BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Sekolah Dasar disebutkan bahwa standar kompetensi menulis untuk kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi ini, kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

2015 PENERAPAN TEKNIK COPY THE MASTER BERORIENTASI SILANG WATAK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA MORAL/FABEL

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. kenyataan hal tersebut seringkali tidak terjadi. Pembelajaran menulis cerpen masih dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

I. PENDAHULUAN. itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

2014 EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TANYA-JAWAB BERBASIS MEDIA VIDEO TAYANGAN ORBIT DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. bagi guru lebih terpusat pada transformasi nilai-nilai yang terpuji dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan menulis merupakan aspek keempat dalam keterampilan berbahasa.

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dibekali kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dengan

PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah eksprimen semu (Quasi Experimental

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya Kurikulum 2013 sebagai pengembangan berbagai kompetensi

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Atas dijelaskan bahwa standar kompetensi menulis untuk kelas X untuk masing-masing semester adalah mengungkapkan pikiran, perasaan informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam berbagai bentuk paragraf dan puisi; 2) mengungkapkan informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk paragraf, teks pidato, dan cerpen. Masing-masing kompetensi dasarnya sebagai berikut. Semester I, 1) mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (narasi, deskriptif, ekspositif); 2) mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan puisi. Pada semester II, 1) mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato; 2) mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen. (KTSP Kelas X, tahun 2006). Berdasarkan kompetensi dasar di atas sangat jelas bahwa hasil pembelajaran menulis Bahasa dan Sastra Indonesia adalah siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam berbagai bentuk tulisan. Menulis adalah suatu kegiatan mengolah dan mempertimbangkan kaidah-kaidah kebahasaan serta bagaimana menyiasati tematik yang diungkap melalui bahasa tulis. Menurut Akhadiah (1994:1-2), banyak hal yang diperoleh dari kegiatan menulis oleh siswa, di antaranya melalui menulis yang terencana, mereka akan terbiasa berpikir serta berbahasa secara tertib. Hal senada dikemukakan pula oleh Tarigan (1994:1) bahwa semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Tarigan (1994:4) mengemukakan bahwa dalam kehidupan modern ini keterampilan menulis sangat dibutuhkan sehingga tidak berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri lain bagi bangsa yang terpelajar. Meskipun

2 telah disadari bahwa keterampilan menulis mutlak diperlukan dalam kehidupan modern, namun pada kenyataannya, pengajaran di sekolah-sekolah jauh dari harapan. Hasil penelitian yang telah dilakukan Suparno dan Yunus (2008:14) menjelaskan bahwa aspek pelajaran bahasa yang paling tidak disukai murid dan gurunya adalah menulis atau mengarang. Hal senada diungkapkan oleh Graves (Suparno dan Yunus, 2008:14) yang menyatakan bahwa seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis. Ketidaksukaan tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakatnya, serta pengalaman pembelajaran menulis di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat. Alasan lain seperti yang disampaikan Smith (Suparno dan Yunus, 2008:14) menjelaskan bahwa pengalaman belajar menulis yang dialami siswa disekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri. Guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya. Bahkan menurut Alwasilah dan Alwasilah (2005:5) pembelajaran menulis tersebut sering dipersulit oleh mahasiswa dan dosen sendiri. masalah lainnya sering juga tidak disadari oleh guru maupun siswa bahwa tujuan pembelajaran menulis adalah siswa terampil menulis. tujuan ini sering terjebak hanya pada tataran pengetahuan menulis. Kegiatan menulis pada umumnya dilakukan karena terpaksa. Keterpaksaan ini tampak dari masih rendahnya kemampuan menulis di kalangan siswa. Berdasarkan pengalaman, siswa SMA seringkali menganggap kegiatan menulis sulit. Kesulitan itu muncul terutama ketika menentukan ide, menyusun kalimat, memilih bahan, dan kekeliruan menerapkan ejaan. Selain itu, sering kali membosankan. Pengalaman kegiatan menulis seringkali mengalami kendala seperti menulis paragraf atau karangan, penulis pemula sering kesulitan menentukan ide. Menulis sebagai proses memerlukan pembimbingan sehingga diperlukan langkah-langkah yang bermakna untuk pembelajaran menulis. Dalam hal ini diperlukan teknik pembelajaran yang mengaktifkan psikomotorik, afektif, dan kognitif. Dengan demikian para siswa melakukan pramenulis sebelum pada kegiatan inti menulis. Beberapa kendala dalam kegiatan menulis diungkap pula oleh Zainurrahman (2011:217-221) bahwa kendala khusus menulis hilangnya mood untuk menulis,

