BAB I PENDAHULUAN. energi yang besar dan dampak samping terhadap lingkungan. Maka WMA dan CMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bahan pengikat agregat agar lapisan perkerasan kedap air.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi berlebihan (overload) atau disebabkan oleh Physical Damage Factor (P.D.F.)

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK LABORATORIUM CAMPURAN AC-BC METODA WARM MIX DENGAN ASBUTON DAN FILLER ZEOLIT

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun makin meningkat. Laston (Asphalt Concrete, AC) yang dibuat sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK MARSHALL DENGAN BAHAN TAMBAHAN LIMBAH PLASTIK PADA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Jalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN WARM MIXED ASPHALT

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

PEMANFAATAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA WARM MIX ASPHALT (WMA) UNTUK LAPIS PERKERASAN JALAN (AC-WC) DI KOTA PALANGKA RAYA (LANJUTAN STUDI SEBELUMNYA)

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. aspal optimum pada kepadatan volume yang diinginkan dan memenuhi syarat minimum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal.

PENGARUH PENAMBAHAN LATEKS PEKAT PADA CAMPURAN ASPAL BETON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH SAMPAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

ANALISIS KORELASI ANTARA MARSHALL STABILITY DAN ITS (Indirect Tensile Strength) PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL. Tugas Akhir

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC

TUGAS AKHIR EVALUASI KINERJA FILLER ASBUTON DALAM CAMPURAN MORTAR HOT ROLLED ASPHALT. Oleh : Erwin Wisnu Wardana Ragil Purwanto

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK CAMPURAN HOT MIX ASPAL UNTUK LAPISAN PERMUKAAN AC-WC DENGAN STANDAR KEPADATAN MUTLAK

Lampiran Perhitungan Pengujian Aspal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN LASBUTAG (LAPIS ASBUTON AGREGAT) CAMPURAN HANGAT

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pertambahan jumlah penduduk yang terjadi secara konsisten di Indonesia dari

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

: 1. Ir. Nurlely, M.Sc 2. Lulusi, ST,.M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. disektor ekonomi, sosial budaya, politik, industri, pertahanan dan keamanan.

BAB I PENDAHULUAN. Jalan sebagai prasarana transportasi adalah salah satu faktor yang sangat

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

BAB III LANDASAN TEORI

OPTIMASI KADAR ASPAL BETON AC 60/70 TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL PADA LALU LINTAS BERAT MENGGUNAKAN MATERIAL LOKAL BANTAK PROYEK AKHIR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

TUGAS AKHIR. KARAKTERISTIK CAMPURAN AC-WC dengan ASPAL Pen.60/70 MODIFIER BUTON NATURAL ASPHALT (BNA) dan BAHAN STABILIZER NATURAL FIBER (JERAMI)

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH SERBUK BESI TERHADAP CAMPURAN ASPAL PANAS JENIS AC-WC

PENGARUH PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (AC-BC)

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di Yogyakarta. Pembangunan hotel, apartemen, perumahan dan mall

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan sarana transportasi, salah satunya adalah jalan. Jalan merupakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Company Profile 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

BAB III LANDASAN TEORI

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DAN PERBANDINGAN STABILITAS ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN LASTON

ANALISA BAHAN TAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE ( FIBER PLASTIC BENESER ) PADA CAMPURAN ASPAL BETON TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PERBANDINGAN PARAMETER MARSHALL BETON ASPAL STANDAR DENGAN BETON ASPAL HASIL PEMANASAN ULANG AMRI NOVRIANTO

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SOL PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT (204M)

