstruksi dari Pemerintah untuk pembangunan 3 buah sabo dam yang rusak pascaerupsi Gunungapi Kelud tahun 2014. No 3.2 REALISASI ANGGARAN Pencapaian sasaran strategis kinerja BPBD tahun 2016 dituangkan dalam tujuh (7) program yang dijabarkan menjadi beberapa kegiatan. Program kerja BPBD tahun anggaran 2016 antara lain: 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantora; 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur; 4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan; 5) Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana; 6) Program Kedaruratan dan Logistik; dan 7) Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Tahun 2016 BPBD mendapatkan pagu anggaran Rp.19.398.762.000,00 untuk melaksanakan 7 program kerjanya. Dari pagu anggaran tersebut terealisasi Rp. 18.394.685.482 dengan prosentase penyerapan 94,82 %. Selain pagu anggaran dari daerah, pada tahun 2016 BPBD mendapatkan bantuan hibah kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi pasca bencana Rp. 10.107.387.000 dari BNPB. Bantuan hibah tersebut terealisasi Rp. 9.991.570.500,00 atau sebesar 98,85%. Bantuan hibah ini dilaksanakan selama 12 bulan sejak dana diterima di kas umum daerah pada tanggal 24 November 2016, digunakan untuk pembangunan sabo dam Kali Kebo, sabo dam Kali Jari I dan sabo dam Kali Jari II. Adapun rincian realisasi anggaran tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 3.4. Program/Kegiatan 1 Program Pelayanan administrasi perkantoran Penyediaan dan peningkatan administrasi perkantoran 2 Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Peningkatan sarana dan prasarana aparatur 3 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Peningkatan kapasitas dan kualitas aparatur Tabel 3.4 Realisasi Anggaran BPBD Tahun 2016 Anggaran Alokasi Biaya Realisasi Capai an % 889.060.500 736.207.882 82.81 Penyediaan dan peningkatan administrasi perkantoran dapat berjalan baik dan lancar 702.034.500 670.176.750 95.46 Terlaksananya sarana aparatur Keluaran (Ouput) Uraian Target Realisasi 12 bln 100 % 12 bln 100 % - - - - - - 15

No Program/Kegiatan dalam penanggulangan bencana 4 Program Peningkatan Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan 5 Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Pengenalan potensi bencana bagi anak sekolah di wilayah potensi bencana Kajian pengurangan resiko bencana kekeringan kec.l panggungrejo dan wonotirto Penyusunan dokumen rencana kontijensi anjur sutojayan Sosialisasi pengurangan resiko bencana Pembangunan sarana pengurangan resiko bencana Pemasangan rambu rambu peringatan longsor Pengenala dasara Anggaran Alokasi Biaya Realisasi Capai an % 25.000.000 5.975.000 23.90 Terlaksananya sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan 89.700.000 79.430.000 88.55 Jumlah peserta yang mengikuti pengenalan potensi bencana 200.000.000 199.260.000 99.63 Jumlah dokumen 150.000.000 149.310.000 99.54 Jumlah dokumen 56.000.000 41.870.000 74.77 Jumlah yang mengikuti sosialisasi 1899448000 1.853.768.000 97.60 Pengurangan resiko bencana Keluaran (Ouput) Uraian Target Realisasi 10 lap 100 % 200 anak 100 % 1 dok 100 % 1 dok 100 % 100 org 100 % 11 titik 7 titik - - - - - - 98.000.000 79.605.000 81.23 Jumlah peserta 200 org 100 % manajemen bencana 6 Program kedaruratan dan logistik Pelatihan water rescue 50.000.000 48.565.000 97.13 Jumlah peserta 60 org 100 % Pengadaan logistik 125.000.000 30.880.050 24.70 Jumlah logistic 12 bln 100 % Operasional kedaruratan 85.200.000 84.990.000 99.75 Jumlah operasional Bantuan material 410.000.000 325866300 79,68 Jumlah bantuan penanganan darurat material bencana 7 Program Rehabilitasi dan rekonstruksi Rekonstrusi sarana prasana pasca bencana Rehabilitrasi Sarana Prasaran pasca bencana Dana bantuan kegiatan, rehabilitasi rekontruksi pasca bencana DED Sungai bawah tanah kawasan KARST di kec. panggung rejo dan kec. Wonotirto 8 Program optimalisasi teknologi infomasi Publikasi informasi kebencanaan 2.959.035.000 2.710.929.000 91.62 Jumlah bencana pasca bencana 1.522.747.000 1.360.782.000 89.36 Jumlah sarana pasca bencana 10.107.387.000 9.991.570.500 98.85 30.150.000 25.500.000 84.58 Jumlah I 19.398.762.000 18.394.685.482 94.82 Sumber: BPBD Kabupaten Blitar, 2016 12 bln 100 % 11 titik 9 titik 11 titik 9 titik 16

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Sesuai dengan perjanjian kinerja dari target yang telah ditetapkan, dalam pelaksanaan program kegiatan pada tahun 2016 mencapai target 94,82 % (Anggaran kegiatan Rp 19.398.762.000,00 terealiasi Rp. 18.394.685.482,00) 2. Bantuan dana hibah rehabilitasi dan rekonstruksi sebesar Rp. 10.107.387.000,00 yang diterima pada tanggal 24 November 2016 pada akhir tahun anggaran terealisasi Rp. 9.991.570.500,00 ( 98,85%). 4.2 Rencana Kedepan 1. Rencana kerja tahunan akan disusun sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan. 2. Akan diupayakan percepatan pencapaian target yang lebih objektif sehingga dapatv dicapai secara maksimal. 3. Penanggulangan bencana lebih diupayakan pada kegiatan pengurangan risiko bencana. 17