3 kekurangan atau kehabisan ide, kesibukan, fluktuasi psikologis. Kendala itu ternyata dialami juga oleh siswa sekolah menengah atas. Menurut Hernowo (2003:9) mengemukakan satu teori quantum writing memberikan suatu pendekatan bahwa menulis dapat dilakukann siapa saja tanpa kemudian harus terjebak lebih dahulu dengan persoalan penyusunan kata yang baik dan benar. Menurut Bereiter dan Scardamalia (Hyland 2002:27) mengatakan yang terpenting bagi penulis pemula adalah adanya kesanggupan untuk menyampaikan isi, memberitahukan sesuatu yang mereka bisa ingat berdasarkan tugas, topik, dan genre (model knowledge-telling). Berdasarkan permasalahan yang yang telah dikemukakan di atas, salah satu faktor ketidakberhasilan peningkatan keterampilan menulis di sekolah adalah kurang kebermaknannya model atau pendekatan dan teknik pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran menulis, khususnya pembelajaran menulis. Oleh karena itu, perlu ditemukan sebuah model pembelajaran yang paling tepat dan dapat mendorong minat siswa untuk meningkatkan kemampuan menulis. Untuk tujuan itu, tulisan yang akan dikembangkan disini adalah peningkat kemampuan siswa dalam menulis deskriptif. Peningkatan kemampuan siswa ini dilakukan melalui model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic). Caranya dengan memanfaatkan media audio, visual dan pemanfaatan kecenderungan gaya belajar yang ada pada siswa di dalam mengolah bahan pelajaran. Melalui model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) diharapkan dapat merangsang ide-ide dan imajinasi siswa pada saat menulis. Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) juga dapat membantu siswa membangkitkan keterampilan menulis siswa sehingga kendala-kendala khusus yang dirasakan dapat diatasi dengan tepat. Berkaitan dengan uraian di atas, guru dituntut untuk melakukan perubahan dan pembaharuan dalam proses pembelajaran. Pada umumnya guru harus mampu berperan sebagai fasilitator dan moderator pembelajaran yang kreatif sedangkan siswa berperan sebagai agen pembelajar yang aktif.

4 B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi dua masalah yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan menulis siswa di antarnya sebagai berikut. a. Kegiatan menulis selama ini masih dilakukan dengan terpaksa. Hal ini dikarenakan kesulitan siswa dalam menentukan ide atau gagasan, memilih bahan, dan menyusun kalimat. b. Kurangnya minat siswa untuk melakukan kegiatan menulis khususnya dalam pembelajaran menulis dikarenakan kurang kebermaknannya model atau pendekatan dan teknik pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran menulis oleh guru. c. Model pembelajaran menulis yang digunakan oleh guru seringkali kurang tepat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah profil kemampuan menulis deskriptif di kelas eksperimen? 2. Bagaimanakah profil kemampuan menulis deskriptif di kelas kontrol? 3. Bagaimanakah sintak model pembelajaran dengan model VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis deskriptif di kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul? 4. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis deskriptif siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mendeskripsikan sejauh manakah kemampuan menulis siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul dengan menggunakan model pembelajaran VAK ( Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis deskriptif. Adapun tujuan penelitian secara khusus sebagai berikut.

5 1. Mendeskripsikan profil kemampuan menulis deskriptif di kelas eksperimen. 2. Mendeskripsikan profil kemampuan menulis deskriptif di kelas kontrol. 3. Menggambarkan sintak model pembelajaran dengan model VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis deskriptif di kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul. 4. Menggambarkan hasil peningkatan Kemampuan menulis deskriptif siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang bersifat teoretis maupun yang bersifat praktis. 1. Manfaat teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai teoriteori atau prinsip-prinsip dasar di dalam pembelajaran menulis deskriptif khususnya, dan model pembelajaran pada umumnya serta dapat menambah pengetahuan guru mengenai model pengajaran yang efektif dalam pembelajaran menulis deskripsi. 2. Manfaat praktis Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah menemukan teknik yang tepat dan efektif yang dapat digunakan oleh para pendidik dalam rangka menggali potensi yang dimiliki oleh para siswa serta meningkatkan daya nalar siswa sesuai dengan kemampuan berpikirnya masing-masing. Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses, dan kualitas hasil belajar mengajar. F. Anggapan Dasar Anggapan dasar merupakan titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima. Penelitian ini dilandasi oleh anggapan dasar (asumsi) sebagai berikut. 1. Visual, audio, dan kinestetik merupakan tiga modalitas yang dimiliki setiap manusia. Tiga modalitas tersebut merupakan tipe gaya belajar seseorang dalam memperoleh materi yang diajarkan.