VARIASI PERENDAMAN PADA CAMPURAN BETON ASPAL TERHADAP NILAI STABILITAS MARSHALL

BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN ALAMI LATEKS (GETAH KARET) TERHADAP KINERJA MARSHALL ASPAL PORUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makin hari makin panas ya di Indonesia, masih banyak penggunaan teknologi di Indonesia yang tidak ramah lingkungan, seperti hal nya dalam konstruksi jalan raya di Indonesia yang masih banyak menggunakan hot mix Asphalt, sedangkan untuk di luar negeri sendiri (AS, EROPA dan AFRIKA) telah menggunakan teknologi yang ramah lingkungan,yaitu Warm Mix Asphalt. Sedikit informasi tentang Warm mix asphalt (campuran aspal hangat), Metode pencampuran aspal dapat dibedakan menjadi 3 kategori yakni pencampuran panas (HMA), pencampuran hangat (WMA), dan pencampuran dingin (CMA). Metode yang paling umum digunakan saat ini adalah pencampuran panas, karena karakteristik akhir campuran yang memenuhi persyaratan perkerasan. Namun untuk beberapa alasan, pencampuran aspal panas (HMA) dianggap memiliki dampak negatif karena kebutuhan energi yang besar dan dampak samping terhadap lingkungan. Maka WMA dan CMA adalah cara lain pencampuran aspal yang mengizinkan proses pencampuran dengan suhu yang lebih rendah atau tanpa pemanasan sama sekali. WMA diproduksi pada suhu 100 C-140 C, sedangkan CMA diproduksi tanpa proses pemanasan sama sekali. Namun pada karakteristik akhir CMA sangat rentan terhadap proses pencampurannya. WMA diharapkan dapat menjadi jalan tengah antara HMA dan CMA untuk mendapatkan karakteristik campuran memenuhi syarat. I - 1

Campuran aspal hangat (WMA) adalah campuran perkerasan yang proses pembuatan dan penghamparannya pada suhu yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan HMA. Namun, dengan karakteristik perkerasan yang sama ataupun lebih baik dindingkan campuran aspal panas (HMA). Apabila HMA diproduksi pada suhu 140 C-160 C, WMA memungkinkan produksi campuran pada suhu 100 C-140 C. Pada suhu yang lebih rendah dari 100 C, campuran tersebut tergolong pada half warm asphalt. 1.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana karakteristik campuran hangat. 2. Bagaimana pengaruh lama perendaman terhadap campuran aspal hangat (warm mix) dengan bahan filler zeolit. 3. Mengetahui perbedaan nilai stabilitas dari campuran sebelum KAO dan sesudah KAO. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat filler dari bahan zeolit pada campuran aspal buton dengan: 1. Menguji karakteristik campuran Bearing Course dengan alat uji Marshall. 2. Mencari kadar aspal optimum untuk campuran Bearing Course. 3. Menguji sifat-sifat campuran karakteristik fisik pada kadar aspal optimum campuran Bearing Course dengan uji Marshall. I - 2

1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Ruang lingkup pekerjaan sebagai berikut: 1. Menguji sifat-sifat fisik agregat dan asbuton di laboratorium. 2. Menguji sifat-sifat filler seperti uji berat jenis. 3. Menguji sifat-sifat aspal seperti berat jenis, daktilitas, titik nyala, titik lembek, dan penetrasi. 4. Menguji campuran warm mix dengan uji Marshall untuk mengetahui karakteristik fisik. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pemahaman dan pengembangan mengenai campuran asbuton dengan system warm mix dengan uji marshall ditinjau dari stabilitas, kelelehan plastis dan kualitas campuran aspal dengan filler zeolit. 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian ini meliputi : 1. Studi Pustaka Memanfaatkan beberapa literatur yang berhubungan dengan tema tugas akhir yang diambil, seperti buku buku sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian, penulisan dan pengujian di laboratorium. 2. Eksperimen atau Pengujian Pengujian dilakukan dengan cara menguji langsung benda uji yang telah ditentukan sesuai dengan prosedur pengujian. Kemudian hasil yang didapat I - 3

dicatat dan di analisis. Pengujian benda uji ini dilakukan di laboratorium yang mengkhususkan untuk pengujian bahan perkerasan jalan. 1.7 Sistematika Penulisan Dengan mengacu pada petunjuk mengenai penyusunan tugas akhir, maka penelitian yang akan dilakukan ini terdiri dari lima bab dengan sistematika sebagai berikut: 1). Mengemukakan tentang informasi secara umum dari penelitian ini yang berkenaan dengan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan. 2).BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang teori-teori yang dijadikan dasar dalam analisa dan pembahasan masalah serta beberapa definisi dari studi literatur yang berhubungan dalam penulisan ini. 3). BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ini berisi uraian tentang bahan penelitian, peralatan penelitian, prosedur perencanaan penelitian, pengujian Marshall, prosedur pengujian material, kadar aspal rencana dan parameter dan formula perhitungan. 4) BAB IV HASIL DAN ANALISIS Menyajikan data yang diperoleh dari hasil pengumpulan yang diperoleh dari hasil perhitungan dan pengujian dalam penelitian ini. Selanjutnya data tersebut kemudian diolah dan dianalisa sehingga akan menghasilkan informasi yang berguna. I - 4

5) BAB V PENUTUP Dalam bab ini dikemukakan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran dari peneliti berdasarkan analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. I - 5