6 2. Model VAK (Visualization, Audiotory, Kinestetic) merupakan salah satu model pembelajaran yang memanfaatkan gaya belajar seseorang dengan mengkombinasikan ketiga modalitas yang dimiliki setiap manusia yaitu melihat, mendengar, dan bergerak. Dengan tujuan agar gagasan/ide, pikiran, dan perasaan tertuang serta tergambarkan dengan jelas. 3. Segala hal yang diperoleh seseorang dari hasil visual, audio, dan kinestetik dapat diceritakan oleh seseorang dalam berbagai media bahasa, baik lisan maupun tertulis. Dengan demikian kemampuan menulis seseorang dapat didasarkan atas pengalaman hasil visual, audio, dan kinestetiknya. G. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara dari jawaban penelitian. Adapun hipotesis kerja penelitian ini, penulis rumuskan sebagai berikut. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul yang diberikan perlakuan berupa model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam kegiatan menulis deskriftif dengan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul yang tidak diberikan perlakuan berupa model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dengan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul. H. Metode dan Teknik Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi (quasi experimental research). Metode penelitian eksperimen kuasi yang digunakan sebagai penelitian yang mendekati penelitian eksperimen. Metode penelitian ini dilakukan dengan mengadakan percobaan (uji coba), sehingga data yang diperoleh dalam penelitian diambil berdasarkan hasil uji coba. Dengan tipe rancangan pemasangan subjek melalui tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (The Matching Only Pretest-Posttest Control Group Design), rancangan ini melibatkan dua kelompok secara purposive sample. Kelas eksperimen (KE) diberi perlakuan dalam pembelajaran menulis

7 dengan model pembelajaran dengan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dan kelas kontrol (KK) diberikan perlakuan dalam pembelajaran menulis tanpa model pembelajaran model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic). Metode eksperimen tergolong dalam analisis deskriptif kuantitatif yang membutuhkan perhitungan statistik guna membuktikan dugaan atau hipotesisnya. Teknik penelitiaan adalah cara-cara yang digunakan dalam suatu penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan. Adapun teknik penelitian yang digunakan pada penelitian sebagai berikut. 1. Teknik Uji Coba Teknik ini digunakan dalam rangka mengujicobakan pembelajaran menulis deskriptif dengan menggunakan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul. 2. Teknik Tes Teknik tes yang digunakan yaitu prtes dan postes. Postes dilakukan untuk mengetahui kemampuan sebelum siswa menerima pembelajaran menulis deskriptif. I. Definisi Operasional Variabel penelitian ini memfokuskan keefektifan model pembelajaran VAK ( Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis paragraf deskriptif. Variabel ini terdiri atas variabel bebas dan terikat. 1. Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) adalah kegiatan belajar yang memanfaatkan alat indra dan memperhatikan keefektifannya. Model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) ini memperhatikan gerakan tubuh atau aktivitas yang berlangsung melalui menyimak, berbicara, yaitu dengan berargumentasi, berpendapat, dan menanggapi serta menggunakan indra mata untuk mengamati, menggambarkan. Dengan demikian diharapkan siswa dapat berkonsentrasi, berlatih menggunakan nalar, membangun ide, memecahkan masalah serta dapat menerapkannya.

8 2. Pembelajaran menulis deskriptif adalah proses kegiatan berbahasa secara produktif yang menggambarkan suatu objek berupa gambar, ruang, dan situasi secara rinci dan jelas. Pembaca seolah-olah melihat dan mengalami secara langsung. 3. Kemampuan menulis deskriptif adalah kemampuan seseorang mengungkapkan gagasan/ide, perasaaan, dan informasi dengan menggambarkan secara rinci dan jelas terhadap objek yang diamati. Berdasarkan definisi operasional di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keefektifan model pembelajaran VAK (Visualization Audiotory Kinestetic) dalam pembelajaran menulis deskritif ialah kegiatan belajar yang memanfaatkan alat indra untuk berkonsentrasi, berlatih menggunakan nalar, membangun ide, memecahkan masalah terhadap suatu objek berupa gambar, ruang, dan situasi secara rinci dan jelas. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang Kidul Tahun pelajaran 2012/2013.